Share

Mencari Siregar

Penulis: Citra_Zi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

     Setelah perkuliahan hari ini berakhir, seperti janjiku akan bertemu Regar. Aku menunggunya di salah satu Cafe dekat kampus. 30 menit menunggu akhirnya Regar muncul.

     "Darimana aja huh? gue lama nungguin lu, tau." Aku terus saja mengomel sambil mengaduk-aduk minumanku yang daritadi tidak aku sentuh setegukpun.

    "Sorry... gue ada keperluan, lagi itu minuman jangan dimainin gitu, kasihan minumannya ntar oleng" sindir Regar padaku 

"Lu harus secepatnya umumin ke ortu lu kalo lu udah punya pasangan!" Ujarku masih dengan wajah serius

"Tapi siapa ?"

"Idih nanya gue, yah serah Lu dah ,pokoknya pointnya mah Lu harus batalin perjodohan itu TITIK. Gue gak mau denger alesan apapun."

Setelah memberi peringatan pada Regar, gue memilih untuk langsung pergi dari cafe itu, tak perduli apa kata Regar, aku yang memaksanya datang lalu meninggalkannya begitu saja. Aku yakin dan percaya bahwa Regar akan mengutukku untuk hal ini. 

****

Kini tiba waktu aku akan sangat merasa terbebani, dan aku terpaksa harus mengikuti semua ritual perjodohan ini, mulai dari aku yang akan lebih sering mengirim makanan dan beberapa paket bunga ke rumah tante Jennie, serta aku yang harus mulai ikut pertemuan pertemuan yang aku sendiri tidak mengerti untuk apa itu di adakan, hanya akan membuat bosan dan buang buang waktu menurutku. . ah ini semua karena makan malam yang kacau itu, kenapa juga Regar malah memilih untuk tidak ikut, padahal jelas itu bukan pilihan. Aku sudah mencoba memperingatinya dan sepertinya dia ingin bermain main denganku. Tunggu saja akan aku buat dia menyesal. Sampai dia sendiri yang akan merengek untuk perjodohan ini dibatalkan.

****

Seperti biasanya aku akan menuju kampus, mengikuti semua rutinitas yang anak kuliahan harusnya lakukan. Ada Kelas dan beberapa kegiatan pilihan lainnya seperti tiap harinya, oh iyah aku juga harus selalu ikut bimbingan untuk beberapa perlombaan yang aku ikuti, demi kelangsungan beasiswa yang ku peroleh dikampus ini, itu juga salah satu alasan untuk aku keluar negeri dengan mudah.

Hari ini aku sengaja menggunakan transportasi umum (bus) untuk ke Kampus. Aku ingin sesuatu yang berbeda. Tohh tidak enak bila aku menggunakan kendaraan pribadi sementara aku pemegang beasiswa full. Apa kata dosen dan anak anak lainnya. Aku dikutuk karena keserakahanku nanti. 

Pukul. 09 lewat 10 menit, aku sudah tiba di halte pemberhentian. Dan aku masih harus berjalan lagi menuju kampus yang jaraknya dari halte sekitar 100 meter, dan baru beberapa langkah tiba tiba ada panggilan atas namaku.

" Va..." Sapa seseorang yang suaranya begitu aku kenali. Yah itu Reina. Reina yang duduk di jok belakang membonceng pada seorang pria, dan sepertinya wajah pria itu tidak asing. Aku pernah bertemu ahh atau melihatnya. Dimana kira kira. Lalu lamunanku terhenti oleh teriakan Reina. 

"Lu jalan Va ?"

"Ohh iya nih rei , gue tadi naik bus ke Kampus." Aku menjawab Reina namun pandanganku terus kearah pria yang memboncengnya.

"Ehh bentar bentar dehh." Ujar Reina meminta pria itu memberhentikan motornya. Lalu Reina turun dari motor.

"Emm det, gue jalan aja sama Valerya oh maksudku Canva.. Lu duluan aja masuk." Pinta Reina pada Pria itu

"Oh temen lu ??" Tanya pria itu sambil sesekali memerhatikan gue. 

"Iya sekelas. Udah sana nanti aja gue kenalin. Bye det."

"Yawdah gue cabut." Balas pria itu sambil menghidupkan kembali mesin motornya lalu melaju meninggalkan kami berdua.

Setelah pria yang mungkin itu kekasih Reina menghilang dari kerumunan pejalan kali. Gue akhirnya memutuskan untuk bertanya sesuatu pada Reina.

"Rei,, gue mau nanya nih" 

"Apa Va ??"

"Emmm. Dia tadi cowok lu kan...?"

"Iya, gue manggil dia det. sooo"

"Dia senior yah ?"

"Umhum. Why ?" Balas Reina dengan tatapan penasaran maksud dari pertanyaanku.

"Ahh gak ada kok, soalnya gue seneng aja lihat yunior jadian ama senior gitu. Asyik aja menurut gue." Jawabku asal 

"Ohyah. Terus lu mau juga gitu punya senior ?"

"Ahh gaklah. Gue mah males."

"Lah terus tadi pernyataan lu maksudnya apaan neng..."

"Yah seneng lihatnya doang. Ada yunior ada senior terus ada masa masa dimana bakalan aman kalau ada apa apa sama senior cewek." Hehe , aku tertawa kecil

Haha. Dibalas Reina dengan tawa yang lebih besar dan semangat. "Dasar Lu. Bisa aja. Gue sama doi udah pacaran 3 tahun."

"What ??? Lama banget. Dari lu SMA, terus dia ?"

"Gue LDR an Va, selama ini dia tinggalnya di Kalimantan, nah baru sekarang dia tuhh integ di Kampus kita, jadi itung itung baru berapa hari lah gue ketemu dia."

"Are u seriously Ree ?"

"Of course Va. Thats Reall. And true Story."

"Wow, amazing"

"Apaansihh,"

"Seriusan, itu wow bangett. "

"Gaklahh, dia juga pindah kesini bukan karena gue juga alasannya."

"Huh ?"

"Iya Va, dia tuh udah semester 5 sekarang, mana mungkin dia integ di usia semeter yang tinggal sedikit lagi cuman gara gara gue."

"Terus ?"

"Yah. Itu karena akhirnya bokapnya dipindahin ke Jakarta. Dan dia anak Tunggal jadi mau gak mau harus ikut. Yahhh itu dehh alasannya. Akhirnya dia ke jakarta dan sekampus sama gue."

"Tapi lu senengkan.. "

" Yah seneng gak seneng sih."

" Idih. Kok gitu Rei. Why, tell me ?"

"Emmm... sebenernya, gue sama dia itu jadian sekedar jadian doang. "

"Huh ??? "

"Iyaa. Kita kenalan waktu pentas seni. Kebetulan. Dia ikut salah satu ekskul dan gue juga. Dia ke jakarta dan gue ikut pentas seni yang sama. Kenalan. Tukeran alamat i*******m, after gue folow dan di flbk, DM. Yaudah jalan beberapa bulan kami memutuskan untuk jadian. Dan sekarang ketemu gue hampah sebenarnya. Gue lebih milih dia jauh aja ketimbang deket gini."

"Lohhh kenapa Rei, lu aneh ihh...."

"Gue sepertinya nyaman saat chatt , by phone, vcall and something like that. Just sosmedd. Dan bukan untuk dunia nyata gini. "

"Sakit Lu Reiii..... "

"Tapi ini beneran Va...."

Dan akhirnya Percakapan kami yang semakin berat harus terhentih, karena ternyata kami sudah berada di depan gerbang kampus. Dan pria yang tadi bersama Reina sudah menunggu di depan gerbang. 

"det, kok Lu gak duluan masuk ajasih." Ujar Reina sembari mendekat pada kekasihnya yang berdiri depan gerbang kampus

"Yah gak apa. Ayuk. " ajak pria itu pada Reina sambil memberi senyum singkat padaku sebagai tanda untuk mengambil Reina. Lalu aku membalas dengan anggukan.

"Ummm Va, gue duluan yah. Inget itu rahasia kita berdua." Reina membisikkan itu padaku. Berdua. Lantas dua sahabatnya kemarin tidak ia beritahu kah??? Batinku

Aku yang melihat sepasang kekasih itu jadi kepikiran dengan bagaimana nanti aku sama Regar. Menjalin hubungan tanpa rasa. Ini harus dihentikan. Mendadak aku menjadi semakin panas dan meledak ledak.

Regar.. mana Regar

.. aku terus saja mencari cari sosok Regar. Di kelasnya dan beberapa tempat yang biasa ia kunjungi. Namun nihil tidak aku temukan. Dimana keberadaannya saat ini. Sudah ku telpon dan ku W******p namun sama. Tetap tidak ada jawaban darinya. Aku semakin geram.

Ingin menjambaknya.

to be continued. . . 

Bab terkait

  • My Love, You Take Away!   Berdebat

    Setelah lelah aku memutuskan untuk menyudahi pencarianku. Aku kembali ke ruangan, menunggu kelas terakhir.Disana ada Reina, Fifian dan Juga Sandra. Sudah menunggu daritadi."Lu darimana aja, hampir kena sekorkan untung ibunya telat masuk." Celoteh Reina"Iyanih lu darimana huh?" Tambah fifian dan sandra bergantian."Gue ada keperluan tadi bentar. Udah udah tuh dosen jangan ribut lagi ntar kena sekorsing beneran." Ujarku yang langsung duduk menyesuaikan diri disebelah Reina.*** Kelas terakhir usai. Kami mempersiapkan diri untuk pulang, Reina pamit untuk bertemu kekasihnya, sedang Fifian dan Sandra mengajakku untuk bergabung dengan mereka sore ini, mereka akan mengadakan party di salah satu club ternama di kota ini, aku tak enak bila ajakan pertama mereka langsung aku tolak. Terpaksa aku mengiyakan. Hanya saja aku tidak bisa langsung pergi aku musti ijin pada orangtuaku. Mendengar itu Fifian dan Sa

  • My Love, You Take Away!   Janjian yang menyebalkan

    Kini aku sudah berada di dalam club. Aku sudah mengamati seluruh penjuru ruangan untuk mencari keberadaan dua gadis itu. Dan dari kejauhan tepatnya diatas panggung club ini, Sandra dan Fifian melambaikan tangannya padaku. Mengisyaratkan untukku segera mendatangi mereka. Lalu ku ikuti petunjuk untuk menuju panggung Cuma butuh satu menit untuk sampai ke Panggung itu, padahal ada begitu banyak manusia disana yang menghalangi namun entah kekuatan apa yang ku miliki malam ini hingga membuat semua menyingkir begitu saja saat melihatku berjalan. Tapi aku tidak perduli yang terpenting Aku sudah berada di depan panggung sekarang, lalu ku lihat Fifian yang sepertinya sudah mabuk, sedang Sandra masih normal. Dengan alat musik biola yang ia mainkan.Aku melangkah lebih dekat ke fifian, lalu aku dengan sigap memegangi tangan Fifian untuk menyeimbangkan tubuhnya yang sudah hampir ambruk."Sand. Sandra. Come her

  • My Love, You Take Away!   Hati yang berkhianat

    "Wah gue minta maaf yah kejadian di club itu Va." ujar Fifian setelah duduk disebalahkuSeminggu setelah insiden di Night club. Hari ini, aku bertemu kembali di kelas dengan Reina dan juga kedua sahabatnya. Sandra dan Fifian."Hummmm, kalian harusnya gak ngundang gue, gak tau betapa kesalnya gue malam itu." Jawabku santai meski memang kejadian malam itu menjengkelkan"Sorry, im so sorry Canva, Forgive us." Begitu Sandra dan Fifian merajuk meminta pengertian dariku"Yasudahlah gue juga udah lupain kok.""Thankyou Va." Setelah menerima maaf dariku keduanya spontan memberi pelukan padaku. Meski sebenarnya risih aku terpaksa membalas pelukan ituBegitulah seharusnya aku memang bukan sahabat mereka bertiga lalu untuk apa aku marah. Tidak ada alasan yang pasti untukku marah ataupun merasa kecewa.Dan itu menurutku keuntungan dari aku yang tidak ingin memiliki sahabat.*****Beberapa hari setelah insiden Aku dan Regar berselisi

  • My Love, You Take Away!   Liburan bersamanya

    ------Libur tiba, aku mendapat ijin dari Ayah dan bunda untuk ikut liburan bersama Reina dan yang lainnya. Tentu itu ada syaratnya---Aku harus berkunjung ke rumah Regar terlebih dahulu, untuk meminta ijin---akupun menyetuji syarat tersebut.Aku berkunjung kerumah Regar, dan disana hanya ada ibunda Regar, tante jennie. Yang lain sedang diluar kota. Setelah berbincang dengan tante jennie dan mendapat ijin untuk liburan.Aku menanyakan keberadaan Regar dan ternyata Regar sedang berada di Prancis. Dan aku sama sekali tidak mengetahui hal itu!Alasan tante Jennie tidak memberitahukan kabar itu karena mereka berpikir kalo Regar sudah menyampaikan hal itu padaku. Namun sepertinya hal itu tidak dilakukan Regar karena dia masih merasa kesal oleh ulahku di club itu.Regar memang masih merupakan mahasiswa di salah satu univ di Prancis, dia ke kampusku cuman sebagai peserta pertukaran mahasiswa. Dan soal perjodohan kami masih dilanjutkan. Hanya perlu me

  • My Love, You Take Away!   Prolog

    Minggu, februari! Pagi ini masih sama buatku masih tetap menyejukkan, aku duduk melantai depan jendala kamar, memandang indah diluar sana. Sambil sesekali memejamkan mata merasakan hembusan angin yang menerobos masuk begitu saja tanpa izin. Oh sejuknya... menusuk keseluruh kulitku. Rambut hitam legamku yang terurai panjang ikut terkibas olehnya.Hari yang begitu indah dan cerah. Embun membuatku merasa lebih segar pagi ini. Langit biru yang selalu menjadi saksi kecantikan parasku setiap pagi. Aku tersipu malu setiap melihatnya lebih indah. Mataharipun teriknya tak mau kalah selalu membuatku tenang dan damai tanpa perduli ucapan selamat pagi dari seseorang yang mereka sebut kekasih, karena bagiku, embun, langit dan mentari pagi sudah cukup buatku menyambut pagi. "Selamat pagi untukku" batinku. Seperti biasa pagiku dimulai dengan lima belas menit menatap keindahan sunrise, tiga menit membasuh muka, satu menit menggosok gigi kemudian menit berikutnya tinggal menunggu alarm sarapan pa

  • My Love, You Take Away!   Kampus hari pertama

    Hari ini aku resmi menjadi Mahasiswi di salah satu universitas swasta di kotaku, dan pagi ini aku sengaja datang lebih awal dari ketentuan kampus, karna aku ingin mencari tahu banyak hal, siapa tahu ada yang bisa aku eksplor. "Haha maksud aku bisa aku ajak berduet di ring tinju. Ngaco gak itu hanya gurauan seorang anak yang benar benar gila akan belajar bukan adu tinju seperti anak-anak sebaya lainnya."gumamku***"Emm permisi bu." Setelah mengetuk pintu aku mencoba membuka sedikit pintu ruangan"Iya ada apa, masuk." Salah satu Dosen cantik yang mengetahui keberadaanku depan pintu mempersilahkanku masuk. "Kamu mahasiswi jurusan apa?" tanyanya.Aku tersenyum malu mendapati pertanyaan itu. "Oh maaf ibu, aku mahasiswi baru." Aku mulai melangkah maju mendekat ke Dosen cantik itu."Oh astaga, ibu pikir kau sudah mahasiswi akhir, soalnya kau begitu terlihat dewasa dan anggun. Caramu berpakaian

  • My Love, You Take Away!   Beasiswa Prestasi

    Aku sudah berada dikampus tepat pukul 08.00 sesuai intruksi ibu dosen cantik kemarin. Lalu aku menuju kelas yang memang diperuntukan untuk segala macam test. Termasuk testku hari ini untuk memperoleh beasiswa. Sebenarnya keinginanku mendapat beasiswa bukan karena orangtuaku tidak mampu membiayaiku. Mereka sangat mampu bahkan aku terbilang cukup tajir dikalangan Teman SMA ku. Namun aku ingin beasiswa semata mata untuk memperjelas kehebatanku dalam masalah akademik. Tentu itu sangat membantu apalagi aku ingin melanjutkan studytour sampe luar negri. Jelas aku butuh predikat hebat itu.*** "Hey cantik, kamu sudah disinih?" Suara Dosen cantik itu terdengar menyapaku. Aku membalas sapaannya dengan memberikan sedikit senyum. "Iya bu, aku baru saja tiba." "Silahkan masuk, dan posisikan dirimu senyaman mungkin. Pilih saja bebas dimana kamu ingin duduk, karna katanya tempat duduk cukup berperan penting untuk kes

  • My Love, You Take Away!   Ospek terakhir

    Masih ospek terakhir untuk kami para mahasiswa baru dikampus ini. Dan juga hari ini Pengumuman untuk hasil test beasiswa yang ku ikuti. Aku memutuskan untuk menuju ke papan buletin kampus. Dan alhasil Namaku tertera dengan jelas sebagai pemegang no.1 untuk beasiswa prestasi. "Wah legah." Bisikku. Tentu ini meyelamatkan aku dari absen ospek dan kemungkinan akan ketahuan siapa aku sebenarnya. Yah walopun bukan aku yang mengumumkan diriku senior mereka sendiri yang seenaknya menfonisku demikian.*** Kabar gembira ini lalu sampai kepada kedua orangtuaku. Ayah dan Bunda tentu sangat bahagia. Akhirnya aku bisa membuktikan sekali lagi aku adalah the winner untuk urusan study. Mereka pula menjanjikan S2 ke luar negeri untukku. Dimana itu terserah aku. Soal biaya jelas orangtuaku tidak masalah. Ditambah lagi sekarang aku Resmi Kuliah gratis."Sayang. Kau diam diam sudah membuat Ayah dan Bunda bangga. Bunda yakin pulang nanti

Bab terbaru

  • My Love, You Take Away!   Liburan bersamanya

    ------Libur tiba, aku mendapat ijin dari Ayah dan bunda untuk ikut liburan bersama Reina dan yang lainnya. Tentu itu ada syaratnya---Aku harus berkunjung ke rumah Regar terlebih dahulu, untuk meminta ijin---akupun menyetuji syarat tersebut.Aku berkunjung kerumah Regar, dan disana hanya ada ibunda Regar, tante jennie. Yang lain sedang diluar kota. Setelah berbincang dengan tante jennie dan mendapat ijin untuk liburan.Aku menanyakan keberadaan Regar dan ternyata Regar sedang berada di Prancis. Dan aku sama sekali tidak mengetahui hal itu!Alasan tante Jennie tidak memberitahukan kabar itu karena mereka berpikir kalo Regar sudah menyampaikan hal itu padaku. Namun sepertinya hal itu tidak dilakukan Regar karena dia masih merasa kesal oleh ulahku di club itu.Regar memang masih merupakan mahasiswa di salah satu univ di Prancis, dia ke kampusku cuman sebagai peserta pertukaran mahasiswa. Dan soal perjodohan kami masih dilanjutkan. Hanya perlu me

  • My Love, You Take Away!   Hati yang berkhianat

    "Wah gue minta maaf yah kejadian di club itu Va." ujar Fifian setelah duduk disebalahkuSeminggu setelah insiden di Night club. Hari ini, aku bertemu kembali di kelas dengan Reina dan juga kedua sahabatnya. Sandra dan Fifian."Hummmm, kalian harusnya gak ngundang gue, gak tau betapa kesalnya gue malam itu." Jawabku santai meski memang kejadian malam itu menjengkelkan"Sorry, im so sorry Canva, Forgive us." Begitu Sandra dan Fifian merajuk meminta pengertian dariku"Yasudahlah gue juga udah lupain kok.""Thankyou Va." Setelah menerima maaf dariku keduanya spontan memberi pelukan padaku. Meski sebenarnya risih aku terpaksa membalas pelukan ituBegitulah seharusnya aku memang bukan sahabat mereka bertiga lalu untuk apa aku marah. Tidak ada alasan yang pasti untukku marah ataupun merasa kecewa.Dan itu menurutku keuntungan dari aku yang tidak ingin memiliki sahabat.*****Beberapa hari setelah insiden Aku dan Regar berselisi

  • My Love, You Take Away!   Janjian yang menyebalkan

    Kini aku sudah berada di dalam club. Aku sudah mengamati seluruh penjuru ruangan untuk mencari keberadaan dua gadis itu. Dan dari kejauhan tepatnya diatas panggung club ini, Sandra dan Fifian melambaikan tangannya padaku. Mengisyaratkan untukku segera mendatangi mereka. Lalu ku ikuti petunjuk untuk menuju panggung Cuma butuh satu menit untuk sampai ke Panggung itu, padahal ada begitu banyak manusia disana yang menghalangi namun entah kekuatan apa yang ku miliki malam ini hingga membuat semua menyingkir begitu saja saat melihatku berjalan. Tapi aku tidak perduli yang terpenting Aku sudah berada di depan panggung sekarang, lalu ku lihat Fifian yang sepertinya sudah mabuk, sedang Sandra masih normal. Dengan alat musik biola yang ia mainkan.Aku melangkah lebih dekat ke fifian, lalu aku dengan sigap memegangi tangan Fifian untuk menyeimbangkan tubuhnya yang sudah hampir ambruk."Sand. Sandra. Come her

  • My Love, You Take Away!   Berdebat

    Setelah lelah aku memutuskan untuk menyudahi pencarianku. Aku kembali ke ruangan, menunggu kelas terakhir.Disana ada Reina, Fifian dan Juga Sandra. Sudah menunggu daritadi."Lu darimana aja, hampir kena sekorkan untung ibunya telat masuk." Celoteh Reina"Iyanih lu darimana huh?" Tambah fifian dan sandra bergantian."Gue ada keperluan tadi bentar. Udah udah tuh dosen jangan ribut lagi ntar kena sekorsing beneran." Ujarku yang langsung duduk menyesuaikan diri disebelah Reina.*** Kelas terakhir usai. Kami mempersiapkan diri untuk pulang, Reina pamit untuk bertemu kekasihnya, sedang Fifian dan Sandra mengajakku untuk bergabung dengan mereka sore ini, mereka akan mengadakan party di salah satu club ternama di kota ini, aku tak enak bila ajakan pertama mereka langsung aku tolak. Terpaksa aku mengiyakan. Hanya saja aku tidak bisa langsung pergi aku musti ijin pada orangtuaku. Mendengar itu Fifian dan Sa

  • My Love, You Take Away!   Mencari Siregar

    Setelah perkuliahan hari ini berakhir, seperti janjiku akan bertemu Regar. Aku menunggunya di salah satu Cafe dekat kampus. 30 menit menunggu akhirnya Regar muncul. "Darimana aja huh? gue lama nungguin lu, tau." Aku terus saja mengomel sambil mengaduk-aduk minumanku yang daritadi tidak aku sentuh setegukpun. "Sorry... gue ada keperluan, lagi itu minuman jangan dimainin gitu, kasihan minumannya ntar oleng" sindir Regar padaku"Lu harus secepatnya umumin ke ortu lu kalo lu udah punya pasangan!" Ujarku masih dengan wajah serius"Tapi siapa ?""Idih nanya gue, yah serah Lu dah ,pokoknya pointnya mah Lu harus batalin perjodohan itu TITIK. Gue gak mau denger alesan apapun."Setelah memberi peringatan pada Regar, gue memilih untuk langsung pergi dari cafe itu, tak perduli apa kata Regar, aku yang memaksanya datang lalu meninggalkannya begitu saja. Aku yakin dan percaya bahwa Regar akan men

  • My Love, You Take Away!   Ospek terakhir

    Masih ospek terakhir untuk kami para mahasiswa baru dikampus ini. Dan juga hari ini Pengumuman untuk hasil test beasiswa yang ku ikuti. Aku memutuskan untuk menuju ke papan buletin kampus. Dan alhasil Namaku tertera dengan jelas sebagai pemegang no.1 untuk beasiswa prestasi. "Wah legah." Bisikku. Tentu ini meyelamatkan aku dari absen ospek dan kemungkinan akan ketahuan siapa aku sebenarnya. Yah walopun bukan aku yang mengumumkan diriku senior mereka sendiri yang seenaknya menfonisku demikian.*** Kabar gembira ini lalu sampai kepada kedua orangtuaku. Ayah dan Bunda tentu sangat bahagia. Akhirnya aku bisa membuktikan sekali lagi aku adalah the winner untuk urusan study. Mereka pula menjanjikan S2 ke luar negeri untukku. Dimana itu terserah aku. Soal biaya jelas orangtuaku tidak masalah. Ditambah lagi sekarang aku Resmi Kuliah gratis."Sayang. Kau diam diam sudah membuat Ayah dan Bunda bangga. Bunda yakin pulang nanti

  • My Love, You Take Away!   Beasiswa Prestasi

    Aku sudah berada dikampus tepat pukul 08.00 sesuai intruksi ibu dosen cantik kemarin. Lalu aku menuju kelas yang memang diperuntukan untuk segala macam test. Termasuk testku hari ini untuk memperoleh beasiswa. Sebenarnya keinginanku mendapat beasiswa bukan karena orangtuaku tidak mampu membiayaiku. Mereka sangat mampu bahkan aku terbilang cukup tajir dikalangan Teman SMA ku. Namun aku ingin beasiswa semata mata untuk memperjelas kehebatanku dalam masalah akademik. Tentu itu sangat membantu apalagi aku ingin melanjutkan studytour sampe luar negri. Jelas aku butuh predikat hebat itu.*** "Hey cantik, kamu sudah disinih?" Suara Dosen cantik itu terdengar menyapaku. Aku membalas sapaannya dengan memberikan sedikit senyum. "Iya bu, aku baru saja tiba." "Silahkan masuk, dan posisikan dirimu senyaman mungkin. Pilih saja bebas dimana kamu ingin duduk, karna katanya tempat duduk cukup berperan penting untuk kes

  • My Love, You Take Away!   Kampus hari pertama

    Hari ini aku resmi menjadi Mahasiswi di salah satu universitas swasta di kotaku, dan pagi ini aku sengaja datang lebih awal dari ketentuan kampus, karna aku ingin mencari tahu banyak hal, siapa tahu ada yang bisa aku eksplor. "Haha maksud aku bisa aku ajak berduet di ring tinju. Ngaco gak itu hanya gurauan seorang anak yang benar benar gila akan belajar bukan adu tinju seperti anak-anak sebaya lainnya."gumamku***"Emm permisi bu." Setelah mengetuk pintu aku mencoba membuka sedikit pintu ruangan"Iya ada apa, masuk." Salah satu Dosen cantik yang mengetahui keberadaanku depan pintu mempersilahkanku masuk. "Kamu mahasiswi jurusan apa?" tanyanya.Aku tersenyum malu mendapati pertanyaan itu. "Oh maaf ibu, aku mahasiswi baru." Aku mulai melangkah maju mendekat ke Dosen cantik itu."Oh astaga, ibu pikir kau sudah mahasiswi akhir, soalnya kau begitu terlihat dewasa dan anggun. Caramu berpakaian

  • My Love, You Take Away!   Prolog

    Minggu, februari! Pagi ini masih sama buatku masih tetap menyejukkan, aku duduk melantai depan jendala kamar, memandang indah diluar sana. Sambil sesekali memejamkan mata merasakan hembusan angin yang menerobos masuk begitu saja tanpa izin. Oh sejuknya... menusuk keseluruh kulitku. Rambut hitam legamku yang terurai panjang ikut terkibas olehnya.Hari yang begitu indah dan cerah. Embun membuatku merasa lebih segar pagi ini. Langit biru yang selalu menjadi saksi kecantikan parasku setiap pagi. Aku tersipu malu setiap melihatnya lebih indah. Mataharipun teriknya tak mau kalah selalu membuatku tenang dan damai tanpa perduli ucapan selamat pagi dari seseorang yang mereka sebut kekasih, karena bagiku, embun, langit dan mentari pagi sudah cukup buatku menyambut pagi. "Selamat pagi untukku" batinku. Seperti biasa pagiku dimulai dengan lima belas menit menatap keindahan sunrise, tiga menit membasuh muka, satu menit menggosok gigi kemudian menit berikutnya tinggal menunggu alarm sarapan pa

DMCA.com Protection Status