Tyaga sengaja meminta sopir menghentikan mobil di halte dekat kantor. Karena dia tidak ingin ada yang tahu tentang penyamarannya, maka dari itu dia bersikap seperti pegawai pada umumnya. Ya… walaupun mau berkamuflase seperti apapun tyaga tetap saja terlihat tampan. Tapi semoga saja dandannya ini bisa mengecoh orang - orang.
Setelah berjalan sekitar lima ratus meter, akhirnya tyaga sampai di kantor. Dia berjalan ke arah meja resepsionis dan bertanya. “Selamat pagi, saya ada jadwal bertemu dengan ibu dewi.” katanya dengan sopan.
“Ada keperluan apa, ya?” tanya resepsionis yang sejak merapikan dandanannya tanpa melihat ke arah tyaga.
“Saya ada wawancara hari ini.” kata tyaga sambil tersenyum sopan.
“Langsung naik saja ke lanta
Keesokan paginya, tyaga datang lebih awal ke kantor. Dia belum memperbanyak materi untuk meeting pagi ini. Jadi dia sengaja datang pagi untuk mempersiapkannya. Setelah sudah selesai memperbanyak materi itu, tyaga langsung menata semuanya di ruangan meeting.Setelah selesai pun masih belum banyak yang datang ke kantor, padahal ini sudah jam delapan lebih lima belas menit. Akhirnya tyaga membuat kopi di pantry. Setelah itu membawanya ke mejanya.Sambil menunggu yang lain datang, tyaga mengetikkan sebuah pesan untuk bianca.*Bi, apa weekend ini kau ada rencana? Apa boleh aku menghubungimu di telepon? Aku sangat merindukan suaramu, bi.*Akhirnya tyaga berani mengirimkan pesan itu pada bianca. Karena semalam mamanya sudah mengatakan tentang keinginannya pada tyaga. Sela
Akhir minggu ini terasa sangat menyenangkan bila dibandingkan dengan akhir pekan biasanya. Hari ini tyaga bisa beristirahat dirumah dan tidak perlu terus bersandiwara dengan menunjukkan senyumannya didepan banyak orang. Dia bisa menjadi dirinya sendiri di rumahnya sendiri. Apalagi hari ini bianca juga berjanji akan mengabarinya agar mereka bisa saling berbicara lewat panggilan telepon. Apa lagi yang tyaga harapkan dari kesederhanaan yang sangat membahagiakan ini?Semua terasa berjalan sesuai dengan yang dia inginkan. Pertama masalah di kantor tidak serumit yang ada dipikirannya, kedua hubungannya dengan bianca juga mulai membaik, dan yang ketiga dia akan segera lulus. Kemudian dia bisa secepatnya menyusul bianca lagi ke Amsterdam. Sangat indah bukan rencana Tuhan ini?Satu lagi yang terpenting yaitu untuk persiapan sidangnya hari senin besok juga sudah seratus
Suasana sudah kembali tenang seperti sebelumnya, tyaga sudah berhasil mengusir hama - hama yang sudah mengganggunya sejak tadi. Bisa - bisanya dia masuk perangkap bram lagi seperti ini. Sialan memang bram!!Andai saja dia bukan adik bianca, mungkin tyaga akan menghajarnya tadi.Kemudian tyaga mengetikkan pesan balasannya untuk bianca.*Biar aku saja yang menghubungimu, bi. Lima belas menit lagi kan?*Begitu isi pesan yang tyaga kirimkan pada bianca. Sedangkan bianca saat membacanya hanya bisa berjalan mondar - mandir di ruang tengahnya. Dia benar - benar khawatir dan juga gugup. Bahkan tangannya sudah dingin mungkin bisa sampai meneteskan keringat. Bianca tak pernah seperti ini sebelumnya.Padahal sebenarnya ini bukanla
Suasana sekarang cukup tegang, vero duduk sambil memperhatikan kedua sahabatnya secara bergantian dari pintu kaca ruang sidang. Dia melihat ke dalam ruangan tyaga kemudian melihat ke ruangan fareta. Dia merasa sangat gugup dan juga cemas, apalagi dia duduk disana sendirian. Jadi vero merasa semakin gelisah.Sekitar tiga puluh menit setelah sidang tyaga dan fareta dimulai, bram terlihat berjalan masuk. Ditangannya ada sebuah buket bunga iris yang berada ditengah, lalu dikelilingi bunga daisy. Ada makna tersendiri dari bunga yang khusus dipilih itu.Vero menatap bram dengan tatapan yang sulit diartikan, bram juga membalas tatapan itu namun kemudian dia menganggukkan kepalanya sebelum akhirnya duduk di kursi yang berada di depan pintu ruang sidang tyaga.Sekitar satu jam lamanya, fareta berada didalam ruang sidan
“GILA!!! SIAPA YANG NAROH INI DISINI?!!!” teriakan tyaga ini terdengar sampai ke lantai bawah.Sontak oma dan panya hanya bisa tersenyum geli setelah mendengar teriakan tyaga dari kamarnya. Bagaimana tidak sekarang ini di atas ranjangnya ada sebuket bunga yang berukuran sangat… sangat… sangat besar. Dan bunganya pun adalah rangkaian bunga tulip berwarna merah dan putih. Awalnya tyaga sempat mengerutkan kedua alisnya, namun saat melihat sebuah surat kecil diatasnya dia langsung merasa tertarik.Dia membuka surat dengan amplop berwarna merah jambu.Hay, ray…Selamat atas kelulusanmu, ya…Maaf, karena aku tidak bisa datang dan menemanimu hari ini.
Tadi setelah menyelesaikan makannya, bianca langsung menerima pesan dari bram. Adiknya itu mengatakan bahwa sekitar sepuluh menit lagi dia akan menghubunginya. Bianca pun menjawab pesannya dan mengatakan ‘ya’.Setelah itu, perasaan bianca kembali berdebar saat menunggu. Dia berjalan mondar - mandir di ruang tengahnya. Sesekali dia duduk di sofa, kemudian berdiri, lalu duduk lagi. Dan akhirnya berdiri di pinggir jendela yang biasanya diduduki saat merenung.Tak berselang lama ponselnya berdering, bianca bisa melihat nama adiknya di layar. Kemudian dia menekan tombol jawab.‘Hai, kak.’ sapa bram sambil tersenyum lebar.‘Hai, bi.’ kali ini adalah sapaan yang diberikan vero dari berlakang bram. Karena bram melakukan panggilan video.
“KALIAN BERDUA!!! AYO MASUK!!” panggil yoshua dari depan pintu. Sepertinya pria itu kembali lagi keluar saat tidak menyadari bahwa senna dan bianca tak berada disana.Mendengar panggilan itu, bianca tidak melanjutkan ceritanya. Lalu dia menarik senna untuk segera masuk ke dalam. Akan lebih merepotkan jika yoshua sampai ikut bertanya - tanya tentang alasan mereka yang tidak langsung masuk ke restoran.Karena sekarang sudah ada senna, bianca pikir dia sudah tidak perlu menceritakan apapun pada yoshua tentang hubungannya dengan tyaga. Baginya senna saja cukup untuk menjadi pendengar dan penasehat yang baik. Walaupun sebenarnya pemikiran dewasa yoshua pun juga tidaklah buruk. Tapi bianca tidak ingin membuat tyaga salah paham lagi dengan kedekatannya dengan pria lain.Secara tidak sadar, sebenarnya dari bianc
Keesokan harinya, bianca bangun pagi karena harus kembali kuliah setelah kemarin tidak masuk. Dia bangun pagi - pagi dan segera bersiap untuk pergi ke kampus. Bianca mandi dengan air hangat, mencuci rambut seperti biasanya, lalu berganti pakaian dan memakai makeup tipis. Setelah itu dia menyiapkan makanan untuk sarapannya hari ini.Saat berada di dapur bianca sempat mengecek kembali ponselnya, wajahnya berubah tidak enak dilihat karena sejak semalam tyaga tak kunjung membalas pesannya. Tapi pesannya sudah dibaca. Apa jangan - jangan dia marah?Jika tyaga merasa curiga, justru bianca merasa bersalah. Bukan karena menutup panggilan terlebih dahulu kemarin. Melainkan masalah vero yang diminta untuk menemani fareta. Sungguh hal itu benar - benar mengusik hati bianca. Dia ingin sekali menjelaskan pada tyaga. Tapi tidak tahu harus mulai dari mana.
“Aku yakin kau datang bulan, Bi.” Kata Tyaga saat mereka tengah menikmati sarapan yang sudah diantarkan ke kamar.“Mungkin saja.” Jawab Bianca sambil mengangkat bahunya cuek. Sejujurnya dia juga baru tahu dan menyadari bahwa selama ini memang hanyalah kesalahpahaman saja. Untung saja tadi suaminya itu membahasnya.Saat Bianca sedang menyendokkan yogurt ke mulutnya, tiba - tiba Tyaga terlihat berdiri dan berjalan menuju ke arah salah satu laci dekat lemari. Lalu dia membawa sebuah surat dan memberikannya pada Bianca.“Coba baca ini, Bi.” Katanya.Walaupun bingung, Bianca tetap menerima surat itu. Dari depannya saja dia bisa melihat bahwa itu adalah sebuah laporan kesehatan dari rumah sakit yang mereka datangi kemarin. Untuk sejenak kedua alis Bianca mengerut.“Ray, kau tidak sedang sakit kan?” Tanyanya. Tyaga pun hanya menggeleng.“Buka aja, Bi. Nanti kamu bisa lihat sendiri isinya.”Bianca menuruti saja, dia membuka dan membaca hasil pemeriksaan yang mereka lakukan kemarin. Lembar pe
“Aku?” Tanya Bianca sambil menunjuk dirinya sendiri.Senyuman penuh rahasia itu nampak jelas di wajah Tyaga.“Jadi? Apa yang sebenarnya terjadi, Ray. Cepat katakan…” rengek Bianca sambil menggoyang - goyangkan lengan Tyaga dengan sangat manjanya.Bukannya menjawab, Tyaga malah mencondongkan bibirnya ke arah Bianca untuk meminta jatah sebelum menceritakan kisah panas mereka. Dengan senang hati Bianca membalas permintaan itu dengan sebuah kecupan. Hal kecil seperti itu ternyata bisa menjadi alat transaksi informasi diantara mereka. “Baiklah, jadi begini ceritanya…”FLASHBACK ON“Ray, aku ingin whisky milikmu.” Kata Bianca.“Tapi, Bi… Tadi kau…”“Sudah minum wine?” Lanjut Bianca, lalu Tyaga mengangguk.“Memangnya kenapa?” Nada bicara Bianca berubah galak.“Kau sudah mabuk, Bi.”“Siapa bilang aku mabuk? Aku sadar, Ray. Lihat ini.” Kata Bianca sambil berusaha berdiri tegak, namun tentu saja hal itu tidak berhasil karena Bianca hampir saja terjatuh lagi jika Tyaga tidak menahan pinggangnya
“Kalau begitu, jangan ditahan Ray! Lakukan sesukamu! Aku sudah menunggunya.” Kata - kata Bianca barusan bak sebuah mantra yang semakin membuat tubuh Tyaga panas.Ciumannya pun sudah mulai menjelajahi leher hingga ke tulang selangka Bianca. Bahkan tanpa Tyaga Sadari dia sudah membuat rambut istrinya semakin berantakan karena ulahnya. Bianca sendiri terus menggelinjang karena sentuhan Tyaga. Dia juga memejamkan matanya sambil menikmati hal yang yang tak bisa dibilang baru. Karena sebelumnya pun mereka pernah saling mencumbu satu sama lain.Semakin lama gerakan Tyaga semakin tak terarah, dia menyentuh semua bagian tubuh Bianca tanpa melewatkan satu pun. Bahkan tali yang menjadi penghubung pakaian tipis itu mulai melorot sampai ke lengan Bianca. Tentunya karena hal itu sebelah gundukan kenyal milik Bianca mulai terekspos.“Ray…” panggil Bianca dengan suara seraknya.“Hm?”“Dingin.” Katanya dengan tubuh bergetar. Menyadari bahwa tubuh mereka setengah telanjang, Tyaga lalu tersenyum dan m
Akhirnya serangkaian acara pernikahan hingga resepsi hari ini usai sudah. Tyaga dan Bianca sekarang berjalan bersama menuju ke arah kamar pengantin yang sudah disiapkan untuk mereka. Kamar yang tadi sudah mereka datangi.Keduanya jalan berdampingan sambil bergandeng tangan. Acara resepsi tadi benar - benar berjalan lancar tanpa adanya kendala. Hal itu membuat Tyaga merasakan kelegaan yang luar biasa. Sejak kehadiran Fareta tadi, sebenarnya Tyaga merasa begitu was - was. Belum lagi gaun istrinya begitu menggoda siapapun yang melihatnya, Tyaga semakin tidak rela jika sampai Fareta juga hadir dan semakin mengaguminya atau mungkin berniat menculiknya lagi. Gila memang pikiran dan ketakutan tuan Tyaga Rayshiva yang terhormat ini!Tadi saja rasanya ingin sekali dia meminta Bianca untuk terus duduk, jadi para tamu undangan dan keluarga yang hadir tidak harus mengagumi kecantikan istrinya. Padahal kan tujuan resepsi ini diadakan untuk bentuk syukur dan juga memperkenalkan hubungan sah mereka
Karena kejadian tadi, akhirnya mau tidak mau tyaga harus kembali membersihkan diri dengan mandi. Apalagi tadi bianca juga sempat melihat beberapa luka di punggung tangan tyaga. Belum lagi kemeja tyaga juga sudah tidak berbentuk lagi. Dan untungnya untuk acara resepsi nanti mereka menggunakan konsep yang berbeda. Jadi tyaga dan bianca menggunakan gaun dan jas tema lain.Sekarang ini bianca dan tyaga berada di kamar pengantin yang sudah dipersiapkan oleh oma, nenek, dan para mama untuk mereka. Tadi tyaga sengaja tidak mengajak bianca kembali ke kamar miliknya karena terlalu banyak orang disana. Dan tyaga tidak ingin menjelaskan apapun.Bianca terlihat duduk di sofa sambil memegang gelas wine sambil menunggu tyaga selesai mandi. Sejenak dia terdiam dan memikirkan semua kejadian yang terjadi selama seharian ini. Tak pernah bianca sangka fareta akan melakukan hal senekat itu padahal dirinya sudah resmi menikah dengan tyaga.Tiba - tiba terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, tapi b
“Selamat, ga. Kau membuktikan bahwa kau berhasil merebut semua yang aku inginkan!” Orang lain yang mendengarnya saja bisa menilai betapa fareta membenci tyaga dari kata - katanya itu. Bahwa sejak awal dia memang hanya menganggap tyaga adalah saingan yang seimbang untuknya dalam hal apapun. Padahal kenyataan itu begitu berbanding terbalik bagi tyaga. Sejak awal dia menganggap fareta sebagai sahabatnya sama seperti vero. Tapi semenjak adanya masalah diantara mereka karena fareta berusaha merebut bianca, tyaga jadi tersadar akan hal itu.Dengan senyuman terbaiknya tyaga membalas uluran tangan fareta, namun sebelah tangannya langsung menggenggam tangan bianca.“Thanks.” katanya singkat.“Ternyata kau benar - benar menerima bianca dan juga anak dalam kandungannya. Padahal kau belum mengetahui anak siapa itu.” bisik fareta lagi.“Memangnya itu penting ya? Bagi gue yang terpenting adalah bisa bersama bianca selamanya dengan menikahinya.” balas tyaga sambil berbisik juga. Fareta hanya terse
Akhirnya, seseorang yang sangat ditunggu oleh banyak orang mulai menunjukkan tanda - tanda kehadirannya. Sang pengantin wanita yang diantarkan langsung oleh seorang pria yang menjadi cinta pertamanya sejak hari pertamanya lahir ke dunia yaitu sang papa tercinta untuk memasuki area pernikahan. Sedangkan sang pengantin pria yang memang sejak tadi sudah gugup sambil menunggu pujaan hatinya sekarang ini jantungnya semakin berdebar sangat kencang. Apalagi hampir semua orang mulai menolehkan kepala mereka ke arah pintu masuk utama.Tyaga berulang kali menarik nafas dan menghembuskannya untuk menenangkan diri. Ini adalah hari yang sangat dia tunggu selama beberapa tahun belakangan. Mengingat untuk bisa mewujudkan terjadinya hari ini pun cobaan dan rintangan yang harus dia hadapi juga tak mudah.Setiap hubungan memang memiliki ujian dan cobaannya sendiri - sendiri. Tyaga dan bianca sudah menjadi salah satu pasangan yang membuktikan sendiri bahwa mereka bisa melewati semuanya bersama. Selain
Setelah menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam untuk bersiap, akhirnya tyaga sudah terlihat sangat rapi, wangi, tampan, dan sangat mempesona dalam balutan jas berwarna hitam. Sebentar lagi dia akan segera resmi menjadi seorang suami untuk bianca. Itu berarti salah satu tujuan dalam hidupnya benar - benar tercapai.Buah kesabaran dan usaha tyaga akan terbayar sebentar lagi. Bianca benar - benar menjadi satu - satunya gadis yang membuatnya jatuh cinta hingga seperti ini. Bahkan jika diingat lagi tak pernah sekalipun tyaga jatuh cinta pada gadis lain.Walaupun ditengah perjalanan sempat muncul sosok bianca renata yang sempat mewarnai hidupnya. Tapi tetap saja bianca renata yang menjadi gadis taruhan tyaga adalah satu orang yang sama dengan bianca grizelle kekasih pertama dan satu - satunya seorang tyaga.Saat ini tyaga sudah keluar dari kamarnya untuk berjalan menuju ke area tempat pernikahannya dengan bianca. Di Tengah jalan ternyata yoshua sudah menunggu sambil duduk di sofa yang
Senna yang melihat bianca pergi setelah memutar kembali rekaman cctv yang yoshua berikan tadi tentu saja langsung menyusul. Dia tahu betul kondisi bianca saat ini, lagipula senna juga tahu bahwa semua ini memang rencana tyaga dan yoshua untuk bianca. Sejak semalam dia memang membantu calon suami sahabatnya itu agar menyudahi kecurigaannya.“Bi… tunggu aku!!” Panggil senna sambil berlari kecil untuk menyusul bianca.Mendengar namanya dipanggil bianca menghentikan langkahnya, lalu dia menarik pergelangan tangan sahabatnya untuk kembali ke kamar. “Aku beritahu saat sudah dikamar, sen.” Namun sayangnya saat sudah berada di kamar ternyata disana sudah ada beberapa orang.“Halo, bianca ya?” Sapa salah satu orang di dalam kamarnya.“Hai…” “Aku karin dan mereka semua adalah timku. Kami ditugaskan oleh nyonya panya dan nyonya kezia untuk mendandanimu.” Jelas seorang wanita yang memperkenalkan dirinya dengan nama karin. Dan ternyata tim MUA yang dipesan mama dan mama mertuanya sudah datang. H