Home / Romansa / My-Ex / Bab 4

Share

Bab 4

last update Huling Na-update: 2021-03-18 09:01:13

Kini, Dante dan Irin pun berpamitan untuk pulang ke rumah yang dihadiahkan oleh kedua orang tua Dante.

"Ayah, bunda… Irin sayang kalian,"

"Ayah sama bunda pun sangat mencintaimu, kamu jaga diri baik-baik hm,"

Mereka pun saling berpelukan, Dante menatap malas pada mereka.

"Dante, jaga putriku dengan baik," ucap Arman mengingatkan pada Dante.

"Iya, ayah." Hanya itu yang terucap dari bibir Dante.

Hingga Irin dan Dante pun telah pergi, kini tersisa hanya orang tua Irin dan orang tua Dante beserta dengan Darren.

"Kalian akan tau akibatnya jika Irin semakin hancur bersama dengan putramu yang sialan itu," ancam Arman menatap benci pada kedua orang tua Dante.

"Aku yang akan menghancurkan adikku jika dia menghancurkan Irin, om." Jawab Darren dengan santai tanpa ia sadari dengan siapa ia bicara.

"Kau," tunjuk Arman terkekeh.

Darren dan kedua orang tuanya menatap pada Arman yang masih terkekeh kecil,

"Aku tau, kau adalah orang baik. Berbeda dengan adikmu yang pengecut, dan juga br*ngsek." Ucap Arman dengan menatap tajam pada Darius --- ayah Dante.

"Kalian tenang saja, aku akan memantau kehidupan Dante dan Irin,"

"Ya, itu sudah pasti. Putriku adalah segalanya bagiku, jika dia semakin hancur, maka aku pun bisa menghancurkan hidup kalian hanya dalam waktu hitungan menit, ayo sayang, kita pulang.." ucap Arman mengingatkan dan lalu menggenggam tangan sang istri untuk meninggalkan keluarga Dante dengan tubuh menegang.

"Semua ini karena ulah anak bodohku itu, astaga. Aku benar-benar malu dengan kelakuannya," ucap Darius mengepalkan tangannya kuat.

Beralih pada Dante dan Irin, mereka telah sampai di rumah baru mereka.

Kamar yang hanya berisi dua tiga kamar mewah.

Dante membuat kesepakatan jika mereka harus tidur satu kamar, namun tanpa s*x.

"Terserah," hanya itu jawaban Irin. Irin mengambil tas kecil miliknya, lalu berjalan ke dapur.

Dia mengambil segelas air minum dan mengambil sesuatu dari tas kecil miliknya.

Irin pun memasukkan butir kecil ke dalam mulutnya dan di teguk dengan segelas air putih hingga tandas.

Irin menarik napas-nya dalam-dalam, memejamkan matanya sejenak.

Ia pun kembali pada Dante, yang sejak tadi sudah menatapnya tanpa ekspresi.

"Dimana kamar kita?" Tanya Irin membuat Dante tersadar.

"Ah, di lantai atas,"

Irin pun mengangguk, dengan susah ia menarik koper miliknya. Di ikuti Dante yang kini juga menarik koper miliknya.

"Kita bisa berbagi ranjang,"

"Nggak, itu buat lo aja. Gue biar tidur di sofa," Dante terkejut, Irin yang sekarang benar-benar berubah.

Dulu, Irin adalah gadis yang tak ingin jauh dari ranjang. Namun sekarang,? Ah, entahlah…

Dante pun tersenyum senang,

"Baiklah, itu yang gue mau."

"Hm,"

Irin menarik kopernya dan koper Dante. Ia pun menata pakaian mereka berdua ke dalam lemari.

Dante pikir, Irin tak mau melakukan hal itu. Karena yang ia tahu, Irin adalah gadis manja hanya memiliki IQ tinggi.

"Gue mau masak, buat makan siang."

"Lo nggak perlu repot-repot, gue yakin rasanya nggak jelas," ejek Dante pada Irin.

Irin tersenyum miring,

"Gue nggak peduli lo mau makan masakan gue atau nggak, yang jelas gue masak buat perut gue sendiri," jawab Irin yang kini telah berlalu dari kamar.

"Sialan," umpat Dante setelah kepergian Irin.

"Anak manja kaya lo, nggak bakal bisa masak." Dante tersenyum miring.

Dante pun melakukan ritual mandinya, ia merasa cukup gerah.

Ia pun sudah siap dengan penampilan santainya.

Dia turun ke lantai bawah dan berjalan menuju dapur, ia melihat Irin disana.

Irin yang sedang memakan sepotong sandwich.

"Makan sandwich di siang hari, cih" ejek Dante berdecih.

Irin pun hanya melirik Dante dengan fokus pada sandwich miliknya.

"Bukan urusan sama lo,"

Irin tersentak, saat tangan besar Dante menarik rambut dan menahannya.

"Lo berani sama gue, hm. Lo bakal hidup menderita sama gue,"

"Gue tahu, Dante. Lepas, ini sakit…"

"Gue masih jijik dan benci sama lo,"

Ucap Dante yang melepaskan jambakannya dengan kasar.

Dante pun pergi meninggalkan Irin seorang diri.

Irin hanya terdiam dan melanjutkan makan siangnya dengan damai.

***

Dante berjalan masuk ke dalam restoran seorang diri, ia pun sempat berpikir, ia tak mungkin makan siang seorang diri di restoran itu.

Apa kata dunia jika para netizen tahu, jika ia yang baru saja melangsungkan pernikahan makan siang seorang diri tanpa sang istri.

"Sial, ini benar-benar sangat menjengkelkan," umpatnya.

Dante pun akhirnya memesan makanan satu porsi dan memakannya di dalam mobil.

"Benar-benar menyusahkan, gue berasa kaya orang miskin nggak punya tempat,"

Setelah selesai makan siang, Dante pun kembali ke rumahnya.

Ia tak melihat Irin, dimana dia?

Entahlah, Dante tidak peduli dan tidak mau tahu.

Dan pun akhirnya hanya merebahkan tubuhnya di sofa, dan juga menyalakan televisi.

"Ini benar-benar membosankan,"

Tak lama kemudian, suara langkah kaki masuk dan Dante sudah bisa menebaknya jika itu adalah Irin.

"Dari mana lo?"

"Penting buat lo?"

Dante merasa tersulit dengan jawaban Irin yang terdengar sangat ketus.

Dante berdiri dan mendekati Irin dengan tatapan tajam.

"Lo bener-bener ngajak ribut, gue tanya baik-baik."

"Tapi, dimata gue semuanya nggak baik, Dante!" Jawab Irin dengan kembali menatap tajam pada Dante.

Plakkk

Irin meringis dan tak percaya, Dante yang sekarang sangatlah kejam.

Sudut bibir Irin berdarah, Dante sedikit terkejut dengan sikapnya, tapi ia tidak menyesal.

"Lo itu j*lang murahan, Irin. Lo wanita sialan," hati Irin merasa sakit mendengar kata-kata kejam dari mulut Dante.

"Sikap lo jauh lebih murahan di banding gue, dan kesialan hidup gue itu karena lo,"

Dante pun tertawa mengejek, lalu mencengkram kuat rahang Irin.

"Gue kaya gini karena lo, sialan!" Jawab Dante penuh dengan penekanan.

Miris, hari pertama pernikahan bukannya kebahagiaan justru kdrt yang ada.

"Lo itu pengecut, dan juga ___ " ucapan Irin tertahan, ia sudah tak bisa lagi menahan air matanya, ia mendorong tubuh Dante dan berlari ke lantai atas.

Dante hanya terdiam tanpa ekspresi, tangannya mengepal erat.

"Br*ngsek, harusnya udah dua tahun. Iya, udah dua tahun," gumam Dante lalu menendang meja dengan keras.

"Sialan, ini benar-benar sial. Kenapa gue harus nikah sama dia, dia yang jelas-jelas wanita terkejam dalam hidup gue. Gue muak," lalu Dante menghubungi asisten pribadinya, ia pun meminta asistennya untuk mengirim sebanyak-banyaknya minuman beralkohol ke rumah barunya.

Di dalam kamar, Irin kembali meneguk banyak butir ke dalam mulutnya, hingga beberapa menit, matanya terasa berat. Ia pun tertidur.

Ia merasa, ia akan gila jika tak segera meneguk pil itu.

"A-aku bukan seorang j*lang, dan aku bukan wanita sialan," gumam Irin lirih sesaat sebelum ia benar-benar terlelap.

Tbc.

Kaugnay na kabanata

  • My-Ex   Bab 5

    Dante merasa aneh dengan Irin, sejak kemarin siang setelah berdebat dengannya, Irin benar-benar tak keluar dari dalam kamar, bahkan Dante pun tak masuk ke dalam kamar karena ia meminum alkohol di ruang keluarga."Apa dia udah mati, kalo iya juga nggak masalah."DegggHati Dante terasa nyeri saat ia mengucapkan kata itu, padahal ia tahu, jika ia sangat membenci Irin.Tapi, kenapa?Dante pun merasa cemas, lalu berjalan tergesa masuk ke dalam kamar.Ia mendapati Irin, yang terlelap dengan deru napas teratur.Dante menghela napas lega, ia takut jika nantinya akan digiring ke kantor polisi.Dan sangat tidak lucu jika ia mendapati istrinya meninggal tepat di hari kedua setelah pernikahan.Bel rumahnya berbunyi, Dante mengernyit bingung, siapa yang bertamu di pagi hari seperti ini.D

    Huling Na-update : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 6

    Darren membawa Irin ke Timezone, mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang baru saja jatuh cinta.Namun, siapa tahu jika mereka adalah saudara ipar, Irin adalah istri dari adik Darren."Aku pikir, kak Darren mau ajak makan nasi Padang di pinggir jalan, ternyata ada juga ya restoran khusus masakan Padang di kota ini,"Darren pun terkekeh,"Jelas ada lah, Rin. Kamu haus?""Dikit sih, capek juga ni habis main loncat-loncat sama kakak," jawab Irin dengan kekehan kecilnya."Ya udah ayo, kita cari minum." Darren menarik tangan Irin, dan Irin hanya mengikutinya."Dari dulu loh Irin mau punya kakak, eh malah jadi anak tunggal," keluh Irin dengan imut.Darren terkekeh,"Sekarang aku kakakmu, kan?""Iya kakak ipar,""Kamu mau minum apa?""Ir

    Huling Na-update : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 7

    "Heh, lo mau sampe kapan tidur di sini?"Seperti mendengar suara seseorang, Irin perlahan membuka matanya.Irin terpekik saat melihat Dante sedang berjongkok di hadapannya.Menatapnya tajam,"Gue pikir lo bunuh diri nyebur ke laut,"DegggIrin hanya menahan napasnya saat Dante mengatakan hal itu, dia pun bangkit dari duduknya.Ya, sejak sore Irin masih berada di bawah pohon kelapa, Irin tertidur di sana.Irin merasakan kedamaian yang menyejukkan ya sesaat.Dante merasa geram karena tanpa terimakasih, Irin justru meninggalkannya.Dante melihat Irin berjalan sambil memeluk tubuhnya sendiri, Irin terlihat rapuh."Kenapa kamu jadi kurus," gumam Dante lirih, namun terbesit pikiran yang membuatnya merasa benci dengan Irin.Dia kembali menata

    Huling Na-update : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 8

    "Bunda, ayah, Irin minta maaf. Irin minta maaf sama kalian, Irin sudah kecewakan kalian.""Irin sayang kalian, Irin harus pergi, Irin harus pergi dengan Alya. Makamkan Irin di samping makam Alya, maafkan Irin…"Dante terduduk saat mendengar racauan Irin saat tidur. Dante benar-benar tak mengerti, mengapa Irin meracau seperti itu?Dan lagi, siapa Alya?Apakah adik Irin?Seingat Dante, Irin tak memiliki saudara, ia hanya anak tunggal di keluarganya.Dante menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, lalu terkejut saat ia baru menyadari jika di ranjang mereka sudah ada darah."Menjijikan, udah tau pms masih aja nggak pake pembalut,"Dante pun berdiri tepat di samping Irin tidur, ia pun dengan sengaja meraih air minum di atas nakas dan menyiramkan ke wajah Irin.Byurrr"Ahhh,

    Huling Na-update : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 9

    Irin berteriak sekencang-kencangnya, ia sudah berada di batu karang dekat pantai.Ia berdiri dan menangis terisak, sesak sekali rasanya."Kamu yang br*ngsek, kamu yang buat aku kecewa, bukan aku hiks...hiks…""Aku juga tidak tau, kenapa ayah mau aku dijodohkan sama kamu, aku juga tidak mau, tapi itu sudah keputusan dari ayah,""Sulit untukku membantah keinginannya, karena selama ini aku banyak meminta padanya, ya Tuhan… kenapa rasanya sakit sekali, hiks… hiks..""Kamu kejam, Dante…""Menangislah sepuasmu, Irin.."Irin pun menoleh saat mendengar seseorang menyebut namanya,Irin langsung menghambur peluk padanya dan langsung dibalas pelukan hangat."A-alex, hiks… kenapa hidup aku begini hiks, kenapa aku nggak mati aja?""Ssst, kamu nggak boleh

    Huling Na-update : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 10

    Tiga minggu kemudian, Dante sudah menjalani hari-hari seperti sebelumnya, ia harus pergi ke kantor untuk melakukan tugasnya.Irin pun berniat untuk pergi, namun sebelum itu, ia menghubungi Dante dan meminta izin padanya.Sebelum Dante membalas chat Irin, Irin sudah di jemput oleh Alex.Alex adalah orang kepercayaan ayah Irin, Alex pun adalah sahabat kecil Irin.Hanya saja, Alex adalah anak dari keluarga biasa saja."Aku nggak peduli kamu nggak balas, aku harus pergi." Gumam Irin sambil menatap ponselnya.Irin pun berjalan keluar, dan mendapati Alex sudah berdiri dan bersandar di mobilnya."Alex,""Hai, Nona manis… silahkan masuk," ucap Alex yang kini mulai membukakan pintu mobil untuk Irin."Terimakasih, pengawal…""Ck, pangeran gitu kek, masa dunia akting sama d

    Huling Na-update : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 11

    Dante mencium aroma masakan dari dapur, ia pun mengikuti aroma wangi bumbu, dan ia terdiam saat melihat ibunya dan istrinya sedang masak berdua.Penuh dengan canda tawa, Dante menatap mereka dengan tatapan senang."Andai aja lo nggak buat gue benci, gue bakal sayang banget sama lo," gumam Dante melihat Irin yang sedang tertawa."Dante?" Panggil ibunya membuat Dante tersadar."Ibu?""Sejak kapan kamu di situ?""Ah, baru… ibu kapan datang?""Sejak tengah hari ibu udah di sini,""Oh ya? Ibu sendirian di sini sejak siang?""Kan ada menantu ibu yang cantik ini, masa kamu lupa?" Irin tersipu mendengar pujian dari ibu mertuanya."Bukannya Irin pergi?""Aku pergi cuma sebentar aja kok," jawab Irin membuat Dante sedikit bingung."Ya udah

    Huling Na-update : 2021-03-18
  • My-Ex   Bab 12

    "Dante, aku nggak bisa tidur…" lirih Irin saat ia sudah di ranjang bersama Dante."Tinggal tidur aja, pejamin mata lo. Nggak usah ganggu gue, gue ngantuk.."Irin menahan tangisnya, ia benar-benar merasa sangat lelah.Ia sudah mencoba untuk tidur, namun tak bisa.Irin menatap jam di ponselnya, dan sudah menunjukkan pukul setengah satu malam.Irin pun memilih bangkit, ia berjalan keluar dari kamar Dante.Ia merasa gelisah, ia akan sulit tidur jika tak meminum obat tidurnya."A-alya.." lirih Irin, ia pun tersentak saat tangan besar menepuk bahunya.Irin mengatur napasnya agar stabil,"It's okay, Rin.. semua baik-baik aja, hm?" Ucapnya dan perlahan Irin pun merasa rileks."Kak Darren," Darren pun tersenyum."Kenapa belum tidur?""A-

    Huling Na-update : 2021-03-18

Pinakabagong kabanata

  • My-Ex   Bab 67

    "Epilog."Beberapa hari kemudian setelah kepergian Irin.Tampak Irin, terlihat berjalan di dalam suatu gedung bersama Reylan dan kemudian menaiki sebuah Lift.Ketika Lift itu terbuka, terlihat dengan cepat seluruh karyawan yang ada di dalam ruangan tersebut menyambut dengan memberikan salam kepada dirinya."Selamat pagi, Ketua Komisaris." Teriak seluruh para Karyawan menyambut Irin.Irin, hanya terlihat tersenyum lalu berjalan menuju ke dalam ruangannya diikuti oleh Reylan di belakang dirinya.Terdengar Irin, berkata kepada Reylan."Apakah semua para Investor telah hadir?" Tanya Irin."Sudah, mereka telah menunggu anda di ruangan rapat sekarang." Jawab Reylan."Bagus sekali, Kita akan selesaikan ini semua dengan cepat." Sahut Irin.&he

  • My-Ex   Bab 66

    "Kenangan Reylan Bagian Akhir."Semua mata pun menatap terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Aslan, lalu terdengar Reylan dan Andressa sedikit menahan tawa,"Ckckck…" suara tawa.Reylan sambil menepuk bahu Andressa berkata,"Sungguh lucu sekali adikmu ini sobat. Ckckck…" Ujar Reylan."Ckckck… Aslan, Dia ini masih saja sama seperti dahulu. Pandai sekali berbicara yang tidak masuk akal." Sahut Andressa."Dia itu konyol dan cerdas. sama sekali seperti dirimu sobatku, ckckck…" Ucap Reylan.Mike dan Veve pun, terlihat sedikit menahan tawa dan terdengar berkata,"Pacarku, teman kamu ini sungguh sungguh unik, ya! Hahaha…" Ujar Veve."Begitulah, Aslan. Ternyata dia masih saja tetap sama seperti dahulu, hahaha…" Sahut Mike.&nbs

  • My-Ex   Bab 65

    "Kenangan Reylan Bagian IX." Masih di dalam sebuah Cafe. Beberapa waktu yang lalu kembali terdengar perdebatan antara mereka. "Cukup, kalian semua diamlah!" Teriak Ayahnya Bos Alex. Mereka semua pun dengan seketika tertunduk diam ketika mendengar teriakan dari ayahnya Bos Alex. "Tuan, baiklah kami akan melakukannya." Ucap Ayahnya Bos Alex. Seketika mereka, Bos Alex dan kawan kawan terkejut dengan keputusan tersebut. "Ayah, apa yang telah kamu katakan, kenapa kamu terlalu mengikuti kemauan mereka! biar bagaimanapun kita adalah orang terkaya di kota ini! Tidak cukupkah dengan permintaan maaf kami ini!" Sergah Bos Alex. "Benar, Paman!" Sahut salah satu dari teman Bos Alex, tidak setuju. Dengan cepat wajah Bos Alex, terkena tamparan dari a

  • My-Ex   Bab 64

    "Kenangan Reylan Bagian VIII."Tampak senang dari raut wajah Bos Alex, lalu terdengar beberapa orang bersuara,"Mampus kau! Rasakanlah jika berani berurusan denganku, maka kehancuran yang akan kau terima, bedebah!" Teriak Bos Alex."Hahaha… akhirnya akan mati juga bocah ini, kita lihat saja sehebat apa dia atau hanya mampu membual saja!" Ujar teman Bos Alex."Palingan nanti dia akan merengek dan memohon belas ampun dari kita semua. Namun, semua itu sudah terlambat." Ucap teman Bos Alex, lainnya."Hei, Nak! Kita lihat apakah gayamu itu seimbang dengan kemampuanmu. Kalian semua serang dia sekarang!" Sahut Ayahnya Bos Alex.Dari jauh Reylan melihat Aslan yang sedang dikepung oleh beberapa orang, lalu memberitahu kepada Andressa,"Teman, lihatlah! Disana adikmu sedang dalam masalah." Ucap Reylan kepada Andre

  • My-Ex   Bab 63

    "Kenangan Reylan Bagian VII."Beberapa waktu kemudian.Terlihat dari arah jalanan di luar cafe tersebut, tampak beberapa mobil sedan berdatangan dan keluarlah segerombol orang dari dalam mobil itu, lalu berjalan masuk menuju cafe.Terdengar Andressa bertanya kepada Reylan,"Ada apa ini? Sebenarnya apa yang telah terjadi, hingga banyak sekali orang yang datang ke dalam cafe?" Tanya Andressa, pelan.Reylan dengan wajah sedikit terkejut seperti orang berpikir dia lalu menjawab,"Oh ya, bukankah Aslan, adikmu saat ini juga sedang ada di dalam cafe tersebut, Andressa! Sebaiknya kita segera melihat ke dalam, aku seperti merasa sesuatu hal buruk akan terjadi padanya." Jawab Reylan."Apa maksudmu itu, Teman?" Tanya Andressa, kembali."Sudahlah, sebaiknya kita sekarang cepat bergegas masuk ke dalam

  • My-Ex   Bab 62

    "Kenangan Reylan Bagian VI."Terlihat Aslan, berjalan menuju orang orang yang sedang berdebat itu.Hingga akhirnya dia Aslan, berada di belakang pria besar itu lalu berkata, "Mike."Perlahan pria besar itu pun menoleh ke arah Aslan yang berada di belakang.Dengan mata yang membesar pria itu tampak terlihat terkejut dan berkata, "Aslan!""Hey… apakah kau ini beneran, Aslan?" Teriak Pria besar yang dipanggil Mike itu sambil kedua tangannya menggenggam kedua bahu Aslan."Bodoh… memang kau pikir siapa aku ini! Apakah kamu tidak yakin bahwa aku ini adalah Aslan?" Tanya Aslan."Hahaha… kapan kau kembali, ketua? Sudah lama sekali kita tidak bertemu." Jawab Mike."Sekarang sudah yakin kau, bahwa aku ini adalah Aslan. Hahaha… baru saja aku datang ke kota ini pria bodoh. Oh iya ada apa

  • My-Ex   Bab 61

    "Kenangan Reylan Bagian V."Di Suatu tempat yang ramai.Tampak Aslan, terlihat baru saja datang lalu memarkirkan sepeda motornya di depan cafe.Terlihat Reylan muda bersama Andressa duduk bersama menoleh ke arah Aslan yang berjalan ke arah mereka berdua.Terdengar Aslan berkata,"Maaf, aku terlambat." Ujar Aslan, sambil tersenyum berjalan ke arah Andressa yang langsung berdiri dan menyambutnya."Tidak masalah adikku, selamat datang." Sahut Andressa, langsung berpelukan menyambut Aslan."Perkenalkan ini adalah Eko, teman kecilku waktu di asrama. Namun, kini telah berganti nama setelah bersama keluarga barunya." Ujar Andressa kepada Aslan."Lalu sobatku, perkenalkanlah dia adalah adikku, Aslan." Ucap Andressa, memperkenalkan.Langsung saja terlihat Reylan/Eko mengulurkan salah satu tan

  • My-Ex   Bab 60

    "Kenangan Reylan Bagian IV."Di Tempat yang lain Pria Botak berbadan besar bersama pria berambut dikuncir dan Pria Tampan berdasi sedang mengadakan suatu pertemuan bersama di sebuah Cafe tempat makan yang sangat mewah."Apakah kalian berdua telah mendengar informasinya" Tanya Pria Tampan Berdasi."Apa maksudmu Leon, Apa kau fikir hanya kau saja yang mempunyai mata mata" Ucap Pria berkuncir."Bukan begitu maksud aku Bob" Ucap Pria Tampan Berdasi yang diketahui bernama Leon."Lalu apa maksudmu" Ucap Pria berkuncir yang telah diketahui bernama Bob."Sudahlah kalian selalu saja bertengkar dengan hal kecil, Apakah kalian telah lupa dengan pesan ketua selama ini coba untuk kali ini saja kita kita meributkan hal kecil seperti itu" Ucap Pria Botak berbadan besar yang bernama Doski.Tampak Bob dan Leon terdiam tanda paham dengan apa

  • My-Ex   Bab 59

    "Kenangan Reylan Bagian III."Di dalam ruangan rumah Arman, keadaan masih terlihat tegang.Terlihat Reylan, kembali tersadar. Kemudian terdengar suara orang berbicara,"Apa maksudmu! Jangan kamu membawa terus menerus nama, Tuan Muda Omega!" Teriak Kira, membentak Irin."Benar, itu lain urusannya! Beginikah balasanmu untuk keluarga yang telah membesarkanmu! Dasar wanita tidak tahu diuntung!" Sahut Mike."Bukan begitu, bibi. Aku bukan bermaksud melawanmu atau kalian semua. Hanya saja, aku berpikir ini adalah masalahku sendiri. Tak layak, jika kalian semua terus saja selalu mencampuri kehidupanku dengan Dante!" Jawab Irin."Apa! Kamu bilang kami, mencampuri hidupmu dan Dante. Suami bodoh yang sudah mencoreng nama baik keluarga besar kita ini!" Ujar Kira, kembali melanjutkan."Apakah kamu pikir, kami semua melakukan ini semata-m

DMCA.com Protection Status