Share

Terdampar

Penulis: Arsalan Nisha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-26 08:19:35

Ntah sudah berapa lama Senja mengapung lalu ia tersangkut batang pohon yang tumbang. Tiba-tiba sesuatu seperti terdorong dari dalam perutnya dan ia pun terbatuk. Pening menekan keras di dahi nya. Matanya terpejam erat lalu perlahan membuka. Ia mengangkat kepalanya dan melihat ke sekeliling.

"Dimana aku?" Kata Senja  sembari memijat keningnya

Ia mengingat-ingat kejadian sebelumnya. Ingatan saat seorang petugas SAR meneriakinya lalu ia terbawa arus masuk kedalam air lalu ia tak ingat lagi. Ia mengira, pasti keberuntungan besar yang membuatnya berada ditempat itu. 

Saat hendak bangun. Ia tersadar manakala tas ranselnyya nya masih menempel di punggungnya. Strep tas nya masih terikak di dadanya.

Senja kemudian berusaha bangun. Ia tak tahu itu hari apa, pukul berapa dan dimana. Ia melihat sekeliling, hanya hutan lebat dan sungai yang bisa ia amati. Ia segera melepas tas nya, meski beberapa bagian tas koyak tersobek namun bagian dalamnya aman. Tas nya  sudah ia lapisi dengan plastik besar untuk menampung segala isinya. Senja mengikatnya seperti balon besar di dalam tas. Itulah yang menjadikannya pelampung dan menyelamatkan hidupnya. Saat hendak melangkahkan kakinya

"Aduuh! Kenapa sakit sekali kakiku," kata Senja yang kemudian memeriksa kakinya

Ada luka cukup lebar menganga yang telah mengoyak celana jins panjang yang dikenakannya. Saat terbawa arus mungkin ia menghantam sesuatu atau ada sesuatu yang merobeknya sampai ke kulit kakinya. Lukanya cukup dalam.

Senja segera membuka tas nya. Ia ingat, ia membawa perlengkapan obat sederhana. Ia membersihkan lukanya. Lalu mengganti bajunya. Celana yang sobek itu ia tinggalkan begitu saja. Ada dua pilihan, menyusuri sungai atau masuk ke hutan. Dua cara yang ia pikirkan agar dapat kembali bertemu Tim SAR yang berangkat bersamanya.

'Jika aku menyusuri sungai, maka biasanya ujungnya adalah air terjun. Aku tidak selalu akan menemukan pemukiman. Jika masuk hutan, barangkali aku bisa bertemu seseorang, ataupun binatang buas' kata Senja dalam hati

Ia tahu. Bukan saatnya untuk takut. Itu adalah saatnya dia untuk bertahan hidup sampai ada orang lain yang dapat menemukannya. 

Senja mulai memasuki hutan. Ia memungut ranting dan kayu sebagai kayu bakar. Langit masih mendung, ia tak tahu apakah bitu pagi, siang atau sore. Namun, ia perlu membuat makanan. 

Ia juga membuat tempat berlindung. Semacam gubuk yang terbuat dari batang pohon. Senja membuatnya tak besar. Ia membuat atap dari daun-daun yang disusun. Ia pun mengalasi dengan tumpukan rumput yang ia dapat disekitarnya. Ia sering melihatnya di televisi. Senja tak menyangka, jika kini ia benar-benar melakukannya.

Hari mulai gelap. Senja mulai waspada dengan  sekitarnya. Ia mulai membuat perapian. Dengan cepat ia menyerut batang pohon basah dan mengulitinya. Ia  hanya mengambil bagian yang kering. Beruntung korek  api yang ia bawa tidak basah sama sekali. Sadar bahwa itu adalah hutan yang  sama sekali tak ia kenal. Ia bergegas membuat perapian untuk menghalau binatang buas mendekatinya.

Ia mengambil makanan yang ia bawa dari rumah. Senja tahu, makananya hanya cukup  untuk sampe besok pagi saja. Setelah itu ia harus berusaha mencari bahan makanan disekitarnya.

Tiba-tiba ia melihat sesuatu bercahaya diantara semak-semak.

'Semoga itu bukan hantu atau semacamnya. Atau lebih buruk, binatang buas sedang mengintai' kata Senja dalam hati 

Senja bersiaga. Ia mengambil pisau lipatnya. Spontan ia menelan saliva nya. Jantungnya berdegup kencang saat cahanya itu bergerak memutari nya. Ia tak bisa menerka apa yang sedang mendekatinya. 

"Keluar! Cepat keluar dan tunjukan dirimu, aku tidak takut," kata Senja menggertak mahluk itu

Teriakan Senja tak membuat mahluk itu menampakan diri. Ia terus berputar-putar disekitar Senja. Sesekali Cahaya itu hilang dan muncul lagi. Kini tak hanya cahaya, ada suara tawa terkikik setelahnya

"Hihihihihi,"

"Apa itu tadi? Sial! Kenapa aku bertemu hantu ditempat begini," grutu Senja

"Aku bukan hantu, hihihihi," jawab mahluk itu

"Siapa kau! Keluar! Dasar pengecut!" Teriak Senja berharap teriakannya dapat membuat mahluk itu pergi dan tak mengganggunya lagi

Kemudian cahaya itu bergerak cepat dari semak-semak dan keluar. Membuat Senja mengernyitkan dahinya. Ia takjub sekaligus takut akan sesuatu yang mendekatinya saat itu. Lalu keluarlah mahluk kecil bercahaya.

Mahluk berukuran tinggi 10cm dengan sayap tipis seperti capung. Ia bercahaya seperti kunang-kunang. Terbang ringan memutari Senja yang masih terpaku dengan apa yang dilihatnya. Senja menggosok matanya, ia pikir itu adalah halusinasinya.

"Siapa kau?" Tanya Senja

"Hihihihi. Aku Ella," jawab mahluk itu

"E... tolong hentikan tawamu, kamu lebih mirip kuntilanak mini, ataaaaau tuyul? Atau capung atau kunang-kunang yang bermutasi?" Tanya Senja menerka apa mahluk kecil yang sedang ia ajak bicara

"Hihihi. Aku peri hutan, saat kau pingsan aku telah menyentuh keningmu, itu membuat kita bisa berkomunikasi," kata Ella

"Peri? Sejak kecil aku tidak pernah percaya peri, aku yakin aku hanya berhalusinasi," kata Senja 

"Hihihi. Siapa namamu?" Tanya Ella

"Senja, apa untungnya kita saling kenal. Kamu mungkin hanya mahluk halus yang akan menggangguku atau mungkin memakanku?" Kata Senja

"Hihihi. Dasar bodoh! Pikiranmu sangat bodoh. Baiklah aku akan memanggilmu Sen," kata Ella sembari terbang naik turun di depan Senja

" Apa? Sen? Tidak bisakah kau panggil namaku dengan lengkap, Senja. Panggil saja Senja. Terlalu asing untuk mendengar panggilan Sen." Kata Senja pada Ella

"Hihihi. Sen. Aku akan memanggilmu begitu. Bahasa diluar sana mengajarkan nama Sen juga berarti peri," kata Ella

"Aku jelas bukan sepertimu. Aku manusia, kita berbeda kenapa aku harus memiliki nama yang memiliki arti peri sepertimu?" kata Senja

"Hihihi. Itu terserah aku, Sen." Jawab Ella

"Tidak usah sok akrab. Kita bahkan baru saling tahu nama. Kita sama sekali tidak saling kenal," kata Senja

Ella kemudian meminta Senja memejamkan matanya. Ella menggunakan kekuatannya agar Senja dapat melihat peri lain  dan mahluk ghaib lain disekitarnya.

"Bukalah matamu, Sen. Kini kau bisa melihat duniaku," kata Ella

Senja membuka matanya perlahan. Ia terperangah melihat pemandangan disekitarnya. Kini ia melihat begitu banyak mahluk seperti Ella. Mereka berterbangan disekitar Senja. Ia dapat melihat pintu-pintu rumah kecil di pohon sekelilingnya. 

"Apa aku sudah mati?" Gumam Senja

"Hihihi, tentu saja belum. Aku hanya mengijinkanmu melihat duniaku lebih jelas saat malam hari. Saat siang, kau  hanya bisa melihatnya samar-samar," kata Ella

Senja masih takjub melihat pemandangan ghaib itu. Ia melihat beberapa mahluk lain penunggu hutan selain peri. 

"Siapa itu? Bukankah dia lebih mirip manusia?" Tanya Senja

"Dia, adalah pendaki gunung yang tersesat di hutan ini. Akhirnya meninggal. Jasadnya masih ada dihutan ini, ia kesepian. Sehingga ia terlihat terus memandang langit saat malam," jelas Ella.

Bulukudug berdiri dirasakan Senja. Ia yakin, tak pernah melihat hantu sebelumnya. Kini ia justru seperti berada di dunia mereka.

"Babbaiklah, cukup. Bagaimana aku mengendalikan penglihatanku ini, Ella?" Tanya Senja

'Jujur aku lebih suka penglihatanku terbatas, daripada aku harus melihat banyak hantu begini' kata Senja dalam hati

"Hihihi, kedipkan matamu tiga kali, Sen. Lakukan hal yang sama agar kau bisa melihatnya lagi," jawab Ella

Senja mengangguk. Lalu ia mempraktekan apa yang dicoba apa yang dikatakan Ella. Akhirnya Senja pun lega karena ia kembali hanya melihat hutan yang gelap.

"Aku akan melanjutkan makan, apakah kau mau ikut makan? Tapi tolong, jangan tertawa seperti itu. Itu membuatmu lebih terdengar seperti kuntilanak ketimbang peri," kata Senja

"Apakah kau takut hantu, Sen?" Goda Ella

Senja tak menjawab pertanyaan itu. Ia pura-pura tak mendengarnya. Sesekali Senja melihat ke arah lain. Dimana sebelumnya ia melihat arwah pendaki laki-laki yang duduk diatas batu dan selalu melihat ke arah langit. Hatinya sedih, sebelumnya ia juga terbawa arus banjir, namun bedanya ia selamat sedangkan pendaki itu  tidak. Bahkan jasadnya belum ditemukan orang lain. 

"Apa yang kau pikirkan, Sen?" Tanya Ella

" Tidak ada. Aku hanya sedang merasa sedih dengan apa yang aku alami. Sampai akhirnya aku terdampar disini," kata Senja

"Percayalah, Sen. Selalu ada alasan jika itu sesuatu itu terjadi. Alasan itu belum kau ketahui namun itu bisa jadi adalah baik untukmu," kata Ella

Senja merenungi apa yang dikatakan Ella. Ia kembali memakan makananya. Lalu mencoba berpikir positif bahwa esok akan lebih baik. Meski bekal makanannya akan segera habis, bukan berarti ia takkan hidup lebih lama. Seperti kata Ella, ada alasan kenapa Senja bisa sampai ditempat  itu.

"Aku tidur dulu. Besok aku akan pm

. jalan keluar dari hutan ini," kata Senja

"Baiklah, Sen. Besok akan kutemani kau berkeliling," kata Ella

"Terimakasih," jawab Senja yang kemudian terlelap tidur hingga pagi sampai akhirnya ia terbangun karena mendengar suar  juza isak tangis seseorang.

"Siapa yang menangis?" Kata  Senja lirih memaksa matanya terbuka sembari melihat sekeliling

Bab terkait

  • My Handsome Partner   Pertolongan

    Pagi masih gelap. Namun cahaya biru sudah terlihat di langit. Senja mencari suara seseorang yang sepertinya sedang menangis.Senja keluar dari shelter yang dibuatnya. Lalu berjalan menuju arah suara. Awalnya terdengar jauh, hingga ahirnya ia merasa suaranya begitu dekat dengannya. Kini, ia sampai di sekitar sungai. Sambil melihat dengan jeli, Senja terus mencoba mencari sumber suara itu. Ia kemudian terkejut melihat sosok perempuan ada disana.Hari sudah pagi. Jelas itu bukan hantu atau semacamnya. Pikirannya lebih kepada korban selamat dari banjir sungai seperti dirinya. Ia memberanikan diri mendekati perempuan itu. Perlahan ia berjongkok agar tidak mengagetkannya."Bu, apakah ibu butuh bantuan?" Tanya SenjaIbu itu menjawab. Namun, Senja tidak tahu apa yang dikatakan ibu itu. Ia semacam menggunakan bahasa yang tidak Senja mengerti. Tiba-tiba Ella mengejutkannya dengan berada tepat didepan wajah Senja."Sen, apa yang terjadi?" Tanya Ella"Aku pikir ibu ini adalah korban banjir ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-26
  • My Handsome Partner   120 jam kedepan

    Tiba- tiba sesuatu terdengar mendekat. Senja kembali waspada. Apapun bisa menyerangnya. Ia segera mengambil pisau ditangan kanannya dan mengambil kayu dengan api menyala di tangan kiri nya. Ella pun tidak tahu apa yang akan datang menghampiri mereka. "Ibu Upe. Cari tempat berlindung! Kita tidak tahu, sesuatu apa yang menghampiri," kata Senja dengan cemasIbu Upe menggendong Kalyani. Ia bersembunyi dibalik pohon. Sesekali ia mengintip ke arah Senja. Kalyani di dekapnya. Tangan lain Ibu Upe memegang batang pohon untuk berjaga-jaga. Senja memasang kuda-kuda. Kemudian tampak seekor babi hutan besar berlari kearahnya. Lalu berhenti kala melihat api unggun yang dibuat Senja. Binatang itu memekik keras di ikuti suara lain yang ntah datang darimana."Kau berani padaku! Tidak usah panggil temanmu!" Kata Senja menggertak. Jurus andalan yang biasa ia gunakan untuk menakuti lawannya. Babi hutan itu justru semakin ganas. Seolah hendak menabrak Senja. Ia bersiaga akan berlari ke arahnya. BR

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-26
  • My Handsome Partner   Monster Saltic

    Whooooosh! Slash!'Apa ini?' Nafas Senja tersengal-sengal. Jantungnya berdegup tak karuan. Ia melihat ada semacam tombak jatuh tepat depanya. Matanya mengarah keatas, ia berusaha mencari ujung benda yang terlihat tinggi menjulang. Tubuhnya berbalik mengikuti sumber si empunya. Benda yang ia kira adalah semacam senjata atau tombak adalah kaki laba-laba besar. Senja mencoba tenang. Ia melihat mata laba-laba besar itu. Mata berputar dan terus bergerak. Di mulutnya ada sesuatu yang berwarna biru. Itu mirip dengan batu yang ia temukan sebelumnya. 'Aku akan diam, baiklah aku akan diam dan berusaha untuk tidak bernafas,' kata Senja dalam hatiMata mahluk itu terus bergerak seperti sedang mencari sinyal. Tiba-tiba sinar matahari mengenai mata mahluk besar itu, ia pun meloncat tinggi ntah kemana arahnya. Senja bergegas kembali ketempat dimana teman-teman nya berada. Ia berlari tergopoh-gopoh menerobos semak belukar. "Ella, Ella, aku bertemu dengan mahluk besar seperti laba-laba, hampir s

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-26
  • My Handsome Partner   Misi Penyelamatan

    "Apa idemu?" tanya Senja"Aku punya kekuatan mengecilkan ukuran benda-benda mati, itu akan memudahkanmu untuk bergerak dan menyimpan bawaan mu dalam sakumu," Kata Ella"Wow, itu sangat keren Ella. Lalu apakah kamu bisa membuatku terbang sepertimu?" Tanya Senja"Aku tidak yakin dapat melakukannya tapi akan aku coba. Sarang monster itu ada diatas pohon. Aku pikir kamu bisa memanjat nya dengan bantuan tali. Lalu aku akan membantumu dengan membuat badanmu terasa lebih ringan, aku bisa mengurangi gravitasi benda," Kata Ella"Bagaimana dengan rencana untuk melarikan diri saat monster itu datang? Bagaimana kau akan menjaga Kalyani?" Tanya Senja"Kamu hanya harus diam dan menahan nafas agar ia tidak menyadari gerakanmu," Kata Ella"Hahaha, apakah itu akan efektif? Aku sangat takut melihat mata Monster itu saat bergerak-gerak," Kata Senja menyiapkan peralatan yang mesti ia bawa. Ia menaruh barang bawaan itu ditanah. Lalu dengan kekuatan Ella semua barang itu menjadi berukuran sangat kecil sehi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • My Handsome Partner   Roh Pelindung

    Setelah makan malam. Ella kembali menghilang seperti biasa. Senja mencoba menutup matanya dan mengedipkan matanya tiga kali untuk melihat dunia peri disekitarnya. Terdengar riuh rendah penghuni pohon dihutan itu. Suasana damai dan tenang seperti suasana di pedesaan. Ibu Upe tak tahu jika kemampuan yang diberikan Ella untuk bisa melihatnya juga bisa digunakan untuk melihat dunia peri di setiap tempat. Bahkan saat ini Kalyani sedang dihibur oleh beberapa peri, sehingga Kalyani tampak bahagia karenanya. Bayi itu pasti bisa melihatnya juga meski tanpa bantuan kekuatan dari Ella sekalipun. Tiba-tiba Senja mendengar seseorang memanggil namanya. Senja melihat kesana kemari untuk mengetahui sumber suaranya. "Sen! Kemarilah," "Sen, disini,""Sen, ini takdirmu,""Sen, kau bisa kemari bukan tanpa alasan,""Sen, ikuti aku,"Sumber suara itu makin dekat. Seekor capung bercahaya mengarahkan jalannya. Senja mengikuti capung bercahaya menuju hutan yang lebih gelap. Capung itu menghilang yang arti

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-10
  • My Handsome Partner   Ular Legenda

    Senja selesai membalur luka Ular itu. Sang ular pun segera bergerak pergi masuk ke hutan lebih dalam. Seolah ia memang harus segera pergi untuk mengobati diri. Hari sudah semakin gelap. Tiba-tiba Kalyani menangis tanpa alasan. Senja menyadari segera bahwa itu bisa jadi tanda bahaya. Ada mahluk yang membuat Kalyani merasa takut atau tidak nyaman. Bayi itu semakin histeris dalam beberapa saat. "Sepertinya kita tidak dapat bermalam disini, kita harus mencari tempat lain," Kata Senja"Tidak, Sen. Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi. Lebih baik segera membuat perapian. Terlalu ceroboh jika kita melakukan perjalanan malam dengan membawa Kalyani," Kata Ella"Baiklah kalau begitu. Semoga hanya ada hal baik setelah ini," Kata SenjaAkhirnya Senja memilih untuk menetap dan mulai mengumpulkan ranting disekitarnya. Kali ini pemantik miliknya tidak bekerja dengan baik. "Bagaimana bisa begini. Disaat sudah kemalaman begini malah kamu tidak bekerja dengan baik," Grutu Senja yang kemudian m

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-12
  • My Handsome Partner   Perpisahan

    Hujan mulai turun. Di dalam hutan lebat itu, hujan hanya terasa seperti gerimis tak berarti. Senja menampung air hujan dengan wadah yang ia punya. Ia membuat parit kecil disekitar shelter nya. Kalyani dan ibunya sudah tertidur lelap. Namun Senja masih terjaga hingga malam larut. Pikirannya mengawang, apakah besok ia harus melewati perkampungan raksasa atau memilih jalan dengan medan berbukit. Perapian mulai padam karena hujan. Senja yang melamun memainkan tongkat yang baru saja diberikan oleh Akai Loo. Ia tak tau cara menggunakannya jadi ia mencoba menggoyangkan tongkat itu. Tiba2 cahaya berpendar diseluruh badan tongkat. "Wah, ini benar-benar seperti lampu LED, mari dicoba, apa saja yang bisa dilakukan tongkat dari Sang Legenda ini," Kata Senja yang kemudian memperhatikan Kalyani yang sedang tertidurSenja berpikir bisa saja membawa mereka mati jika memaksa harus melewati perkampungan raksasa. Meski menurut Ella itu lebih dekat dengan perkampungan. Senja akan memilih jalan berbukit

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • My Handsome Partner   Bertemu Kepala Desa

    "Oh, betul kita pernah bertemu. Iya beruntung saya bisa selamat dari monster itu. Perkenalkan, nama saya Salaar Bayu, Ranger hutan sungai hitam," Katanya"Owh, anda seorang jagawana? Anda pasti sangat terbiasa dengan mahluk besar di dalam hutan sana. Saya lega anda selamat," Kata Senja"Apakah anda bisa membantu saya untuk bertemu kepala desa? Saya akan membantu Ibu Upe bertemu dengan keluarganya," Kata Senja lagi"Tentu saja," Jawab Bayu"Terimakasih sebelumnya, Pak Bayu," Kata Senja"Tolong jangan panggil, Bapak. Sepertinya usia kita tidak jauh berbeda, panggil saja Bayu, orang desa sini juga memanggil saya begitu," Kata Bayu"Baiklah, Bayu. Owhya, maaf saya lupa memperkenalkan diri. Saya Senja, anda bisa memanggilnya begitu atau cukup panggil saya Sen," Kata Senja"Baiklah. Apakah anda bisa membantu saya untuk bertemu dengan kepala desa disini? Sepertinya saya akan menginap sementara di desa ini," Kata Senja lagi"Tentu saja. Mmm apakah ibu ini bersamamu?” tanya Bayu menunjuk Ibu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15

Bab terbaru

  • My Handsome Partner   32. Pengosongan Desa Galie

    "Kemana dia pergi?""Lebih baik kita mencari berlawanan arah," "Baik,"Mereka berdua pun berlalu. Senja sedikit bisa bernafas. Ia kini mencoba mengambil belati di punggungnya. Menariknya dengan satu jari karena satu tangannya sudah terlilit badan ular dan satu tangan bebas lainnya tak menjangkau sarung belatinya. Ia berhasil mengambilnya, mencoba mengarahkan bagian tajam belati pada badan ular. Senja berusaha menekannya. Namun itu belum terjadi, ular itu melepaskan diri darinya. Mengambil jarak dari Senja lalu ia berubah bentuk menjadi manusia. 'Siapa dia?' batin Senja"Meygan?!" Senja terkejut dengan perubahan wujud ular itu"Apa kamu baik-baik saja Sen?" tanyanya"Ba-baik, aku akan mencari Bayu, A--apakah kau akan tetap di sini? Atau ikut bersamaku?" tanya Sen"Aku tetap disini, berhati-hatilah," kata Meygan"Maaf aku tadi hampir melukaimu, aku tidak tahu itu kamu, Mey,""Tak masalah, paling tidak kamu sekarang jadi tahu wujudku," kata MeyganMeygan teman se asrama Senja. Ia jar

  • My Handsome Partner   31. Ketahuan

    Sesuatu berpendar dari dalam kantong. Mengingat Salim adalah ahli senjata, maka benda itu pasti juga merupakan senjata rahasia. "Kita bahkan belum menemukan musuh, buat apa semua senjata ini disaat dunia begitu damai dan indah," kata Senja"Jaga ucapanmu, Sen. Apa kau lupa jika kata-kata mu itu begitu berbahaya," kata Senja "Bukankah itu nyata? Aku bahkan punya tongkat Pelia, panah lengkap dengan busur indahnya dan ini apa lagi?" tanya SenjaSenja membolak balik benda yang sesekali bercahaya itu. Benda seukuran telur ayam dengan bentuk yang lebih pipih. Ia memiliki warna zamrud dan satu warna ruby. Senja menggosokkan benda itu diatas celananya seolah membersihkan. Tiba-tiba benda itu mengeluarkan sesuatu seperti sayap di kanan kirinya. Benda itu mengambang di hadapan Senja, cahayanya meredup. "Wah, apa yang benda ini bisa perbuat, Bay?" tanya SenjaBayu mengamatinya lebih detile. Ia membolak balikan benda ditangannya itu. Mengintip dan melihat nya lebih dekat seolah mencari sesuatu

  • My Handsome Partner   30. Kecewa

    Fajar mengajak Senja menjauh dari perayaan. Ia tak ingin ada seorangpun yang mengganggu mereka berdua. "Senja, apa kau tahu berapa lama perjalanan dari kota kita sampai sini?”"Ya aku tahu,""Aku benar-benar merindukanmu. Aku senang mendengar suaramu saat pertama kali sejak kau pergi," kata Fajar"Ada sesuatu yang menenangkan saat itu. Aku bersyukur kau masih hidup,""Terimakasih, kita sudah tidak memiliki hubungan apapun. Ntah itu apa yang kau katakan tentang Prita benar atau tidak,""Bukankah aku sudah mengatakannya padamu?""Semacam telat kupikir. Andai kau menghargaiku sebagai pacar lima tahun mu, saat rencana itu baru rencana pun kau bisa mengatakannya lebih dulu. Kali ini yang terjadi adalah kau tidak menganggapku ada. Dan Tuhan menghilangkanku dari dunia setelahnya,""Kamu ngomong apa si? Aku disini karena ingin bertemu denganmu. Bukankah saat ini kamu adalah nyata? Aku bahagia bisa bertemu lagi denganmu, kita bisa bersama lagi," ucap Fajar"Aku gak bisa," kata Senja"Kenapa? k

  • My Handsome Partner   29. Perayaan Galie

    Sen akhirnya bisa mengarahkan Monster Saltic ke lembah Raksasa. Kini ia merasa lega. Mereka hanya perlu mengecek kesokan harinya dan melihat apakah laba-laba besar itu sudah membuat sarang baru."Kita sebaiknya segera pulang. Hari ini ada perayaan di Desa Galie," kata Bayu"Benarkah? aku bisa mengambil banyak foto hari ini," ucao Senja dengan raut wajah senang"Kau bahkan lupa dengan lelah yang baru kita lewati," kata Bayu"Ini bisa jadi baru pemanasan, Bay. Kita masih perlu banyak belajar, akupun perlu banyak melatih fisikku,""Ah iya, kau harus latihan berlari. Bisa-bisa kau sellu ketinggalan dariku,""Baik, baik. Teanang saja, aku kan mulai berlatih saat ini," kata Senja.Ditampat lain. Fajar sejak subuh berada di kantor yang lebih mirip markas perampok. Ada banyak pria dengan badan besar dan bertato berjaga di sekitar Mandor Mus. Selain puluhan orang yang berjaga, ada pula yang berada di dalam menemani tuannya berbagi cerita, sebagian yang lain orang-orang yang berbadan kurus yang

  • My Handsome Partner   28. Gelembung Jingga

    'Sen.. Tenanglah. Mendekatlah ke arah Bayu,'Senjayang masih terisak dengan tangisnya mengikuti kata Afreda. Ia mencoa tenang, lalu memperhatikan seluruh bagian tubuh Bayu dari kepala hingga kaki. Lalu dengan kekuatannya lagi, Senja menghilangkan tanah yang menyelimuti Bayu.Senja melihat peluit yang tergantung di leher Bayu. Ia ingat peluit itu bisa ia gunakan untuk memanggil Guru Hameez. Senja segera melepaskannya dari leher Bayu.Ia kemudian meniupnya beverapa kali.Senja memejamkan matanya. Ia menghembuskan energi kosmo ke sekitarnya secacara tidak sadar. Pohon dan benda lain disekitarnya menyimpan energi itu. Rasa sedih yang Senja rasakan ikut menyeruak membentuk gelembung-gelembung kecil yang berwarna ungu. Ia membuat beberapa bagian pohon layu dan beberapa binatang lemas seolah energi mereka ikut tersedot saat itu juga. Lalu harapannya muncul, saat sekali lagi Senja meniup peluit itu. Ia membayangkan Guru Hameez yang datang dengan terbang menyerupai elang. Harapan dan optimist

  • My Handsome Partner   27. Membeku

    Senja dan Bayu melihat ke arah belakang mereka. Ada bagian hutan yang tidak terlalu rapat kanopinya, sehingga siapapun bisa melihat dengan jelas tubuh tinggi besar Moster Saltic. Ia bergerak lambat dan tak melompat. Senja tahu, seperrtinya Menster itu memperhatikan seseuatu di depannya. Mangsa atau semacamnya. Karena saat itu masih dalam jam berburu makanan untuk si Monster."Kita memunggunginya, Bay,""Iya, gunakan kekuatan kosmosmu, Sen. Kau hanya harus mengumpulkan energi lalu arahkan padanya agar ia mau mengikuti mau mu, lalu arahkan ke Lembah Raksasa," kata Bayu"Bay, bolehkah aku jujur?""Apa?""Jujur dari kita berdiri ini, aku sama sekali tidak tahu dimana arah Lembah Raksasa,""Hemm, itu ada di bagian barat daya kita, Sen. Ah tapi terlalu rumit kalau kau tidak tahu arah. Begini saja, kau ingat pohon berbunga kuning?""Iya. Pohon yang mengeluarkan aroma buah itu ya? Ya aku pernah melihatnya banyak di Lembah Raksasa,""Nah! fokuskan pada pohon itu setelah energimu mengunci piki

  • My Handsome Partner   26. Menggiring Monster Saltic

    Tap! Tap! Tap!Senja yang tegang menunggu dan menebak siapa yang datang. Ia bahkan tak menemukan Afreda disaat seperti itu."Sen!"Senja membuka mata. Bersyukur bukanlah Fajar yang datang ke kamarnya. Melainkan Sam. Senja membuang nafasnya lepas dengan keras."Kau membuatku kaget, Sam!""Ada apa?" tanya Senja lagi"Saudara kembarku mengatakan hal yang aneh sata kami bertemu,""Apa?""Eh, kenapa kau tidak terlihat kaget saat aku bilang saudara kembar? Apakah kalian memang benar-benar bertemu?""Iya. Aku dan Bayu bertemu dengan Salim saat kami pergi ke Intezar," jawab Senja"Apakah Intezar benar-benar ada?""Apa kamu selama ini tidak tahu? bukankah kau dan Salim adalah kembar? Asal kau tahu, Salim adalah ahli senjata, apakah hal itu kau juga tidak tahu?" tanya Senja"Aku--A--ku, selama ini tidak pernah mempercayai apa yang dikatakan Salim. Ia mengajakku untuk pergi ke Intezar, tapi ceritanya terlalu tidak masuk akal buatku. Tapi semalam dia pulang dan bercerita tentang dua orang manusia

  • My Handsome Partner   Pertemuan dengan Sang Mantan

    Senja berjalan menuju ke hutan yang berbatasan dengan anak sungai. Ia melihat ke saku nya, masih ada beberapa batu biru yang tersisa. Senja fokus berhati-hati jika tiba-tiba monster Saltic datang menyerangnya. Bayu fokus mencoba mengingat-ingat tanda yang diletakannya. Sebuah pita berwarna merah yang ia ikat ranting pohon. Pohon tempat mereka keluar dari Intezar. "Apa kamu pikir monster itu bisa diajak main-main? Kita seperti setor nyawa jika berada disini,” kata Bayu"Husss, diamlah. Aku juga berharap punya sesuatu untuk bertahan dari serangannya, yang perlu kita lakukan adalah mendorongnya masuk ke hutan yang lebih dalam, itu saja. Jangan sampai ia pergi ke Desa Galie,""Aku paham,""Hanya orang-orang yang sama gila nya yang bisa paham apa yang aku maksud tanpa bertanya lagi," kata Bayu santaiMereka berdua berhenti di sebuah pohon dengan pita merah. Bayu begitu senang saat menemukannya. Namun, mendadak ia terdiam."Bagaimana caranya masuk?" tanya Bayu"Apakah kamu benar tidak i

  • My Handsome Partner   Latihan ke Dua

    Ahli ramuan keluar dari ruangannya. Saat ia mendekati meja Sen dan Batu ia melihat pohon kecil dari delima tumbuh diatas mejanya. "Sejak kapan ada Pohon Delima disini?" tanya ahli ramuanAhli ramuan mengamati Sen dan Bayu bergantian. Ia jelas berpikir jika salah satu dari mereka memainkan biji delima yang hendak dijemur. "Siapa diantara kalian yang menumbuhkan biji delima ini?" tanya ahli ramuanBayu menunjuk Sen dan membuatnya nyengir ketakutan. Ia tidak paham maksud dari ahli ramuan menanyakannya. "Tolong tumbuhkan beberapa lagi, sebab di tanah Intezar sangat sulit untuk pohon delima tumbuh," kata ahli ramuan Bayu terkekeh melihat ekspresi Sen yang awalnya takut disalahkan. Kini ia tertawa karena Sen justru harus menggunakan kekuatannya untuk membantu ahli ramuan menumbuhkan Pohon Delima. "Owhya, Tuan Hameez, serbuk ini bisa jadi obat dan racun sekaligus, saat kondisi terkena air garam serbuk ini bisa menjadi sangat mematikan dan jika tidak maka akan menjadi obat," kata Sang A

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status