“Habis enak sih jadi aku nggak bisa menahan diri, apalagi aku harus puasa lama.” Wijaya mengatakan dengan tatapan penuh rasa bersalah “Bukannya kita memang mau punya anak banyak?” kali ini tatapannya berubah menjadi menginginkan sesuatu.
Tania menghembuskan nafas panjang, sikap dan kelakuan pria tua dihadapannya memang tidak bisa diprediksi sama sekali. Tidak ada dalam bayangannya akan hamil kembali dalam waktu cepat, Tania benar-benar tidak menyangka kecepatan sperma Wijaya bisa membuatnya hamil dalam waktu singkat. Lucas dan Zee masih butuh perhatian, terlebih Zee masih harus menyusu dengannya secara langsung. Tania memang menginginkan anaknya mendapatkan ASI penuh, sejauh ini dua anak mereka mendapatkannya tanpa ada kendala.“Nanti begitu aku melahirkan langsung pasang kontrasepsi.” Tania mengatakan dengan nada kesalnya.“Aku bisa mengontrol jadi kamu nggak....” Tania memberikan tatapan tajam membuat Wijaya menutup bibirnya langsung.“K“Nggak!” tolak Tania langsung.“Sayang, udah pengen banget ini.” Wijaya memberikan tatapan memohon pada Tania.“Sekali nggak tetap nggak! Kamu nggak dengar tadi Lucas bilang apa? Selama ini berarti suara desahan kita di dengar sama dia? Haduh! Anakku jadi ternodai kalau kaya gini.” Tania menggelengkan kepalanya sambil memukul pelan.“Dia hanya dengar-dengaran, lagian kamar ini kedap suara.” Wijaya kembali mencoba merayu Tania “Kamu nggak kasihan sama aku?”Tania memutar bola matanya malas “Tadi sudah, masa mau lagi? Nggak lelah?”“Mana ada aku lelah kalau itu kamu.” Wijaya menaik turunkan alisnya dengan nada menggodanya, Tania hanya menggelengkan kepala “Lagian menolak suami itu dosa.”“Bawa aja agama kalau buat menyenangkan kamu.” Tania menatap tajam “Kamu nggak kasihan aku yang lelah? Mengurus dua bayi kecil dan satu bayi dewas
Suara tangisan di kamar sebelah membuat Tania langsung bangun dari tidurnya, menyingkirkan lengan Wijaya yang menutupi tubuhnya. Mencari keberadaan pakaiannya, mengambil selimut untuk menggunakan pakaiannya kembali. Badannya terasa sakit terutama bagian bawahnya, Tania berjalan pelan dan tidak peduli dengan rasa sakitnya, terpenting baginya adalah anak-anak yang ada di kamar sebelah.“Maafkan mami,” ucap Tania saat sudah mengangkat Zee dalam gendongannya.“Mami sudah disini? Tadi aku mau nenangin Zee agar berhenti menangis, aku kira mami lagi tidur dan lelah.” Lucas mengatakan menatap Tania sekilas dan kembali tidur.Tania menatap tidak percaya dengan apa yang di dengarnya, menatap Zee yang sudah tenang setelah mendapatkan makanannya yaitu air susu milik Tania. Menimang tubuh mungil Zee dengan menatapnya lembut, tangannya menepuk punggung Zee pelan membuat bayi mungil memejamkan matanya kembali.“Lucas tidur?” suara Wij
“Rifat yang mengasuh Endi, dia mengambil untuk menjadi anak angkatnya.” Via mengatakan saat mereka berkumpul “Mas Bima nggak mau Rifat membawa Endi, bagi dia Endi adalah anaknya.”“Kan bukan anak Mas Bima? Anak dari pria lain, kenapa masih mau rawat?” Tari menatap tidak percaya.“Mas Bima dari kehamilan Mili sudah menganggap itu sebagai anaknya, sama kaya Billy. Mas Bima juga bilang siapa tahu nanti kalau Endi sama kita nanti nggak lama kemudian aku hamil lagi.” Via membelai perutnya setelah menjawab pertanyaan Tari.“Kalau niatnya begitu susah, semua harus atas nama Tuhan saat melakukan sesuatu. Endi bukan barang, dia masih anak kecil atau tepatnya bayi dan belum tahu apapun.” Tania membuka suaranya “Kalian bisa kerjasama membesarkan Endi, kalau sudah besar bisa bawa ke Singapore untuk pendidikannya, tapi harus seijin ayah kandungnya.”“Ayah kandungnya nggak peduli, gimana mau
Rifat melakukan apa yang dikatakannya, undangan sudah berada di tangan Tania. Wijaya memberikannya saat pulang dari kantor, menceritakan tentang kejutan yang Rifat berikan. Tidak hanya Wijaya yang terkejut tapi seluruh pegawai di H&D Group, wanita yang namanya berada di undangan tidak ada yang pernah bertemu atau berkenalan. Bima yang termasuk dekat dengan Rifat tidak tahu mengenai wanita itu, Rifat benar-benar tertutup setelah Via menolaknya atau memang dia benar-benar tertutup selama ini.“Kamu kalau nggak bisa datang ya udah nggak papa,” ucap Wijaya ketika Tania menggunakan pakaiannya.“Aku penasaran sama istrinya Rifat, lumayan buat bahan pembicaraan sama Lila dan Tina.” Tania memberikan alasan yang masuk akal saat ingin datang ke pernikahan Rifat.Tania hanya mau memastikan apa yang Rifat katakan, tatapan matanya pasti berbicara ketika nanti mereka bertemu. Melihat Rifat bahagia dan tidak mengharapkannya adalah langkah awal, Tani
Tania tidak habis pikir, pengusaha terkenal dan kaya tapi saat mengadakan acara pernikahan dilakukan dengan sangat sederhana. Status pasangan membuat mereka mengambil langkah itu, Wijaya sebagai kepala keluarga juga tidak mempermasalahkan itu semua, pilihan yang dilakukan anak-anaknya sudah menjadi resiko dan keinginannya sendiri.“Rekan bisnis kamu atau Tian setidaknya tahu dengan siapa Tari menikah.” Tania mengatakan entah sudah ke berapa kalinya. “Kamu malah diam dan menyetujui perkataan Tari.”“Tari sudah dewasa, dia tahu apa yang diinginkan atau nggak. Pernikahan itu impiannya, mau dibuat apa terserah sama dia. Lagian kalau aku sama Tian mengundang rekan bisnis yang tidak dikenal sama Tari malah jadinya dia yang kasihan, berdiri menerima ucapan selamat tanpa tahu siapa orangnya. Kamu sendiri juga minta suasana private kenapa sekarang begini? Waktu Via juga kamu santai aja,” ucap Wijaya memberikan tatapan penuh tanda tanya.
Suasana rumah jadi sepi, pernikahan Tari yang artinya harus ikut kemana suami berada. Keadaan dirumah Wijaya berbeda dibandingkan dulu, tidak ada suara Tari yang menggoda Lucas atau Zee, saat ini Tari sedang merawat anak Tian yaitu Boy. Tari memang memutuskan tinggal dengan Tian di rumahnya yang dulu berdampingan dengan rumah Tania, tapi tidak berarti melupakan Wijaya sebagai ayah kandungnya.“Kamu datang kesini kangen papa atau Tania?” Wijaya menatap malas pada Tari.“Mau lihat adikku Lucas, Zee sama yang baru lahir siapa namanya lupa aku.” Tari menatap Tania meminta bantuan.“Nama adik sendiri nggak ingat, gimana nanti sama nama anak sendiri.” Tina yang berada disampingnya memberikan kata-kata sindiran. Tania yang mendengar dan menyaksikan mereka menggoda Tari hanya bisa menahan senyum, sambil menggelengkan kepala dengan menatap Leo. Tina mendatanginya dan langsung mengambil Leo, menggendongnya sedikit jauh dari tempat Tari, menatap apa
Suasana di rumah keluarga Hadinata tampak bahagia, ulang tahun Lucas yang dirayakan dengan cara keluarga dan sekali lagi tanpa pesta atas keinginan Tania yang lelah merawat ketiga anaknya. Wijaya sebenarnya ingin menyewa penyelenggara atau menyewa EO untuk ulang tahun Lucas, tapi dilarang karena Tania ingin melakukannya juga. Mereka berdua memutuskan dengan memanggil anak yang ada di panti asuhan dan juga keluarga inti, setidaknya bisa juga mengajari Lucas dan kedua adiknya untuk berbagi pada yang tidak mampu.Kebahagiaan bukan hanya dengan Lucas yang bertambah usia, tapi juga kabar jika Aya tengah mengandung buah cintanya dengan Rifat. Semua keluarga Hadinata bahagia mendengar berita itu, bahkan Via dan Bima datang secara khusus untuk merayakan kehamilan Aya. Semua langsung merayakannya dengan cara wanita dan melupakan pasangan masing-masing, termasuk Tania yang harus membawab ketiga anaknya dengan Wijaya bersama dengan mereka para wanita.“Lalu apa yang Rifat
Tania menatap tidak percaya dengan keberadaan Rifat di rumah, menggelengkan kepalanya melihat bagaimana Rifat bekerja dengan Wijaya. Memilih untuk melewatinya saja tanpa mengajak untuk makan, tujuan Tania memang hanya untuk menyiapkan minuman untuk Wijaya dan Lucas. Menatap hasil buatannya dengan senyum lebar, tanda bahwa Tania puas atas apa yang baru dilakukan, teringat stok asi di lemari pendingin membuat Tania menyiapkan juga untuk Leo nantinya.“Ibu udah bangun,” ucap asisten tidak enak.“Siapkan sarapan bapak seperti biasa aja, minuman juga udah saya siapkan. Satu lagi ini kasih sama Rifat tadi kayaknya belum dibuatkan minum.” Tania memberikan instruksi pada asisten yang langsung dilaksanakan.Menatap semua sudah siap diatas meja dengan senyumnya yang lebar, melangkah ke ruang tamu tidak menemukan Rifat disana dan tampaknya Wijaya sudah bersama dengan Rifat didalam ruang kerjanya. Tania memilih untuk bersama ketiga anaknya, Lucas yang sudah bang