Happy Reading
"Kerja apa ya...yang cocok untuk mahasiswa kayak kita-kita ginj....""Nggak ada yang mau menerima mahasiswa apalagi tahun pertama.""Aku tau pekerjaan apa yang bisa di apply?""Memang apa?""Sugar baby....""That's right...cuma ngangkak dibayar fantasitis, bisa punya rumah, mobil dan juga aset."Begitulah kira-kira obrolan panas yang ada di kantin University Beligia, Nesya dan Alya hanya bisa mendengar dan juga menggeleng. Kenapa orang-orang semakin sibuk saja dengan urusan dan pilihan dari orang lain tanpa melihat bagaimana mereka harus bertahan. Nikmatilah hidup sendiri dan jika kalian bisa tidak perlu menjadi sugar baby.Tapi, untuk kedua gadis ini mereka juga memiliki pilihan yang sudah mereka pikirkan. Nesya merupakan gadis yang terlahir dalam keadaan kurang mampu dan Ia tidak bisa memilih orang tuanya jangankan untuk berkuliah makan sehari-hari saja Ia susah, beasiswa yang didapatkan dari University pun tidak bisa mencover kebutuhannya.Sedangkan Alya ntahlah Ia tidak memiliki banyak pilihan dan juga alasan yang jelas. Menurutnya juga berhubungan dengan laki-laki dewasa juga memiliki rasa aman dan tentunya bisa menghargai inner childnya."Bokap Lo nggak pernah ngabarin lagi?""Not," balas Alya singkat mungkin ini juga alasannya menyetujui kesempatan menjadi sugar baby sebab kehilangan figur ayah dan Ia merasa bahwa dengan adanya sugar daddy dapat menggantikan kehilangannya itu."Yang sabar ya," ujar Nesya kembali menyemangati.Untuk sekelas Alya sebenarnya Ia masih bisa menjadi mahasiswa yang hedon seperti makan makanan enak dan tinggal di kos-kos yang terbilang mahal karena Ia hanya tunggal dan orang tuanya tentu sanggup memenuhi keinginannya namun, kembali lagi pada Alya yang tidak ingin merepotkan ibunya yang menjadi single mom.****Libur semester telah tiba, Alya rencananya ingin pulang minggu ini tapi rencana tersebut seketika gagal ketika Adam secara tiba-tiba menelponnya untuk segera packing. Alya dengan bingung mengambil pakaian yang wajib Ia bawa dibantu dengan beberapa asisten rumah tangga. Ia tidak tau harus membawa apa saja yang terpenting adalah pakaian tidur sepertinya.Alya juga meminta dibawakan skincare nya beserta peralatan kebutuhan yang sekiranya penting."Ting...Ting...." ponselnya pun berbunyi panggilan dari Nesya masuk."Lo mau ke mana?" tanya Nesya bingung melihat Alya yang sibuk di walk in closet."Ngga tau, disuruh packing....""Ngga jadi pulang? nyokap Lo nanyain nih.""Bilang aja Gue ada kegiatan kampus toh Dia juga sibuk kerja," ungkap Alya gadis itu pun langsung meminta asisten keluar agar bisa mengganti pakaiannya."Oke deh have fun," ujar Nesya yang diangguki oleh Alya seraya mematikan sambungan telepon.Baru ingin memakai celana jeans Alya dikejutkan oleh kedatangan Adam yang tanpa mengetuk pintu."Argh...." pekik Alya terkejut."Sorry...sorry," ujar laki-laki dewasa itu.Adam terlihat sangat santai dengan pakaian casual memperlihatkan otot-otot bisepnya yang sangat membentuk tubuh. Tidak bisa ditutupi usia Adam dan Alya jelas terlihat jauh apalagi ketika gadis ini mengenakan celana jeans ditambah sweeter korean yang membuatnya tampil jauh lebih muda apalagi ketika ia membiarkan rambut panjangnya tergerai diberi aksesoris pita.Gadis berkulit cerah itu berdiri di samping Adam yang berkulit lebih gelap darinya sambil berjalan bersama menuju lobby. Alya memperhatikan postur tubuh Adam dari belakang baru kali ini Ia bisa memperhatikannya dengan jelas. Sangat tegap dan gagah."Selama saya pergi apartemen ini tidak boleh berdebu," ujar Adam tegas mengatakan pada asisten rumah tangga.Wanita parubaya itupun mengangguk mengerti, mobil yang ditumpangi mereka pun melaju dengan kecepatan sedang."Kita mau ke mana?" tanya Alya bingung kemana tujuan mereka sebab Ia sama sekali tidak diberi tau."California, bukankah kamu ada kegiatan?" balas Adam menaikan sebelah alisnya pada Alya."Itukan hanya bohongan temanku," kata Alya lagi bisa-bisanya Adam berpikir itu adalah serius."Berarti kita berlibur saja.""Untuk apa?" Alya yang jelas-jelas berpikir bahwa ini akan membuang uang saja apalagi jika Adam tidak ada urusan bisnis di sana."Honeymoon," bisik Adam seketika membuat Alya merinding dibuatnya. Melihat itu Adam pun tertawa.****Perjalanan mereka membutuhkan waktu sekitar dua jam di dalam perjalanan Alya tak henti-henti membuat video perjalanan sampai Ia pun kelelahan. Alya yang duduk di samping Adam itupun tertidur tanpa sadar jika kepalanya sudah ada di bahu Adam."Siapkan hotel bintang lima!" perintah Adam yang juga di situ mengatakan apa saja yang harus disiapkan selama di California.Kali ini Adam ingin menikmati waktu mereka di negara bagian Amerika Serikat yang cukup terkenal akan kehidupannya yang glamour. Ini bukan kali pertama Adam ke California sebab beberapa anak perusahaannya tidak jauh dari kota tersebut.Ketika mereka sudah sampai Alya pun dengan segera bangun saat Adam ingin membangunkan gadis ini. Alya yang masih mengumpulkan nyawa itupun sempat bingung Ia ada dimana.Sebagai sugar daddy yang baik Adam pun membantu Alya turun dari pesawat dan langsung menaiki mobil yang sudah siap untuk mengantar mereka. Mobil tersebut melaju melewati jembatan yang cukup terkenal di dunia yaitu jembatan Golden Gate, pemandangan yang sangat indah dari atas sini.Sesampainya di hotel mereka pun langsung diarahkan ke ruang makan untuk lunch, menu makanan di sini sangatlah enak dan juga membuat selera bertambah. Usai menghabiskan makanan Alya pun bersama Adam langsung menuju ke kamar mereka.Lagi-lagi Alya dibuat terkejut dengan kamar hotelnya yang sudah dilengkapi bunga di atas kasur beserta hiasan lainnya terdapat juga tulisan honeymoon. Kalah terkejut Alya yang melihat jacuzzi yang terhubung langsung dengan kamar dan juga pemandangan di luar beserta kamar mandi yang transparan."Ngga ada hotel yang lain Dad?" tanya Alya ingin rasanya Ia pindah kamar saja pasalnya Ia takut dibuat tidak bisa berjalan besok pagi."Ini hotel terbagus, apa Kau tidak nyaman?" tanya Adam melihat ke arah Alya yang masih berdiri di depannya tak ingin beralih. Adam pun membawa gadis ini ke sofa dimana ada di ujung ranjang."Apa yang membuatmu tidak nyaman? katakanlah," ujar Adam menatap Alya dalam sedangkan yang ditatap justru bingung sendiri."Tidak...," jawab Alya melihat ke sekeliling."Apa Kau ingin kamar sendiri," tawar Adam lagi sejenak Alya berpikir hingga Ia pun menggigit bibirnya."Tidak mau...," cicit gadis ini membuat Adam bernapas lega."Kau sudah siap?" hanya anggukan yang bisa Alya berikan, mau siap atau tidak pun waktunya akan tiba sudah menjadi tugas Alya melayani sugar daddy.*****Thanks guysStay tune I love youHappy ReadingAlya menoleh ketika suara pintu kamar di buka, gadis yang sedang berdiri di depan kaca besar itu seraya melipat tangan tersenyum singkat saat laki-laki ini berjalan ke arahannya seraya membawa serangkaian bunga tulip yang dibentuk menjadi bucket berukuran besar dibungkus oleh pita besar bunga berwarna merah ini sangat cantik. "For you...." seperti maknanya sendiri bunga tulip berwarna merah melambangkan rasa cinta yang sangat mendalam kepada seseorang. Adam sebagai laki-laki dewasa yang tidak pernah bisa mengungkapkan perasaan lewat kata-kata dengan begitu Ia selalu memberikan pada gadis apa yang mereka inginkan. "Thankyou," kata Alya lembut menerima bunga tersebut. Alya masih mengenakan kaos oversize milik Adam semalam yang berukuran cukup besar di tubuhnya hingga sampai menutupi sebagian tubuhnya yang tidak mengenakan apapun itu. "I'm so sorry sudah membuatmu sakit," seru Adam sedikit merasa bersalah melihat wajah lemas Alya pagi ini membuatnya jadi tak enak hati.
Happy ReadingJika ada yang lebih nikmat itu berarti ialah Alya, hampir seminggu di California mereka tak pernah melewatkan malam panas yang kian membara hasrat keduanya. Hanya ketika siang hari mereka keluar kamar selebihnya mereka habiskan untuk bercinta dan bercumbu. Alya gadis lugu yang sebenarnya tidak tau sama sekali tentang seks pada akhirnya diajari oleh laki-laki ini dengan praktek secara langsung. "Baby...you so sexy...." erang Adam mendesah ganas oh god mereka sangat panas. Tubuh tanpa balutan busana itu meliuk bak ular yang saling bergelung, Alya menengadahkan kepalanya ketika Ia mencapai klimaks. Bagian bawahnya terasa penuh dengan junior yang terus maju mundur dan cairan yang perlahan merembes. Desahan demi desahan memenuhi ruangan tersebut, mereka saling memadu hasrat bahkan tidak bisa dibedakan antara cinta atau nafsu belaka. Alya merasakan hal-hal yang sangat berbeda dari kehidupan sebelumnya yang serba tidak pernah disentuh seseorang tapi, saat ini jangankan di si
Happy ReadingWaktunya pulang sudah tjba, Alya merasakan energinya hari ini sangat fit. Ia pun sebelum pesawat take off melihat ke luar jendela dimana pemandangan indah bak lukisan sang semesta. Sangat rapi dan tertata, sejenak Ia berpikir tentang Tuhan. Apakah benar ada atau tidak? Baiklah Alya tidak ingin memikirkannya terlalu dalam dan saat ini Ia hanya akan memikirkan dunia. Memang seks bebas sudah dilegalkan di negara barat terutama Amerika Serikat siapa yang tidak tau bahwa anak 17 tahun tentunya tidak lagi baik itu perawan ataupun perjaka, setiap individu memiliki haknya dan masing-masing itulah yang diterapkan oleh negara bahwa mereka pun bebas untuk menentukan hidup dan pilihan mereka masing-masing. Alya tidak heran lagi setelah menginjakkan kakinya di Amerika Ia pun sudah tidak asing yang namanya alkohol. Tapi, Alya yang hanya fokus pendidikan itupun tidak memikirkan bab percintaan di dalam hidupnya. Alya menatap indah ke sekeliling udara yang Ia sedang naiki ini di sebela
Happy ReadingAlya hanya bisa menggeleng ketika mereka bersama-sama secara langsung bercinta di depannya, seraya meringis gadis itu meneguk air mineral yang ada di depannya. Sementara Adam tidak melakukan apapun kecuali memperhatikan Alya sambil memainkan rambut gadis itu. Sesaat ponselnya pun berdering. Adam berdiri kemudian berlalu untuk menjawab panggilan tersebut. "Ada apa?" ujarnya dengan nada dingin menempelkan benda pipih tersebut ke daun telinganya. "Silahkan hubungi manajer keuangan," ujar Adam ntah apa yang dibicarakan si penelepon di seberang tampaknya Adam tidak suka melihat raut wajahnya yang kaku sambil mengepalkan tangan. Tanpa berujar lagi Adam pun mematikan ponselnya lalu dengan kasar Ia mematikan ponsel tersebut, sambil berjalan kembali ke private room. "Are you okay dad?" tanya Alya yang melihat wajah Adam tampak sangat menahan amarah. "Nothing," bisiknya seraya mengendus aroma strawberry yang ada di tubuh gadis ini kemudian lidah laki-laki itu menyapu kulit le
Happy Reading"Eumm ngantuk Dad...," keluh Alya yang masih sangat mengantuk membuka pintu pada Adam yang baru tiba di apartemennya, laki-laki ini langsung memeluknya dari belakang sambil menuju ke kamar yang mengendus-endus leher Alya seperti seekor kucing. "Aku menginginkanmu baby...." tidak lain dan tidak bukan tujuan laki-laki berumur ini adalah memenuhi kebutuhan seksnya kini Alya sudah tidak mengenakan sehelai pakaian sambil mengantuk gadis itupun melebarkan kakinya. "Baby...kau very hot..." langsung saja dengan ganas Adam memasukkan juniornya ke dalam milik Alya. Gadis itupun meringis ketika gesekan tersebut sangat memenuhi dirinya, kalian tidak akan percaya jika Alya mengatakan Ia tidak memiliki perasaan pada Adam. Yang hanya Ia nikmati seks dari laki-laki ini, tubuhnya bergetar seraya seksualitas itu kian bertambah. Cerita mereka hanya seputar tentang seks tidak ada percakapan yang lain. Ini bulan ketiga dan Alya hari ini menandatangani apartemen yang baru saja Ia beli, l
Happy ReadingSiapa sih yang tidak ingin tidur di tempat yang bagus memiliki apartemen dengan furnitur yang semuanya terlihat mewah, lantai marmer dan jendela besar yang menghubungkan pada pemandangan indah di luar sana. Ditambah lagi saldo rekening yang setiap hari bertambah tentunya kita tidak akan menolak pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang diincar semua orang pekerjaan yang santai dengan gaji yang besar, tapi tidak semua orang bahagia dengan pekerjaan tersebut boleh jadi karena itu adalah jalan satu-satunya yang harus Ia lakukan. Kita tidak akan mengerti jika kita tidak mengalami apa yang orang tersebut alami. Itulah mengapa kita tidak diizinkan untuk menghakimi orang lain, semua orang berdosa hanya saja cara mendapatkan dosa tersebut berbeda-beda. Alya duduk di balkon seraya melihat ke gedung sebelah dimana seseorang sedang membersihkan rumahnya dengan ditemani anak dan juga suaminya. Betapa bahagia keluarga tersebut, tapi apakah Alya menginginkan demikian? tidak sama sekali? I
Happy Reading"Aku ingin pergi dengan temanku jika tidak jadi malam ini," ujar Alya berbicara di seberang telepon. Hampir lima bulan Alya menjadi sugar baby dan Ia merasa tidak perlu terlalu menutup diri dan tidak mengenal orang lain, Alya juga tidak ingin menuruti semua kemauan laki-laki ini. Dia kan hanya melayani kebutuhan birahi laki-laki ini untuk apa juga terlalu menurut. "Mau pergi dengan siapa?" tanya sugar daddy di seberang sana terdengar suaranya sedikit ber intonasi. "Laki-laki atau perempuan?" lanjutnya lagi tidak Alya hiraukan Ia pun beberes meja belajarnya. "Alya...," katanya lagi dengan gadis ini Alya pun menjawab. "Laki-laki teman kampusku," jawab Alya biasa saja. "Lagian Aku juga sudah sering pergi dengannya," jelas Alya lagi. "Kamu tidak boleh pergi," tegas Adam membuat Alya pun menjadi kesal. "Kok daddy melarang? memangnya Daddy siapa?""Daddy nggak berhak ngatur-ngatur Aku." kesal Alya yang sambil merengut kesal moodnya yang tadi ingin belajar pun jadi mala
Happy ReadingAlya menghela nafas usai sampai di apartemen dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur, Ia merasa energinya terkuras malam ini, bagaimana tidak tatapan tajam dari laki-laki yang sekarang menjadi donaturnya itu sangat mengerikan. Alya menggigit bibirnya saat membayangkan hukuman apa yang akan diberikan laki-laki itu nanti padanya apalagi saat sepulang tadi Ia baru memeriksa ponsel dan banyak pesan dari sugar Daddy. "Jika sudah di tempat fotokan.""Jangan memakai pakaian terbuka.""Pulangnya jangan malam-malam." Kira-kira itulah isi pesannya dan tidak ada satupun yang Alya balas sebab semua pesan Ia arsipkan kecuali pesan dari Max. Alya memang memprivasikan hidupnya tidak ada yang tau Ia pergi ke mana dan dengan siaoa. Seraya melihat ke langit-langit kamar Ia membaca berulang kali pesan sugar daddy dan lagi-lagi Alya mengutuk diri. "Argh...kesel...." Ia pun juga kesal dengan Daddy yang bersama istrinya ada rasa yang tidak bisa definisikan dan itu sangat kacau. Baru sa
Happy ReadingHari menjelang tahun baru, kegembiraan menyelinap di rumah keluarga besar Adam. Mereka berencana untuk mengadakan pesta tahun baru yang meriah sebagai cara untuk bersatu, berbagi kebahagiaan, dan menyambut awal tahun dengan penuh semangat. Adam dan Alya bersama Deniel, bersemangat mengatur segala persiapan untuk acara keluarga ini.Rumah besar keluarga Adam dipenuhi tawa, canda, dan keriuhan anak-anak kecil yang sudah tak sabar menanti pesta. Alya sibuk dengan hiasan dan memastikan meja makan dipenuhi dengan hidangan lezat. Adam membantu memeriksa sistem audio untuk memastikan musik tahun baru siap menghibur semua tamu.Sejak pagi, aroma masakan yang menggoda sudah mengisi seluruh rumah. Keluarga besar Adam, dari kakek nenek hingga sepupu-sepupu kecil, mulai berkumpul satu per satu. Suasana hangat dan akrab terasa begitu kental di rumah tersebut.Pukul delapan malam, lampu hias yang berkilauan menyala menerangi taman rumah. Meja makan dihiasi dengan penuh cinta, dan area
Happy ReadingPagi itu, sinar matahari menyinari rumah kecil keluarga Adam dan Alya. Deniel, yang berusia lima tahun, melompat-lompat di sekitar ruang tamu dengan pakaian serba warna yang membuatnya terlihat semakin ceria."Ayo, Deniel! Hari ini kita akan pergi ke taman," seru Adam sambil memasang sepatu kecil Deniel."Yaay! Taman!" seru Deniel penuh semangat.Alya tersenyum melihat kebahagiaan anak mereka. "Jangan lupa, kita bawa bekal ya, Nak."Setelah persiapan selesai, mereka berangkat menuju taman yang berjarak beberapa langkah dari rumah mereka. Sesampainya di sana, Deniel langsung berlari ke taman bermain, sementara Adam dan Alya menyiapkan tempat piknik."Deniel, hati-hati ya, jangan terlalu cepat," seru Alya sambil tersenyum.Adam mengeluarkan bekal dari tas piknik. "Ada sandwich favoritmu dan juga minuman kesukaanmu, Nak."Deniel mengangguk dengan riang. "Terima kasih, Daddy!"Semenjak memiliki Deniel Adam jauh lebih hangat dan ekspresif, laki-laki itu tidak pernah menunjukk
Happy ReadingSetelah hari-hari yang penuh dengan tanggung jawab dan keberhasilan, Adam dan Alya menyadari bahwa keintiman di antara mereka adalah fondasi dari kebahagiaan keluarga mereka. Meskipun kesibukan sehari-hari, mereka berdua sadar akan pentingnya menjaga api cinta mereka tetap menyala. Suatu malam, ketika anak-anak sudah tertidur pulas, Adam dan Alya menciptakan momen kebersamaan yang penuh dengan kelembutan dan cinta di antara seprai.Alya, setelah menyiapkan diri dengan lembut, mengintip dari pintu kamar mandi. Adam, yang sedang membaca buku di ranjang, menoleh dan tersenyum. "Kamu cantik sekali, Sayang," ucapnya dengan penuh kelembutan.Alya tersenyum dan mendekati ranjang. Mereka bertatapan sejenak, suasana kamar dipenuhi dengan getaran keintiman. Adam memberi isyarat untuk duduk di sebelahnya, dan mereka mulai berbicara tentang hari mereka, impian, dan juga rasa cinta yang tak pernah luntur.Tangan Adam dengan lembut mengelus rambut Alya, membawa mereka ke dalam dunia p
Happy ReadingHari itu, matahari terbenam dengan warna oranye yang lembut, melukis langit senja. Rumah Alya dan Adam terlihat hangat dengan lampu-lampu kecil yang menyala di dalamnya. Sebuah aroma masakan yang lezat bercampur dengan suasana damai, mengisi rumah tangga mereka.Alya, seorang wanita yang penuh kehangatan, sibuk memasak di dapur. Adam, suaminya, duduk di ruang tamu sambil membaca buku. Mereka saling tersenyum melewatkan pandangan mata, merasakan keharmonisan yang kian mengakar seiring berjalannya waktu.Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dengan keras, mengundang tawa kecil dari keduanya. Seorang bocah lelaki kecil berusia empat tahun dengan senyum ceria melompat masuk, membawa mainan truk kesayangannya."Mommy...Daddy, hari ini di taman,Deniel berteman dengan anak baru. Namanya Ben!" seru Deniel dengan semangat, matanya berbinar-binar.Alya tersenyum dan mendekati Deniel, membelai lembut rambut kecilnya. "Itu bagus, sayang! Kamu senang berteman baru, ya?""Ya, Mommy! Ben bila
Happy ReadingEsok harinya, Alya memutuskan untuk duduk bersama Deniel untuk berbicara tentang aturan di rumah. Dia memilih sudut ruang tamu yang nyaman, dihiasi dengan warna-warna cerah yang disukai Deniel."Mommy ingin berbicara dengan Deniel tentang sesuatu yang penting," ucap Alya sambil mengajak Deniel untuk duduk di dekatnya."Dengar, sayang, Mommy tahu Deniel ingin melakukan banyak hal yang menyenangkan. Tapi, ada aturan-aturan yang harus kita ikuti di rumah ini," kata Alya dengan suara lembut.Deniel mendongak, matanya penuh dengan keingintahuan. "Kenapa, Mommy? Deniel tidak suka aturan.""Mommy mengerti, sayang. Tapi, aturan itu ada untuk menjaga kita tetap sehat dan bahagia. Misalnya, kita makan makanan sehat agar tubuh kita kuat," jelas Alya sambil berusaha membuat Deniel memahami."Alya juga ingin bicara tentang Daddy Adam. Dia adalah kepala keluarga kita dan pantas mendapat penghargaan," ucap Alya sambil tersenyum padu pada Deniel."Daddy Adam memberikan banyak cinta dan
Happy ReadingDi pagi yang cerah itu, rumah mewah Alya terasa tenang dan teratur. Namun, keheningan itu segera terguncang ketika Deniel, si kecil yang berusia empat tahun, bangun dari tidurnya."Mommy! Ayo bangun! Deniel ingin main mobil-mobilan," teriak Deniel dengan penuh semangat, membuat Alya terbangun dengan tergesa-gesa."Aduh, sudah pagi ya, sayang?" Alya melirik jam di meja samping tempat tidurnya. "Deniel, kenapa begitu semangat sekali?""Karena Deniel sudah besar, dan besar artinya bisa melakukan apa yang Deniel mau!" jawab Deniel sambil tertawa riang.Meskipun penuh semangat, Deniel tidak segera bersiap-siap. Dia malah berlarian ke dapur, merusak ketertiban yang telah dibuat para pelayan."Mommy mau sarapan apa?" tanya Deniel seraya membuka lemari kue dan menyebabkan kerusakan di sana."Aduh, Deniel, tolonglah. Kita makan sarapan yang sudah disediakan pelayan, ya?" ujar Alya sambil berusaha membersihkan kekacauan. Namun pada akhirnya yang membersihkan kekacauan tersebut pel
Happy ReadingProses penyembuhan Adam menjadi perjalanan panjang yang penuh tantangan, tetapi setiap langkah yang diambil disertai oleh kekuatan tak terduga dan cinta yang tidak tergoyahkan. Alya, sebagai pendamping sejati, berada di samping Adam sepanjang waktu, memberikan dukungan tak terbatas dan cinta yang menghangatkan.Hari-hari di rumah sakit dan sesi-sesi pengobatan membentuk pola kehidupan mereka. Alya belajar tentang berbagai perawatan, menyesuaikan jadwal dan rutinitas keluarga sesuai dengan kebutuhan Adam. Deniel, yang menjadi sumber kebahagiaan di tengah ketegangan, membawa senyuman di wajah mereka sepanjang perjalanan.Dalam keterbatasan fisiknya, Adam menunjukkan tekad dan semangat juang yang menginspirasi. Ia memusatkan pikirannya pada pemulihan, berfokus pada setiap langkah kecil yang membawanya mendekati kesehatan yang optimal. Alya, sebagai pendukung utama, menjadi pilar yang tak tergoyahkan.Setiap kunjungan ke dokter membawa harapan dan kekhawatiran. Alya selalu m
Happy ReadingBulan telah berlalu sejak hari-hari misterius itu, dan sekarang Deniel, buah hati Alya dan Adam, merayakan ulang tahunnya yang pertama. Rumah mereka dipenuhi dengan tawa dan keceriaan, dihiasi dengan balon berwarna-warni dan hiasan khusus untuk merayakan momen istimewa tersebut.Alya dan Adam sibuk menyusun persiapan untuk pesta ulang tahun Deniel. Mereka berdua bekerja sama memilih kue ulang tahun yang indah dan mengatur dekorasi ruangan. Deniel duduk di kursi tinggi, tersenyum riang, tidak tahu bahwa hari ini adalah hari spesial baginya.Tamu-tamu mulai berdatangan, termasuk keluarga besar Adam dan kolega-kolega dari pekerjaan mereka. Suasana penuh kebahagiaan dan cinta, semua orang berkumpul untuk merayakan pertumbuhan dan kebahagiaan keluarga kecil ini.Ketika Alya membawa Deniel ke ruang tamu, sorotan mata dan senyum lebar menghiasi wajahnya. Deniel sendiri tampak antusias melihat keadaan baru di sekelilingnya. Alya memeluknya erat sambil berkata, "Selamat ulang tah
Happy ReadingSetelah memiliki bayi fokus Alya terbagi pada bayi Deniel sehingga Ia dan Adam sangat jarak sekarang melakukan hubungan intim ini. Bagaimana tidak Adam pulang sudah larut malam sedangkan Alya jam segitu baru saja tidur seharian mengurus bayi tidaklah mudah. Walaupun dibantu oleh para asisten Alya sembilan puluh persen Ia yang mengurus semuanya. Mulai dari memperhatikan keadaan sang bayi yang harus memenuhi kebutuhannya hingga asi booster yang harus terjaga. Malam ini Alya baru saja menyusui bayinya setelah itu Ia langsung tidur. Belum lama Alya terlelap Adam pun tiba dengan masih dibalut jas, rasa lelah Adam terbayarkan dengan melihat bayinya dan juga Alya. Setelah melihat sebentar bayi Deniel Adam langsung bergegas ke kamar mandi untuk mandi, tidak sampai sepuluh menit Adam keluar. Saat Ia baru ingin berganti pakaian Ia sudah melihat Alya berdiri seraya menggendong bayi mereka. Melihat pandangan itu membuat Adam semakin bersyukur sudah diberi keluarga kecil yang sanga