Happy Reading.
***
Suara demtuman musik yang begitu keras dengan lampu temeran ataupun yang terus berkelip gemerlap membuat mata terasa sakit jika melihatnya terlalu lama. Bau alkohol dan asap rokok yang begitu menyengat memekak indra penciuman.
Dilantai tiga yang tak seramai lantai bagian bawah, di lantai tiga tempat kelas VVIP dengan tempat bermain billiar yang terdapat di sana. Di ujung ruangan itu tepat di dekat tempat bermain billiar sekelompok laki-laki kini tengah bermain billar dan ada juga yang hanya sekedar meminum alkohal nya.
Suara notifikasi dari ponsel dalah satu dari mereka membuat sahabat nya yang lain ikut menoleh ke arah laki-laki itu.
"Ada chat noh Fal," ucap Aezar pada sahabatnya yang tengah bermain billiar itu membuat Falix yang di panggil segera menghentikan mainnya dan berjalan ke arah ponselnya yang berada di meja tempat Aezar, Cakra, dan Dion duduk.
Segera Falix membuat chat yang masuk setelah menggenggam ponselnya. Saat melihat chat yang masuk Falix langsung memelototkan matanya dan rahangnya yang mengeras marah melihat foto yang di kirim orang yang mengirimnya pesan itu.
Dengan segera Falix langsung menghubungi orang yang mengirimnya itu pesan, tak membutuhkan waktu lama orang itu langsung menjawab teleponnya.
"Hallo Son" sapa orang di sebrang sana dengan senyumannya.
"Dad mengapa kau mengijinkan Darla untuk datang ke pesta? dan gaun yang di gunakannya? Ayo lah Dad ada apa ini? dan siapa laki-laki itu? dan mengapa kau mengirim foto tersebut," marah Falix dengan memberondongkan banyak pertanyaan pada orang di sebrang sana yang tak lain adalah Daddy Darla.
"Ayo lahSon, putri ku terlihat begitu cantik. Lagi pula aku merasa kasihan jika harus terus melarangnya," ucap Dennis di sebrang sana membuat Falix menggeram marah.
"Bawalah dia bersama mu dan jaga dia, Dad percaya kau bisa menjaganya. Lagi pula kau selalu tega membuat putri ku sedih dan melarangnya melakukan banyak hal," ucap Dennis dengan sedikit menyindir membuat Falix semakin kesal dengan calon mertuanya itu.
"Kau melakukan ini untuk membantu Darla agar aku mengijinkannya untuk ke Indonesia bukan?" tebak Falix yang tepat sasaran membuat Dennis tersenyum geli di sebrang sana.
"Dan kau tahu? kau berhasil Dad, aku akan mengizinkannya untuk ke Indonesia dan aku akan menjaganya dengan baik," ucap Falix akhirnya. Ia tak ingin jika ia tetap melarangnya Dennis akan terus berperilaku sama dan membuat Darla dengan laki-laki lain.
"Pilihan yang tepat Son," ucap Dennis membuat Falix semakin kesal dan segera memetikan teleponnya secara sepihak membuat Dennis semakin tersenyum geli melihat kemarahan Falix. Ia memang sangat suka menggoda tunangan anaknya itu.
Setelah selesai menerima telepon Falix segera berjalan ke arah temannya dan mengambil jaket dan kunci motornya, membuat sahabatnya mengerutkan keningnya melihat Falix yang sudah akan pergi.
"Mau kemana lo?" tanya Cakra pada Falix.
"Balik," ucap Falix singkat membuat sahabatnya semakin bingung karena tak biasanya Falix akan pulang saat jam saja belum pukul dua belas malam.
"Lah tumbenan baru jam sepuluh udah mau balik," ucap Dion yang tengah bermain Billiar bersama Barra.
"Ada urusan," ucap Falix dan langsung pergi tampa menghiraukan sahabatnya lagi.
***
Falix berjalan memasuki rumahnya dengan perasaan kesal. Ia tak suka ada laki-laki lain yang mendekati gadisnya, Darla adalah miliknya dan tak boleh siapapun dekat dengan gadisnya.
"Tuan kau sudah pulang?" tanya seorang laki-laki yang merupakan asisten sekaligus orang kepercayaan Falix, Arthur.
"Cari tahu tentang laki-laki yang bersama Darla saat di pesta," perintah Falix pada Arthur membuat Arthur mengangguk tanpa bantahan.
"Baik Tuan," ucap Arthur sambil mengikuti Falix yang berjalan menuju kamar tuan mudanya itu.
"Dan besok Darla akan ke Indonesia temani aku menjemputnya dan perintahkan maid untuk membersihkan kamar di samping kamar ku, dekor kamar dengan warna pink, dan perintahkan sepuluh maid khusus untuk mengurus keperluan Darla," perintah Falix lagi sebelum masuk ke dalam kamarnya.
"Baik tuan, apa ada yang anda butuhkan lagi?" tanya Arthur yang Falix balas dengan gelengan.
"Kalau begitu saya pergi dulu tuan," ucap Arthur dan segera menunduk hormat sebelum bernar-benar pergi dari hadapan Falix.
***
"Dad kau serius?" tanya Darla masih tidak percaya dengan ucapan Dadnya membuat Dennis terkekeh mendengar pertanyaan putranya itu. Ia baru saja kembali dari kantor padahal jam masih menunjukkan pukul sebelas siang, Dennis sengaja pulang lebih awal untuk memberitahu putrinya itu kabar bahagia itu.
"Tentu, sudah Dad pastikan bukan rencana ini akan berhasil," ucap Dennies dengan bangganya membuat Darla tersenyum senang mendengarnya dan langsung memeluk Daddy nya itu.
"Ahh thank Dad," ucap Darla yang masih berada dalam pelukan Daddy nya.
"Sebenarnya Dad sulit melepasmu tapi untuk kebahagianmu Dad harus bisa," hembusan napas leleh terdengar dari Dennis, pasti sangat sulit melepaskan putri satu-satu nya yang begitu manja itu untuk pergi jauh darinya.
"Jangan berbicara seperti itu Dad, kau membuatku sedih," ucap Darla dengan mengerucutkan bibirnya lucu.
"Baiklah sekarang kau harus bersiap untuk penerbangan mu," ucap Dennis membuat Darla mengangguk semangat dan langsung berlari menuju kamarnya menghiraukan Mommy dan Daddy nya yang hanya bisa menggeleng melihat tingkah anak nya itu.
Namun baru saja menaiki anak tangga Darla kembali berjalan ke arah kedua orang tuanya membuat kerutan di dahi kedua orang tuanya yang bingung.
"Ada apa hm?" tanya Alberta menatap bingung anaknya itu.
"Kapan jam terbang ku?" tanya Darla pada kedua oarng tuanya.
"Bagaimana jika jam empat empat pagi?" tanya Mommy nya yang langsung di balas anggukan semangat oleh Darla yang langsung pergi kembali berjalan menuju kamarnya.
Darla sangat tak sabar untuk menemui tunangannya itu dan Darla berniat membuatnya kesal hari ini dengan tidak menjawab panggilan dari tunangannya itu.
***
Hari ini adalah jadwal keberangkatan Darla menuju Indonesia hingga senyum tak pernah luntur dari wajah cantiknya itu. Bahkan kini mentari belum menampakkan sinarnya tapi gadis itu sudah menampakkan senyuman tanpa rasa mengantuk.
"Kau harus menjaga dirimu baik-baik," ucap Alberta sambil memeluk putrinya itu dan tanpa sadar air matanya sudah mengalir.
"Pasti Mom, Mom juga harus menjaga diri baik-baik," ucap Darla yang juga ikut menangis.
"Apa kalian akan terus menangis? Jika seperti ini lebih baik tetap lah tinggal di sini," ucap Dennis sambil menggeleng melihat kedua wanita kesayangannya itu yang menangis.
"Tidak," ucap Darla dengan mengerucutkan bibirnya membuat Daddy nya itu terkekeh.
"Nona kita harus segera berangkat," ucap Ryan yang merupakan orang kepercayaan Falix yang bertugas menjaga Darla selama di New York. Ryan juga merupakan asisten Dennis.
"Baik lah, Mom Dad aku pergi dulu," ucap Darla dan setelah berpamitan dengan memeluk kedua orang tuanya Darla langsung berjalan ke arah pesawat yang merupakan pesawat pribadi miliknya.
***
Thank For Reading.
Hai semua. Salam kenal all.
Aku penulis baru di Goodnovel tapi semoga kalian suka sama karya aku yang satu ini. Jangan lupa buat vote dan koment ya guys. Maaf kalo feel gak dapet dan banyak typo.
Kalau mau tahu karya aku yang lain kalian bisa cek ig aku @wphilmiath_
See You Next Part All
Happy Reading. *** Suara teriakan dari para siswi terdengar memekakkan telinga, semangat yang mereka berikan untuk para tim basket yang sedang berlatih di lapangan dengan menyebutkan nama idola mereka masing-masing. Nama Falix terus mereka teriakkan untuk mendukung kapten tim basket tersebut. Hingga suara peluit dari pelatih mereka mengambil alih menandakan waktu istirahat untuk tim basket berlatih. Lapangan kini terlihat sangat penuh meskipun saat ini adalah jam istirahat, mereka para siswi lebih memilih untuk memenjakan mata mereka dari pada memanjakan perut mereka. Di pinggir lapangan anggota basket kini tengah istirahat begitupun Falix yang kini tengah mengecek ponselnya. Minuman yang berada tepat di depan wajahnya membuat Falix mendongakkan kepalanya melihat siapa yang membawakannya minuman. Hingga ia tahu yang membawakannya minuman adalah Kyla adik kelasnya yang belakang ini sering membawaknnya minuman saat latihan, adik kelas yang tak sengaja ia antarkan pelung karena meras
Happy Reading.***Seorang maid kini tengah membantu Darla memakai dasi nya setelah maid lain tadi membantunya dengan segela keperluannya kini gadis itu telah terlihat sangat cantik dengan seragam sekolahnya. Kini untuk pertama kali ia akan sekolah di sekolah formal setelah sebelumnya hanya homeschooling.“Kau sudah siap Queen?” tanya Falix yang sudah rapih dengan seragamnya yang membalut tubuh indahnya itu.“Sudah, ayo kita pergi,” ajak Darla dengan senyumannya dan segera berjalan ke arah Falix dan merangkul tangan Falix lalu mencium bibir Falix singkat. Falix membalasnya dengan senyuman sambil mengelus puncak kepala gadisnya itu sayang.“Tidak sebelum kau sarapan Queen, ayo kita sarapan dulu,” ajak Falix dan segera menggiring Darla untukl turun menggunakan lift yang berada tak jauh dari kamar mereka di ikuti dengan pelayan Darla yang membawakan tas
Happy Reading. *** Kantin yang sudah sangat ramai kini semakin ramai dengan bisikan dan pujian saat orang yang mereka kagumi datang, tak hanya itu bukan hanya karena sang pangeran datang dengan gagahnya tapi juga karena gadis cantik yang kini datang bersama pangeran mereka. Pangeran itu adalah Falix yang datang ke kantin bersama dengan Darla di sampingnya yang ia rangkul begitu posesif membuat banyak penghuni kantin bertanya-tanya siapa gadis cantik itu. Kabar Falix yang menjemput Darla ke kelasnya juga sudah menyebar membuat mereka semakin penasaran tentang siapa gadis yang bersama Falix. Sebelumnya Falix tak pernah terlihat dekat dengan seorang gadis keculai Kyla, itupun Falix hanya sekedar menerima kehadiran Kyla di dekatnya tanpa mau repot sekedar berbicara pada gadis itu, walau begitu masih saja banyak yang mengira jika Kyla dan Falix memiliki hubungan. Falix segera menggiring Darla menuju meja bagian tengah di mana biasanya anak-anak populer duduk. Tak ada yang berani untuk
Happy Reading. *** Darla kini tengah sarapan di meja makannya seorang diri di temani beberapa maid yang menunggunya dan juga dua bodyguard yang menjaganya, hari ini Darla harus berangkat kesekolah hanya bersama Ryan dan beberapa bodyguard yang berjaga. Pasalnya Falix sudah berangkat lebih dulu mengingat hari ini mereka akan ada latihan lebih awal karena dua minggu lagi akan ada latihan gabungan. Setelah selesai dengan sarapannya dengan segera Darla keluar dari Mansion besar tersebut dengan para maid dan bodyguard yang mengikuti di belakangnya. Di depan mobil Mercedes sedan mewah berwarna hitam sudah terdapat Ryan yang menunggunya. “Sudah lama menunggu Ryan?” tanya Darla sekedar berbasa-basi pada Ryan yang tentu saja sudah lama menunggunya. “Tidak nona,” ucap Ryan dengan senyumannya lalu membukakan pintu penumpang untuk Darla mempersilahkan atasannya itu untuk masuk. Setelahnya perjalanan hanya di isi dengan keheningan saja hingga setelah menempuh perjalanan selama lima belas meni
Happy Reading. *** Setelah pelatih membunyikan peluit tanda istirahat dengan segera anggota tim menuju pinggir lapangan untuk beristorahat dengan menselonjorkan kakinya. Falix mengatur napasnya membiarkan keringat membasahi tubuhnya. Falix mendongakkan kepalanya saat melihat dua minuman dingin menjulur kedepan wajahnya, kedua gadis yang kini berdiri di depannya terlihat tersenyum begitu leber membuat Falix membalas senyum salah satu dari mereka lalu mengambil botol miniral tersebut. “Sini duduk,” ucap Falix sambil menarik salah satu gadis yang tak lain adalah Darla. Gadis lainnya yang tak lain adalah Kyla menatap marah hal itu lalu ia segera pergi dari sana. “Lapin,” ucap Falix sambil menyodorkan handuk kecilnya pada Darla yang langsung di terima oleh gadis itu dengan senyumannya lalu ia mulai mengelap wajah Falix yang penuh keringat. “Gila kak Falix ganteng banget,” “Itu cewek siapa woy?" “Lah gue kira Falix pacar Kyla,” “Murid baru ya? Cantik gila” “Itu ngapain sosweet gitu
Happy Reading. *** Sore hari yang begitu indah untuk dua pasang kekasih yang kini tengah menonton tayangan di depannya. Darla begitu serius dengan film di depannya sambil sesekali memakan cemilan yang berada di palukannya. Sedangkan Falix laki-laki itu bukannya fokus menonton tv ia malah fokus menonton Darla yang tengah duduk di depannya di antara kakinya. “Wah bukankah itu begitu keren,” ucap Darla mengagumi agedan action di depannya karena memang kini mereka tengah menonton film action dari negeri gingseng. Falix yang melihatnya hanya bisa tersenyum melihat tingkah menggemaskan dari kekasihnya itu. Saat mereka tengah fokus menonton suara dering dari ponsel Falix membuat mereka mengalihkan fokusnya. Setelah melihat jika Dion yang meneleponnya membuat Falix segera menjawab panggila tersebut. “Kenapa?” tanya Falix pada sahabatnya itu saat panggilan sudah terjawab. “Jadi nongkrong kan tar malem?” tanya Dion di sebrang sana, mereka memang memiliki rencana untuk nongkrong. “Liat tar
Happy Reading. **** Darla semakin menempelkan dirinya pada Falix saat memasuki tempat dengan suara musik yang begitu memekakkan telinga dan bau asap rokok serta bau alkohol yang begitu menyengat. Falix yang juga tidak suka jika gadis nya itu harus bersentuhan dengan laki-laki lain langsung melepaskan rangkulan Darla lalu ia mulai memeluk Darla dari belakang untuk melindungi gadis nya itu, tak jarang Falix harus menepis dan mendorong orang yang menghalangi jalan mereka. Falix terus berdecih dengan kesal melihat semua itu. Falix segera mengajak Darla menuju lantai tiga di mana sahabatnya itu berada, dan saat mereka sampai di sana ternyata sudah ada sahabat Falix juga Kyla cs, mereka tengah bercanda entah apa yang sedang mereka tertawakan. “Nah itu si Falix udah datang,” ucap Aezar membuat yang lainnya ikut menoleh. Kyle yang melihat Darla juga ikut memutar matanya kesal melihat keberadaan gadis itu yang selalu saja menempel pada Falix. “Nah udah lengkap nih, main dare or dare
Happy Reading. *** Darla baru saja selesai dengan acara bersiapnya dengan bantuan maid yang sudah di perintahkan untuk mengurus dan membantu keperluan Darla. Kini gadis itu sudah cantik dengan rambutnya yang di gerai menjuntai indah di tambah jepit kupu-kupu yang menghiasi di sisikanan. “Hey apa tuan putri sudah selesai bersiap?” suara seorang wanita yang begitu lembut membuat Darla dengan segera menoleh kebelakang hingga mendapati ibu Falix yang tengah tersenyum ke padanya. Wanita cantik yang berumur tiga puluh sembilan itu masih terlihat begitu muda dan cantik. “Mommy,” ucap Darla dengan semangat dan langsung memeluk wanita cantik itu. “Aku begitu merindukanmu Mom,” ucap Darla mengeratkan pelukannya. “Mom juga sangat merindukan mu,” ucap Linda dengan senyumannya sambil melepaskan pelukannya dari Darla. “Kau semakin cantik sayang,” ucap Linda membuat Darla tersenyum malu mendengar ucapan Linda. Mereka memang sudah sangat dakat dan bahkan keluarga Falix sudah menganggap D
Happy Reading. *** Sudah dua hari Falix menyekap Darla di kamar gadis itu. Dan sudah dua hari juga kejadian tersebut berlalu. Kini keadaan Barra masih koma paska oprasi saat itu. Akibat pendarahan yang terus menerus dan Barra yang hampir kehabisan darah laki-laki itu harus menjalankan oprasi dan hingga kini laki-laki itu belum sadarkan diri. Semuanya masih menunggu dengan cemas bagaimana keadaan Barra selanjutnya, doa tak pernah lepas dari mereka yang terus berdoa akan kesembuhan Barra. Yang kini mereka harapkan adalah kesembuhan Barra. Untuk Dino dan Dian, kini kedua orang itu harus melaksanakan penjara di rumah dan tidak di bolehkan melakukan perjalanan jauh. Semua itu karena Dian yang masih di baru saja berumur tujuh belas tahun hingga orang tuanya meminta keringan begitupun dengan Dino yang masih sembilan belas tahun. Saat usia mereka memasuki dua puluh satu tahun maka akan di lakukan persi
Happy Reading. *** Menatap kesekeliling dengan tatapan menerawang, kini Darla merasa merasa bingung dengan tampat yang ia tempati saat ini. Kini ia bukan lagi berada di sebuah gedung kosong tapi berada di sebuah kamar. Tangannya tak lagi terikan begitupun kakinya namun di kamar ini seperti tak ada cara untuk keluar. Darla sudah mengelilingi kamar itu dan pintu sudah di kunci, jendela pun sudah di kunci mati. Bisa Darla tebak saat ini ia tengah berada di ketinggian saat melihat di jendala dan kamar ini memiliki tinggi yang lebih tinggi dari pohon besar di bawahnya. Suara kunci di buka membuat Darla mengalihkan pandangannya yang semula tertuju pada jendela kini teralihkan oleh seorang laki-laki yang memasuki kamar tersebut yang tak lain adalah Dino.
Happy Reading. *** "Lo serius?" tanya Cakra yang masih tak percaya akan info yang baru saja ia terima dari Falix. "Apa ada untungnya kalo gue ngarang cerita?" tanya Falix dengan begitu sinis. Mereka semua menggeleng memang tak ada untungnya bagi Falix untuk mengarang cerita. Lagi pula untuk apa Falix melakukan itu? Tentu saja itu bukanlah hal yang patut untuk di karang. "Jadi kita bener-bener kehilangan Dion?" tanya Barra dengan senyuman sendunya. Kini mereka memang tengah membicarakan tentang Dion. Lebih tepatnya Falix yang tengah bercerita dan memberikan info tentang siapa sebenarnya Dion yang kini bersama mereka, dia bukanlah Dion dari Dino kembaran Dion yang m
Happy Reading. *** Darla mengerjampak matanya berkali-kali merasakan silau yang masuk ke dalam matanya, ia begitu merasa asing dengan tempat nya saat ini. Melihat ke sekeliling ia pikir kini ia tengah berada di sebuah gedung tak terpakai di lihat dari bagaimana kondisi gedung yang ia tempati saat ini. Bisa gadis itu rasakan kini tangan dan kakinya teringat dan di ruangan yang begitu luas itu hanya terdapat satu kursi yang kini ia duduki, tak ada penerangan selain mentari yang masuk melalui jendela yang berada begitu tinggi. Sebisa mungkin Darla berusaha melepaskan tangannya dari ikutan yang begitu menyakitinya bahkan bisa ia tebak kini tangannya sudah memerah dan memar at
Happy Reading. *** Pukulan yang begitu keras Falix dapatkan dari ayahnya, tadi saat ia baru saja sampai di rumah bersama dengan Ryan dalam ke adaan berantakan dan memar serta luka di wajahnya tak ia sangka ternyata orang tuanya yang jarang pulang itu sedang ada dirumah. Saat Falix dan Ryan sampai di rumah, ibu Falix langsung menanyakan ada apa dengan wajah Falix serta Ryan dan di mana Darla? "Apa kau gila mengajak Darla ke club malam?" tanya Hanry sambil memberikan pukulan mentah pada Falix yang hanya bisa terdiam menerima setiap pukulan yang di dapatnya dari ayahnya yang terus melampiaskan amarahnya pada dirinya. "Lihatlah apa yang sekarang kau dapat Falix," ucap Hanry yang kembali memberikan pukulan untuk Falix yang hanya terdiam. Ryan yang melihat itu ingin membant
Happy Reading. *** "Tar malam ke club kuy dah lama nih gak kumpul di sana sambil main billiard," ajak Dion dengan begitu bersemangat. Kini mereka tengah berada rooftop sambil sebat, rooftop memang selalu menjadi tempat yang pas bagi mereka untuk menghisap sebatang rokok yang mengandung nikotin tersebut. Kini hanya ada kelima laki-laki tersebut mengingat gadis mereka sudah pulang lebih dulu karena kini para laki-laki itu harus mengikuti jam pelajaran tambahan. "Yuk lah udah lama nih," kompor Cakra yang juga terlihat begitu bersemangat mengingat mereka sudah sangat lama tidak nongkrong bersama. "Ok deh tar malam, tapi gue ngajak Darla," ucap Falix memberitahu sahabat nya jika ia harus mengajak tunangannya itu.
Happy Reading. *** Mobil Sport dengan berbagai merk kini terparkir dengan begitu rapih di parkiran FHS bahkan kini parkiran tersebut sudah seperti parkiran milik dari pemilik dari kelima mobil mewah yang kini berjejer dengan rapih tersebut. Bagai tak ada yang berani dan mau mendekat pada jajaran mobil dengan harga fantastis tersebut. Siapa yang berani mendekati mobil mewah yang bahkan mobil sekelasBugatti Veyron La Voiture Noire juga berada di sana? jika mereka mendekati mobil itu dan menggoresnya sedikit saja mungkin mereka harus merelakan banyak uang mereka hanya untuk goresan kecil. Mobil limited edition yang hanya di produksi pada tahun 2019 dengan harga mencapai 271 Miliar itu pasti akan membuat mereka melongo dengan hanya karena goresan kecil. Bahkan tak a
Happy Reading. *** Falix dan Darla kini berjalan beriringan menuju kelas Darla setelah mereka tadi menghabiskan makan mereka di ruang khusus pemilik sekolah. Saat Falix dan Darla tengah berjalan sambil bercanda Darla tak sengaja menabrak seorang laki-laki dengan hoodie hitam yang laki-laki itu gunakan. Darla hampir saja jatuh ke lantai andai Falix tak menahannya, Falix menatap datar ke arah laki-laki tersebut dengan tatapan tajamnya yang siap membunuh kapan saja. "Darla? maafkan aku, aku sungguh tak sengaja," ucap laki-laki tersebut membuat Darla mengangguk dan tersenyum pada laki-laki tersebut. "Tak apa Daniel ini juga salahku yang tak melihat jalan," ucap Darla pada laki-laki yang menabraknya yang tak lain adalah
Happy Reading. *** Kini seluruh FHS di buat gempar akan ke hadiran Dion ke sekolah dengan sahabatnya, laki-laki itu telihat begitu bahagia berjalan sambil tertawa bersama sahabatnya yang lain. Namun berbeda dengan Dion dan sahabatnya kini justru para siswa-siswi di buat sangat terkejut bahkan kini mereka seperti tengah melihat hantu saja, atau mereka memang menganggap Dion sebagai hantu? mengingat yang mereka tahu jika Dion sudah tewas dan menghilang dalam kecelakaan pesawat yang terjadi saat itu. "Berasa artis gue di liatin mulu," ucap Dion dengan gaya nya yang begitu tinggi. Sahabatnya yang mendengar hal itu hanya menatap Dion dengan tajam begitupun Falix yang kini hanya menatap datar pada Dion. Ya kali ini Falix dan sahabatnya yang lain datang bersamaan walau