Malam ini bianca terlihat sangat cantik menggunakan dress bermotif bunga dengan perpaduan warna kuning, hijau, dan jingga. Dress sepanjang lutut itu terlihat pas di tubuh bianca dan sangat cocok dengan warna kulit bianca yang putih. Awalnya rambut bianca masih dikuncir kuda, tapi sekarang sudah tidak lagi. Karena tiba- tiba…“Lepaskan ini, bi.” bisik tyaga sambil menarik kunciran rambut bianca begitu saha hingga rambutnya kembali tergerai dengan indah.Walaupun sejak tadi sore mereka kembali bersama setelah perkuliahan usai, tapi tyaga masih saja tak mengajak bianca berbicara. Keduanya masih betah saling diam karena ego dan rasa tak mau kalah yang tinggi.Bahkan saat dengan tiba - tiba tyaga membawa bianca ke mall untuk membeli pakaian yang sekarang ini sudah dipakai olehnya. Meskipun awalnya bianca bingung dengan alasan tyaga membawanya kesana, tapi dia tak berusaha protes. Dalam pikiran bianca, dia mengira mungkin saja karena tempat nongkrong yang dimaksud tyaga salah satu cafe di d
Setelah beberapa saat, akhirnya pesanan yang tadi disebutkan oleh fareta datang juga. Lutfan yang mengantarkan sebotol wine dengan empat kelas dan juga sebotol air mineral.“Kami nggak pesen ini.” kata fareta sambil menggeser botol air mineral itu ke arah lutfan.“Ini gratis.” jawabnya dengan wajah datar. Tapi kali ini lutfan terlihat sengaja menggeser sebotol air mineral itu ke dekat bianca. Seolah minuman itu ditujukan untuk bianca.Hal ini pun tak luput dari pandangan tyaga, tapi pria itu tetap memilih diam dan menatap tajam ke arah lutfan. Sungguh tyaga tak menyukai pelayan yang dia yakin adalah teman kerja bianca dulu. Dan sepertinya lutfan memiliki perasaan terselubung pada bianca, tyaga yakin akan hal itu.Bagaimana bisa belum apa - apa sudah dua orang pria yang berusaha mendekati kekasihnya hari ini. Walaupun pura - pura tetap saja bianca itu kekasih tyaga.Fareta pun sepertinya tak ingin memperpanjang masalah, dia langsung menuangkan wine itu ke tiap gelas. Tapi saat giliran
“Ada aku, bi. Aku akan menjagamu.” kata - kata tyaga ini didengar langsung oleh fareta. Karena kebetulan fareta masih menggunakan earbuds miliknya. Dan alat penyadap yang tadi sengaja tempelkan di punggung bianca masih berada ditempatnya. Jadi dia masih bisa mendengar semua pembicaraan yang terjadi disekitar bianca. Termasuk pembicaraan tyaga dengannya barusan.Sekarang pun dia juga melihat sendiri bagaimana cara tyaga memperlakukan bianca. Sahabatnya itu sangat berbeda. Entah apakah bianca yang sedang dalam pelukan sahabatnya itu sudah berhasil menggeser bianca yang ada di masa lalu tyaga. Hanya sahabatnya sendiri yang mengetahui dengan pasti.Atau mungkin saja ini adalah sikap yang tak sempat tersalurkan, karena dulu mereka belum sempat menjalin hubungan.“Far, kenapa lo ?” tiba - tiba vero datang menghampiri fareta hingga menyadarkannya dari lamunan.“Nggak. Gak papa.”“Tyaga mana ?” tanya vero lagi.“Tuh.” fareta menjawab sambil mengarahkan dagunya ke arah tyaga.“CK! Masih aja me
Semalaman bianca kesulitan tidur, kejadian di bar kemarin terus berputar bak kaset di otaknya. Bahkan kata - kata menjijikkan pria itu saja masih terngiang di telinganya, seolah keberadaan pria itu masih didekatnya.Berulang kali bianca berusaha memejamkan matanya agar bisa terlelap, kenyataannya masih saja sulit. Lalu dia mengambil ponselnya untuk melihat apakah tyaga sudah membalas pesannya. Dia takut jika besok pagi tyaga melakukan hal diluar kebiasaan nya dengan menjemputnya pagi - pagi. Hubungan ini hanyalah pura - pura, dia tak perlu terlalu serius menanggapi pendapat orang lain, bukan ?Tapi sayangnya pesan bianca hanya dibaca tanpa mendapatkan balasan sama seperti nasib koran yang sudah dibaca lalu di biarkan.Akhirnya dia meletakkan ponselnya kembali dan berusaha tidur, tapi masih saja tidak bisa. Matanya memang terpejam tapi otaknya terus bekerja dan berpikir yang macam - macam. Hingga tak terasa sudah pukul lima pagi. Mau tak mau bianca harus bangun dan melakukan aktivitasn
“Dia siapa, bi ?” kedatangan dan pertanyaan tyaga membuat kedua orang yang sedang berdebat itu menolehkan kepalanya secara bersamaan.“Katakan padanya, bi.” kata pria itu.“Bi…” tyaga menunggu jawaban bianca yang hanya memandangnya dengan tatapan dingin.“...” bianca masih diam sambil melihat kedua pria yang kini sedang menatapnya sambil menunggu jawaban.Karena tak sabar akhirnya tyaga mencengkram bahu bianca dengan sedikit keras agar gadis itu mau melihat ke arahnya.“Katakan padaku, bi. Siapa dia ?”“Dia… anak dari tanteku.” jawab bianca cepat. Sedangkan pria lain yang sedang berdiri sambil melihat interaksi antara sepasang kekasih di depannya ini hanya bisa memandang bianca dengan tatapan terluka.Anak dari tantenya ?Tante yang mana ?‘Apa sedalam itu lukanya hingga tak mau mengatakan tentang diriku ?’Setelah mendengar jawaban bianca, tyaga merasa sedikit lega. Walaupun masih ada saja kejanggalan di hatinya. Apalagi saat melihat bagaimana cara berpakaian pria itu yang nampak ber
“Hai, bi…. Oma sangat merindukanmu, sayang.” sapa oma lisa dengan penuh kehangatan sambil membawa bianca ke dalam pelukannya.“Apa kabar, sayang ?” tanya oma lisa ketika sudah mengurai pelukannya dengan bianca.“Baik, oma.”“Baguslah, oma tenang sekarang akhirnya aga jagain kamu.” kata oma lisa kali ini sambil mengusap lengan bianca penuh kasih sayang. Siapapun yang melihat kedekatan diantara keduanya pasti berpikir bahwa bianca adalah cucu kesayangan oma lisa. Padahal kenyataannya bukan, justru cucu laki - laki kesayangan oma lisa yang tak lain adalah tyaga sedang berdiri disamping kedua wanita yang sedang bercengkrama hingga mengabaikannya.“EHEM!!” tyaga akhirnya menginterupsi sang oma dengan kekasihnya. Lalu dia melipat kedua tangannya didepan dada dengan wajah serius.“Oma lupa ya, disini masih ada aga loh.” kata tyaga dengan nada manja yang terselubung karena wajah yang ditunjukkannya adalah wajah serius.“Aduh, iya. Oma sampe lupa kalo ada kesayangan oma yang paling ganteng ini
**FLASHBACK ON**Empat tahun yang lalu…Hari ketiga masa orientasi siswa baru sekolah menengah akhir bina bangsa semakin heboh karena ada seorang murid baru berwajah cantik bak bidadari sedang duduk di tengah lapangan dengan pipi kemerahan siang itu.Seorang gadis cantik bernama bianca grizzele, murid baru kelas sepuluh yang berhasil membuat semua mata para lelaki di sekolah mencari cara untuk bisa melihat wajah cantiknya itu. Sehingga para gadis lain dari berbagai kelas merasa kesal dan memiliki saingan. Bagaimana bisa satu orang gadis dan murid baru bisa menyita perhatian para lelaki hampir satu sekolah ?“Ada apa sih disini ?” teriak ray dengan suara tegas hingga membuat kerumunan itu membubarkan diri.Ray, vero, dan fareta adalah murid kelas sebelas yang menjadi murid paling berpengaruh dan juga disegani karena kepintaran, ketampanan, juga merupakan salah satu anak pemilik sekolah mereka. Hal itu tentu saja membuat yang lain tak berani macam - macam saat ray bersama kedua sahabatn
**FLASHBACK ON**Satu tahun lalu…Saat itu tyaga sedang berjalan menuju ke kelasnya saat melintasi para mahasiswa dan mahasiswi baru yang sedang ospek. Lalu matanya berhenti pada seorang wanita dengan fitur wajah yang sangat mirip dengan gadis di masa lalunya.Awalnya sempat terbesit sebuah keinginan di hati tyaga untuk mencari tahu tentang gadis itu. Tapi niatan itu akhirnya urung dia lakukan saat melihat papan nama di dada gadis itu bertuliskan nama renata.Dari nama saja tentu saja sudah berbeda, jadi tyaga tak perlu repot - repot mencari tahu lebih dalam mengenai gadis itu. Pada akhirnya tyaga melupakan sosok renata yang sempat mencuri perhatiannya kala itu.Dan hal yang sama juga terjadi pada fareta. Dia pun merasakan perasaan yang menggelitik hatinya saat melihat renata. Walaupun fitur wajahnya sama, tapi penampilannya sangat berbeda. Wajah renata sangat angkuh dan tak bersahabat. Lalu cara berpakaiannya sangat biasa. Dan yang paling membedakan adalah model rambut mereka.Bianca