Author POV
Lylia membuka matanya dengan sangat hati-hati saat-sinar matahari menerpa kepalanya yang sedang dibuai mimpi indah. Ia sadar seseorang sedang menyentuh kakinya yang sedang terborgol. Pandangannya segera menuju ke arah bawah dan mendapati Dante sedang mengoleskan sejenis krim ke kakinya yang lecet dan sedikit membengkak dengan sangat fokus. Entah kenapa melihat hal itu membuat jantung Lylia sedikit berdetak malu.
"Da-"
"Jangan bergerak sayang. Tetaplah rebahan seperti tadi." Sela Dante saat Lylia berusaha duduk.
Author POVMobil mewah Bobby membawa ketiga pria dewasa itu menuju ke kantor Dante yang ramai dengan para pegawai kantor yang tampak berlalu lalang di sekitarnya. Ted segera turun setelah bodyguard Nico membukakan pintu mobil itu untuknya. Ted mengekori Nico dan Bobby yang berjalan terlebih dulu di depannya. Mereka masuk ke dalam gedung dan menuju ke lantai khusus tempat para penjaga berkumpul.Saat pintu lift terbuka, serentak semua bodyguard yang bertugas hari itu segera menunduk saat melihat sang tuan muda berada di hadapannya. Mereka memberikan salam hormatnya kepada satu-satunya penerus kerajaan Prime. Nico dengan acuhnya melenggang melewati mereka tanpa berniat membalas sapaan itu dan memasuki satu ruangan yang Nico paham betul ruangan itu milik siapa."Eugene!!" Teriaknya saat pintu di buka.Eugene dengan santainya menatap sang tuan muda, seolah tidak kaget akan dikejutkan dengan kedatangan anak dari majikannya. Tentu saja karena Eugene selalu memantau pergerakan yang paling men
Author POVKeesokan harinya, Lylia yang terus menatap Dante yang sedang fokus bekerja kemudian memberanikan dirinya untuk menegur Dante karena ia sedang memikirkan sesuatu yang sangat mengganggunya belakangan ini. Lylia lalu merangkak dan menarik pelan kemeja Dante."Daddy..." Sela Lylia yang membuyarkan fokus Dante yang sedang bekerja dengan tabletnya."Ya, Baby?" Dante melirik Lylia."Daddy aku mau makan itu..." Lylia merengek manja."Sekarang?" Dante tersenyum smirk mendadak merasakan sesuatu yang membara."Nggak boleh?" Lylia melirik mata Dante malu-malu.Dante menyingkirkan tablet kerjanya yang sedari pagi sudah menyita waktunya."Tidak-tidak sayang. Justru ini yang Daddy tunggu-tunggu selama ini." Dante merebahkan tubuh Lylia dan ikut tidur di samping gadisnya."Eh?" Lylia menaikkan satu alisnya."I wanna eat you too, Baby Girl." Bisik Dante di telinga Lylia dengan nada sensualnya kemudian beralih menindih tubuhnya."Hah? Tunggu-" Pekik Lylia saat Dante mulai menyesapi ceruk lehe
Author POV"Buat apa Dad membeli mansion baru? Diakan sudah punya..." Nico terus menggumam sendiri.Bobby tau persis karakter sahabat kecilnya itu, dia semakin yakin gadis itu bersama dengan temannya di gedung ini. Namun dia butuh bukti yang kuat sebelum menantang sahabatnya yang ia kenal berdarah dingin itu. Sosok Kai yang berjalan tegap berhasil menghentikan segala macam pemikiran mereka. Nico kemudian keluar dan membanting pintu sebelum mengejar dan mencengkram kerah kemeja Kai."Tuan?" Kai terkejut mendapati Nicholas di hadapannya
Dante POV Lama sudah kunikmati indahnya pemandangan yang ada di dalam pelukanku saat ini. Gadisku sedang meringkuh dengan manjanya karena ketiduran setelah menonton film yang ia putar barusan. Wajah tertidurnya yang selalu damai membuat hatiku ikut merasakan kenyaman setiap melihatnya. Tidak salah aku sudah memilihnya sebagai rumahku. Seolah semua masalahku hilang begitu saja, aku tidak pernah merasa kelelahan saat bersamanya. Kuseka anak rambut yang menutupi wajahnya. Kutarik selimut untuk menutupi paha indahnya yang hanya tertutupi oleh kemejaku tanpa menggunakan pakaian dalam karena borgol yang mengikat di kakinya itu. Aku ikut memasukkan tubuhku ke dalam selimut dan berniat unt
Author POV Pintuwalking closet yang tertutup meniggalkan 2 pria dewasa yang penuh rasa emosi dan kebingungan ini untuk saling beradu kekuatan. Tubuh besar Dante berbaring lemas di lantai kayu, sedangkan Bobby sedang mencengkram kerah baju Dante dan mengapit tubuh besar pria itu dengan kedua pahanya. "Jangan pernah.. Mempermainkan.. Perasaan.. Anak itu!" Bobby terus menghajar Dante di setiap kata katanya.
Author POVDi satu sisi, Ronan yang sedang sibuk dengan pekerjaannya dikejutkan dengan kehadiran Marie, anak sulungnya, di kantornya. Ronan terlihat cukup senang dan tetap menyambut anak sulungnya itu dengan kondisi tangan terbuka."Marie, kapan kau pulang?" Tanya Ronan mencoba bersikap ramah.Marie hanya diam dan menjatuhkan dirinya dengan kasar di sofa tamu yang ada di ruang kerja Papanya sambil melipat kedua tangannya.
Lylia POV Samar kudengar suara bariton beberapa orang sedang berbincang di telingaku. Meski tidak dapat kutangkap dengan jelas apa yang mereka sedang bicarakan, suara berat yang terus mengganggu telingaku itu memaksa mataku untuk terbuka. Dan lagi-lagi, aku berada di tempat yang masih bisa kuingat dengan jelas ini di mana. Bagaimana tidak, ruangan ini menjadi saksi bisu pertarungan Kai dan Alicia, serta peraduanku dengan Daddy waktu itu. Kubangunkan diriku begitu kulihat para pria itu mulai melirikku. Tanpa mencurigai apapun, mataku mengarah ke arah kakiku yang kini sudah dalam keadaan terbungkus gips yang cukup besar. Aku mengangkat alis, mencoba mengingat hal yang terjadi sebeumnya. Dan ya- Daddy... "Sakit nggak?" Sentuhan lembut Nico di bahuku membuat semua lamunanku terhenti seketika. Kucoba memusatkan seluruh pandanganku kedua mataku ke arah Ted, Nico dan Paman Bob yang terus menatapku khawatir secara bergantian
Author POVBobby tidak dapat lagi menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Sesuatu yang ia takutkan kini benar-benar terjadi. Gadis polos yang sedang baru beranjak dewasa di depannya ini menyukai pria matang yang seumuran dengannya. Dari sekian banyak pria yang lebih muda yang berada di sekitar gadis ini, kenapa harus Dante Prime? Seseorang yang berdarah dingin, kasar, egois seperti dia mampu meluluh lantahkan pertahanan gadis polos yang masih sangat muda di depannya ini.Bobby mengusap kasar wajahnya. Ia sungguh bingung harus berbuat apa lagi. Tidak mungkin baginya mengatur perasaan seseorang, terlebih ini perasaan seorang gadis yang baru mengenal cinta. Apa yang sudah Dante lakukan pada gadis ini sampai anak ini selalu memikirkannya? Apa jangan-jangan?!"Lyli.. Apa pria itu sudah mencemari tubuhmu?" Pertanyaan ambigu Bobby membuat rona merah di wajah Lylia tiba-tiba menyembul keluar.Lylia segera menutupi pipinya yang menghangat dan tentu saja, hal itu membuat emosi Bobby semakin naik ke