Setelah pertengkaran antara tyaga dan fareta di kantin tadi, hubungan mereka tentu tak akan baik lagi seperti sebelumnya. Apalagi fareta pergi terlebih dahulu dengan kemarahan di hatinya dan meninggalkan tyaga dengan perasaan bersalahnya. Entah kenapa tyaga merasa bersalah setelah mengatakan kata - kata jahat tentang bianca setelah mengetahui kondisinya. Bahkan sebenarnya dia juga tidak memiliki alasan yang kuat untuk marah pada gadis itu. Jika dia menyalahkan bianca karena menamparnya sore itu, tyaga sadari mungkin karena dirinya memang sudah sangat kelewatan. Hanya saja ego dan harga dirinya yang tinggi tidak bisa menerimanya begitu saja.Dan lihatlah sekarang tyaga ada dimana ?Di depan rumah lama milik bianca. Dia sedang duduk didalam mobilnya sambil memandangi rumah sederhana itu. Tatapan penuh dengan kebimbangan dan juga perasaan bersalah. Tyaga tahu bahwa dia sudah menyakiti bianca, tapi sebenarnya bukan begitu maksudnya.Tyaga terus duduk di dalam mobilnya sambil menunggu ke
“Bram, apa yang sedang kamu lakukan ?” sebuah pertanyaan mengejutkan bram yang sedang asik dengan pikirannya. Padahal sudah sejak tadi bianca berdiri diambang pintu kamar kamarnya.“Haa ?” bram masih tak menyangka kehadiran kakaknya.“Kau sedang apa ?” tanya bianca lagi sambil berjalan masuk ke dalam kamar sang adik.“Apa yang kau lakukan disini, kak ?” tanya bram dengan panik ketika dia baru menyadari bahwa kakaknya benar - benar sedang berdiri di depannya. Untung saja bianca tak menyadari kepanikan bram.“Aku bosan.” jawab bianca sambil duduk di sofa.“Kau kan bisa menelponku, kak.”“Ponselku hilang, bram.” kata - kata bianca tadi langsung membuat bram kembali sadar bahwa ponsel milik kakaknya sedang tergeletak di atas ranjangnya dengan asal. Dengan segera bram mengambil ponsel itu dan menyembunyikannya di bawah selimutnya.Untung saja saat itu kakaknya tak melihat, jika tidak bisa gagal semua rencananya.“Aku akan mengganti ponselmu dengan yang baru, kak. Untuk sementara pakai tele
“Ini ponsel baru untukku ?”“Bukan. Ini ponsel milikmu, kak.” Jawaban bram membuat bianca mengerutkan kedua alisnya. Tapi dia melihat itu sepertinya ponsel milik bram.“Ini ponselmu, kan ?” Tanya bianca lagi. Lalu bram hanya menggelengkan kepalanya. Setelah itu dia membuka pelindung ponsel miliknya dan membuka kunci ponsel itu. Dan benar saja semua tampilan di ponsel itu menampilkan wajah bianca.Melihat hal itu bianca membulatkan matanya seketika, dia tak percaya saat melihat ponselnya kembali.“Kau menemukan ponselku ?” Tanya bianca lagi sambil membolak - balikkan ponselnya.“Enggak.”“Terus ? Bagaimana ponsel ini ada padamu ?”“Aku sengaja menyembunyikannya darimu, kak.” Jawaban bram membuat bianca membulatkan matanya tak percaya.“Menyembunyikan ? Untuk apa ?” Tanya bianca yang masih tak percaya.“Coba buka aplikasi pesan milikmu, kau akan menemukan semua jawabannya disana.” Mendengar bram menyebutkan aplikasi pesan itu akhirnya langsung membuat bianca membukanya. Dia hanya menemu
“Sorry, bi.” Kata - kata tyaga membuat bianca merasa heran. Dia tidak sedang salah dengar kan ?Seorang tyaga meminta maaf padanya ?“Sorry, aku sedang tidak ingin bercanda denganmu.” Lanjut tyaga. Melihat hal itu bianca dengan sikapnya yang tenang tetap duduk sambil memperhatikan punggung tyaga yang mulai menjauh.Pria itu terlihat menghubungi ponsel baru miliknya, bianca pun dengan santai melihat ke arah ponselnya dan tersenyum. Lalu dia menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan itu.‘Halo, bi ?’ Terdengar suara tyaga yang sedikit tidak sabar.‘Ada apa ?’‘Kau dimana ?’‘Aku sudah di cafe.’ ‘Disebelah mana ?’ Tanya tyaga yang mulai melihat ke sekitar cafe. Tapi dia tak mau melihat ke arah bianca duduk, jadi dia terus mencari - cari ke tempat lain.‘Di sini.’‘Disini mana ?’ Tanya tyaga lagi.Lalu tiba - tiba ada yang menepuk bahu tyaga dari belakang. “Aku disini.” Kata bianca sambil tersenyum dan mematikan panggilan telepon.Tyaga yang merasa ada yang menepuk bahunya langsung
Tyaga yang sejak tadi berjalan dibelakang bianca hanya bisa ikut berhenti dan melihat dengan bingung. Akhirnya dia melihat pria yang awalnya hanya ada di foto sebelumnya. Tapi saat itu dan detik ini pria itu memeluk bianca. Parahnya kali ini langsung didepan matanya.Tadi tyaga juga mendengar pria itu memanggil bianca dengan sebutan ‘sayang’. Entah kenapa perasaannya jadi kesal dan panas. Apapun alasannya tyaga tak suka melihat bianca memeluk pria lain apalagi dihadapannya. Memangnya bianca pikir dia apa ? Penonton ?Atau jangan - jangan bianca memang sengaja mengajaknya untuk melihat momen ini ?Kalau sampai iya, tyaga akan membalas dendam untuk semua yang dirasakannya. Enak saja. Bianca pikir waktunya tak berharga apa hingga harus melihat hal seperti ini ?Padahal yang sebenarnya terjadi adalah bianca memeluk papanya. Pria yang beberapa tahun terakhir tak bisa berdiri di atas kakinya sendiri karena penyakit yang dideritanya. Tapi hari ini pria yang tak lain adalah papa kandungnya se
Setelah kejadian yang membuat oma marah kemarin, tyaga seolah didiamkan oleh orang rumahnya. Dia seakan tidak ditegur, diperhatikan, atau diajak bicara sama sekali oleh sang oma. Bahkan mamanya juga.Semalaman tyaga memikirkan semua dan bertanya pada dirinya sendiri. 'Apa dia sudah terlalu berlebihan selama ini ?'Tapi tetap saja pria itu belum bisa mengakui perasaan bersalahnya. Otaknya itu sepertinya cukup lama mencerna hal - hal yang pada akhirnya akan menyenggol harga dirinya. Seperti biasa pergulatan otak dan hatinya terus berjalan sampai detik ini. Hari ini tyaga sengaja berangkat ke kampus lebih pagi. Dia berharap bisa bertemu bianca sebelumnya. Setidaknya dia melihat gadis itu baik - baik saja setelah kejadian kemarin. Mungkin dengan begitu akan mengurangi rasa tak nyaman di hatinya. Tapi kenyataannya baru saja dia sampai di kampus, ternyata yang menunggunya bukanlah bianca. Melainkan angeline.Dengan langkah tergesanya angeline langsung berjalan menuju ke arah mobil tyaga.T
“K-kau sudah tau bahwa kalian akan bertunangan ?” Tanya oma lisa dengan wajah yang penasaran.“Udah.” Sontak semua orang semakin terkejut setelah mendengar jawaban tyaga. Tak hanya sang oma dan mamanya, tapi vero yang terlihat paling terkejut diantara yang lain.Vero yang merasa dikhianati oleh tyaga akhirnya menyenggol lengan sahabatnya itu. “Ga, lo kok nggak bilang kalo mau tunangan sama bianca ?” Tanya vero.Untuk sesaat tyaga langsung terdiam dan menolehkan kepalanya ke arah vero. “Lo bilang siapa yang mau tunangan sama bianca ?” Tanyanya.“Elo.” Jawab vero singkat.“HAH ?! GUE ??” Rasa terkejut tyaga ini langsung mengundang perhatian oma dan mamanya.“Ada apa ?” Tanya panya pada sang putra.“Tadi oma bilang bianca mau tunangan kan ?”“Iya.”“Itu… tunangannya sama siapa ?” Pertanyaan tyaga membuat lisa merasa heran.“Sama kamu, aga. Emang kamu dengernya sama siapa ?”“….” Tyaga hanya diam sambil menggelengkan kepala.“Ga, gue bener - bener nggak tau kalian mau tunangan.” Bisik ver
“Ada satu. Kesetiaan.” Jawaban bram membuat kedua alis tyaga mengerut. Dia terheran - heran ketika bram mengatakan hal yang berkaitan dengan kesetiaan. Dari yang tyaga lihat kemarin, sosok papa mereka tak terlihat seperti pria yang suka bermain - main dengan komitmen. Jadi rasanya tidak mungkin jika papa bianca dan bram mengkhianati mamanya.“Kesetiaan siapa ya lo maksud ?” Tanya tyaga pada akhirnya. Dia menyerah dengan rasa penasarannya.“Kesetiaan lo.”“Gue ? Apa hubungannya sama gue ?”“Ck!! Emang lo setia apa ?”“Menurut lo ?”“Menurut gue… enggak.”“….” Tyaga pun terdiam setelah mendengar jawaban bram.“Lo aja nggak ngenalin kakak gue sampe detik ini. Iya kan ?”“Bukan nggak ngenalin.”“Terus apa ? Menolak kenyataan bahwa mereka adalah orang yang sama. Dan waktu itu lo ternyata udah terlanjur nyakitin dia, gitu kan maksudnya ?” Tyaga merasa seolah ditikam dengan pisau tepat di dadanya saat mendengarkan tuduhan bram yang tepat sasaran. Sebenarnya tyaga sadar bahwa dua bianca yang