Share

My Overprotective Husband
My Overprotective Husband
Author: Diosa

PROLOG

Author: Diosa
last update Huling Na-update: 2024-01-15 11:03:47

Begitu pemuda itu keluar dari gang, lampu jalan dekat trotoar langsung pecah. Dia kaget, suasana mendadak gelap, jalanan pun sepi, hanya ada bangunan-bangunan ruko yang telah terbengkalai.

Tiba-tiba, seseorang mendekat dari kegelapan, lalu menyerang si pemuda dengan tendangan kakinya.

"ARRGH!" Pria itu kesakitan, mundur beberapa langkah sambil memegangi perut. Dia berteriak, "SIAPA ITU!"

Orang misterius berpakaian serba hitam itu kembali mendekat, lalu menendang wajahnya.

Tendangan kuat itu sanggup membuat si pria terdorong hingga masuk ke dalam gang, lalu jatuh dengan posisi tengkurap.

Pria itu bangkit, dia sekilas melihat sepatu yang dipakai penyerangnya, memiliki tanda perak berkilau. Saat dia mencoba bangun untuk melihatnya, orang itu sudah lenyap.

Perutnya terasa di koyak, sementara wajahnya panas akibat tendangan demi tendangan barusan.

Dia mengusap darah yang keluar dari hidung, merangkak keluar dari gang, berusaha keras untuk bangun.

Apa yang terjadi? Siapa yang menendang?

Seorang wanita muda berjalan mendekat. Suara hak tingginya terdengar cukup keras saat bersentuhan dengan trotoar jalan itu.

Ia berpakaian formal, setelan jas hitam dipadu dengan rok span, keluar dari mobil tersebut. Kakinya terhias oleh sepasang hak tinggi hitam yang cukup mahal.

Dia berhenti tepat di depan pria yang barusan diserang. Karena pencahayaan lampu agak kurang, jadinya sosoknya agak samar terlihat.

Sambil menunjukkan foto di layar ponselnya, dia berkata, "pasal seratus empat belas ayat satu, setiap orang tanpa hak ataupun sudah melawan hukum menawarkan, menjual, membeli, menerima ataupun menjadi perantara bahkan menukar menyerahkan narkotika golongan satu akan memperoleh pidana seumur hidup atau minimal lima tahun dan maksimal dua puluh tahun."

"Si—siapa kamu?" Pria itu panik aksinya menjual narkoba di balik gang barusan.

Si wanita berkata, "nama saya Vera, Mas Hardi, saya pengacara. Saya sedang menyelidiki kasus sepuluh tahun silam yang melibatkan kematian jaksa bernama Pak Tino. Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan untuk mas-nya."

Mendengar nama Tino, mata pria bernama Hardi itu langsung melotot. Iya, seolah-olah rahasia lama yang harusnya tertutup tiba-tiba dibuka.

Dia menjawab dengan gugup, "sa-saya nggak tau apa-apa."

Vera mengancam, "masa? kalau terbukti bersama-sama melakukan pembunuhan berencana, hukumannya itu mati loh, Mas."

Merasa terancam, pria itu buru-buru bangkit, lalu hendak menyerangnya dengan tinju.

Tetapi, seseorang keburu datang, lalu menendang perut pemuda itu kuat-kuat hingga membuatnya terdorong lagi ke belakang— lalu menabrak tembok bangunan rusak dekat gang.

Pria itu meringis kesakitan. Tulang punggungnya terasa remuk. Dia berteriak, "SIAPA!!"

Orang yang menendangnya pun muncul. Dia berjalan mendekati Vera, lalu berhenti tepat di sebelahnya.

Dia, seorang pria, awal tiga puluh tahunan, yang memiliki paras menawan. Postur tubuhnya tinggi tegap, tampak atletis— sangat ideal. Dia punya bentuk mata yang agak sipit, rambut hitam legam sedikit acak, terutama di bagian poni.

Seperti Vera, dia juga berpakaian formal, setelan jas hitam rapi, tapi sudah tak memakai dasi.

"Apa kubilang, Sayang, penjual ganja itu nggak bisa diajak bicara baik-baik, untung kamu belum diserang," katanya.

Ketakutan, penjual narkoba tadi langsung berlari kabur, memaksakan diri walau punggungnya sakit bukan main.

Akan tetapi, tiba-tiba ada dua pria berpakaian serba hitam yang keluar dari gang lain, menyergap Hardi.

"Apa-apaan ini!" Pria itu panik, berusaha melawan. "Mau apa kalian!?"

Kedua pria tadi membungkam mulutnya dengan lakban, lalu diseret ke mobil yang sudah terparkir di kejauhan.

Vera masih diam melihat pria itu dibawa pergi. Dia sedikit cemas. "Kamu harusnya jangan keterlaluan tendang dia, kalau dia mati gimana?"

"Mau gimana lagi? Aku panik barusan, aku takut kamu kenapa-napa. Aku nggak peduli yang lain, pokoknya Istriku yang cantik nggak boleh sampai terluka."

"Danno, jangan lebay."

"Siapa yang kamu panggil Danno? Panggilnya Sayang, dong. Kita udah nikah. Masa masih aja panggil nama? Nggak mesra banget kamu ..." Pria bernama Danno itu berubah manja. Dia melingkarkan tangan di pinggang Vera.

Vera melirik Danno. Berhubung dia menggunakan hak tinggi, jadi tinggi mereka hampir setara. Dia bisa memandangi wajah pria itu dengan lebih baik.

Dia mengingatkan, "tendangan kamu itu tendangan mantan juara dunia karate, tapi jangan dipakai sembarangan."

"Makasih."

"Itu bukan pujian."

"Iya, iya, ngomong-ngomong, aksi kamu barusan keren dan seksi banget, Sayang— apalagi waktu ngancam," ucap Danno menyeringai sembari mendekatkan bibirnya ke telinga Vera, lalu berbisik, "... aku mau dong diancam."

Vera tertawa geli. "Kita jahat banget, aku takut nanti masuk neraka. Kamu ini 'kan imam-ku, harusnya menuntunku yang baik-baik biar masuk surga, bukannya diajak balas dendam begini."

"Ya udah, ayo aku tuntun ke surga."

"Sekarang?"

"Iya lah, itu dekat sini ada hotel."

Vera tertawa karena paham maksudnya. Itu jelas surga yang lain, surga dunia.

Danno tersenyum.

***

Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tuan Muda
lumayan cukup untuk permulaan
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • My Overprotective Husband   BAB 01

    HIRO GYMVera membaca papan nama pusat kebugaran di depannya yang sedang tutup. Bangunan itu berdiri di pinggir jalan raya, di apit oleh dua ruko besar.Di kota ini, setidaknya ada lima pusat kebugaran bernama Hiro Gym, ini salah satu cabangnya yang paling besar."Tempatnya tutup, pasti disini dia," ucap Vera yakin kalau suaminya ada di dalam. Iya, pusat kebugaran Hiro Gym adalah bisnis Danno. Bisnis ini sudah menyebar ke seluruh Nusantara, bahkan mulai tersebar juga ke negara tetangga.Vera cukup kesal. Ditambah hari sudah siang, matahari di kota Surabaya pusat ini seperti dekat dengan ubun-ubun, lengkap sudah sakit kepalanya.Dia berjalan ke pintu masuk pegawai di Hiro Gym yang terletak di sisi samping bangunan. Kemudian, dia mengetuknya.Pintu dibuka.Seorang pria kekar dengan pakaian serba hitam menyambutnya. Dia minggir, mempersilakannya masuk.Vera bertanya, "mana suami saya?""Ada di boxing area, Nyonya, lurus saja— belok kiri," jawab pria itu menuding ke lorong depannya.Vera

    Huling Na-update : 2024-01-15
  • My Overprotective Husband   BAB 02

    Balas dendam.Iya, balas dendam baru akan dimulai.Vera menguatkan dirinya. Setelah bertahun-tahun, kini dia sudah menjadi pengacara— dia bertekad untuk menjebloskan pembunuh sang ayah ke dalam penjara.Danno masih betah memeluk sang istri. Dia berbisik di telinganya, "senjataku uang, Sayang. Jika pasal hukum kamu nggak bisa diandalim, andalin uangku saja. Kita pasti bisa membalas si anak babi itu.""Makasih.""Apapun untuk istriku tersayang."Vera tersenyum. Dia mendorong dada Danno hingga melepaskan pelukannya. "Mending kamu mandi dulu, ayo kita cari makan siang— di sebelah itu mall, sudah lama aku nggak makan di mall.""Jangan-jangan kamu nyariin aku cuma buat bayarin makan 'kan, ya?""Iya, dong. Kartu debitku nggak bisa dipakai, keblokir gara-gara kamu asal masukin pin kemarin. Duitku tinggal dua puluh ribu ini.""Maaf, Cantik. Iya, aku mandi dulu— setelah itu kita cari makan.""Ayo kita makan ramen, udah lama nggak makan makanan Jepang.""Boleh." Danno tersenyum sambil mencubit p

    Huling Na-update : 2024-01-15
  • My Overprotective Husband   BAB 03

    Rumah sewaan Vera dan Danno berada di pusat kota, dekat dengan jalan raya dan gedung-gedung tinggi lain. Kanan dan kiri bangunannya merupakan ruko dan minimarket, jauh sekali dengan tetangga.Malam ini, Vera pulang ke rumah sendiri lagi. Suaminya berkata ingin melakukan sesuatu di luar. Jadinya, dia tidur sendiri.Tepat di jam satu dini hari, ponselnya yang ada di meja nakas terus berbunyi. Awalnya, dia menghiraukannya, tapi lama kelamaan malah menyambung ke telepon rumah. Mau tidak mau, dia mengangkat panggilan itu."Hmm?" Vera menelpon dengan mata masih menutup.Suara Danno terdengar di balik sambungan telepon itu, "Sayang, lama banget kamu angkatnya? Aku ada di kantor polisi, tolong datang terus bebasin aku.""Kantor polisi? Kamu ngapain?""Datang dulu sini. Aku tunggu."Vera masih malas membuka mata. Dia sudah sering mendengar suaminya dapat masalah. "Kamu mukulin berandalan di jalan 'kan? Bebas sendiri aja lah.""Ini masalahnya nggak bisa damai sama uang, Ayang-ku, Cinta-ku . Da

    Huling Na-update : 2024-01-15
  • My Overprotective Husband   BAB 04

    Vera bangun beberapa jam kemudian, tepat ketika jam tujuh pagi. Dia masih ingin malas-malasan, enggan masak, efek masih kesal dengan kelakuan Danno semalam. Tetapi, saat dia bangun, di sebelahnya sudah rapi, tak ada Danno."Kemana lagi dia?" Dia heran.Baru juga bicara, pintu tiba-tiba dibuka.Danno masuk dengan membawakan nampan bed atau meja lipat kecil yang atasnya sudah ada satu piring roti panggang isi mozarella dan segelas jus stroberi."Selamat pagiii, Istriku~" sambutnya dengan suara ceria dan manis.Vera mengerjap-ngerjapkan mata, mengira ini mimpi. Rasanya mustahil suaminya membuat makanan. Ini memang kenyataan. Danno datang. Pria ini masih menggunakan baju tidur bermotif garis abu-abu. Dia menaruh meja lipat itu di antara paha Vera, lalu berkata, "Waktunya breakfast in bed!"Vera heran. "Ini hari apa?""Sabtu.""Bukan, maksudku ... kamu bikin makanan? Buat aku? Kok bisa? Biasanya kamu cerewet kalo nggak ada sarapan. Hari ini hari apa?""Kenapa kamu malah curiga? Aku 'kan

    Huling Na-update : 2024-01-15
  • My Overprotective Husband   BAB 05

    Usai sarapan dan mandi, Vera diajak suaminya untuk duduk santai di sofa panjang ruang tengah, lalu menonton berita pagi di televisi.Vera membuka obrolan, "kamu nggak ada kerjaan hari ini?""Nggak ada.""Nggak ada ketemuan sama rekan bisnis atau hangout sama temen atau ke gym atau apa gitu?""Nggak ada.""Bagus.""Kenapa?" Danno menoleh ke wanita yang duduk di sebelahnya itu sambil tersenyum manis. Dia menggoda, "... bilang aja kalo mau mesra-mesraan sama aku. Iya 'kan?""Enggak.""Kamu itu ngatain aku pemalu, padahal yang suka malu-malu itu cuma kamu.""Kamu itu suka godain, tapi digoda balik malah diam.""Kalo gitu goda aku lagi.""Males."Danno meraba pipi Vera, dielus-elus dengan jemarinya, sentuhannya begitu posesif. Dia berbisik mesra, "males apa nggak kuat sama pesona-ku?"Vera tersenyum mendengar itu. Dia menoleh. "PD banget kamu?"Jari-jari Danno kini menggeiltik di dagu Vera. Dia tampaknya gemas sekali dengan istrinya itu.Mata mereka bertemu. Keduanya bungkam karena saling

    Huling Na-update : 2024-01-15
  • My Overprotective Husband   BAB 06

    Danno masih diam memandangi dan mendengar berita di televisi. Ini mustahil. Dia tidak mengerti. Kenapa jadinya begini? Apa maksudnya ini? Kemarin pria itu mati?Kemarin?Vera panik. Dia meremas kemeja depan sang suami, lalu mengoyaknya sedikit. "Sayang, jawab! Jangan diam aja! Kamu— kamu bunuh dia!?"Danno memegang kedua tangan Vera, lalu diturunkan. Dia membantah, "enggak. Nggak mungkin, aku sudah bebasin dia kemarin. Setelah dia mengakui semua, aku bebasin.""Tolong jujur.""Sumpah. Aku nggak mungkin bunuh orang sembarangan.""Kamu ... kamu mungkin keterlaluan mukulin dia, terus dia mati, kamu buang mayatnya, kamu harus jujur.""Vera, aku nggak bunuh orang. Lihat aku ..." Danno menangkup wajah Vera dengan kedua tangannya. Jadi, mereka saling pandang lagi. "... Apa menurut kamu, aku bohong masalah beginian?"Vera terdiam. Tidak mungkin juga suaminya berbohong masalah seperti ini. Lagipula, dia juga yakin pria ini bukan pembunuh.Dia berkata, "Tapi, itu jepit dasi kamu 'kan? Kalo kamu

    Huling Na-update : 2024-01-15
  • My Overprotective Husband   BAB 07

    Vera dan Danno menikmati hari libur mengunjungi salah satu cabang kedai es krim di kota ini. Keduanya duduk berdua di meja yang dekat dengan jendela. Saat mereka datang masih terlalu pagi, jadi belum terlalu ramai."Sayang, tumben kamu nggak ngomel lagi," kata Danno memandangi Vera yang duduk di seberang meja darinya."Kenapa harus ngomel?" Vera menjilati es krim cone sambil menikmati pemandangan jalan raya yang sudah ramai."Kita hari ini jadi ke kantor polisi?""Iya lah, sebelum mereka tahu apa yang terjadi, lebih baik kooperatif sama mereka.'"Tapi, bukannya bagus mereka nggak tau itu punyaku.""Bukan nggak tau, tapi belum tau. Udahlah, nanti habis makan siang, kita ke kantor polisi lalu ngaku kalau itu jepit dasi punya kamu.""Kenapa nggak sekarang aja?""Kamu nggak liat aku sedang apa?"Danno tersenyum. "Istriku jahat banget, selalu ngutamain es krim ketimbang aku. Aku cemburu, loh.""Kamu ngeselin, kalo es krim 'kan nyenengin." Vera balas tersenyum.Danno berdiri sedikit, lalu n

    Huling Na-update : 2024-01-18
  • My Overprotective Husband   BAB 08

    Di kamar tidur mereka, terdapat papan tulis dekat tembok yang terdapat tulisan spidol bertuliskan:BALAS DENDAMDanno menempelkan beberapa foto orang di situ dengan bantuan double tape, beberapa di antaranya berasal dari potongan koran. Setelah itu, dia menulis nama-nama mereka di bagian bawah.Danno menuding tiga deret foto paling atas, semuanya pria, dua di antaranya sudah di atas empat puluh tahunan, sementara satunya masih muda."Si bocah setan, Alarik. Ayahnya, Henry, dan kemudian pengacara mereka dulu ... Gio, mereka adalah target utama kita," katanya sambil menuding mereka dengan ujung pena.Vera duduk di pinggiran ranjang, memperhatikan papan tulis dengan seksama.Danno menggambar garis dari foto Gio si pengacara ke foto seorang pemuda asing yang bagian bawahnya tertulis nama Roni. "... nah, ini Roni, teman Hardi yang kasus kematiannya kamu tangani sebelum nikah sama aku, sekitar dua bulan yang lalu baru selesai kasusnya?""Iya.""Roni itu saksi suap yang dilakuin pengacara Gi

    Huling Na-update : 2024-01-18

Pinakabagong kabanata

  • My Overprotective Husband   Extra Part #01: Liburan Keluarga

    Danno dan istrinya, Vera, sudah lama menantikan liburan ini.Mereka menjalani hari-hari yang sibuk, penuh dengan komitmen pekerjaan dan keluarga, dan mereka menantikan waktu untuk bersantai dan menikmati liburan ke Bali.Mereka memutuskan untuk membawa serta bayi laki-laki mereka yang kini sudah berusia enam bulan, Daniel, dan anak perempuan mereka, Venny.Pada hari pertama liburan mereka, mereka pergi ke kedai es krim lokal. Hari itu adalah hari yang hangat, dan mereka semua ingin menikmati makanan dingin.Danno dan Vera mengantri bersama Baby Daniel di kereta dorongnya, sementara Venny berdiri di samping mereka.Saat mereka menunggu, Vera mengulurkan tangan dan mengacak-acak rambut Venny."Kamu udah nggak sabar ya pengen makan es krim?" tanya Vera kepada putrinya."Iya, Mama." Venny menjawab dengan penuh semangat. "Venny nggak sabar makan es krim!"Saat mereka menunggu, Baby Daniel mulai rewel di kereta dorongnya, dan Danno menariknya keluar dan menggendongnya."Kamu mau es krim, J

  • My Overprotective Husband   BAB 99 [TAMAT]

    Satu tahun kemudian ...Vera telah melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat. Dia, sang suami, dan Venny, keponakan yang sudah jadi anak adopsi mereka, memutuskan untuk kembali ke kota Jakarta.Danno menghentikan mobilnya tepat di depan teras rumah besar bertingkat dua. Usai mematikan mobil, dia keluar dan beranjak ke belakang untuk membuka bagasi.Di saat bersamaan, Vera keluar dari mobil dengan menggendong bayi laki-lakinya.Dia membuka pintu belakang, dan membiarkan Venny keluar. Anak perempuan itu terlihat sangat riang gembira."Hore! Udah sampe!" Katanya yang langsung melongo melihat betapa besar rumah yang ada di hadapannya. "ini rumah Papa?"Dengan bangga, Vera mengatakan, "iya dong, ini rumah kita yang sebenarnya. Kalau rumah di Surabaya itu rumah nyewa sebentar, Sayang. Mulai sekarang kita tinggal di rumah kita yang sebenarnya, rumahnya Papa."Danno masih mengeluarkan beberapa koper dari dalam bagasi. Dia menarik semuanya keluar, lalu menggeretnya mendekat ke dekat sang is

  • My Overprotective Husband   BAB 98

    Keesokan harinya ...Ibu Vida bertamu di rumah sewaan keluarga pendonor mata yang dia sewa untuk melakukan akting di depan Danno. Dia kesal karena waktu sudah berlalu, tapi tak mendapatkan kabar tentang yang yang diminta.Dia duduk di sofa panjang ruang tamu bersama Delia juga. Di situ, ada wanita yang sebelumnya memotret kemesraan Delia, lalu seorang pria paruh baya, ayah dari anggota keluarga pendonor yang telah meninggal dunia.Delia resah. Dia masih kepikiran sejak melihat kemesraan Danno dan Vera. Saking resahnya, dia sudah tak peduli dengan dirinya yang tak menggunakan kontak lensa. Alhasil, dia tidak kelihatan seperti buta."Ini maksudnya apa? Kok Danno nggak ngirim-ngirim uangnya?" Ibu Vida meminta kejelasan.Delia cemberut. "Nggak tahu, Tante. Padahal pas terakhir pulang dari sini, dia udah bilang kalau bakalan transfer uangnya. Tapi, pas aku ke rumahnya— eh dia malah mesra sama istrinya. Aneh banget. Sebenarnya mereka itu lagi bertengkar atau enggak, sih?“Ibu Vida melihat l

  • My Overprotective Husband   BAB 97

    Alarik terdiam pasrah.Dia bahkan tak punya kekuatan untuk bangkit. Ini adalah salahnya, salahnya karena buang-buang waktu. Seharusnya dia langsung membakar rumah ini beserta Vera di dalam selagi ada waktu.Selain itu, seharusnya dia juga membawa anak buahnya yang masih setia. Sekarang?Semua akan sia-sia. Dia melihat Sean yang menyeringai melihatnya tersungkur di trotoar. Orang yang menjadi kepercayaan Danno. Selain itu, ada pria lain yang datang di belakangnya— orang yang menghasutnya tentang Johan alias Rey, saudara kandung Sean.Rey tertawa melihat Alarik yang sudah tak berdaya, tak punya kekuatan dan keberanian untuk bangkit lagi. Dia sengaja menendang tongkat bisbol dari dari tangannya.Alhasil, sekarang— Alarik tak punya kuasa lagi. Meski begitu, dia bangkit, masih menguatkan diri untuk bisa kabur.Rey memperingatkan dengan nada sarkas, “ Bos Alarik— jangan coba-coba kabur. Polisi udah datang, loh.""Brengsek, kalian emang sekumpulan pengkhianat brengsek.” Alarik melihat Sean

  • My Overprotective Husband   BAB 96

    Saat hendak membakar sofa, tiba-tiba terdengar suara kaca pecah dari belakang. Sontak saja Alarik menoleh— "Siapa ..." Dia waspada, takut kalau polisi yang datang. Tapi, dia sangat yakin kalau keberadaannya di sini sangat rahasia.Lalu, dalam sejekap, seorang datang berlari menuju ke arahnya. Iya, tanpa diduga itu adalah Danno.Vera membuka mata, melihatnya datang. Dia berusaha berteriak, "MMM!"Danno tampak seperti singa yang sudah siap menerkam musuh. Raut wajahnya menjadi gelap dan mengerikan, terlebih saat melihat istrinya diperlakukan seperti itu."Kamu—" Alarik panik, hendak melempar korek yang sudah dinyalakan ke arah Vera.Akan tetapi, ketika koreknya hampir jatuh— tubuhnya keburu ditendang oleh Danno sehingga korek tersebut jatuh ke tempat lain, lalu padam.Sangat menegangkan. Detak jantung Vera sampai menjadi tidak karuhan. Dia ketakutan bukan main."Brengsek!" bentak Alarik yang tubuhnya terhuyung-huyung, nyaris terjungkal ke lantai. Tapi, dia berhasil mempertahankan kesei

  • My Overprotective Husband   BAB 95

    Usai mendapatkan telepon singkat yang mengkhawatirkan dari salah satu satpam, Danno langsung berdiri. Raut wajahnya berubah panik dan gelisah. Meski belum tahu siapa 'orang mencurigakan' yang didengar barusan, tapi dia sudah bisa menduga.Iya, siapa lagi yang yang akan menyakiti satpamnya seperti itu. Berita tentangnya sudah menyebar di mana-mana— Alarik."Si brengsek itu ... Pasti di brengsek itu ..." Ucap Danno sembari menyambar kunci mobil dari atas meja. Dia memberi pesan ke Dino. "Tolong kamu telpon polisi, minta datang langsung ke rumahku. Aku mau balik dulu sekarang.""Ada apa, Pak?“ Dino ikutan panik sehingga berdiri pula. Dia bingung dengan reaksi wajah Danno yang berubah setelah menerima panggilan sebentar itu. "Terus ini gimana?”"Udah nggak usah ngurusin Delia dulu— telpon atau langsung pergi aja ke kantor polisi, minta ke rumahku. Ada penjahat yang datang.“ Danno mengatakan itu, dan tak ingin berkata apapun lagi. Dia segera meninggalkan tempat itu, keluar dari sana dengan

  • My Overprotective Husband   BAB 94

    Danno sedang duduk berhadapan dengan Dino di dalam sebuah kafe. Posisi meja mereka dekat dengan jendela. Dari situ— mereka bisa mengawasi kondisi di seberang jalan, tepat di mana rumah dari keluarga pendonor palsu sedang bersama Delia.Danno melihat jam tangannya, sudah tepat menunjukkan pukul delapan malam. Dia berkata, "aku belum nelpon Vera ..."Selepas menyeruput kopi, Dino berkomentar, "sebenarnya bapak pulang aja nggak masalah sih, Pak. Saya bisa jaga semalaman di sini.""Nggak ..." Danno melihat ke arah rumah seberang jalan lagi. Meski suasana jalanan di depan ramai, tapi dia bisa mengamati sekitar rumah itu. "Nggak bisa, kata Sean kemungkinan ibu mertuaku bakalan datang ke situ sebentar lagi. Kalau itu terjadi, aku bisa langsung menangkap basah permainan mereka yang mau meras aku.""Oh iya, Pak— kata Mas Sean, Ibu mertua bapak punya foto waktu bapak pelukan sama Mbak Delia.""Nggak masalah, aku udah tahu kalau pasti bakalan difoto waktu Delia peluk aku. Kan tujuannya emang me

  • My Overprotective Husband   BAB 93

    Usai menjemput Venny dan makan bersama, keluarga kecil ini pulang ke rumah. Vera sedikit bisa bernapas lega karena di rumah sudah tidak ada Delia.Di saat suaminya pergi untuk mengurus kebohongan Delia, Vera bersama Venny di ruang tengah. Vera duduk di sofa sembari menonton berita sore, sementara itu— keponakannya tampak nyaman duduk di atas karpet sembari menggambar.Vera tersenyum melihat hampir seluruh berita nasional sedang fokus kasus menghebohkan di Surabaya. Iya, usahanya bersama Darrel dan Sean membuahkan hasil karena sekarang tempat hiburan milik Alarik dan ayahnya diekspos.Di samping bisnis ilegalnya yang memperkerjakan gadis di bawah umur sebagai penghibur serta menjual obat-obatan terlarang, tempat hiburan itu ternyata juga menunggak pajak, melanggar banyak sekali larangan. Akan tetapi, sialnya— yang tertangkap hanyalah orang-orang yng menjadi suruhan saja, Pak Henry juga tertangkap, tapi Alarik berhasil melarikan diri. Pria itu sudah kabur sejak berita tentang klub mala

  • My Overprotective Husband   BAB 92

    Vera masih diam.Dia menunggu sang suami menjelaskan apa maksudnya sang ibu memiliki hubungan salah satu balas dendam mereka yaitu ayah dari Alarik.Danno bisa melihat raut wajah Vera yang menjadi tegang. Dia menjelaskan, "aku udah pernah bilang sama kamu kalau mama kamu itu bukan orang yang baik 'kan? Aku sebenarnya nggak pengen ngomong ini sama kamu dulu ... mengingat kamu kemarin kayaknya nyaman banget waktu ketemu mama kamu."Vera tertegun sejenak. Dia mengaku, "jujur, aku sebenarnya udah nggak enak waktu ketemu dia, Danno. Tapi, ... dia ngomongnya lembut banget, sama kayak kamu, manipulatif."Danno cemberut. "Sayang, aku mungkin manipulatif, tapi aku begini juga gara-gara kamu 'kan? Mulutku manis supaya kamu bahagia."Vera menatap sang suami. Dia menahan tawa. "Untung aku aku cinta sama kamu , jadi aku maafin tingkah ngeselin kamu yang overprotektif sama posesif itu ..."Wajah Danno tak lagi kelihatan cemberut. Dia ikutan tersenyum, tapi tak mengatakan apapun lagi.Vera kembali s

DMCA.com Protection Status