Home / Romansa / My Incredible Man / Intending to End Life

Share

Intending to End Life

Author: meserrine
last update Last Updated: 2021-10-25 22:38:23

Ferran memandangi pemandangan rumah orang tuanya, di atas balkon dengan sebatang rokok di tangannya dan juga sebotol sampanye di tangan satunya lagi. 

                          

"Bukannya ini terlalu pagi untuk meminum alkohol?" 

                          

Tanpa harus menoleh pun Ferran sudah mengetahui siapa pemilik suara itu. 

                          

"Kamu bahkan belum menyentuh sarapanmu?" lanjut Aldrich sembari mendudukkan dirinya di kursi lalu mencomot sandwich milik Ferran yang masih utuh di piringnya. 

                        &nbs

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • My Incredible Man   Engagement Party

    "Ferran!!" Shirin berlari menghampiri Ferran dan memeluknya dengan erat. "Aku tidak menyangka kamu akan datang seawal ini, padahal para tamu undangan belum datang." "Lebih cepat lebih baik." Shirin berdecak manja sembari melepaskan pelukannya dari Ferran. "Apa kamu tidak sesabar itu bertunangan denganku?" goda Shirin dengan mengerling.

    Last Updated : 2021-10-25
  • My Incredible Man   Did Something Happen to Marie?

    Ferran menyematkan sebuah cincin bermata berlian berukuran cukup besar di jari manis Shirin. Tepuk tangan para tamu undangan pun menggema. Ferran dan Shirin sama-sama tersenyum dengan mata keduanya yang yang saling bertautan. "Kalian tampak bahagia sekali." Tiba-tiba suara berat dan parau namun cukup keras menyeruak diantara tepukan para tamu undangan. Yang membuat semua orang menoleh pada sumber suara termasuk pasangan tunangan yang terlihat serasi malam ini. Mereka semua tercengang ketika mengetahui siapa pemili

    Last Updated : 2021-10-25
  • My Incredible Man   What Are They Here For?

    "Untuk apa mereka kemari?" tanya opa Handoko dengan ketus ketika melihat Aldrich dan Axel yang datang ke rumah sakit mengikuti Liam. Nilam yang juga ikut datang, langsung menghampiri Aster, memeluk kakak dari sahabatnya itu. Mereka berdua menangis, menangisi nasib Marie yang tragis. "Saya wakil Direktur rumah sakit ini." kata Axel menimpali sambutan kurang hangat dari opa Handoko. Tanpa menunggu balasan dari opa Handoko, Axel berjalan menghampiri seorang dokter dan suster yang terlihat tergesa menuju ruangan Marie. &nbs

    Last Updated : 2021-10-25
  • My Incredible Man   I Plead Guilty, I'm Sorry

    "Maafkan aku...." Ferran semakin memeluk kaki Marie. "Aku.... Bersalah.... Aku mengaku salah padamu.... Aku minta maaf, sayang.... Maaf...." Ferran tidak bisa membendung air matanya. Dia menangis oleh rasa penyesalan terbesarnya karena keegoisannya, kebenciannya, dendamnya, yang mengakibatkan perempuan yang paling dia cintai kini benar-benar menderita. Ini semua benar-benar kesalahannya. 

    Last Updated : 2021-10-25
  • My Incredible Man   Remove Medical Aids

    "Mau apa kalian ke sini?" Opa Handoko menatap tajam pada Aldrich, Abigail dan juga Ferran. Mereka bertiga sedang berada di rumah keluarga Sandjaya. Tujuannya meminta maaf atas segala perbuatan yang telah diperbuat Ferran pada Marie. "Kami datang ke mari untuk meminta maaf atas apa yang telah diperbuat oleh Ferran pada cucu anda, pak Handoko." ucap Aldrich. "Minta maaf? Mudah sekali! Kalian membenci cucuku akibat p

    Last Updated : 2021-10-25
  • My Incredible Man   That's Not What You Want

    "APA KALIAN SUDAH GILA? KALIAN MELAKUKAN HAL ITU SAMA SAJA DENGAN MEMBUNUH Marie!!" Raung Ferran berapi-api. "Bukannya itu yang kamu inginkan?" Ferran menoleh cepat pada opa Handoko. "Saya terima kalau saya disalahkan atas apa yang terjadi pada Marie! Tapi saya ingin dia tetap hidup! Dia masih bernapas meskipun dengan alat bantu. ITU ARTINYA Marie MASIH BERHAK UNTUK HIDUP!" Ferran menunjuk ke dalam ruangan Marie dengan mata melotot pada opa Handoko. "Ferran tenanglah,-" Axel meraih bahu Ferran yang menatap s

    Last Updated : 2021-10-25
  • My Incredible Man   Always Accompany

    Ferran menutup novel yang tengah dia bacakan untuk Marie, berjudul The Notebook karya Ferran Park. "Bagaimana? Apa kamu suka dengan kisah cinta Noah dan Allie?" Tanya Ferran dengan lembut sembari menggenggam tangan Marie yang masih terkulai tidak berdaya. Ferran tersenyum lebar ketika kelopak matanya bergerak kecil. Itu tandanya Marie menyukai novel yang baru selesai dibacakannya. Akhir-akhir ini Marie mendapat kemajuan yang cukup signifikan, Marie memang belum sadarkan diri dari komanya, tapi gadis itu sedikit demi sedikit memberikan respons, walau hanya dengan mengeluarkan air mata, mengedipkan pelan kelopak matanya, atau menggera

    Last Updated : 2021-10-25
  • My Incredible Man   Wake Up From Coma

    "Aku senang kamu sadar,- aku lega, Jangan lakukan lagi,- Please..., itu membuatku sangat takut. Aku pikir aku tidak akan pernah melihat kamu lagi." Marie hanya menganggukkan kepalanya. Setelah beberapa saat berpelukan, Ferran melepaskan pelukannya dari Marie. Ferran menatap lekat wajah pucat Marie. "Sungguh hari ini adalah hari terbahagia buatku." Ferran mengusap penuh kasih puncak kepala Marie, Marie kembali mengangguk sebagai respons. &nbs

    Last Updated : 2021-10-25

Latest chapter

  • My Incredible Man   The End

    "Kondisi Marie semakin memburuk. Kita bisa kehilangan dia kapan saja. Aku benar-benar turut menyesal, Ferran." "Apa yang harus kulakukan untuknya?! Aku tidak ingin kehilangan dia, Kak." "Bahagiakan Marie di sisa waktunya. Hanya itu yang bisa kita lakukan sekarang." Ferran menaikan dasinya sampai terpasang rapi di leher kemejanya. Mengambil sebotol minyak wangi favoritnya, lalu menyemprotkan ke sekitar jasnya barunya. Tidak hanya jas, semua pakaian dan sepatu yang dikenakannya hari ini semua baru. Setelah dirasa penampilannya sudah sangat rapi, Ferran memutar tubuh, berjalan keluar dari kamarnya.  

  • My Incredible Man   Aware

    "Papa,-" Liam menengadahkan wajahnya ke atas, mencegah air matanya agar tidak turun. Menarik napas dalam sebelum menimpali ucapan lemah dari putrinya yang sudah siuman setelah beberapa hari tidak sadarkan diri pasca operasi. "Papa kamu baik-baik saja. Operasinya berhasil. Kamu berhasil menyelamatkan Papa Dion." Liam mencoba menampilkan senyum bersahajanya pada Marie. "Syukurlah..." bisik Marie. "Badan Marie sakit semua," keluh Marie dengan kedua sudut mata mengeluarkan air matanya.

  • My Incredible Man   Critical Condition

    Ferran memandangi pemandangan di depannya, di rooftop rumah sakit. Ia tengah menunggu. Menunggu Marie yang sedang melakukan operasi transplantasi hati pada Dion. Operasi sudah berlangsung selama hampir 5 jam, Axel mengatakan operasi yang di lakukan Marie dan Dion bisa berlangsung selama 6 sampai 12 jam. Ferran tidak perduli berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk operasi antara Marie dan Dion, yang ia butuhkan kabar kalau operasi berhasil dan Marie-nya baik-baik saja. "Aku mencari kamu ke mana-mana,"

  • My Incredible Man   I Want You to Keep These Two Rings

    Ferran memperhatikan dengan seksama orang suruhannya yang sedang berbincang dengan Liam di depan pintu kamar inap milik Marie. Tak lama kemudian Liam pergi bersama dokter gadungan suruhannya itu. Ferran cukup bersyukur malam ini Marie hanya di jaga oleh Liam. Liam cukup pengertian, meskipun Ferran tau lelaki paruh baya itu sedang di kecoh oleh dirinya. Ferran keluar dari persembunyiannya setelah Liam sudah menghilang dari pandangannya. Dia pun berjalan dengan cukup tenang menuju kamar inap Marie. Ferran membuka pintu secara perlahan. Menutupnya dan menguncinya dari dalam. Bahkan Ferran mencuri kunci cadangan ruang inap Marie t

  • My Incredible Man   I Will Definitely Fight For It

    Ferran terus menghisap rokok di tangannya dengan pikiran yang tidak menentu. Entah sudah berapa batang rokok yang dia hisap, sampai asbak di depannya penuh. Ferran tersedak asap rokoknya sendiri. Dia terbatuk dengan memegangi dadanya. Kemudian tiba-tiba ada yang menyodorkan segelas air padanya. Ferran tidak langsung menerimanya, dia melirikan matanya pada si pelaku. Axel. Ferran pun menerima gelas tersebut lalu meminumnya. Axel mendudukkan dirinya di seberang Ferran.

  • My Incredible Man   Where Are You?

    "Hallo," "Kamu di mana? Sudah berjam-jam aku menunggu kamu pulang, Marie." todong Samuel begitu Marie mengangkat telepon darinya. "Marie masih sama Ferran,-" aku Marie dengan jujur. Dia melirikan matanya pada Ferran yang terlihat fokus menyetir. Tidak terpengaruh oleh Marie yang tengah menerima telepon dari Samuel. "Sebentar lagi Marie pulang kok. Maaf ya Kak..." Marie mendengar Samuel menghela napasnya dengan berat. &nb

  • My Incredible Man   Still Always Comfortable

    Sampe segitunya lo nyari perhatian papa sama kakak angkat lo? Sampe-sampe lo mamfaatin Pak Ferran?" Marie tersenyum kecil. Namun tanpa ke empat gadis itu sadari, Ferran berada di belakang mereka. Ferran tersenyum kecut, kemudian dia berbalik, mengurungkan niatnya untuk makan bersama Marie dan teman-temannya di kantin. ____________________________________________________________________________________ Marie menggeleng, "Marie emang manfaatin Ferran buat mancing marahnya kak Shirin sama papa Dion,- tapi Marie

  • My Incredible Man   You Still Don't Want to Talk to Me?

    "Kamu masih belum ingin bicara padaku?" Ferran menoleh pada Marie yang berada di sampingnya. Mereka berdua sedang berada di dalam mobil Ferran. Pagi-pagi sekali Ferran menjemputnya dengan membawa sekantong roti dan susu untuk opa Handoko. Dan kakek tua itu langsung melempar paper bagnya karena menurutnya Ferran membawa makanan untuk orang sakit, dan sama saja mendoakan dirinya cepat mati. Namun Ferran tidak menghiraukan sikap kakek tua itu atau menyanggah semua omongan opa Handoko. Ferran sedang malas berdebat, lebih memilih menyambar tangan Marie lalu menyeretnya ke dalam mobil. Marie tidak menyahut. Gadis itu memang masih ma

  • My Incredible Man   Birthday Celebration

    68Ferran, Shirin, Evan dan teman-temannya sedang berada di sebuah Club malam untuk merayakan ulang tahun salah satu teman mereka yang berprofesi sebagai model. "Cho, Nicholla gak dateng?" Tanya Erick salah satu temannya. "Udah tobat ke tempat ginian dia." jawab Ferran dengan asal sembari merogoh ponsel di saku celananya. Yang pasti, Nicholla tidak datang karena adiknya itu memang jarang bersosialisasi, dan hanya akan datang ke pesta yang menurutnya mewah. Ketika Ferran dan Evan mengajak Nicho

DMCA.com Protection Status