Setelah seharian bersama, sekarang ini mobil tyaga sudah berhenti tepat didepan rumah bianca.“Aku pulang dulu.” pamit bianca.“...” tyaga hanya diam saja. Lalu saat bianca sudah membuka pintu tiba - tiba tyaga menarik pergelangan tangannya.“Apa ?”“Aku akan menjemputmu setiap hari, bi.”“Nggak usah.”“Kenapa ?”“Karena semua kelasku dimulai pagi. Dan aku yakin jika berangkat bersamamu akan telat.” jawab bianca terakhir kali sambil menarik tangan dan keluar dari mobil tyaga.Sedangkan tyaga hanya diam saja sambil memandangi punggung bianca yang mulai menjauh dari pandangannya. Setelah bianca masuk, tyaga langsung menjalankan mobilnya kembali kerumah.Perjalanan tyaga dari rumah bianca menuju ke rumahnya cukup lama, hampir sembilan puluh menit dia habiskan di jalan ditemani kemacetan yang luar biasa malam ini. Saat mobilnya masuk ke halaman rumah, tyaga menemukan mobil sport milik fareta yang terparkir.Setelah memarkirkan mobilnya, dia turun dan menghampiri sahabatnya itu.“Dari mana
Malam ini bianca terlihat sangat cantik menggunakan dress bermotif bunga dengan perpaduan warna kuning, hijau, dan jingga. Dress sepanjang lutut itu terlihat pas di tubuh bianca dan sangat cocok dengan warna kulit bianca yang putih. Awalnya rambut bianca masih dikuncir kuda, tapi sekarang sudah tidak lagi. Karena tiba- tiba…“Lepaskan ini, bi.” bisik tyaga sambil menarik kunciran rambut bianca begitu saha hingga rambutnya kembali tergerai dengan indah.Walaupun sejak tadi sore mereka kembali bersama setelah perkuliahan usai, tapi tyaga masih saja tak mengajak bianca berbicara. Keduanya masih betah saling diam karena ego dan rasa tak mau kalah yang tinggi.Bahkan saat dengan tiba - tiba tyaga membawa bianca ke mall untuk membeli pakaian yang sekarang ini sudah dipakai olehnya. Meskipun awalnya bianca bingung dengan alasan tyaga membawanya kesana, tapi dia tak berusaha protes. Dalam pikiran bianca, dia mengira mungkin saja karena tempat nongkrong yang dimaksud tyaga salah satu cafe di d
Setelah beberapa saat, akhirnya pesanan yang tadi disebutkan oleh fareta datang juga. Lutfan yang mengantarkan sebotol wine dengan empat kelas dan juga sebotol air mineral.“Kami nggak pesen ini.” kata fareta sambil menggeser botol air mineral itu ke arah lutfan.“Ini gratis.” jawabnya dengan wajah datar. Tapi kali ini lutfan terlihat sengaja menggeser sebotol air mineral itu ke dekat bianca. Seolah minuman itu ditujukan untuk bianca.Hal ini pun tak luput dari pandangan tyaga, tapi pria itu tetap memilih diam dan menatap tajam ke arah lutfan. Sungguh tyaga tak menyukai pelayan yang dia yakin adalah teman kerja bianca dulu. Dan sepertinya lutfan memiliki perasaan terselubung pada bianca, tyaga yakin akan hal itu.Bagaimana bisa belum apa - apa sudah dua orang pria yang berusaha mendekati kekasihnya hari ini. Walaupun pura - pura tetap saja bianca itu kekasih tyaga.Fareta pun sepertinya tak ingin memperpanjang masalah, dia langsung menuangkan wine itu ke tiap gelas. Tapi saat giliran
“Ada aku, bi. Aku akan menjagamu.” kata - kata tyaga ini didengar langsung oleh fareta. Karena kebetulan fareta masih menggunakan earbuds miliknya. Dan alat penyadap yang tadi sengaja tempelkan di punggung bianca masih berada ditempatnya. Jadi dia masih bisa mendengar semua pembicaraan yang terjadi disekitar bianca. Termasuk pembicaraan tyaga dengannya barusan.Sekarang pun dia juga melihat sendiri bagaimana cara tyaga memperlakukan bianca. Sahabatnya itu sangat berbeda. Entah apakah bianca yang sedang dalam pelukan sahabatnya itu sudah berhasil menggeser bianca yang ada di masa lalu tyaga. Hanya sahabatnya sendiri yang mengetahui dengan pasti.Atau mungkin saja ini adalah sikap yang tak sempat tersalurkan, karena dulu mereka belum sempat menjalin hubungan.“Far, kenapa lo ?” tiba - tiba vero datang menghampiri fareta hingga menyadarkannya dari lamunan.“Nggak. Gak papa.”“Tyaga mana ?” tanya vero lagi.“Tuh.” fareta menjawab sambil mengarahkan dagunya ke arah tyaga.“CK! Masih aja me
Semalaman bianca kesulitan tidur, kejadian di bar kemarin terus berputar bak kaset di otaknya. Bahkan kata - kata menjijikkan pria itu saja masih terngiang di telinganya, seolah keberadaan pria itu masih didekatnya.Berulang kali bianca berusaha memejamkan matanya agar bisa terlelap, kenyataannya masih saja sulit. Lalu dia mengambil ponselnya untuk melihat apakah tyaga sudah membalas pesannya. Dia takut jika besok pagi tyaga melakukan hal diluar kebiasaan nya dengan menjemputnya pagi - pagi. Hubungan ini hanyalah pura - pura, dia tak perlu terlalu serius menanggapi pendapat orang lain, bukan ?Tapi sayangnya pesan bianca hanya dibaca tanpa mendapatkan balasan sama seperti nasib koran yang sudah dibaca lalu di biarkan.Akhirnya dia meletakkan ponselnya kembali dan berusaha tidur, tapi masih saja tidak bisa. Matanya memang terpejam tapi otaknya terus bekerja dan berpikir yang macam - macam. Hingga tak terasa sudah pukul lima pagi. Mau tak mau bianca harus bangun dan melakukan aktivitasn
“Dia siapa, bi ?” kedatangan dan pertanyaan tyaga membuat kedua orang yang sedang berdebat itu menolehkan kepalanya secara bersamaan.“Katakan padanya, bi.” kata pria itu.“Bi…” tyaga menunggu jawaban bianca yang hanya memandangnya dengan tatapan dingin.“...” bianca masih diam sambil melihat kedua pria yang kini sedang menatapnya sambil menunggu jawaban.Karena tak sabar akhirnya tyaga mencengkram bahu bianca dengan sedikit keras agar gadis itu mau melihat ke arahnya.“Katakan padaku, bi. Siapa dia ?”“Dia… anak dari tanteku.” jawab bianca cepat. Sedangkan pria lain yang sedang berdiri sambil melihat interaksi antara sepasang kekasih di depannya ini hanya bisa memandang bianca dengan tatapan terluka.Anak dari tantenya ?Tante yang mana ?‘Apa sedalam itu lukanya hingga tak mau mengatakan tentang diriku ?’Setelah mendengar jawaban bianca, tyaga merasa sedikit lega. Walaupun masih ada saja kejanggalan di hatinya. Apalagi saat melihat bagaimana cara berpakaian pria itu yang nampak ber
“Hai, bi…. Oma sangat merindukanmu, sayang.” sapa oma lisa dengan penuh kehangatan sambil membawa bianca ke dalam pelukannya.“Apa kabar, sayang ?” tanya oma lisa ketika sudah mengurai pelukannya dengan bianca.“Baik, oma.”“Baguslah, oma tenang sekarang akhirnya aga jagain kamu.” kata oma lisa kali ini sambil mengusap lengan bianca penuh kasih sayang. Siapapun yang melihat kedekatan diantara keduanya pasti berpikir bahwa bianca adalah cucu kesayangan oma lisa. Padahal kenyataannya bukan, justru cucu laki - laki kesayangan oma lisa yang tak lain adalah tyaga sedang berdiri disamping kedua wanita yang sedang bercengkrama hingga mengabaikannya.“EHEM!!” tyaga akhirnya menginterupsi sang oma dengan kekasihnya. Lalu dia melipat kedua tangannya didepan dada dengan wajah serius.“Oma lupa ya, disini masih ada aga loh.” kata tyaga dengan nada manja yang terselubung karena wajah yang ditunjukkannya adalah wajah serius.“Aduh, iya. Oma sampe lupa kalo ada kesayangan oma yang paling ganteng ini
**FLASHBACK ON**Empat tahun yang lalu…Hari ketiga masa orientasi siswa baru sekolah menengah akhir bina bangsa semakin heboh karena ada seorang murid baru berwajah cantik bak bidadari sedang duduk di tengah lapangan dengan pipi kemerahan siang itu.Seorang gadis cantik bernama bianca grizzele, murid baru kelas sepuluh yang berhasil membuat semua mata para lelaki di sekolah mencari cara untuk bisa melihat wajah cantiknya itu. Sehingga para gadis lain dari berbagai kelas merasa kesal dan memiliki saingan. Bagaimana bisa satu orang gadis dan murid baru bisa menyita perhatian para lelaki hampir satu sekolah ?“Ada apa sih disini ?” teriak ray dengan suara tegas hingga membuat kerumunan itu membubarkan diri.Ray, vero, dan fareta adalah murid kelas sebelas yang menjadi murid paling berpengaruh dan juga disegani karena kepintaran, ketampanan, juga merupakan salah satu anak pemilik sekolah mereka. Hal itu tentu saja membuat yang lain tak berani macam - macam saat ray bersama kedua sahabatn
“Aku yakin kau datang bulan, Bi.” Kata Tyaga saat mereka tengah menikmati sarapan yang sudah diantarkan ke kamar.“Mungkin saja.” Jawab Bianca sambil mengangkat bahunya cuek. Sejujurnya dia juga baru tahu dan menyadari bahwa selama ini memang hanyalah kesalahpahaman saja. Untung saja tadi suaminya itu membahasnya.Saat Bianca sedang menyendokkan yogurt ke mulutnya, tiba - tiba Tyaga terlihat berdiri dan berjalan menuju ke arah salah satu laci dekat lemari. Lalu dia membawa sebuah surat dan memberikannya pada Bianca.“Coba baca ini, Bi.” Katanya.Walaupun bingung, Bianca tetap menerima surat itu. Dari depannya saja dia bisa melihat bahwa itu adalah sebuah laporan kesehatan dari rumah sakit yang mereka datangi kemarin. Untuk sejenak kedua alis Bianca mengerut.“Ray, kau tidak sedang sakit kan?” Tanyanya. Tyaga pun hanya menggeleng.“Buka aja, Bi. Nanti kamu bisa lihat sendiri isinya.”Bianca menuruti saja, dia membuka dan membaca hasil pemeriksaan yang mereka lakukan kemarin. Lembar pe
“Aku?” Tanya Bianca sambil menunjuk dirinya sendiri.Senyuman penuh rahasia itu nampak jelas di wajah Tyaga.“Jadi? Apa yang sebenarnya terjadi, Ray. Cepat katakan…” rengek Bianca sambil menggoyang - goyangkan lengan Tyaga dengan sangat manjanya.Bukannya menjawab, Tyaga malah mencondongkan bibirnya ke arah Bianca untuk meminta jatah sebelum menceritakan kisah panas mereka. Dengan senang hati Bianca membalas permintaan itu dengan sebuah kecupan. Hal kecil seperti itu ternyata bisa menjadi alat transaksi informasi diantara mereka. “Baiklah, jadi begini ceritanya…”FLASHBACK ON“Ray, aku ingin whisky milikmu.” Kata Bianca.“Tapi, Bi… Tadi kau…”“Sudah minum wine?” Lanjut Bianca, lalu Tyaga mengangguk.“Memangnya kenapa?” Nada bicara Bianca berubah galak.“Kau sudah mabuk, Bi.”“Siapa bilang aku mabuk? Aku sadar, Ray. Lihat ini.” Kata Bianca sambil berusaha berdiri tegak, namun tentu saja hal itu tidak berhasil karena Bianca hampir saja terjatuh lagi jika Tyaga tidak menahan pinggangnya
“Kalau begitu, jangan ditahan Ray! Lakukan sesukamu! Aku sudah menunggunya.” Kata - kata Bianca barusan bak sebuah mantra yang semakin membuat tubuh Tyaga panas.Ciumannya pun sudah mulai menjelajahi leher hingga ke tulang selangka Bianca. Bahkan tanpa Tyaga Sadari dia sudah membuat rambut istrinya semakin berantakan karena ulahnya. Bianca sendiri terus menggelinjang karena sentuhan Tyaga. Dia juga memejamkan matanya sambil menikmati hal yang yang tak bisa dibilang baru. Karena sebelumnya pun mereka pernah saling mencumbu satu sama lain.Semakin lama gerakan Tyaga semakin tak terarah, dia menyentuh semua bagian tubuh Bianca tanpa melewatkan satu pun. Bahkan tali yang menjadi penghubung pakaian tipis itu mulai melorot sampai ke lengan Bianca. Tentunya karena hal itu sebelah gundukan kenyal milik Bianca mulai terekspos.“Ray…” panggil Bianca dengan suara seraknya.“Hm?”“Dingin.” Katanya dengan tubuh bergetar. Menyadari bahwa tubuh mereka setengah telanjang, Tyaga lalu tersenyum dan m
Akhirnya serangkaian acara pernikahan hingga resepsi hari ini usai sudah. Tyaga dan Bianca sekarang berjalan bersama menuju ke arah kamar pengantin yang sudah disiapkan untuk mereka. Kamar yang tadi sudah mereka datangi.Keduanya jalan berdampingan sambil bergandeng tangan. Acara resepsi tadi benar - benar berjalan lancar tanpa adanya kendala. Hal itu membuat Tyaga merasakan kelegaan yang luar biasa. Sejak kehadiran Fareta tadi, sebenarnya Tyaga merasa begitu was - was. Belum lagi gaun istrinya begitu menggoda siapapun yang melihatnya, Tyaga semakin tidak rela jika sampai Fareta juga hadir dan semakin mengaguminya atau mungkin berniat menculiknya lagi. Gila memang pikiran dan ketakutan tuan Tyaga Rayshiva yang terhormat ini!Tadi saja rasanya ingin sekali dia meminta Bianca untuk terus duduk, jadi para tamu undangan dan keluarga yang hadir tidak harus mengagumi kecantikan istrinya. Padahal kan tujuan resepsi ini diadakan untuk bentuk syukur dan juga memperkenalkan hubungan sah mereka
Karena kejadian tadi, akhirnya mau tidak mau tyaga harus kembali membersihkan diri dengan mandi. Apalagi tadi bianca juga sempat melihat beberapa luka di punggung tangan tyaga. Belum lagi kemeja tyaga juga sudah tidak berbentuk lagi. Dan untungnya untuk acara resepsi nanti mereka menggunakan konsep yang berbeda. Jadi tyaga dan bianca menggunakan gaun dan jas tema lain.Sekarang ini bianca dan tyaga berada di kamar pengantin yang sudah dipersiapkan oleh oma, nenek, dan para mama untuk mereka. Tadi tyaga sengaja tidak mengajak bianca kembali ke kamar miliknya karena terlalu banyak orang disana. Dan tyaga tidak ingin menjelaskan apapun.Bianca terlihat duduk di sofa sambil memegang gelas wine sambil menunggu tyaga selesai mandi. Sejenak dia terdiam dan memikirkan semua kejadian yang terjadi selama seharian ini. Tak pernah bianca sangka fareta akan melakukan hal senekat itu padahal dirinya sudah resmi menikah dengan tyaga.Tiba - tiba terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, tapi b
“Selamat, ga. Kau membuktikan bahwa kau berhasil merebut semua yang aku inginkan!” Orang lain yang mendengarnya saja bisa menilai betapa fareta membenci tyaga dari kata - katanya itu. Bahwa sejak awal dia memang hanya menganggap tyaga adalah saingan yang seimbang untuknya dalam hal apapun. Padahal kenyataan itu begitu berbanding terbalik bagi tyaga. Sejak awal dia menganggap fareta sebagai sahabatnya sama seperti vero. Tapi semenjak adanya masalah diantara mereka karena fareta berusaha merebut bianca, tyaga jadi tersadar akan hal itu.Dengan senyuman terbaiknya tyaga membalas uluran tangan fareta, namun sebelah tangannya langsung menggenggam tangan bianca.“Thanks.” katanya singkat.“Ternyata kau benar - benar menerima bianca dan juga anak dalam kandungannya. Padahal kau belum mengetahui anak siapa itu.” bisik fareta lagi.“Memangnya itu penting ya? Bagi gue yang terpenting adalah bisa bersama bianca selamanya dengan menikahinya.” balas tyaga sambil berbisik juga. Fareta hanya terse
Akhirnya, seseorang yang sangat ditunggu oleh banyak orang mulai menunjukkan tanda - tanda kehadirannya. Sang pengantin wanita yang diantarkan langsung oleh seorang pria yang menjadi cinta pertamanya sejak hari pertamanya lahir ke dunia yaitu sang papa tercinta untuk memasuki area pernikahan. Sedangkan sang pengantin pria yang memang sejak tadi sudah gugup sambil menunggu pujaan hatinya sekarang ini jantungnya semakin berdebar sangat kencang. Apalagi hampir semua orang mulai menolehkan kepala mereka ke arah pintu masuk utama.Tyaga berulang kali menarik nafas dan menghembuskannya untuk menenangkan diri. Ini adalah hari yang sangat dia tunggu selama beberapa tahun belakangan. Mengingat untuk bisa mewujudkan terjadinya hari ini pun cobaan dan rintangan yang harus dia hadapi juga tak mudah.Setiap hubungan memang memiliki ujian dan cobaannya sendiri - sendiri. Tyaga dan bianca sudah menjadi salah satu pasangan yang membuktikan sendiri bahwa mereka bisa melewati semuanya bersama. Selain
Setelah menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam untuk bersiap, akhirnya tyaga sudah terlihat sangat rapi, wangi, tampan, dan sangat mempesona dalam balutan jas berwarna hitam. Sebentar lagi dia akan segera resmi menjadi seorang suami untuk bianca. Itu berarti salah satu tujuan dalam hidupnya benar - benar tercapai.Buah kesabaran dan usaha tyaga akan terbayar sebentar lagi. Bianca benar - benar menjadi satu - satunya gadis yang membuatnya jatuh cinta hingga seperti ini. Bahkan jika diingat lagi tak pernah sekalipun tyaga jatuh cinta pada gadis lain.Walaupun ditengah perjalanan sempat muncul sosok bianca renata yang sempat mewarnai hidupnya. Tapi tetap saja bianca renata yang menjadi gadis taruhan tyaga adalah satu orang yang sama dengan bianca grizelle kekasih pertama dan satu - satunya seorang tyaga.Saat ini tyaga sudah keluar dari kamarnya untuk berjalan menuju ke area tempat pernikahannya dengan bianca. Di Tengah jalan ternyata yoshua sudah menunggu sambil duduk di sofa yang
Senna yang melihat bianca pergi setelah memutar kembali rekaman cctv yang yoshua berikan tadi tentu saja langsung menyusul. Dia tahu betul kondisi bianca saat ini, lagipula senna juga tahu bahwa semua ini memang rencana tyaga dan yoshua untuk bianca. Sejak semalam dia memang membantu calon suami sahabatnya itu agar menyudahi kecurigaannya.“Bi… tunggu aku!!” Panggil senna sambil berlari kecil untuk menyusul bianca.Mendengar namanya dipanggil bianca menghentikan langkahnya, lalu dia menarik pergelangan tangan sahabatnya untuk kembali ke kamar. “Aku beritahu saat sudah dikamar, sen.” Namun sayangnya saat sudah berada di kamar ternyata disana sudah ada beberapa orang.“Halo, bianca ya?” Sapa salah satu orang di dalam kamarnya.“Hai…” “Aku karin dan mereka semua adalah timku. Kami ditugaskan oleh nyonya panya dan nyonya kezia untuk mendandanimu.” Jelas seorang wanita yang memperkenalkan dirinya dengan nama karin. Dan ternyata tim MUA yang dipesan mama dan mama mertuanya sudah datang. H