Share

Otoriter

Author: Aililea (din din)
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Evangeline menyembunyikan wajahnya di dada Devan, bagaimana tidak? Pria itu memaksa menggendong Evangeline menuju basement sepulang bekerja, ini gara-gara dokter yang mengatakan kalau Evangeline tidak boleh banyak berjalan, membuat Devan akhirnya memaksa menggendongnya.

"Van, aku malu," bisik Evangeline saat berada di lift.

Sepanjang lorong menuju lift, para karyawan yang juga hendak pulang terus menatap keduanya, saling bisik menebak apakah hubungan antara atasan dan sekretaris itu sudah dalam tahap serius.

"Kenapa malu? Kamu tidak telanjang juga!" seloroh Devan.

Evangeline yang mendengar candaan Devan pun langsung memukul dada pria itu, tidak menyangka kalau Devan bisa bercanda seperti itu.

"Ish, kamu ini! Aku merasa aneh kalau mereka menatapku seperti itu. Aku masih sanggup jalan, kenapa kamu harus menggendongku!" Evangeline mengerucutkan bibir, kedua tangannya melingkar di le

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
siti alawiyah
aduh Devan terlalu cinta jadi sangat posesif, semoga selamanya seperti ini cintamu pada Ivi tetap sebesar ini
goodnovel comment avatar
njum ndutzzz
hahha...šŸ˜‚ko otak gw jd jln2 aišŸ¤£šŸ¤£šŸ¤£ 1000:1 kya ny laki kya c devanšŸ˜…šŸ˜…
goodnovel comment avatar
Adsa
depan gak pernah jatuh cinta tp sekali jatuh cinta ih wow ngerrriiiii.... hahhaah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • My Hot LadyĀ Ā Ā Mengalah atau kalah

    Devan pergi ke sebuah bar, entah kenapa ia mendatangi tempat itu. Devan sebelumnya tidak pernah pergi ke bar selain untuk urusan bisnis atau memang ada janji dengan Jordan. Namun, kedatangannya kali ini sepertinya bukanlah untuk kedua hal itu. Ada sedikit tatapan penuh amarah di wajahnya.Devan masuk ke sebuah ruangan yang terdapat di klub itu, ia menatap seseorang yang memang sedang menantikannya."Minum!" tawar pria yang duduk di bawah pencahayaan yang sangat minim."Tidak perlu berbasa-basi! Tidak ada Ivi di sini, jadi aku tidak akan mengalah atau kalah darimu," tolak Devan dengan telapak tangan yang mengepal.Radhika tersenyum getir, ia menenggak minuman yang sudah berada di gelas sloki, lantas meletakkan gelas kosong itu sedikit kasar ke atas meja."Apa kamu pikir aku juga akan mengalah atau kalah?" tanya Radhika menatap sinis pada Devan."Cepat katakan apa yang kamu inginkan?! Aku tidak punya banyak waktu!" ketus Devan.Meski me

  • My Hot LadyĀ Ā Ā Alasan dinas

    Sonia masuk ke kamar Devan, wanita itu merasa heran kenapa putranya tidak bangun meski waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Itu bukanlah kebiasaan Devan, pria itu dikenal disiplin dan tidak suka menyia-nyiakan waktu, apalagi tidur berlebih."Dev, ini sudah jam berapa? Kenapa belum bangun?" tanya Sonia seraya membuka gordyn yang menutup cahaya matahari masuk ke kamar itu.Devan yang masih memejamkan mata, semakin menutup rapat kelopak matanya, ia bahkan menghalau sinar matahari yang masuk menyinari matanya menggunakan lengan.Sonia menghampiri putranya setelah membuka semua gordyn, alangkah terkejutnya dia ketika melihat wajah Devan yang penuh dengan luka lebam."Ya ampun, Dev! Kamu habis berkelahi?" tanya Sonia dengan nada suara panik.Wanita itu langsung duduk di tepian ranjang Devan, menyentuh dagu putranya dan menggerakkan kepala Devan ke kanan dan kiri agar bisa meliha

  • My Hot LadyĀ Ā Ā Makanan penutup

    Evangeline duduk di tepian ranjang, wanita itu menggerakkan pergelangan kaki, memutar searah jarum jam kemudian berbalik lagi."Ah, akhirnya sembuh juga," gumam Evangeline yang merasa sangat senang.Evangeline mengambil ponselnya, lantas menghubungi Devan."Hai, kaki 'ku sudah sembuh. Hari ini aku akan pergi ke kantor," ucap Evangeline begitu panggilannya dijawab Devan.Sudah tiga hari Evangeline hanya di rumah saja, ia juga tidak melihat Devan sama sekali, hanya sesekali menghubungi pria itu melalui panggilan telpon karena Devan juga menolak melakukan panggilan video."Oh, oke. Aku tunggu," balas Evangeline ketika Devan mengatakan kalau pria itu juga sudah kembali dari dinas bohongannya dan akan menjemput dirinya.Evangeline bersiap pergi ke kantor, hari ini dirinya terlihat lebih bersemangat dan berusaha berpenampilan sebaik mungkin. Mungkin karena senang a

  • My Hot LadyĀ Ā Ā Alergi

    Evangeline menarik tangan Radhika, lantas meminta pria itu memuntahkan apa yang sudah masuk."Ka, kamu ini tidak sadar, hah! Makanan penutupnya menggunakan kacang!" ujar Evangeline panik.Radhika terkejut dengan penuturan Evangeline, ia pun sedikit membungkuk dan berusaha memuntahkan apa yang dimakan tapi sepertinya terlambat. Radhika hampir limbung, ia sudah merasakan rasa tidak nyaman di dada dan juga tubuhnya, kepalanya terasa pusing dan mulai tampak ruam di kulitnya."Mana kunci mobilmu?" tanya Evangeline panik.Evangeline merogoh saku jas bagian dalam sebelah kanan Radhika, tahu betul jika mantan suaminya selalu menyimpan kunci mobil di saku sebelah sana. Evangeline memapah Radhika menuju mobil, lantas membantu mantan suaminya itu masuk kemudian melajukan mobil itu meninggalkan area restoran. Evangeline sampai lupa jika meninggalkan Devan karena rasa paniknya.--

  • My Hot LadyĀ Ā Ā Trauma

    Radhika dirawat di rumah sakit sampai peradangan pada tenggorokannya menghilang. Ia menatap langit kamar rawat inapnya, mengingat bagaimana Evangeline masih memedulikannya, hingga wanita itu terlihat begitu mengkhawatirkan ketika dirinya hampir mengalami gagal napas. Namun, ia pun kembali teringat pembicaraannya dengan Evangeline."Kamu akan tinggal?" tanya Radhika pada Evangeline yang menunggunya di kamar inap."Tidak, aku harus pulang untuk melihat Devan," jawab Evangeline yang berdiri di samping ranjang."Ivi, perhatianmu ini apa bisa aku anggap--" Perkataan Radhika terjeda karena Evangeline memotongnya terlebih dahulu."Jangan menganggap ini sebagai sebuah perhatian, aku hanya tidak ingin melihat orang yang aku kenal celaka. Mungkin responku terlalu berlebih, tapi dibalik itu aku memiliki maksud tersendiri," ujar Evangeline.Evangeline mendesau, ia duduk di tepian ranjang Radhika menoleh pada pria itu, kemudian berkata, "Aku tidak mau hubungan

  • My Hot LadyĀ Ā Ā Masa lalu

    Devan duduk seraya menatap layar ponselnya, pria itu masih memikirkan tentang kejadian yang menimpa keluarga Evangeline, tidak menyangka kalau nasib sang kekasih sangat buruk. Devan mengingat setiap kata yang keluar dari bibir Evangeline."Saat itu aku baru saja pulang sekolah, hari itu aku datang terlambat karena menemani Milea membeli buku. Ketika aku pulang, kedua orangtuaku baru saja selesai makan siang, apa kamu tahu dengan yang terjadi? Kedua orangtuaku keracunan makanan, ketika aku berteriak panik mencari siapa saja yang bisa menolong, ternyata semua pelayan rumah mengalami hal yang sama. Aku melihat mulut mereka mengeluarkan busa dan muntah-muntah, saat itu aku hanya gadis kecil yang tidak tahu apa-apa. Aku berlarian di jalanan hendak meminta tolong, tapi tidak ada siapa pun yang lewat, membuatku benar-benar putus asa. Ketika aku kembali masuk, kedua orangtuaku sudah terkapar tak bernyawa. Menurutmu bagaimana perasaanku saat itu? Tidak cuman satu, ak

  • My Hot LadyĀ Ā Ā Melepaskan

    Ketika sampai di rumah Sonia, Evangeline melihat Milea dan Jordan juga di sana, membuat dirinya sedikit merasa tenang karena setidaknya makan malam itu tidak terfokus padanya."Mama Ivi!" Angel langsung melompat dari kursi, gadis kecil itu menghampiri Evangeline yang baru datang.Tentu saja Evangeline langsung menyambutnya dengan rasa bahagia, ia bahkan menggendong gadis kecil itu."Mama Ivi cantik," puji Angel ketika sudah berada di dalam gendongan Evangeline.Evangeline tersenyum, kemudian mencolek hidung gadis kecil itu. "Kamu juga sangat cantik.""Besok kalau besar, Ica mau kayak Mama Ivi, cantik rambutnya panjang," ujar Angel seraya menyentuh rambut Evangeline.Milea yang mendengar ucapan Angel pun langsung bangun, ia kemudian menghampiri dua orang yang sangat disayangi."Ica nggak mau kayak Mama Milea?" tanya Milea mem

  • My Hot LadyĀ Ā Ā Turun temurun

    Evangeline mengedarkan pandangannya, menatap setiap sudut ruangan yang sekarang sedang dilihatnya. Sepanjang mata memandang, ia hanya melihat warna abu-abu."Tidak ada warna." Evangeline memberi komentar, ia sampai melipat satu tangan di bawah dada dan satu tangan digunakan untuk memegangi dagu."Memangnya harus diberi warna apa?" tanya Devan berbisik di telinga Evangeline."Mungkin merah hati, atau hijau tua, bisa juga putih," jawab Evangeline seraya menggerakkan tangan yang tadinya memegang dagu, ia kemudian menoleh pada Devan.Wanita itu tengah menilai kamar Devan yang didominasi warna abu-abu, dari sprei, gordyn hingga warna cat dinding kamar.Evangeline terkejut karena wajah Devan begitu dekat dengannya, membuat jantungnya hampir melompat dari tempatnya. Devan menahan tawa melihat ekpresi Evangeline, ia menggenggam tangan wanita itu lantas memintanya duduk diranjangnya.

Latest chapter

  • My Hot LadyĀ Ā Ā MHL 222

    Setelah memantapkan hati, akhirnya Anira memutuskan untuk pergi. Hari itu Kenan dan keluarganya datang untuk berpamitan dengan Anira, setelah sebelumnya mendapat kabar dari Evangeline dan Devan. "Jangan lupakan kami," ucap Angel yang ingin melepas Anira. Anira mengangguk kemudian memeluk Angel, tak bisa berkata-kata karena dirinya begitu sedih meninggalkan keluarga itu. "Sering hubungi kami, oke!" pinta Angel lagi sebelum melepas pelukan. Anira lagi-lagi hanya mengangguk, sebelum kemudian beralih menatap Kenan yang sudah menatapnya sejak tadi. "Aku akan menunggumu kembali, Nira." Kenan langsung memeluk Anira, membuat gadis itu terkejut. Anira membalas pelukan Kenan, bahkan mengusap punggung pemuda itu karena tahu jika Kenan sama beratnya melepas. "Aku sangat menyayangimu, jangan lupakan aku," lirih Kenan sebelum melepas pelukan. Anira merasa jantungnya berdegup dengan cepat ketika Kenan mengucapkan kata itu, entah kenap

  • My Hot LadyĀ Ā Ā MHL 221

    "Kamu tidak akan pergi, 'kan!" Kalandra bicara empat mata dengan Anira di kamar gadis itu. Ia menatap Anira yang duduk di tepian ranjang."Aku tidak tahu." Anira menjawab pertanyaan Kalandra seraya menundukkan kepala.Wanita yang bicara dengan Evangeline adalah ibu kandung Anira, setelah sekian tahun wanita itu datang dan ingin membawa Anira karena merasa berhak atas gadis itu."Nggak, aku nggak izinin kamu pergi!" Kalandra langsung memegang kedua lengan Anira, bahkan tanpa sengaja mencengkeram begitu erat."Al, sakit!" pekik Anira mencoba melepas tangan Kalandra dari lengannya.Kalandra berlutut di depan Anira, menggenggam kedua telapak tangan gadis itu begitu erat, kedua bola matanya terlihat berkaca."Jangan pergi, Nira. Aku mohon," pinta Kalandra.Anira terlihat bingung, setelah sekian tahun dia tidak tahu siapa orangtua kandungnya, serta bagaimana mereka, haruskah dia melewatkan kesempatan bersama orangtuanya."Aku bingung

  • My Hot LadyĀ Ā Ā MHL 220

    "Apa maksudnya itu, hah?" Kalandra mendorong Kenan ke tembok.Kenan yang baru saja mengantar Anira ke kelas, cukup terkejut saat Kalandra langsung menarik dan membawanya ke samping gedung sekolah."Kamu kenapa sih, Al?" tanya Kenan bingung, apalagi ketika menatap amarah di mata saudaranya itu. Ia mengusap lengan yang sakit karena terbentur dinding."Apa maksudmu menciumnya?" Kalandra ternyata melihat dari jauh saat Kenan menangkup wajah Anira. Ia melihat punggung Kenan di mana saudaranya itu memiringkan kepala.Kenan terkejut mendengar pertanyaan Kalandra, tak menyangka jika saudaranya itu melihat."Al, dengar dulu--" Kenan ingin menjelaskan, tapi terhenti karena Kalandra yang tiba-tiba memukulnya tepat di pipi, membuatnya sampai memalingkan wajah."Apa kamu kira, karena dekat dengannya maka bisa membuatmu sesuka hati menciumnya? Aku tidak setuju kamu bersikap seperti itu padanya!" Kalandra yang sudah terpancing emosi, tak bisa berpikiran je

  • My Hot LadyĀ Ā Ā MHL 219

    Kenan berada di kamarnya setelah Kalandra dan Anira pulang. Ia menatap bingkai yang terdapat di meja belajarnya. Di sana terdapat foto dirinya, Anira, dan Kalandra.Kenan tiba-tiba menggelengkan kepala dengan senyum kecil di wajah, merasa lucu dengan hal yang dipikirkannya sekarang."Apa itu senyum-senyum sendiri?" tanya Angel yang ternyata melihat adiknya itu duduk melamun. Ia pun lantas berjalan masuk dan menghampiri Kenan.Kenan menoleh Angel yang kini sudah berdiri bersandar meja belajarnya."Siapa yang tersenyum?" Kenan mengelak dari pertanyaan sang kakak."Jangan bohong! Jelas-jelas tadi aku melihatmu tersenyum," ucap Angel."Hah, terserahlah." Kenan masih tidak mau mengakui. Ia malah membuka buku seakan ingin mengabaikan sang kakak.Angel menatap Kenan, seperti mengetahui sesuatu dari pandangan sang adik."Ke, apa kamu menyukai Anira?" tanya Angel tiba-tiba.Kenan langsung berhenti membalikkan buku saat mendengar

  • My Hot LadyĀ Ā Ā MHL 218

    Kalandra tidak jadi belajar karena kasihan dengan Anira. Ia pun meminta sopir untuk menjemput mereka. Dalam perjalanan pulang, Kalandra hanya diam, membuat Anira sedikit merasa heran."Kamu baik-baik saja, Al?" tanya Anira.Kalandra tersadar dari lamunan, kemudian menoleh ke arah Anira yang duduk di sampingnya."Aku tidak apa-apa," jawab remaja itu, mencoba mengulas senyum.Anira mengangguk karena Kalandra sudah mengatakan jika tidak apa-apa, mereka pun kembali menatap aspal jalanan.Sebenarnya Kalandra sedang memikirkan percakapannya dengan Kenan beberapa waktu lalu, saat Kenan sedang berganti pakaian.Di kamar tamu, beberapa waktu lalu."Ke, boleh aku tanya sesuatu?" Kalandra berdiri di samping pintu kamar mandi tempat Kenan berganti pakaian."Tanya saja!" Suara Kenan terdengar dari dalam kamar mandi."Aku melihat, akhir-akhir ini kamu sangat memperhatikan Nira. Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?" tanya Kala

  • My Hot LadyĀ Ā Ā MHL 217

    Angel sangat terkejut saat melihat Anira tercebur ke kolam. Saat ingin melompat, ternyata Kenan sudah melompat duluan. Angel pun akhirnya menunggu di tepian dengan wajah panik.Kalandra meraih handuk yang tergantung di kursi, lantas berjongkok begitu melihat Kenan membawa Anira ke tepian, ia langsung menarik Anira keluar dari kolam, serta menutup tubuh gadis itu menggunakan handuk.Anira sangat ketakutan, itu karena dirinya trauma. Sejak kejadian banjir itu, tenggelam adalah mimpi buruk untuknya. Kejadian di masa kecil itu, ternyata melekat di hati dan pikiran gadis itu.Kenan keluar dari kolam, kemudian langsung mendekat ke arah Wira dan mendorong teman kakaknya itu. Membuat beberapa teman Angel terkejut dan panik karena takut ada perkelahian."Kenapa kamu mendorongnya, hah?" Kenan murka dengan kejadian yang menimpa Anira, menyalahkan Wira seakan tak takut dengan pemuda yang lebih dewasa darinya itu."Siapa yang mendorong? Dia terpeleset!" Bela Wi

  • My Hot LadyĀ Ā Ā MHL 216

    Sore itu Anira dan Kalandra pergi ke rumah Kenan. Anira ke sana karena Kalandra yang mengajak, dua remaja itu ingin mengerjakan tugas."Rumah Kenan ramai amat?" tanya Anira ketika melihat beberapa mobil terparkir di halaman rumah."Palingan teman-teman Ica. Kata Kenan, tante dan om lagi ke luar kota, makanya di rumah bebas. Biasa kalau Ica suka ngundang teman kalau tidak ada om dan tante," jawab Kalandra seraya turun dari mobil, mereka diantar sopir.Anira hanya mengangguk, kemudian keluar dari mobil bersama Kalandra.Saat masuk, Anira melihat ke arah samping rumah, di mana kolam renang terlihat ramai dengan muda-mudi. Sepertinya Angel mengadakan pesta kolam renang."Nira!" panggil Angel saat melihat Anira."Kak!" sapa Anira sopan."Mau belajar?" tanya Angel. Ia membawa nampan berisi softdrink dan camilan."Ya, Al yang ingin belajar bersama Kenan," jawab Anira. "Apa mau aku bantu?" tanya Anira kemudian saat melihat Angel kerepo

  • My Hot LadyĀ Ā Ā MHL 215

    Tahun demi tahun pun berlalu. Evangeline dan Devan menjalani hidup penuh kebahagiaan. Adanya Kalandra dan Anira, membuat hidup keduanya begitu sempurna.Kalandra kini hampir menginjak umur enam belas tahun, sedangkan Anira baru menginjak umur delapan belas tahun, gadis itu tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Sama seperti tahun sebelumnya, Anira satu sekolah dengan Kalandra dan Kenan. Evangeline dan Milea memang sengaja menyekolahkan mereka bersama, agar ketiganya bisa terus saling menjaga."Nira! Dasiku di mana?" Kalandra berteriak dari kamarnya. Remaja itu sibuk mencari dasi sekolahnya.Anira yang baru saja selesai bersiap, lantas menyusul Kalandra begitu mendengar suara pemuda itu."Bukannya di laci kamar ganti, Al! Kenapa kamu suka lupa?" Anira yang baru masuk kamar, langsung berjalan ke arah kamar ganti.Kalandra sendiri hanya tersenyum melihat Anira yang langsung masuk ke kamar begitu dipanggil.Anira mengambilkan dasi Kaland

  • My Hot LadyĀ Ā Ā MHL 214

    Hari berikutnya, Kalandra terpaksa tak ke sekolah karena kondisinya. Siang itu Kenan pulang bersama Anira dijemput Milea, Kenan ingin menjenguk Kalandra."Apa Al baik-baik saja?" tanya Kenan saat berada di mobil bersama Anira."Ya, hanya karena masih pusing, makanya dia tidak berangkat," jawab Anira dengan senyum kecil di wajah.Kenan mengangguk, kemudian memilih duduk dengan tenang bersama Anira, sampai mobil mereka sampai di rumah Evangeline.--Di rumah Evangeline, Kalandra terlihat kesepian karena berada di kamar sendirian."Ma, aku bosan," ucap Kalandra ketika melihat Evangeline masuk kamar."Nonton televisi kalau bosan," balas Evangeline santai. Wanita itu masuk membawa makanan dan minum untuk Kalandra.Kalandra mencebikkan bibir, tahu akan bosan di rumah sendirian, tentu dia akan memilih berangkat ke sekolah bersama Anira, meskipun kepala masih terasa pening.Evangeline meletakkan nampan ke atas nakas, seb

DMCA.com Protection Status