Sinar matahari pagi yang begitu terang menerobos masuk di antara kain tebal yang melingkupi dinding kaca di dalam ruang perawatan Melissa. Sepasang anak manusia berbeda jenis kelamin tampak berpelukan erat di atas brankar. Seakan melupakan di mana tempat mereka berada.
Satu lenguhan halus dari bibir Rendy membuat Melissa menggeliat pelan dalam pelukan hangat Rendy. Rupanya gadis yang kini merasa namanya itu enggak untuk membuka mata. Padahal sejak dua menit yang lalu ia sudah terbangun.
Melissa semakin membenamkan wajahnya di dada Rendy. Tak hanya itu, ia pun semakin mengeratkan tangannya yang berada di pinggang laki-laki itu.
Rendy membuka matanya pelan ketika mendapati pelukan erat dari gadis yang berada di sampingnya. Ia menarik kedua sudut bibirnya ketika menyadari bahwa gadis di dalam pelukannya ini sudah terbangun.
“Selamat pagi, Sayang?” Rendy melabuhkan kecupan di puncak kepala Melissa.
“Hm,,” Gumam Melissa pelan. Ga
Melissa merasakan lebih baik setelah dua hari beristirahat di rumah semenjak kepulangannya dari Rumah Sakit. Pagi ini ia berniat untuk kembali masuk kuliah setelah bolos selama 5 hari lamanya.Seperti hari-hari sebelumnya, sebagai calon suami siaga Rendy sudah tiba di rumah Melissa sejak 20 menit yang lalu. Rencana pernikahan pun akan dipercepat menjadi Minggu depan. Tepatnya pada hari Sabtu. Sesuai permintaan Rendy.“Sudah siap kan?”Melissa yang sudah duduk di samping kemudi mengangguk. Rendy mengemudikan mobilnya dengan kecepatan teratur menuju kampus.Kedatangan Melissa pagi ini disambut antusias oleh sahabatnya. Gadis yang kini memakai celana panjang dan kemeja soft pink itu tampak menyunggingkan senyum lebar ketika Melissa datang bersama Rendy.Mita langsung menggandeng Melissa masuk ke kelas di mana mata kuliahnya hari ini berlangsung.“Gue seneng banget Lo udah masuk kuliah hari ini.” Teriak Mita girang.
Melissa terperanjat ketika melirik ke arah jam digital yang berada di nakas. Ia mengerjapkan kedua matanya berkali-kali untuk melihat dengan benar ke arah jam itu. Namun saat ia ingin bangun, rasa nyeri mendera di kepala bagian belakangnya. Membuat ia mengurungkan niatnya untuk bangun.Tak selang lama kemudian Sang Bunda masuk membawa nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas susu. Wanita paruh baya itu segera meletakkan nampan di nakas ketika mendapati kedua mata Melissa yang terbuka.“Kamu sudah bangun?” Tanya Sukma lembut yang dijawab anggukan pelan oleh Melissa. “Masih pusing?” Tambahnya lagi.“Sedikit Bun. Masih sedikit nyeri di bagian belakang.”“Sarapan dulu, ya. Terus minum obatnya lagi.” Titah Sukma yang diangguki Melissa.Pelan-pelan gadis itu bangun dan bersandar di kepala tempat tidurnya. Terkadang ia sedikit meringis karena nyeri yang tiba-tiba dirasakannya.“Ehm,
“CUKUP KAK!!!”Satu suara dari Melissa membuat Riko menghentikan pergerakan tangannya yang hampir mendarat di wajah laki-laki yang kini dipenuhi luka. Bukan hanya Riko saja yang terkesiap, tapi Sukma, Ningrum, dan juga Rendy. Mereka berpaling ke arah Melissa yang masih mengenakan piyama panjang.“Jangan pukul lagi, Kak!” Tambahnya.“Elissa ...”“JANGAN PANGGIL ADIK GUE DENGAN PANGGILAN ITU BRENGSEK!!!”Melissa segera menahan tangan Riko yang hampir lepas kendali lagi. Sedangkan Rendy hanya memperhatikan dengan dada yang berdebar kencang. Tiba-tiba hatinya berdenyut nyeri.“Sudah cukup, Kak! Jangan mengotori tangan Kakak hanya untuk menghajar dia.”“Tapi...”“Lissa mohon, jangan!” Pinta Melissa dengan nada memelas.Riko menghempaskan tangannya yang berada di kerah baju aku yang merupakan mantan kekasih adiknya. Pergerakan tiba-tiba itu mem
“Kok nggak dihabisin, Sayang.” Tanya Sukma.“Lissa kenyang, Bun.” Jawab Melissa sebelum meminum susu yang memang disediakan untuknya.“Bilang aja takut gendut.” Cibir Riko yang duduk di sampingnya.Kedua mata Melissa melotot mendengar cibiran dari Sang Kakak yang sialnya sangat disayanginya.“Bilang aja Kakak ngiri sama Lissa yang mau nikah …. Wlee,” Balas Melissa sambil mengulurkan lidahnya dengan niat mengejek.“Sembarangan !! Kakak nggak ngiri ya,” Sahut Riko cepat.“Alah, jujur aja Kak.” Melissa mendekatkan diri ke arah Riko. “Atau Kakak cari pacar aja dulu. Mau Lissa kenalin ke teman- teman kampus Lissa?” Gadis itu menaikturunkan alisnya menggoda Sang Kakak.“Nggak perlu! Kakak bisa cari sendiri.” Sahut Riko dengan nada ketus yang memancing tawa Melissa meledak. Membuat kedua orang tuanya terlontar kaget.“Maa
Rendy mengerjapkan kedua matanya saat mendengar suara isakan di sampingnya. Ia melihat Melissa sedang menggenggam tangan kanannya sambil menunduk. Ia tersenyum.“Selamat pagi, Sayang.” Sapa Rendy santai .Melissa mendongak. Kedua pipinya basah dan wajahnya tampak sembab. “S-Selamat p-pagi .. M-Mas R-Rendy.” Balas Melissa sudah payah.Rendy pun berniat bangun untuk memeluk calon istrinya yang kini tampak rapuh. Namun tangan Melissa menghentikan pergerakannya.“M-Mas R-Rendy mau ngapain!”“Mau peluk kamu.” Jawab Rendy tegas.“T- tapi kan ...”“Mas akan cepat sembuh kalau kamu peluk. Kalau kamu nangis gitu malah nggak sembuh-sembuh entar.” Sahut Rendy cepat. Ia segera merentangkan kedua tangannya ke arah Melissa. “Ayo sini! Peluk Mas biar cepet sembuh.” Bujuk Rendy.Melissa menatap Rendy sesaat. Lalu ia berhambur memeluk Rendy dengan erat. Menumpah
Sejak pagi Rendy tampak menggerutu karena merasa seperti tahanan di kamar pribadinya. Pasalnya Ningrum benar-benar membuktikan perkataannya semalam tentang Fello dan Derrick yang akan mengawasinya selama empat hari ke depan.Dan parahnya kedua laki-laki yang kini mengawasi pergerakannya itu tidak mau diajak kerja sama. Mereka patuh pada perintah Joni yang dipastikan karena permintaan Ningrum.“Gue bisa gila kalau kalian di sini terus,” geram Rendy kesal.Namun sia-sia saja sebenarnya. Karena Fello dan Derrick seolah tuli walau Rendy terus mengumpat dengan kata-kata kasar.Rendy memilih keluar dari kamarnya untuk mencari keberadaan Sang Mama. Ia harus bernegosiasi agar dua laki-laki yang kini mengikuti dirinya dipindahkan saja.“Ma ... Mama ...” seru Rendy dari tangga menuju ke dapur. Tapi ketika mendapati raut tak bersahabat dari Sang Mama membuat laki-laki itu mengurungkan niatnya. “Rendy laper.” Hanya dua kata
PERNIKAHAN PEWARIS PRATAMA CORPORATION AKAN DI GELAR NANTI MALAM DI SALAH SATU BALLROOM HOTEL PANDAWATAMU UNDANGAN YANG DIPERKIRAKAN MENCAPAI 6000 ORANG TERMASUK RELASI BISNIS DARI LUAR NEGERIPOTRET BAHAGIA SANG PENGANTIN BARU SETELAH ACARA AKAD YANG DILAKUKAN PUKUL 10.00PERNIKAHAN DENGAN NILAI FANTASTIS YANG MENDUDUKI NOMER DUA DI TAHUN INIBeberapa dari sederet judul berita yang sukses menghebohkan pengguna media sosial hanya dalam hitungan jam saja. Tentu saja banyak yang tidak menyangka jika Melissa benar-benar akan menjadi pendamping satu-satunya pewaris PRATAMA CORPORATION. Banyak komentar hujatan dan pujian mewarnai kotak berita di sana.Kini sebuah ballroom terbesar dan paling megah di Hotel Pandaw
Warning mature content 21++Bab ini mengandung adegan dewasa yang begitu mendetail. Kalau tidak suka bisa dilewati. Tapi aku rasa tidak akan lengkap kalau tidak membaca part ini.Sinar matahari pagi yang terang menerobos kain tebal penutup dinding kaca di salah satu kamar hotel, di mana sepasang pengantin baru masih terlelap dengan posisi saling memeluk.Rendy yang baru saja mengumpulkan kesadarannya tersenyum melihat Sang istri masih terlelap di dalam pelukannya. Perlahan ia melabuhkan kecupan dalam di puncak kepala Sang istri dan menghirup aroma Cherry yang menjadi candu baginya.Melissa menggeliat pelan saat merasakan kecupan berulang-ulang di puncak kepala dan usapan lembut di punggungnya. Ia masih enggan membuka mata karena terlalu nyaman berada dalam dekapan hangat Sang suami. Melissa semakin membenamkan wajahnya di dada Rendy dan sesekali memberikan kecupan nakal di sana.Rendy menggeram