Share

Life Instinct

Penulis: meserrine
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-17 01:07:10

Hari ini pak Samsul Sang Guru kimia yang killer tidak mengajar. Kabarnya istrinya sedang sakit. Pelajaran pun bebas. Jadi kelas XI IPA 2 sangat ribut sekali dengan kegiatan masing-masing. Ada yang bermain gitar, bernyanyi tidak karuan, menari di atas meja, atau bergosip sembari makeup-an. Contohnya Shella, Icha dan Sesil, mereka sangat asyik memamerkan alat make up yang baru dibelinya. Sedangkan Marie, hanya mencorat-coret buku tulisnya sembari sesekali menimpali cuapan sahabat-sahabatnya itu sekenanya yang membuat kesal mereka. Akhirnya ketiga gadis itu pun memilih tidak mengacuhkan Marie yang sedang badmood. 

                          

Tiba-tiba, tanpa permisi segerombolan siswa dari kelas lain masuk dengan angkuh. Kelompok siswa kaya. Sudah biasa seperti itu di Pelita. Sekolah ini m

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • My Incredible Man   Wait Me

    Ferran sedang terdiam di balkon studio miliknya sembari mengisap sebuah rokok dengan memandangi lampu kota. Pikirannya menerawang. Sudah beberapa hari dia hampir tidak menemukan senyum tulus dari gadisnya, bersamaan dengan beredarnya foto skandal dirinya dan Shirin yang mencuat di media. Apa Marie mengetahui perselingkuhannya dengan Shirin? Tidak. Tidak. Tidak. Marie pasti tidak tau, gadisnya hanya sedang badmood seperti yang dia katakan. Ini juga bukan kali pertama Marie-nya bersikap aneh seperti ini. Tapi.... Perkataannya dia kemarin sangat tidak biasa. Secara tidak langsung Marie meminta putus dengan wajah.... Sendu. Bukan dengan cara polos seperti biasa.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • My Incredible Man   Defame the School

    "Kami sudah mendapatkan 500 tandatangan dari semua murid Pelita pak, untuk mengeluarkan Amanda keluar dari sekolah. Ini belum semua. Karena kelas XI IPA 2. Ingin keputusan lewat sidang yang melibatkan seluruh perwakilan sekolah." Dea menyerahkan sebuah proposal pada kepala sekolah. Sesuai permintaan Marie, mereka semua kini telah berkumpul di auditorium sekolah. Pak Adnan membenarkan kacamatanya sebelum memeriksa isi dokumennya. "Semuanya berisi tandatangan, pak." Pak Adnan menyerahkannya pada Ferran.  

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • My Incredible Man   Flash Back

    Usis 5 tahun "Papa, Shirin mau boneka beruang paling besar itu!" Shirin menunjuk boneka yang di inginkannya pada Dion. Mereka sekeluarga sedang berjalan-jalan di mall. Termasuk Marie dan Nilam. "Iya sayang." Dion pun langsung memanggil seorang pramuniaga agar mengambilkannya. "

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • My Incredible Man   Close Your Eyes

    Marie mengecup bibir Ferran. Kecupan yang tidak sampai satu detik tapi membuat tubuh Ferran seperti tersengat aliran listrik. Seperti orang bodoh, tanpa sadar Ferran memegangi bibirnya, layaknya seseorang yang baru saja menerima ciuman pertamanya. Marie mengernyit. "Ciumannya tidak enak ya?" tanyanya ringan membuyarkan rasa terkejut Ferran. Ferran terkekeh. Untung saja pacarnya itu sangat

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • My Incredible Man   Dion's Rage

    Ferran menghentikan mobilnya beberapa block dari rumah Marie. "Sayang, kamu yakin tidak mau aku antar sampai rumah?" Marie menggeleng. "Kan Ferran tau, kita masih backstreet." Marie mengusap pipi Ferran dengan lembut. Ferran menarik napas. Dia meraih tangan Marie di pipinya, lalu menciumnya. "Hati-hati."

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • My Incredible Man   Are You Serious About My Daughter?

    15Mang Asep membukakan pintu mobil untuk Marie. Mulai sekarang ia diantar jemput oleh salah satu supir keluarganya itu. "Makasih, Mang Asep..." gumam Marie. "Hati-hati ya, Non... Semangat belajarnya." Mang Asep menatap prihatin pada Marie. Marie hanya tersenyum kecil. Dia pun berjalan gontai menuju kelasnya. Tubuhnya lemas dan masih gemetar akibat semalaman di kurung di gudang oleh Dion. Wajahnya sembab, mukanya pucat pasi dengan pipi lebam yang coba di tutupi oleh sebuah perban kecil, dan bibirnya terluka akibat gigitannya sendiri untuk meluapkan semua perasaannya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • My Incredible Man   Don't Angry

    Ferran terus menggenggam tangan Marie, menunggu pacarnya itu untuk bangun. Ferran sedang sendirian di ruangan Marie karena Nilam sedang mengangkat telepon di luar ruangan. "Bangun sayang, Kamu sudah terlalu lama tidur..." Ferran mencium punggung tangan Marie dengan protective. Tiba-tiba Ferran merasakan jemari Marie bergerak. Baru saja akan mengeluarkan suaranya, Marie sudah membuka matanya dengan melotot. Bibirnya bergetar. Ferran yang melihat itu, langsung menarik tubuh Marie ke dalam pelukannya. Berusaha

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • My Incredible Man   What Are You Doing Here?

    Ferran meminum sampanye dengan sangat bosan. Dia sedang berada di pesta perayaan ulang tahun pernikahan orang tuanya, Abigail dan Aldrich yang ke 23. Andai saja dia bisa mengajak Marie ke pesta ini, dia tidak akan sebosan ini. Bahkan dia akan sangat bahagia dan bangga pada orang tuanya, teman dan kerabatnya yang hadir, memperkenalkan gadis secantik Marie sebagai pacarnya. Ferran menoleh saat merasakan seseorang bergelayut di lengannya. Shirin. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya wanita itu. "Menikmati sampanye." sahut Ferran sambil mengalihkan kembali p

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20

Bab terbaru

  • My Incredible Man   The End

    "Kondisi Marie semakin memburuk. Kita bisa kehilangan dia kapan saja. Aku benar-benar turut menyesal, Ferran." "Apa yang harus kulakukan untuknya?! Aku tidak ingin kehilangan dia, Kak." "Bahagiakan Marie di sisa waktunya. Hanya itu yang bisa kita lakukan sekarang." Ferran menaikan dasinya sampai terpasang rapi di leher kemejanya. Mengambil sebotol minyak wangi favoritnya, lalu menyemprotkan ke sekitar jasnya barunya. Tidak hanya jas, semua pakaian dan sepatu yang dikenakannya hari ini semua baru. Setelah dirasa penampilannya sudah sangat rapi, Ferran memutar tubuh, berjalan keluar dari kamarnya.  

  • My Incredible Man   Aware

    "Papa,-" Liam menengadahkan wajahnya ke atas, mencegah air matanya agar tidak turun. Menarik napas dalam sebelum menimpali ucapan lemah dari putrinya yang sudah siuman setelah beberapa hari tidak sadarkan diri pasca operasi. "Papa kamu baik-baik saja. Operasinya berhasil. Kamu berhasil menyelamatkan Papa Dion." Liam mencoba menampilkan senyum bersahajanya pada Marie. "Syukurlah..." bisik Marie. "Badan Marie sakit semua," keluh Marie dengan kedua sudut mata mengeluarkan air matanya.

  • My Incredible Man   Critical Condition

    Ferran memandangi pemandangan di depannya, di rooftop rumah sakit. Ia tengah menunggu. Menunggu Marie yang sedang melakukan operasi transplantasi hati pada Dion. Operasi sudah berlangsung selama hampir 5 jam, Axel mengatakan operasi yang di lakukan Marie dan Dion bisa berlangsung selama 6 sampai 12 jam. Ferran tidak perduli berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk operasi antara Marie dan Dion, yang ia butuhkan kabar kalau operasi berhasil dan Marie-nya baik-baik saja. "Aku mencari kamu ke mana-mana,"

  • My Incredible Man   I Want You to Keep These Two Rings

    Ferran memperhatikan dengan seksama orang suruhannya yang sedang berbincang dengan Liam di depan pintu kamar inap milik Marie. Tak lama kemudian Liam pergi bersama dokter gadungan suruhannya itu. Ferran cukup bersyukur malam ini Marie hanya di jaga oleh Liam. Liam cukup pengertian, meskipun Ferran tau lelaki paruh baya itu sedang di kecoh oleh dirinya. Ferran keluar dari persembunyiannya setelah Liam sudah menghilang dari pandangannya. Dia pun berjalan dengan cukup tenang menuju kamar inap Marie. Ferran membuka pintu secara perlahan. Menutupnya dan menguncinya dari dalam. Bahkan Ferran mencuri kunci cadangan ruang inap Marie t

  • My Incredible Man   I Will Definitely Fight For It

    Ferran terus menghisap rokok di tangannya dengan pikiran yang tidak menentu. Entah sudah berapa batang rokok yang dia hisap, sampai asbak di depannya penuh. Ferran tersedak asap rokoknya sendiri. Dia terbatuk dengan memegangi dadanya. Kemudian tiba-tiba ada yang menyodorkan segelas air padanya. Ferran tidak langsung menerimanya, dia melirikan matanya pada si pelaku. Axel. Ferran pun menerima gelas tersebut lalu meminumnya. Axel mendudukkan dirinya di seberang Ferran.

  • My Incredible Man   Where Are You?

    "Hallo," "Kamu di mana? Sudah berjam-jam aku menunggu kamu pulang, Marie." todong Samuel begitu Marie mengangkat telepon darinya. "Marie masih sama Ferran,-" aku Marie dengan jujur. Dia melirikan matanya pada Ferran yang terlihat fokus menyetir. Tidak terpengaruh oleh Marie yang tengah menerima telepon dari Samuel. "Sebentar lagi Marie pulang kok. Maaf ya Kak..." Marie mendengar Samuel menghela napasnya dengan berat. &nb

  • My Incredible Man   Still Always Comfortable

    Sampe segitunya lo nyari perhatian papa sama kakak angkat lo? Sampe-sampe lo mamfaatin Pak Ferran?" Marie tersenyum kecil. Namun tanpa ke empat gadis itu sadari, Ferran berada di belakang mereka. Ferran tersenyum kecut, kemudian dia berbalik, mengurungkan niatnya untuk makan bersama Marie dan teman-temannya di kantin. ____________________________________________________________________________________ Marie menggeleng, "Marie emang manfaatin Ferran buat mancing marahnya kak Shirin sama papa Dion,- tapi Marie

  • My Incredible Man   You Still Don't Want to Talk to Me?

    "Kamu masih belum ingin bicara padaku?" Ferran menoleh pada Marie yang berada di sampingnya. Mereka berdua sedang berada di dalam mobil Ferran. Pagi-pagi sekali Ferran menjemputnya dengan membawa sekantong roti dan susu untuk opa Handoko. Dan kakek tua itu langsung melempar paper bagnya karena menurutnya Ferran membawa makanan untuk orang sakit, dan sama saja mendoakan dirinya cepat mati. Namun Ferran tidak menghiraukan sikap kakek tua itu atau menyanggah semua omongan opa Handoko. Ferran sedang malas berdebat, lebih memilih menyambar tangan Marie lalu menyeretnya ke dalam mobil. Marie tidak menyahut. Gadis itu memang masih ma

  • My Incredible Man   Birthday Celebration

    68Ferran, Shirin, Evan dan teman-temannya sedang berada di sebuah Club malam untuk merayakan ulang tahun salah satu teman mereka yang berprofesi sebagai model. "Cho, Nicholla gak dateng?" Tanya Erick salah satu temannya. "Udah tobat ke tempat ginian dia." jawab Ferran dengan asal sembari merogoh ponsel di saku celananya. Yang pasti, Nicholla tidak datang karena adiknya itu memang jarang bersosialisasi, dan hanya akan datang ke pesta yang menurutnya mewah. Ketika Ferran dan Evan mengajak Nicho

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status