Share

MHL 156

Penulis: Aililea (din din)
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Devan pergi ke rumah sakit, dan langsung menuju ruang bersalin ketika sampai. Ia melihat Sonia sudah menemani Jordan yang duduk di kursi selasar panjang depan ruang bersalin. Sonia tampak menepuk-nepuk perlahan punggung Jordan.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Devan langsung.

"Baru pembukaan tujuh, tapi ketubannya sudah pecah," jawab Sonia menjelaskan.

Jordan sendiri menutup sebagian wajah dengan telapak tangan, mencoba menutupi kegelisahan dan rasa takutnya. Ia memiliki trauma tersendiri terhadap proses melahirkan, tentu saja hal itu mengingatkannya pada Diana.

"Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan mereka? Ya Tuhan, lancarkan dan selamatkan mereka," lirih Jordan memanjatkan doa untuk keselamatan Milea dan bayinya.

Devan dan Sonia saling tatap saat mendengar suara lirih Jordan. Sonia sendiri masih terus mengusap punggung Jordan secara konstan, mencoba menenangkan perasaan mantan menantunya itu.

Devan ikut duduk di samping Jordan, menepuk pelan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zulfa Khaura
lanjuut lagi thor ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • My Hot Lady   MHL 157

    Evangeline mendapat kabar jika Milea sudah melahirkan dengan selamat, ibu dan bayinya pun sehat. Ia akhirnya datang ke rumah sakit mengajak Angel, karena Milea mengatakan ingin mempertemukan bayinya dengan sang kakak. Angel berjalan di koridor rumah sakit dengan digandeng Evangeline. Namun, gadis itu terlihat tegang, takut jika Milea masih marah padanya. "Ica kenapa?" tanya Evangeline ketika merasakan genggaman Angel begitu erat, bahkan sedikit basah karena berkeringat. "Bagaimana kalau mama Milea marah? Apa dia akan membentak Ica? Apa dia akan diam sama Ica? Ica takut." Gadis itu masih merasa kalau semua yang terjadi pada Milea adalah akibat ulahnya. Evangeline menahan tawa, tak menyangka jika Angel akan berpikir seperti itu terus. "Kata siapa mama Milea marah, nyatanya tadi ditelpon minta kamu datang. Mama bilang, dia rindu kamu, pengin kamu jenguk agar cepat sembuh," ujar Evangeline mencoba melegakkan hati Angel. "Mama Ivi tidak boh

  • My Hot Lady   MHL 158

    Setelah menjenguk dan memastikan keadaan Milea juga bayinya baik-baik saja, membuat Evangeline merasa lega. Ia pulang bersama Devan, mereka kini berada di mobil menuju rumah. "Aku sangat senang melihat Milea dan bayinya sehat," ucap Evangeline dengan senyum di wajah. "Ya, Jordan juga terlihat begitu bahagia. Kamu tidak lihat bagaimana paniknya dia tadi," timpal Devan. Evangeline tak heran mendengar Jordan panik, yang tidak diketahui Evangeline soal kepanikan Jordan adalah tentang trauma persalinan yang membuat Diana meninggal. "Jika aku melahirkan, apa kamu juga akan cemas dan panik?" tanya Evangeline menoleh Devan yang sedang menyetir. "Tentu saja cemas dan panik, bagaimanapun nyawamu dipertaruhkan demi keberlangsungan hidup calon bayi kita," jawab Devan dengan air muka serius. Evangeline terkesiap mendengar jawaban Devan, merasa seolah suaminya itu tahu banyak hal serta resiko persalinan. "Sepertinya kamu sangat paham tentang

  • My Hot Lady   MHL 159

    "Aku kekenyangan." Evangeline mengusap perut yang terasa sesak karena banyak makan, bahkan kini langkahnya begitu lambat. "Hmm ... bukankah tadi aku sudah memperingatkan untuk tak memakan semuanya. Kalau sekarang kekenyangan, mau nyalahin siapa?" Devan berjalan seraya menggandeng tangan Evangeline. Mereka baru saja keluar dari mobil karena sudah sampai rumah. Devan tampak perhatian dengan berjalan menuntun Evangeline, bahkan mengikuti langkah pelan sang istri. "Aku 'kan ke pengin. Kamu nggak mau habiskan, kalau nggak di makan nanti mubazir, bukannya masih banyak orang yang kekurangan makan di luar sana. Bagaimana bisa aku membuang makanan," ujar Evangeline panjang lebar. Devan mendesau pelan, niat hati mengingatkan agar Evangeline tak lagi memesan makanan sebanyak itu, kini malah dirinya yang diceramahi panjang lebar. "Ya, baiklah. Mubazir kalau nggak dimakan. Tapi lain kali, pesan makanan sewajarnya, oke." Devan menyolek hidung Evange

  • My Hot Lady   MHL 160

    Evangeline baru saja selesai dari kamar mandi. Ia sebenarnya menunggu Devan yang berkata jika akan sampai rumah pada malam hari. Saat akan meminum susu seperti yang biasa dikonsumsi untuk menambah gizi janin dalam rahimnya, Evangeline melihat ponselnya berdering, nama Devan terpampang di sana. Ia tersenyum dan langsung meraih ponsel, meletakkan kembali gelas susu yang tadi dipegang ke atas nakas."Halo, kamu sudah sampai di bandara?" tanya Evangeline begitu menjawab panggilan itu."Ivi, maaf. Aku tidak bisa pulang malam ini, ternyata banyak masalah di sini dan harus segera diselesaikan. Apa kamu tidak apa-apa?" tanya Devan setelah menjawab pertanyaan sang istri. Sebenarnya Devan sendiri ingin sekali cepat pulang, karena merasa tak bisa berpisah jauh dari Evangeline. Namun, ia juga tidak tega melihat bisnis adiknya dibiarkan begitu saja, hingga Devan terpaksa mengambil keputusan yang sulit.Evangeline sedikit kecewa ketika mengetahui Devan tak jadi pulang sesuai

  • My Hot Lady   MHL 161

    Milea yang sudah pulang dari rumah sakit, terlihat begitu bahagia karena kini ada tangis bayi di rumah besarnya itu. Hari itu ia sedang menyusui Kenan, sedangkan Jordan tampak sedang berdiri di dekat jendela untuk menerima panggilan."Baiklah, tentu aku akan menjaganya. Maaf sudah merepotkanmu, Kak." Jordan ternyata sedang melakukan panggilan dengan Devan.Milea memperhatikan sang suami yang sedang melakukan panggilan, sebelum akhirnya kembali fokus pada Kenan."Apa masalah di sana belum selesai?" tanya Milea."Ya, aku jadi merasa tak enak karena membuat kak Devan di sana lebih dari dua hari," jawab Jordan seraya berjalan ke arah ranjang, di mana Milea duduk dengan bayi mereka di pangkuan.Jordan duduk di tepian ranjang, telunjuknya menyolek hidung hingga pipi Kenan yang terlihat menggemaskan."Seharusnya kamu pergi sendiri ke sana, kasihan Angel yang ditinggal sendiri saat hamil besar," kata Milea yang menyesal sudah merepotkan banyak orang

  • My Hot Lady   MHL 162

    Milea sedang sibuk mengurus Kenan, terlihat sesekali mengajak bayi yang baru berusia empat hari itu bicara. Ia begitu memperhatikan kondisi bayinya, bahkan tak mengizinkan orang lain mengurus Kenan."Kenan mau minum susu? Iya?" Milea terus mengajak bicara meski bayinya itu tak paham.Ponsel Jordan yang berada di nakas berdering, sedangkan pria itu sedang berada di kamar mandi."Sayang, ponselmu terus berdering. Ini dari sekretarismu!" teriak Milea."Bisa kamu bantu angkat!"Milea merasa suaminya sedang tidak bisa diganggu gugat ketika berada di kamar mandi. Akhirnya Milea menjawab panggilan dari sekretaris sang suami."Halo, Jordan sedang berada di kamar mandi." Milea langsung bicara begitu menjawab panggilan itu."Maaf, Bu. Apa pak Jordan masih lama?" Suara sekretaris Jordan terdengar panik."Aku kurang tahu, jika memang ada yang penting, biar aku sampaikan padanya," kata Milea lagi.Terdengar hening, sepertinya sekreta

  • My Hot Lady   MHL 163

    Cristian begitu panik ketika melihat Evangeline menangis dan berteriak, membuatnya cemas serta takut terjadi sesuatu dengan adik sepupunya itu."Aku mau suamiku!" teriak Evangeline ketika sudah berbaring di atas ranjang pesakitan."Angel, tenanglah," pinta Cristian. Ia mengikuti perawat yang mendorong ranjang pesakitan untuk membawa Evangeline ke ruang pemeriksaan."Aku mau suamiku, aku mohon!" Tangis wanita itu tidak bisa berhenti, malah semakin pecah saat masuk ruang perawatan.Cristian menemani masuk, karena sangat cemas dengan Evangeline yang tertekan."Bagaimana keadaannya?" tanya Cristian pada perawat yang sedang memasang selang oksigen dan infus."Aghh!!" Evangeline merasakan perutnya kembali sakit."Angel, aku di sini. Tenanglah dan pikirkan kondisi bayimu," pinta Cristian. Ia sampai menggenggam erat telapak tangan Evangeline."Tekanan darahnya naik, gula darahnya juga. Kondisi bayinya tidak stabil, kita menunggu dokter

  • My Hot Lady   MHL 164

    Jordan sedang menerima sebuah panggilan, sedikit menjauh dari tempat Cristian duduk. Ia terlihat sesekali memijat kening, seakan sedang mencemaskan sesuatu."Baiklah, tetap terus pantau perkembangannya," kata Jordan sebelum mengkhiri panggilan itu.Jordan mendekat ke arah Cristian, kemudian ikut duduk di sana. Terdengar helaan napas kasar dari pria itu."Apa sudah ada kabar?" tanya Cristian. Tatapannya tak teralihkan dari pintu tempat Evangeline sedang dioperasi."Belum ada kepastian. Sekarang mama Sonia malah tak sadarkan diri, membuatku bingung harus bagaimana," jawab Jordan yang kemudian memijat kepala yang terasa berat. Merasa jika semua ini kesalahannya, kalau bukan karena dia meminta tolong Devan, mungkin takkan terjadi hal seperti ini.Cristian juga merasa cemas. Ia menghela napas berat serta menyandarkan punggung dengan kasar, tengah berpikir bagaimana jika Evangeline menjadi seorang janda dan bayinya jadi yatim.Jordan dan Cristian

Bab terbaru

  • My Hot Lady   MHL 222

    Setelah memantapkan hati, akhirnya Anira memutuskan untuk pergi. Hari itu Kenan dan keluarganya datang untuk berpamitan dengan Anira, setelah sebelumnya mendapat kabar dari Evangeline dan Devan. "Jangan lupakan kami," ucap Angel yang ingin melepas Anira. Anira mengangguk kemudian memeluk Angel, tak bisa berkata-kata karena dirinya begitu sedih meninggalkan keluarga itu. "Sering hubungi kami, oke!" pinta Angel lagi sebelum melepas pelukan. Anira lagi-lagi hanya mengangguk, sebelum kemudian beralih menatap Kenan yang sudah menatapnya sejak tadi. "Aku akan menunggumu kembali, Nira." Kenan langsung memeluk Anira, membuat gadis itu terkejut. Anira membalas pelukan Kenan, bahkan mengusap punggung pemuda itu karena tahu jika Kenan sama beratnya melepas. "Aku sangat menyayangimu, jangan lupakan aku," lirih Kenan sebelum melepas pelukan. Anira merasa jantungnya berdegup dengan cepat ketika Kenan mengucapkan kata itu, entah kenap

  • My Hot Lady   MHL 221

    "Kamu tidak akan pergi, 'kan!" Kalandra bicara empat mata dengan Anira di kamar gadis itu. Ia menatap Anira yang duduk di tepian ranjang."Aku tidak tahu." Anira menjawab pertanyaan Kalandra seraya menundukkan kepala.Wanita yang bicara dengan Evangeline adalah ibu kandung Anira, setelah sekian tahun wanita itu datang dan ingin membawa Anira karena merasa berhak atas gadis itu."Nggak, aku nggak izinin kamu pergi!" Kalandra langsung memegang kedua lengan Anira, bahkan tanpa sengaja mencengkeram begitu erat."Al, sakit!" pekik Anira mencoba melepas tangan Kalandra dari lengannya.Kalandra berlutut di depan Anira, menggenggam kedua telapak tangan gadis itu begitu erat, kedua bola matanya terlihat berkaca."Jangan pergi, Nira. Aku mohon," pinta Kalandra.Anira terlihat bingung, setelah sekian tahun dia tidak tahu siapa orangtua kandungnya, serta bagaimana mereka, haruskah dia melewatkan kesempatan bersama orangtuanya."Aku bingung

  • My Hot Lady   MHL 220

    "Apa maksudnya itu, hah?" Kalandra mendorong Kenan ke tembok.Kenan yang baru saja mengantar Anira ke kelas, cukup terkejut saat Kalandra langsung menarik dan membawanya ke samping gedung sekolah."Kamu kenapa sih, Al?" tanya Kenan bingung, apalagi ketika menatap amarah di mata saudaranya itu. Ia mengusap lengan yang sakit karena terbentur dinding."Apa maksudmu menciumnya?" Kalandra ternyata melihat dari jauh saat Kenan menangkup wajah Anira. Ia melihat punggung Kenan di mana saudaranya itu memiringkan kepala.Kenan terkejut mendengar pertanyaan Kalandra, tak menyangka jika saudaranya itu melihat."Al, dengar dulu--" Kenan ingin menjelaskan, tapi terhenti karena Kalandra yang tiba-tiba memukulnya tepat di pipi, membuatnya sampai memalingkan wajah."Apa kamu kira, karena dekat dengannya maka bisa membuatmu sesuka hati menciumnya? Aku tidak setuju kamu bersikap seperti itu padanya!" Kalandra yang sudah terpancing emosi, tak bisa berpikiran je

  • My Hot Lady   MHL 219

    Kenan berada di kamarnya setelah Kalandra dan Anira pulang. Ia menatap bingkai yang terdapat di meja belajarnya. Di sana terdapat foto dirinya, Anira, dan Kalandra.Kenan tiba-tiba menggelengkan kepala dengan senyum kecil di wajah, merasa lucu dengan hal yang dipikirkannya sekarang."Apa itu senyum-senyum sendiri?" tanya Angel yang ternyata melihat adiknya itu duduk melamun. Ia pun lantas berjalan masuk dan menghampiri Kenan.Kenan menoleh Angel yang kini sudah berdiri bersandar meja belajarnya."Siapa yang tersenyum?" Kenan mengelak dari pertanyaan sang kakak."Jangan bohong! Jelas-jelas tadi aku melihatmu tersenyum," ucap Angel."Hah, terserahlah." Kenan masih tidak mau mengakui. Ia malah membuka buku seakan ingin mengabaikan sang kakak.Angel menatap Kenan, seperti mengetahui sesuatu dari pandangan sang adik."Ke, apa kamu menyukai Anira?" tanya Angel tiba-tiba.Kenan langsung berhenti membalikkan buku saat mendengar

  • My Hot Lady   MHL 218

    Kalandra tidak jadi belajar karena kasihan dengan Anira. Ia pun meminta sopir untuk menjemput mereka. Dalam perjalanan pulang, Kalandra hanya diam, membuat Anira sedikit merasa heran."Kamu baik-baik saja, Al?" tanya Anira.Kalandra tersadar dari lamunan, kemudian menoleh ke arah Anira yang duduk di sampingnya."Aku tidak apa-apa," jawab remaja itu, mencoba mengulas senyum.Anira mengangguk karena Kalandra sudah mengatakan jika tidak apa-apa, mereka pun kembali menatap aspal jalanan.Sebenarnya Kalandra sedang memikirkan percakapannya dengan Kenan beberapa waktu lalu, saat Kenan sedang berganti pakaian.Di kamar tamu, beberapa waktu lalu."Ke, boleh aku tanya sesuatu?" Kalandra berdiri di samping pintu kamar mandi tempat Kenan berganti pakaian."Tanya saja!" Suara Kenan terdengar dari dalam kamar mandi."Aku melihat, akhir-akhir ini kamu sangat memperhatikan Nira. Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?" tanya Kala

  • My Hot Lady   MHL 217

    Angel sangat terkejut saat melihat Anira tercebur ke kolam. Saat ingin melompat, ternyata Kenan sudah melompat duluan. Angel pun akhirnya menunggu di tepian dengan wajah panik.Kalandra meraih handuk yang tergantung di kursi, lantas berjongkok begitu melihat Kenan membawa Anira ke tepian, ia langsung menarik Anira keluar dari kolam, serta menutup tubuh gadis itu menggunakan handuk.Anira sangat ketakutan, itu karena dirinya trauma. Sejak kejadian banjir itu, tenggelam adalah mimpi buruk untuknya. Kejadian di masa kecil itu, ternyata melekat di hati dan pikiran gadis itu.Kenan keluar dari kolam, kemudian langsung mendekat ke arah Wira dan mendorong teman kakaknya itu. Membuat beberapa teman Angel terkejut dan panik karena takut ada perkelahian."Kenapa kamu mendorongnya, hah?" Kenan murka dengan kejadian yang menimpa Anira, menyalahkan Wira seakan tak takut dengan pemuda yang lebih dewasa darinya itu."Siapa yang mendorong? Dia terpeleset!" Bela Wi

  • My Hot Lady   MHL 216

    Sore itu Anira dan Kalandra pergi ke rumah Kenan. Anira ke sana karena Kalandra yang mengajak, dua remaja itu ingin mengerjakan tugas."Rumah Kenan ramai amat?" tanya Anira ketika melihat beberapa mobil terparkir di halaman rumah."Palingan teman-teman Ica. Kata Kenan, tante dan om lagi ke luar kota, makanya di rumah bebas. Biasa kalau Ica suka ngundang teman kalau tidak ada om dan tante," jawab Kalandra seraya turun dari mobil, mereka diantar sopir.Anira hanya mengangguk, kemudian keluar dari mobil bersama Kalandra.Saat masuk, Anira melihat ke arah samping rumah, di mana kolam renang terlihat ramai dengan muda-mudi. Sepertinya Angel mengadakan pesta kolam renang."Nira!" panggil Angel saat melihat Anira."Kak!" sapa Anira sopan."Mau belajar?" tanya Angel. Ia membawa nampan berisi softdrink dan camilan."Ya, Al yang ingin belajar bersama Kenan," jawab Anira. "Apa mau aku bantu?" tanya Anira kemudian saat melihat Angel kerepo

  • My Hot Lady   MHL 215

    Tahun demi tahun pun berlalu. Evangeline dan Devan menjalani hidup penuh kebahagiaan. Adanya Kalandra dan Anira, membuat hidup keduanya begitu sempurna.Kalandra kini hampir menginjak umur enam belas tahun, sedangkan Anira baru menginjak umur delapan belas tahun, gadis itu tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Sama seperti tahun sebelumnya, Anira satu sekolah dengan Kalandra dan Kenan. Evangeline dan Milea memang sengaja menyekolahkan mereka bersama, agar ketiganya bisa terus saling menjaga."Nira! Dasiku di mana?" Kalandra berteriak dari kamarnya. Remaja itu sibuk mencari dasi sekolahnya.Anira yang baru saja selesai bersiap, lantas menyusul Kalandra begitu mendengar suara pemuda itu."Bukannya di laci kamar ganti, Al! Kenapa kamu suka lupa?" Anira yang baru masuk kamar, langsung berjalan ke arah kamar ganti.Kalandra sendiri hanya tersenyum melihat Anira yang langsung masuk ke kamar begitu dipanggil.Anira mengambilkan dasi Kaland

  • My Hot Lady   MHL 214

    Hari berikutnya, Kalandra terpaksa tak ke sekolah karena kondisinya. Siang itu Kenan pulang bersama Anira dijemput Milea, Kenan ingin menjenguk Kalandra."Apa Al baik-baik saja?" tanya Kenan saat berada di mobil bersama Anira."Ya, hanya karena masih pusing, makanya dia tidak berangkat," jawab Anira dengan senyum kecil di wajah.Kenan mengangguk, kemudian memilih duduk dengan tenang bersama Anira, sampai mobil mereka sampai di rumah Evangeline.--Di rumah Evangeline, Kalandra terlihat kesepian karena berada di kamar sendirian."Ma, aku bosan," ucap Kalandra ketika melihat Evangeline masuk kamar."Nonton televisi kalau bosan," balas Evangeline santai. Wanita itu masuk membawa makanan dan minum untuk Kalandra.Kalandra mencebikkan bibir, tahu akan bosan di rumah sendirian, tentu dia akan memilih berangkat ke sekolah bersama Anira, meskipun kepala masih terasa pening.Evangeline meletakkan nampan ke atas nakas, seb

DMCA.com Protection Status