Tertidur setelah apa yang mereka lakukan, bahkan Tania tidak mendengarkan kata-kata Galih tentang memuaskan pria. Terbangun dengan keadaan lelah, tidak tahu berapa lama mereka melakukan kegiatan panas, menatap sekitar dimana Galih berada di ujung sedang membuka laptopnya. Tania melihat itu menjadi merasa bersalah, seharusnya dirinya bekerja bukan tidur seperti ini, menutupi tubuhnya untuk ke kamar mandi membersihkan dirinya.“Istirahat saja, waktu kita masih lama,” ucap Galih tanpa menatap Tania membuat langkahnya terhenti.“Aku harus kerja, nggak mungkin membiarkan kamu bekerja seorang diri.” Tania membela dirinya membuat Galih menatap kearahnya.“Kamu bekerjanya nanti malam, memuaskan pria itu.”“Maksudnya?” tanya Tania bingung mencoba memahami apa yang terjadi “Pria siapa? Memuaskan yang bagaimana?”“Istirahat saja karena pria ini sangat sulit untuk ditaklukkan.” Galih
Pernikahan Tania dengan Wijaya menjadi bahan pembicaraan banyak pihak, semua orang tahu siapa mereka berdua. Tania yang merupakan menantu dari dokter secara tiba-tiba menikah dengan pria yang memiliki usia jauh diatas dirinya, perbedaan usia yang sangat jauh membuat banyak pihak beranggapan Tania hanya menginginkan uangnya. Perkataan mereka tidak akan dibantah sama sekali oleh Tania, wanita atau semua orang membutuhkan uang dan Tania mendapatkannya dengan menikahi Wijaya yang usianya hampir sama dengan ayahnya, mereka memiliki usia perbedaan hampir dua puluh tahun.“Masih memikirkan berita itu?” tanya Wijaya keluar dari kamar mandi.Tania baru menyadari satu hal jika pria tua ini memiliki gairah yang sangat luar biasa, terkadang pernah bertanya apakah menggunakan obat kuat atau obat-obatan yang Tania tidak tahu apa. Pertanyaan Tania selalu mendapatkan sentilan ringan di keningnya dan Wijaya akan mengomeli sepanjang waktu, satu kebiasaan mereka didalam kamar
Tania menyadari satu hal setelah hidup bersama dengan Wijaya, tidak suka hal yang sudah menjadi miliknya menjadi perhatian orang lain, mereka sering sekali berdebat pada hal-hal yang tidak penting sama sekali.“Ini acara perusahaan masak bosnya nggak datang.” Tania menatap tidak percaya dengan keputusan Wijaya tidak datang.“Daripada basa-basi sama mereka lebih baik menghabiskan waktu sama kamu di ranjang, buat adiknya Lucas.” Wijaya menaik turunkan alisnya membuat Tania menggelengkan kepalanya “Sayang, acara ini akan sering diadain sama perusahaan entah ulang tahun atau apalah itu nantinya. Nggak datang sekarang nggak masalah, lagian ada Devan dan juga Lila yang akan menggantikan belum Bima juga.”“Sayang, kamu nggak mau memperkenalkan aku sama rekan bisnismu?” Tania mendekati Wijaya dengan membelai dadanya perlahan membuat Wijaya memejamkan matanya “Aku mau tahu gimana mewahnya acara perusahaanmu, lagipula kamu bisa pamer ke mereka kalau pesonamu b
Aksi mogok untuk melampiaskan emosi pada Wijaya tidak berlangsung lama, secara tiba-tiba Wijaya muntah-muntah dan tidak mau makan atau apapun. Tania yang melihat Wijaya mulai merajuk dengan segala cara yang dipunya membuat dirinya mau tidak mau merawat pria tua itu, tidak ada dalam pikirannya jika hamil atau apapun itu karena yang ada dalam isi kepalanya adalah Wijaya sedang memberikan balasan padanya.“Aku benar sakit ini, Sayang. Kenapa kamu mikirnya aku balas dendam? Lagian aku nggak licik kaya mantan kamu itu.” Wijaya mengatakannya sambil memejamkan matanya.“Lagian aneh aja kamu muntah-muntah nggak jelas, kemarin makan juga sama kaya kita semua. Kebanyakan nggak pakai baju di kamar makanya masuk angin, udah tahu tua masih aja nggak jelas keinginannya. Seharusnya tahu apa yang nggak boleh dan boleh, belum lagi kalau minta jatah...astaga....”Wijaya mencium bibir Tania yang membuat kata-kata panasnya berhenti, melepaskan ciuman dengan membelai waj
HAMIL Satu kata yang akan mengubah kembali hidup Tania, bukan tidak bersyukur hamil hanya saja Lucas masih terlalu kecil untuk mendapatkan adik. Setelah Wijaya bertanya tentang palang merah yang biasanya hadir dan Tania baru menyadarinya saat belum datang palang merah sejak bulan lalu atau lebih tepatnya Lucas usia enak bulan. Mereka pergi ke dokter kandungan setelah melakukan tes mandiri di rumah dengan alat kehamilan, dokter kandungan mengatakan hal yang sama seperti alat tes kehamilan. “Setelah ini tunggu mereka besar dulu baru hamil lagi.” Tania berkata pada Wijaya yang hanya menganggukkan kepala. Mencibir sikap Wijaya yang hanya menganggukkan kepalanya, memilih tidak memperpanjang masalah Tania pergi ke Lucas untuk melihat keadaannya. Sebelum beranjak Tania melihat Wijaya yang hanya diam dan tidak mengeluarkan suara sama sekali, tidak peduli dengan sikap Wijaya yang kembali seperti anak kecil. “Bibit aku memang unggul,” ucap Wijaya dengan nada bangganya
Menenangkan perasaan dan hatinya saat tadi berbicara dengan Rifat, tidak pernah ada dalam pikiran Tania untuk mendekati pria itu. Dirinya hanya kagum dan menyukai sifat, sikap dan mungkin tubuhnya. Menggelengkan kepalanya pelan untuk menghilangkan pemikiran negatif itu, menatap pintu dan melakukan teknik pernafasan agar tidak membuat pria tua didalam sana curiga, memastikan semua baik-baik saja Tania membuka pintu yang mendapatkan pemandangan berbeda dibandingkan sebelumnya.Kedua pria berbeda usia yang sangat jauh berada di lantai sedang bermain mobil-mobilan, satu hal yang membuat Tania bersyukur adalah Lucas adalah anak yang cepat belajar dan termasuk cerdas untuk anak seusianya. Tina mengatakan jika Rere ataupun Nisa sangat berbeda dengan Lucas, hanya saja Tania selalu mengatakan setiap anak pasti berbeda dan pastinya nanti anak mereka yang masih berada di perutnya ini berbeda dengan Lucas.“Ada Rifat dibawah,” ucap Tania langsung mengambil Lucas dari Wijay
Kehamilan kedua ini membuat perubahan pada diri Wijaya bukan Tania, seperti waktu kehamilan Lucas. Sikap Wijaya membuat Tania dan yang lainnya menjadi malas dan mual secara bersamaan, Tania sendiri harus menahan untuk tidak memukul kepalanya.“Heran yang hamil siapa, tapi papa manjanya minta ampun dan buat kesal.” Devan mengatakannya dengan penuh kekesalan dan membuat Tania meringis tidak enak.Devan mulai menceritakan tentang apa yang terjadi di kantor hari ini, mulai datang sampai pulang tanpa ada terlewat. Wijaya memang masih mendatangi kantor meskipun Bima atau Rifat sering datang ke rumah, dirinya harus melihat secara langsung apa yang terjadi di kantor. Keputusan yang harus dibuat setelah mendengar dan menyaksikan langsung, biasanya Tania akan menemani bersama Lucas, mereka hanya menghabiskan waktu dengan bermain. Semenjak kehamilan kedua ini Tania dilarang mendatangi kantor dengan alasan jika Tania semakin seksi, mendengar alasan Wijaya membuat Tania
Perbedaan kehamilan Lucas dengan yang sekarang, sangat berbeda terutama pada Wijaya. Tania sendiri tidak mengalami perbedaan, Wijaya yang mendapatkan gejala ibu hamil. Lucas saat tiga bulan pertama Wijaya tidak akan bisa bangun dari ranjang, setiap makanan yang masuk selalu keluar, tapi nafsu makannya bangkit kalau sudah melakukan olahraga ranjang.Kehamilan sekarang yang terjadi adalah Wijaya lebih manja, tidak bisa menahan diri untuk melakukan olahraga ranjang setiap melihat Tania, hanya mau bersama Tania kemanapun pergi. Masalah cemburu dengan Lucas dari awal melahirkan sudah langsung cemburu, tidak mau Tania memperhatikan pria lain walaupun itu adalah anaknya.“Sudah tua malu sama bayi.” Tania menyindir Wijaya yang tampak tidak peduli.Satu lagi selama kehamilan kedua Wijaya lebih perhatian pada Lucas, setiap ditanya Tania jawabannya selalu sama nanti tidak ada waktu lagi dengan Lucas. Padahal alasan utamanya adalah Tania tidak boleh memegang Luc