Happy Reading
Alya hanya menunduk ketika siapa yang datang ke apartemennya secara tiba-tiba dan langsung masuk ke walk in closet bersama dengan wajah dingin dan rahang yang tegas seraya meletakkan satu tangan di pintu."Apa yang sedang Kamu lakukan?" tanyanya dengan nada dingin membuat Alya menutup rapat bibirnya.Ia yang sedang duduk di depan lemari pakaian khusus itupun kemudian langsung bersandar melihat ke arah pakaian kampus."Jawab!" perintah Adam yang tidak suka dengan orang yang tidak menjawab pertanyaan orang lain. Sedangkan Alya hanya menunduk tidak berani sama sekali melihat ke arah Adam."Emm, Aku sedang mencari pakaian yang cocok," alibi Alya bingung harus menjawab jujur seperti apalagi.Mengapa Adam sampai marah dan harus datang ke sini, apakah Alya melakukan kesalahan? perasaan Ia tidak berbuat salah seharian ini hingga Adam berbicara kembali."Kau melewatkan jam makan," ujar Adam berjalan mendekat ke arah Alya yang masih menunduk.Betapa khawatirnya Adam tadi ketika tidak menemukan Alya di setiap sudut ruangan dan gadis ini pula melewatkan jam makannya, saat ditanya pun gadis itu mengatakan bahwa Ia mencari pakaian kampus. Apakah harus berjam-jam."Katakan jika tidak menemukan yang cocok." Adam lantas menarik tangan Alya dengan tidak kasar mengajak gadis itu berdiri dari sana."Maaf," kata Alya masih tidak berani menatap Adam yang berwajah dingin.Adam pun membawa Alya ke ruang makan, dimana sudah tersedia makanan yang di tata di atas meja. Sambil mengajak Alya duduk di kursi yang sudah disiapkan Adam seperti sudah biasa sekali memanjakan seorang gadis Ia pun menarik kursi agar Alya dapat duduk. Setelah itu baru Ia melingkari meja menuju tempat duduknya.Mereka makan dalam keheningan tanpa ada yang berkomunikasi, usai menghabiskan makanan tersebut Adam kembali mengajak Alya ke kamarnya dimana terdapat pula ruang belajar. Tanpa banyak berbicara Ia membiarkan Alya belajar dan Dia pun mengambil buku yang ada di rak untuk Ia baca."Kenapa?" tanya Adam yang sepertinya Alya memperhatikannya sedari tadi. Gadis itu banyak pertanyaan tapi, Ia tidak berani untuk melontarkannya."Tidak," jawab Alya berbohong tidak berani mengatakan apapun lagi.****Kedua pasangan ini pun menatap keluar jendela tanpa berkomunikasi apapun, seraya melihat pemandangan di luar, sesekali Adam melihat ke arah gadis ini begitu pula sebaliknya. Adam berusaha menahan diri agar Alya tidak terkejut dan juga takut padanya, ini kali ketiga mereka bertemu dan Alya tidak merasa ada kemajuan apapun di dalam hubungan ini. Sebenarnya Adam itu membutuhkan apa darinya."Langitnya bagus ya," ujar Alya tidak bisa menutupi kekagumannya sore ini pada jingga."Seperti kamu," balas Adam yang melihat senyum Alya sangat ceria."Letakkan di sana saja," kata Adam yang menerima pesanan minuman untuk mereka berdua sekaligus buah untuk gadis ini. Dengan tidak terbiasa nya Adam pun membawa nampan tersebut ke meja yang menjadi jarak mereka berdua.Mau dilihat dari sudut mana pun Alya memang sangat cantik bahkan Adam tidak bisa memungkiri jika gadis ini diincar oleh banyak laki-laki dasar gadis ini saja yang tidak mengetahuinya."Kau libur kapan?" tanya Adam pada Alya yang langsung menoleh itupun."Bulan depan," balas gadis ini mengambil potongan buah sedangkan Adam meneguk alkohol.****"Hah seriously?" tanya Si Nesya dengan menggemparkan seisi kantin universitas."Nesya....jangan kenceng-kenceng nanti ada yang denger," keluh Alya seraya memperengutkan wajahnya."Lo ketemu dia setelah tiga minggu? tapi respon dia biasa aja?" ulang Nesya kembali dengan penjelasan Alya."I don't know but gue ngerasa ada yang aneh," ujar Alya sebenarnya dia belum terlalu mengerti sifat lelaki itu seperti apa dan Alya rasa apa Dia tidak cukup menggoda bagi Adam.Di lain tempat Adam justru tidak bisa berpikir jernih setelah bertemu dengan Alya, ingin sekali ketika bertemu dengan gadis itu Adam langsung melahapnya tapi, apalah daya Ia hanya bisa menunggu waktu yang tepat dimana gadis ini cukup intens dan nyaman pada dirinya.Kemudian dari itu kedua insan tersebut saling berpikir dimana letak ketidak menarikan keduanya."I'ts no problem ya, Lo itu cantik mungkin Lo kurang gatel," kata Nesya menguatkan Alya tapi kalimatnya disertai tanda kutip "gatal" membuat Alya mau bahagia atau bersedih."Gue nggak tau mau nangis atau tertawa sekarang," ucap Alya disaat itu pula kita pesanan mereka tiba.Kedua gadis yang sekarang notabenenya resmi menjadi sugar baby itu lantas bercerita tips-tips dan trik yang harus dilakukan seperti memanjakan si sugar daddy yang haus akan kasih sayang serta keinginan terhadap nafsu, bukan hanya nafsu saja tapi, membuat mereka benar-benar jatuh ke dalam pelukan sugar baby."Gue kalau udah ngambek pasti si doi langsung kirim uang.""What semudah itu?""That's right, Lo siap-siap aja besok atau malamnya ngangkang.""Ya Tuhan mengakak banget hahaha," tawa Alya yang berani bersumpah jika Ia tidak mengerti sama sekali perihal ini.Itulah kenapa orang-orang yang menjadi simpanan gadun itu memiliki uang yang banyak yah karena inilah mereka bahkan bisa memberikan semua aset yang dimiliki hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu seksualitas."Kenapa saya menjadi lelah," keluh Alya yang padahal belum menjadi apa yang diinginkan laki-laki.Takut akan kehilangan kehormatan juga membuat Alya ragu memutuskan menjadi sugar baby, tapi ketika Ia sudah menandatangani perjanjian tersebut sebetulnya Alya tidak dapat lagi keluar."Ada yang Anda butuhkan Tuan?" tanya seseorang masuk ke dalam ruangan Adam."Batalkan pertemuan dengan klien dari Inggris hari ini!" perintah Adam yang sedang bersiap untuk menjemput Alya pulang dari kampus.Tak sampai lima menit Adam keluar dari ruangan menuju ke lift untuk turun ke lobby, ada beberapa devisi yang harus dilewati oleh Adam ketika itulah para karyawan bergegas dengan kesibukan mereka. Adam terkenal dengan atasan disiplin dan arogan, Ia tidak akan toleransi jika ada karyawan yang tidak sesuai dengan kualifikasi menurut dirinya."Bersihkan lantai sepuluh hingga mengkilap!" pinta Adam berbicara pada bodyguard kemudian laki-laki berpakaian hitam itupun menyampaikan pada pekerja yang bertugas.Mobil keluaran terbaru Amerika Serikat tersebut siap meluncur, Adam sendiri yang membawa mobil tersebut diikuti dengan satu mobil lainnya. Bukannya tidak berani kemana-mana sendiri tapi, menghindari paparazi Adam harus ekstra di kawal."Pulang ini Lo kemana Ya?" tanya seorang cowok teman kelas Alya, laki-laki berkulit cerah itu tak lupa memberikan senyumnya pada Alya."Nonton yuk," ujarnya lagi yang belum mendapat balasan dari Alya.Gadis yang dengan rambut panjang itupun bingung harus menjawab apa sampai ketika sebuah mobil parkir di halaman kampus tak jauh dari tempat Alya berada dan sebuah panggilan menyelamatkan Alya."Nona Alya....""Emm sorry Dick...Aku ada urusan bye bye." lambai Alya yang langsung meninggalkan Dick sendiri di sana."Siapa?" baru mendudukkan punggungnya di kursi mobil Alya sudah mendapatkan pertanyaan dari laki-laki di sebelahnya ini.****Thanks guysHappy ReadingAlya mengamuk ketika tiba-tiba Adam menciumnya, mungkin karena ini kali pertama Alya merasa tidak nyaman sekaligus geli. "Argh udah dad...geli," rengek Alya menendang-nendang kursi mobil. Bukannya berhenti Adam justru semakin senang menggoda gadis kecil ini. "Ini hukuman untuk kau," ujar Adam dengan suara seraknya seraya menindih tubuh kecil Alya tangan gadis itu Ia letakkan di lehernya lalu kembali mencumbui leher gadis ini. "Emm...nggak mau dad," keluh Alya dalam hati Ia berdoa laki-laki ini menjauh darinya. Lidah Adam bermain di tengkuknya ntah apa yang laki-laki itu rasakan di tengkuk gadis ini, seraya Alya yang menolak untuk bibirnya dicium. Sumpah demi apapun dia belum pernah kissing, Ia hanya tau ketika menonton drakor itupun Ia mengartikan sebagai tanda kasih sayang bukan hukuman ataupun nafsu belaka. Ingin sekali Alya menangis, setelah habis tenaga mengamuk gadis yang terbaring di kursi mobil itupun pasrah bak patung tidak menikmati sedikitpun cumbuan dari
Happy ReadingAlya mundur beberapa langkah ketika pertanyaan itu kian menyudutkan dirinya. Sampai seseorang pun tiba menarik tangan Alya yang sudah bergetar. "Alya libur nanti ikut your campion di California 'kan? Lo kemarin nanyain Gue ikut juga apa nggak ya?" ujar gadis itu mendekatkan tubuhnya pada Alya. Alya hanya diam seribu bahasa seraya tidak mengerti sama sekali, sampai teman-teman Alya yang tadi sudah berwajah campur dengan penghinaan kini beralih seolah-olah menganggumi gadis ini. "Wow seriously Alya?""Yang benar saja kamu ikut kegiatan aktivis tersebut," puji teman-teman Alya membuat gadis ini melihatnya hanya bisa tersenyum hambar ntah itu karena tidak mengerti atau justru merasa bahwa teman-temannya adalah palsu. Mudah sekali menjilat ludah sendiri—sangat munafik. "Alya keren.... ""God job Alya... "Lalu setelah itu gadis ini langsung membawa Alya keluar dari kelas dan menuju ke tempat biasanya mereka menongkrong dimana lagi kalau bukan kantin. "Lo kalau lagi poj
Happy Reading"Kerja apa ya...yang cocok untuk mahasiswa kayak kita-kita ginj....""Nggak ada yang mau menerima mahasiswa apalagi tahun pertama.""Aku tau pekerjaan apa yang bisa di apply?""Memang apa?""Sugar baby....""That's right...cuma ngangkak dibayar fantasitis, bisa punya rumah, mobil dan juga aset."Begitulah kira-kira obrolan panas yang ada di kantin University Beligia, Nesya dan Alya hanya bisa mendengar dan juga menggeleng. Kenapa orang-orang semakin sibuk saja dengan urusan dan pilihan dari orang lain tanpa melihat bagaimana mereka harus bertahan. Nikmatilah hidup sendiri dan jika kalian bisa tidak perlu menjadi sugar baby. Tapi, untuk kedua gadis ini mereka juga memiliki pilihan yang sudah mereka pikirkan. Nesya merupakan gadis yang terlahir dalam keadaan kurang mampu dan Ia tidak bisa memilih orang tuanya jangankan untuk berkuliah makan sehari-hari saja Ia susah, beasiswa yang didapatkan dari University pun tidak bisa mencover kebutuhannya. Sedangkan Alya ntahlah Ia
Happy ReadingAlya menoleh ketika suara pintu kamar di buka, gadis yang sedang berdiri di depan kaca besar itu seraya melipat tangan tersenyum singkat saat laki-laki ini berjalan ke arahannya seraya membawa serangkaian bunga tulip yang dibentuk menjadi bucket berukuran besar dibungkus oleh pita besar bunga berwarna merah ini sangat cantik. "For you...." seperti maknanya sendiri bunga tulip berwarna merah melambangkan rasa cinta yang sangat mendalam kepada seseorang. Adam sebagai laki-laki dewasa yang tidak pernah bisa mengungkapkan perasaan lewat kata-kata dengan begitu Ia selalu memberikan pada gadis apa yang mereka inginkan. "Thankyou," kata Alya lembut menerima bunga tersebut. Alya masih mengenakan kaos oversize milik Adam semalam yang berukuran cukup besar di tubuhnya hingga sampai menutupi sebagian tubuhnya yang tidak mengenakan apapun itu. "I'm so sorry sudah membuatmu sakit," seru Adam sedikit merasa bersalah melihat wajah lemas Alya pagi ini membuatnya jadi tak enak hati.
Happy ReadingJika ada yang lebih nikmat itu berarti ialah Alya, hampir seminggu di California mereka tak pernah melewatkan malam panas yang kian membara hasrat keduanya. Hanya ketika siang hari mereka keluar kamar selebihnya mereka habiskan untuk bercinta dan bercumbu. Alya gadis lugu yang sebenarnya tidak tau sama sekali tentang seks pada akhirnya diajari oleh laki-laki ini dengan praktek secara langsung. "Baby...you so sexy...." erang Adam mendesah ganas oh god mereka sangat panas. Tubuh tanpa balutan busana itu meliuk bak ular yang saling bergelung, Alya menengadahkan kepalanya ketika Ia mencapai klimaks. Bagian bawahnya terasa penuh dengan junior yang terus maju mundur dan cairan yang perlahan merembes. Desahan demi desahan memenuhi ruangan tersebut, mereka saling memadu hasrat bahkan tidak bisa dibedakan antara cinta atau nafsu belaka. Alya merasakan hal-hal yang sangat berbeda dari kehidupan sebelumnya yang serba tidak pernah disentuh seseorang tapi, saat ini jangankan di si
Happy ReadingWaktunya pulang sudah tjba, Alya merasakan energinya hari ini sangat fit. Ia pun sebelum pesawat take off melihat ke luar jendela dimana pemandangan indah bak lukisan sang semesta. Sangat rapi dan tertata, sejenak Ia berpikir tentang Tuhan. Apakah benar ada atau tidak? Baiklah Alya tidak ingin memikirkannya terlalu dalam dan saat ini Ia hanya akan memikirkan dunia. Memang seks bebas sudah dilegalkan di negara barat terutama Amerika Serikat siapa yang tidak tau bahwa anak 17 tahun tentunya tidak lagi baik itu perawan ataupun perjaka, setiap individu memiliki haknya dan masing-masing itulah yang diterapkan oleh negara bahwa mereka pun bebas untuk menentukan hidup dan pilihan mereka masing-masing. Alya tidak heran lagi setelah menginjakkan kakinya di Amerika Ia pun sudah tidak asing yang namanya alkohol. Tapi, Alya yang hanya fokus pendidikan itupun tidak memikirkan bab percintaan di dalam hidupnya. Alya menatap indah ke sekeliling udara yang Ia sedang naiki ini di sebela
Happy ReadingAlya hanya bisa menggeleng ketika mereka bersama-sama secara langsung bercinta di depannya, seraya meringis gadis itu meneguk air mineral yang ada di depannya. Sementara Adam tidak melakukan apapun kecuali memperhatikan Alya sambil memainkan rambut gadis itu. Sesaat ponselnya pun berdering. Adam berdiri kemudian berlalu untuk menjawab panggilan tersebut. "Ada apa?" ujarnya dengan nada dingin menempelkan benda pipih tersebut ke daun telinganya. "Silahkan hubungi manajer keuangan," ujar Adam ntah apa yang dibicarakan si penelepon di seberang tampaknya Adam tidak suka melihat raut wajahnya yang kaku sambil mengepalkan tangan. Tanpa berujar lagi Adam pun mematikan ponselnya lalu dengan kasar Ia mematikan ponsel tersebut, sambil berjalan kembali ke private room. "Are you okay dad?" tanya Alya yang melihat wajah Adam tampak sangat menahan amarah. "Nothing," bisiknya seraya mengendus aroma strawberry yang ada di tubuh gadis ini kemudian lidah laki-laki itu menyapu kulit le
Happy Reading"Eumm ngantuk Dad...," keluh Alya yang masih sangat mengantuk membuka pintu pada Adam yang baru tiba di apartemennya, laki-laki ini langsung memeluknya dari belakang sambil menuju ke kamar yang mengendus-endus leher Alya seperti seekor kucing. "Aku menginginkanmu baby...." tidak lain dan tidak bukan tujuan laki-laki berumur ini adalah memenuhi kebutuhan seksnya kini Alya sudah tidak mengenakan sehelai pakaian sambil mengantuk gadis itupun melebarkan kakinya. "Baby...kau very hot..." langsung saja dengan ganas Adam memasukkan juniornya ke dalam milik Alya. Gadis itupun meringis ketika gesekan tersebut sangat memenuhi dirinya, kalian tidak akan percaya jika Alya mengatakan Ia tidak memiliki perasaan pada Adam. Yang hanya Ia nikmati seks dari laki-laki ini, tubuhnya bergetar seraya seksualitas itu kian bertambah. Cerita mereka hanya seputar tentang seks tidak ada percakapan yang lain. Ini bulan ketiga dan Alya hari ini menandatangani apartemen yang baru saja Ia beli, l