1 januari 2016.
Ada seorang anak laki-laki dan anak perempuan tengah berdiri di sebuah Taman kota Jogjakarta."Mungkin kita akhiri hubungan sampai di sini," ucap seorang anak laki-laki yang masih berumur 17 tahun."Kenapa? Apa salahku?" tanya anak perempuan yang berumur 15 tahun."Aku sudah bosan denganmu," sambung anak laki-laki ituSetelah mengucapkan perkataan tersebut, anak laki-laki tersebut menaiki mobil dan akhirnya meninggalkan gadis yang masih sempat menjadi kekasihnya 1 detik yang lalu.***5 tahun kemudian.Di sebuah rumah megah nan rapi dan bersih, sehingga membuat mata nyaman untuk memandangnya. Ada seorang gadis yang masih tertidur di dalam kamar miliknya dengan lelap. Selimut, terjatuh ke bawah kasur, sampah makanan berserakan di lantai kamar. Bisa disebut kamar gadis itu dengan sebutan tempat sampah.Tok!Tok!"Woi, bangun! Gak baik anak perawan bangunnya kesiangan!" teriak seorang pria tampan sambil mengetuk keras pintu kamar gadis tersebut.Gadis itu terbangun dan melangkah menuju pintu kamar, kemudian membuka'kan-nya. Pria yang tadi berteriak langsung menutup hidungnya, karena mencium bau yang tidak sedap di kamar gadis yang ada di hadapannya sekarang."Apa sih bang? Ganggu aja, gue masih ngantuk loh..." jawab gadis itu."Ini kamar atau tempat sampah sih! Bau banget Ya Allah. Bersihin kamar lo, dek. Kamar anak gadis jorok banget," sambung pria itu."Dih, suka-suka gue bang. Kok lo yang pusing, kamar punya gue juga," jawab gadis itu."Heh Ayu! Lo kagak malu apa punya kamar kayak tempat sampah? Kalau temen Lo datang ke sini gimana? Malu dek, masa anak perempuan dari Presdir perusahaan besar kamarnya kayak tempat sampah," jelas pria yang berstatus sebagai kakak gadis tersebut.Ayu, gadis yang memiliki wajah cantik, manis dan imut. Memiliki tubuh yang sangat ideal, ya bisa dibilang dia sangat sempurna di mata para pria. Namun tidak di mata Bambang, kakak laki-laki satu-satunya. Bambang menilai adiknya adalah gadis biasa dan paling malas jika sedang kelelahan. Gadis ini berumur 20 tahun, dan sang kakak berumur 26 tahun. Nyonya Dara menaiki tangga dan menghampiri kedua anaknya yang tengah berada di kamar milik Ayu."Turun, waktunya makan." ucap Nyonya Dara."Iya, Bunda. Tapi Ayu mau tidur dulu, eh mandi maksudnya," jawab Ayu yang menggaruk kepala yang tidak gatal."Yasudah sana, buruan mandi. Bambang turun kebawah sekarang, temani ayahmu." sambung Nyonya Tiara."Siap, Nyonya besar." balas Bambang yang langsung turun ke bawah.Ayu menutup pintu kamarnya, dan langsung membersihkan diri. Nyonya Tiara menyusul putra pertamanya. Setelah beberapa menit, akhirnya mereka pun sudah berkumpul di ruang makan."Nanti lo mau abang anter gak?" tanya Bambang."Kagak, gue bisa sendiri..." jawab Ayu."Yakin, Lo?" tanya Bambang."Yakin, udah jangan banyak bicara. Gue laper pakai banget ini," sambungnya sambil.mengambil nasi goreng buatan sang Ibu.Ayah dan Ibu mereka hanya tertawa kecil melihat kedua anaknya yang tak pernah akur. Tapi, jika berpisah mereka akan saling merasa kehilangan. Setelah selesai sarapan, Ayu dengan cepat mengambil tas miliknya dan berpamitan pada Ayah dan Ibunya."Bunda, Ayu pergi dulu ya. Ayah, anak cantik mu ini otw ngampus dulu ya. Bye sayang." ucap Ayu sambil bersalaman dengan kedua orang tuanya."Hati-hati," ucap Nyonya Tiara."Iya, jangan pulang malam," sambung Tuan Alif."Siap boss, assalamualaikum," salam Ayu dan ia langsung naik motor miliknya dan menuju kampus.***Universitas Kedokteran Jogjakarta.Ayu tengah memarkirkan motornya di tempat parkir dan langsung masuk ke dalam kampus, sambil membawa helm gambar hello kitty miliknya. Semua Mahasiswa/i menatap ke arah Ayu, karena terpukau melihat kecantikan alami dari gadis cantik tersebut, bahkan calon Mahasiswa/i ikut terpukau melihat kecantikannya."Ayu, cepetan woi. Anak maba bakal ngumpul ni," teriak seorang gadis yang tengah berdiri di depan aula kampus.Ayu langsung berlari dan meletakkan helm miliknya di atas meja depan aula. Ia masuk ke dalam aula dan duduk dikursi yang sudah disediakan oleh anggota BEM(Badan Eksekutif Mahasiswa). Salah seorang pria mengambil mic dan memberikan pengumuman agar para maba masuk ke dalam aula sekarang juga.Tak lama, mereka pun masuk dan duduk dikursi yang sudah disediakan oleh para pengurus BEM.Setelah semuanya sudah berkumpul, Ayu menaiki panggung, karena ia adalah ketua BEM di kampus ini. Ia mengambil mic memberitahu peraturan kepada para maba saat melakukan OSPEK selama 3 hari."Baiklah, perkenalkan nama saya Ayu Cendrawati, bisa dipanggil Ayu. Saya berdiri di sini selaku ketua BEM, yang akan memberitahu peraturan yang harus ditaati oleh para maba Universitas Kedokteran Jogjakarta ini..." ucap Ayu."Peraturan pertama, kalian tidak boleh terlambat dan siapa pun yang terlambat, mendapatkan hukuman dari anggota BEM. Hukuman seperti, membersihkan sampah, mencabut rumput dan bisa lebih berat dari yang saya sebutkan.Peraturan kedua, para maba diwajibkan memakai pernak pernik yang sudah ditulis pada kertas, saat kalian melakukan pendaftaran. Hmm, mangkuk bolong diletakkan pada kepala bagi wanita dan pria, pita rambut untuk wanita, nama samaran kalian harus digantungkan pada leher masing-masing. Tentunya sudah diberikan nama oleh anggota BEM lainnya bukan? Peraturan terakhir, para maba harus menghormati para anggota BEM dan maba lainnya. Agar acara OSPEK ini bisa berjalan dengan damai dan tertib. Jika ada sedikit keributan saja, bersiaplah semua maba akan kami hukum seberat mungkin," jelas Ayu menatap serius para maba yang sedang berbaris di depannya."Kalian paham!" tegas Ayu."Paham, Kak." jawab para maba secara bersamaan."OSPEK, akan dimulai dari sekarang!" perintah Ayu.Ayu turun dari panggung dan memulai untuk meng-ospek anak-anak maba. Tiba-tiba ia melihat ada seorang pria yang masuk ke dalam kampus dengan santai berjalan melewatinya."Heh! Kamu gak pernah diajarkan sopan santunkah?" ucap Ayu menegur pria tersebut.Namun, pria itu malah mengabaikan Ayu. Membuat gadis itu kesal dan memegang tangan pria tersebut. "Tunggu," ujar Ayu yang langsung melepaskan tangannya, saat melihat wajah pria yang tadi mengabaikannya."Permisi, anda menghalangi jalan saya..." ucap pria tersebut.Ayu hanya terdiam dan mematung di tempat, para maba bahkan anggota BEM lainnya menatap ketua BEM dengan tatapan bingung. Pria yang ada di depannya, bergeser sedikit dan melanjutkan jalannya yang sempat dihalangi Ayu.***Di Kantin.Semua maba sedang beristirahat dan mengisi perut mereka. Anggota BEM berjalan ke arah kantin dan duduk di tempat biasa mereka duduk. Namun, ada seorang pria yang membuat tatapan maba wanita dan bahkan anggota BEM wanita terfokus padanya.[Ganteng, banget woi. Siapa namanya ya?][Itu angkatan kita?][Wah, visual kayak pangeran.]Seperti itulah ucapan para Mahasiswi yang menatap ke arah pria tampan tersebut. Ayu berlari ke arah kantin, dan menghampiri anggota BEM lainnya."Sorry gue telat, tadi dipanggil sama Dekan," ucap Ayu yang ngos-ngosan.Ucapannya tidak direspon sama sekali dengan anggota BEM wanita. Ayu bingung dan mengikuti arah pandang anggotanya, terlihat pria tampan yang ia temui tadi di halaman kampus tengah makan di bangku kantin kampus."Hedeh, pantesan gue kagak direspon. Liat cowok bening ternyata, huh. Herman gue liat temen-temen kagak ada akhlak ini," ujar Ayu yang berjalan menuju tempat pemesanan makanan.Pria yang menjadi sorotan para Mahasiswi, menatap Ayu yang tengah menunggu makanannya. Ia berdiri, menghampiri gadis cantik itu dan menatap Ayu dari samping."Hai," sapa pria tersebut.Ayu hanya diam dan mengabaikan kehadiran pria tersebut."Ayu 'kan?" tanya pria tersebut.Tetap sama, tidak ada respon dari gadis cantik itu. Pria itu mengulurkan tangannya dan mengukir senyuman di bibirnya."Aku Arjuna," ujarnya.Ayu langsung menatap ke arah pria yang ada di sampingnya, kemudian menepis pelan tangan pria tampan itu. Semua maba terkejut melihat respon Ayu terhadap pria yang menjadi sorotan Mahasiswi di Universitas kedokteran Jogjakarta.Arjuna adalah anak bungsu di keluarganya, ia berumur 22 tahun. Ia memiliki Kakak laki-laki bernama Putra, yang berumur 26 tahun. Jun memilik wajah yang begitu sempurna, dengan mata sipit, hidung yang begitu mancung, dan memiliki bentuk bibir yang sempurna."Kamu lupa denganku?" tanya Arjuna.Ayu menghela napasnya dengan kasar dan membalikkan badannya. Ia berjalan mendekati Arjuna, kemudian menatap pria tersebut dengan tatapan yang cukup dalam. Gadis itu tersenyum kecil, kemudian memberikan makanannya pada Arjuna."Anda membuat selera makan saya seketika hilang, tampan." ujar Ayu yang berjalan menjauhi Arjuna.Para maba terkejut dan langsung melanjutkan makannya, saat Ayu menatap mereka dengan tatapan yang mematikan. Arjuna hanya terdiam dan tersenyum kecil saat melihat kepergian wanita cantik itu. Ia memberikan makanan yang sedang ia pegang ke salah satu Mahasiswi, tentunya membuat Mahasiswi tersebut begitu bahagia dan terasa ingin pingsan.Arjuna tersenyum dan melangkahkan kakinya keluar dari kantin. Ia mengejar Ayu, namun jejak gadis cantik itu tiba-tiba menghilang."Lah, kemana dia?" ucap Arjuna yang menatap ke sekelilingnya.Ia langsung pergi saat tidak bisa menemukan Ayu. Disisi lain, ternyata Ayu tengah bersembunyi dibalik pot bunga yang cukup besar, ia mengintip untuk melihat situasi sudah aman atau tidaknya."Aman 'kan? Hadeh gue jadi takut sama tuh cowok," ucap Ayu yang keluar dari tempat persembunyian."Tuh cowok kaya penguntit aja dah, hadeh suka herman gue. Iya, paham gue tuh emang cantik kayak bidadari jatuh dari tong sampah, tapi jangan jadi penguntit juga kali," sambung Ayu yang berjalan ke arah perpustakaan.Tiba-tiba wanita itu tidak sengaja menginjak genangan air di depan perpustakaan. Ayu terpeleset dan seorang pria langsung menahan tubuh gadis cantik itu agar tidak terjatuh ke lantai."Kamu baik-baik saja?" tanya pria yang membantunya.Ayu terkejut dan langsung menatap pria yang ternyata juga menatapnya. Kedua mata mereka saling bertemu, para maba keluar dari kantin dan langsung mengambil foto Ayu yang sedang berada dipelukkan seorang pria."Jun," ucap Ayu yang menyebutkan nama panggilan Arjuna ."Ternyata kamu masih mengenalku..." jawab Arjuna yang tersenyum ke arah Ayu. [.]Ayu langsung berdiri dan berjalan menjauhi Arjuna. Jam istirahat selesai, para maba kembali melakukan Ospek. Ayu sedari tadi hanya duduk diam, sambil melamun di bawah pohon rindang yang terletak di tepi halaman kampus. Dekan menghampiri anggota BEM, dan menyuruh Arjuna untuk bergabung dengan maba lainnya. Karena Arjuna juga butuh pengenalan lingkungan Universitas tempat ia akan berkuliah."Di mana, Ayu?" tanya Pak Herman, sebagai Dekan Universitas Kedokteran Jogjakarta."Di sana, Pak. Sepertinya dia kesurupan deh, soalnya dari tadi melamun terus, Pak." ucap Bella mengarahkan jari telunjuknya ke arah sahabatnya."Ayu," panggil Pak Herman.Namun, tidak direspon oleh gadis cantik itu. Pak Herman langsung menjewer telinga sebelah kanan Ayu, hingga ia merintih kesakitan."Apa telingamu tuli? Dari tadi bapak panggil, gak dijawab juga." sambung Pak Herman menjewer kuat telinga Ayu hingga memerah."Akh, bawa santai Pak. Telinga Ayu hampir lepas ini," jawab Ayu.Pak Herman melepaskan telinga Ay
"Kak Putra ngapain di sini?" tanya Arjuna yang berjalan ke arah kakaknya yang bersama Ayu.Ayu hanya diam dan masih tetap berjongkok menunggu kakak laki-lakinya. "Tadi Kakak mau menolong gadis ini, tapi dia menolaknya..." ucap Putra Kakak laki-laki dari Arjuna.Ayu berdiri dan menatap Putra dengan tatapan datar, kemudian Bambang datang dengan motor ninja miliknya sambil membawa mobil derek untuk membawa motor sang Adik."Buruan, gue mau top up ini..." teriak Bambang sambil membuka helm-nya."Ada helm 'kan, lo?" tanya Bambang."Ada, main terus! Sampe mampus," balas Ayu.Arjuna hanya tersenyum kecil melihat tingkah Ayu. Entah kenapa jika di dekat gadis itu, bawaan Arjuna selalu ingin tersenyum. Ayu memasang helm-nya dan menatap Arjuna dengan sekilas."Ingat ucapan gue yang di perpustakaan tadi," gumam Ayu di telinga Arjuna.Pria itu mengangguk dan menatap kepergian Ayu. Putra hanya diam melihat adiknya terus tersenyum. "Buruan jangan lama-lama menatap mantanmu," ucap Putra.Senyuman Arj
"Maafkan aku. Ini permintaan maaf yang sangat tulus. Maafkan aku." ucap Arjuna yang menangkup wajah gadis cantik yang ada di hadapannya.Gadis itu langsung terkejut dan menelan saliva dengan susah payah. Ayu hanya bisa mematung, sambil menahan napasnya.Tiit!Suara klaskson mobil milik Arjuna membuat Ayu langsung mendorong tubuh pria tampan itu. Arjuna keluar dari mobil dan berjalan ke arah mobil yang terparkir di samping Ayu. Pria itu hanya menatap gadis yang berstatus mantan kekasihnya dalam diam, kemudian masuk ke dalam mobil."Jalan, Pak." perintah Arjuna pada supirnya.Supir pun menghidupkan mobil dan menjauhi tampat pecel lele tersebut. Ayu masih mematung, karena perkataan mantan kekasihnya tadi."Segampang itukah, dia meminta maaf. Dasar cowok tidak tau malu," gumam Ayu yang mengepal tangannya. Ia masuk ke dalam mobil dan menghidupkan mobil menuju rumahnya.***Pagi Hari.Jam sudah menujukkan pukul 07.00 WIB.Ayu masih setia berada di atas kasur dan memeluk erat bantal guling k
Ayu melempar batu ke arah punggung pria yang mengintipnya tadi. Tentunya pria tersebut terjatuh di halaman kampus, dilihat oleh seluruh anak maba dan BEM lainnya."Eh itu 'kan yang ngintip aku pas ganti baju di toilet," ucap salah satu anggota BEM."Iya, dia juga ngintip aku buang air kecil kemarin. Aa aku takut banget," sambung anggota BEM lainnya.Semua orang saling berbisik dan Bella menampar wajah pria yang terjatuh di halaman kampus. Ayu berjongkok, dan mengatur napasnya karena habis berlari."Ini si mesum kagak ada akhlak, ngintip gue di toilet waktu gue buang air kecil. Terus tadi ngintip Ayu ganti baju. Kurang aja banget lo ya! Kurang belaian dari cewe lo ha! Mau gue colok mata Lo pakai besi panas!" bentak Bella menampar kembali wajah pria itu.Arjuna kesal saat mendengar ucapan Bella, dan mendekati pria tersebut, namun ditahan oleh Anisa. Pria itu menepis tangan Anisa, dan berjalan ke arah Bella.Bruk!Satu pukulan mendarat di wajah pria yang sudah berani mengintip Ayu saat me
Di Kediaman Keluarga Arjuna.Pria itu memasukkan motornya ke dalam garasi. Drtt.. drtt.. tiba-tiba ponsel-nya bergetar, ia langsung mengambil ponsel yang ada di dalam tas-nya. Wechat~[Hallo, selamat sore. Maaf menganggu jam istirahat kalian, grup ini adalah grup khusus untuk Mahasiswa/i Universiatas Kedokteran Jogyakarta, jadi jika ada informasi penting kami akan langsung memberitahu kalian, lewat grup Wechat ini. Terima kasih.][Siap, Kak.][Wah, pasti banyak nomor cogan ini.][Boleh 'kan, kami save nomer kalian?][Silahkan.][Nomor Kak Ayu yang mana ya, anggota BEM gak pake foto, jadi sulit cari nomer Kak Ayu.][Padahal mau save nomer, Kak Ayu.][Save aja semua nomer.][Silent.]Arjuna langsung menyimpan nomer yang mengirim pesan terakhir, karena dia mengetahui itu adalah Ayu. Pria itu memasukkan kembali ponsel-nya ke dalam tas, kemudian berjalan masuk ke dalam rumah menuju kamar pribadinya. Setelah tiba di dalam kamar, Arjuna langsung berbaring sambil memejamkan matanya. Ia membay
Arjuna bangun dari tidurnya dan melihat ada bubur serta susu hangat di atas meja belajar. Ia berjalan ke arah meja belajar dan melihat bubur yang di tengahnya terhias daun bawang, serta bawang goreng kesukaannya. Di sampingnya ada sebuah kertas yang bertulisan.- Maaf, aku harus pergi karena ada rapat di kampus. Jangan lupa makan, dan maaf kalau bubur buatanku tidak enak. Cepat sembuh. -Pria itu hanya tersenyum bahagia dan duduk, kemudian memakan bubur buatan Ayu. Setelah selesai, ia keluar dari dalam kamar, dan terlihat Nyonya Winda masuk ke dalam rumah langsung memeluk putra bungsunya."Sayang, kamu baik-baik saja 'kan.." ucap Nyonya Winda dengan nada khawatir."Aku baik-baik saja, Ma." balas Arjuna."Sudah makan?" tanya Nyonya Winda."Sudah, Ma. Baru saja Arjuna selesai makan," sambung Arjuna."Syukurlah, sayang. Siapa yang membawamu pulang? Kamu juga kenapa susah sekali disuruh bawa alat pernapasan. Sudah tau alergi debu, masih juga bandel," ungkap Nyonya Winda."Iya, maaf Ma." tu
Semua Mahasiswa/i angkatan tahun pertama sudah banyak berdatangan, sedangkan Arjuna yang sudah menjadi Kakak senior mereka sudah masuk ke ruang kelas. Terlihat Ayu berdiri di depan pintu masuk ruangan mereka, yang seperti sedang mencari seseorang. Ia menjadi sorotan Mahasiswa/i di fakultas dokter bedah."Kak Rara!" sapa Ayu menyapa Rara Kakak senior, mantan ketua BEM dua tahun yang lalu."Heh, ngapain bocil disini? Kangen ya lo, dek." ucap Rara langsung menghampiri juniornya."Bah, kagak. Gue mau kasih tau kasih tau, selama ospek dihari kedua ada yang bunuh diri lagi," jawab Ayu."Astaga, selalu saja. Mungkin stres mikirin skripsi kali ya," sambung Rara."Mungkin, Kak. Tapi yakali tiap tahun, Kak." balas Ayu tak sengaja menatap Arjuna yang sedari tadi ternyata sudah menatapnya.Rara menatap kedua insan itu, dan membawa Ayu masuk ke ruang kelas. Mereka duduk di samping Arjuna, kemudian ada pria gagah menghampiri mereka."Sayang," ucap Rara yang memeluk kekasihnya."Wah, anak baru?" tany
Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Semua Mahasiswa/i sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah, sedangkan Ayu tengah duduk di kursi panjang yang terletak di depan kampus, sambil menunggu Arjuna mengambil headset yang sempat wanita itu tinggal 'kan di ruang kelas. Saat menunggu kedatangan Arjuna, tiba-tiba ada seorang pria tampan yang memilik senyum yang sangat manis mendekati Ayu. Ia duduk tepat di samping wanita cantik itu, sambil menyodorkan minuman padanya."Minumlah," ucapnya.Ayu hanya diam dan menggelengkan kepalanya, karena ia tidak terbiasa menerima pemberian orang yang tak ia kenal. Putra terus saja menyodorkan minuman tersebut dan meletakkannya di tangan Ayu."Minumlah, kamu pasti haus.." sambung Putra."Gue gak mau," jawab Ayu yang mengembalikan minuman tersebut. Saat Ayu melihat Arjuna sedang berlari ke arahnya, gadis itu langsung berdiri dan berjalan perlahan ke arah Arjuna. Ia memegang lengan pria tampan itu karena tiba-tiba kakinya terasa sakit saat berdiri."Kak Pu
Lima tahun kemudian.Hari ini adalah hari dimana, Arjuna akan mengakhiri statusnya sebagian mahasiswa kedokteran. Hari wisuda yang sudah ditunggu-tunggu oleh mahasiswa/i setiap universitas di dunia. Hari ini juga bertepatan dengan 5 tahunnya Putra meninggalkan dunia ini."Wah, anak Mama ganteng banget..." ucap Nyonya Winda."Tentu dong, Ma. Gak mungkin jelek kalau orang tuanya aja cantik plus ganteng..." balas Arjuna memeluk erat ibunya.Nyonya Winda terkekeh dan membalas pelukan anak bungsunya. Hanya Arjuna yang ia milik saat ini, ia tidak ingin kehilangan anaknya untuk kedua kalinya."Ayu datang 'kan?" Tanya Nyonya Winda."Datang, Ma. Bajunya couple dengan, Arjuna. Biar so sweet gitu." jawab Arjuna."Hm, pantes aja kamu gak mau couple sama Mama dan Papa. Ternyata couple dengan calon istri..." jelas Nyonya Winda sambil terkekeh geli.Arjuna hanya tertawa kecil dan mereka pun berjalan keluar kamar. Tuan Candra sudah sedari tadi menunggu ibu dan anak itu keluar. "Lama ya," ketus Tuan C
Jasad Putra sudah dikebumikan, dan Anisa sudah ditindak lanjutkan oleh pihak kepolisian. Gadis itu tenyata memiliki gangguan, mental sehingga Anisa dibawa ke rumah sakit jiwa.Malam hari, pukul 20.00 WIB.Arjuna tengah duduk di teras rumah setelah acara pengajian sang Kakak. Ayu menghampiri kekasihnya dan duduk di samping Arjuna."Kok ngelamun?" Tanya Ayu.Pria itu menatap Ayu dan menggenggam tangan kekasihnya. Ia menarik Ayu agar duduk di pangkuannya. Mata mereka saling menatap lekat satu sama lain, dan Ayu mengusap lembut rahang Arjuna."Makan yuk. Waktunya makan, dari tadi kamu belum makan loh..." ucap Ayu."Nanti ya, aku masih mau disini..." balas Arjuna."Gak, kamu harus makan. Dari pagi loh kamu gak makan, sayang. Aku ambilin ya, terus aku suapin. Gak terima penolakan..." sambung Ayu."Tapi makannya disini aja ya," jawab Arjuna.Ayu menganggukkan kepalanya dan langsung berdiri. Ia masuk ke dalam rumah kemudian mengambilkan makanan serta minuman untuk Arjuna. Setelah itu ia kembal
Pagi hari, Arjuna sudah bersiap untuk pulang ke rumahnya. Keluarga Ayu dan keluarga Arjuna sudah berada di dalam ruangan, mereka melihat Arjuna yang tengah menatap kearah jendela dengan tatapan kosong. Nyonya Winda menghampiri anaknya dan mengusap rambut Arjuna dengan sangat lembut. "Nanti sore Ayu menunggu di danau," ujar Nyonya Winda.Arjuna langsung menatap ibunya dengan tatapan bingung. Apa ibunya serius? Atau sedang bercanda?"Iya, Ayu sekarang ada di rumah. Nanti dia akan menunggumu di dekat danau," sahut Nyonya Tiara.Pria itu langsung berdiri, namun ditahan oleh Bambang. "Sore, Arjuna. Jangan kebelet ngapa, eheheh.." ujar Bambang.Flashback -"Besok aku ingin bertemu di danau," bisik Ayu.Gadis itu tersenyum dan menyelimuti Arjuna, ia memberi kabar pada Rara bahwa dia akan pergi. Saat ia akan membalikkan tubuhnya, Ayu terkejut saat melihat Nyonya Winda dan Tuan Candra ada di ruang VVIP. Nyonya Winda langsung memeluk Ayu dengan erat. Ia meneteskan air matanya, "jangan tinggalka
Rumah Sakit.Dokter keluar dari UGD, menghampiri kedua orang tua Arjuna."Permisi, keluarga dokter KOAS Arjuna?" Tanya Dokter."Iya, Dok. Bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Tuan Candra."Setelah pemeriksaan, keadaan Arjuna kurang baik. Apa dia banyak pikiran, kesehatannya menurun dan tubuhnya kurus sekali. Ketika KOAS dia juga banyak melamun, setelah selesai memeriksa pasien. Saya berharap, jangan sampai dokter KOAS Arjuna banyak pikiran. Takutnya dia depresi," jelas Dokter."Ah, baik dok. Terima kasih." jawab Candra.Nyonya Winda yang mendengarkannya semakin memeluk Nyonya Dara dengan sangat erat. Air matanya terus saja menetes membasahi wajahnya. Dokter pun pergi, keluarga Ayu dan Arjuna masuk ke dalam UGD. Rara dan Jake berlari menghampiri keluarga Arjuna yang berada di ruang UGD. Mereka masuk ke dalam UGD, dan melihat Arjuna yang sangat pucat. "Ya ampun, muka temen seperjuangan pucet banget. Kurus lagi, kasihan dah." ujar Jake.Rara mencubit pinggan Jake, sontak membuat pria itu
Sudah satu bulan berlalu.Putra terus saja memantau adiknya dari luar kamar. Ia mulai jengah melihat Arjuna yang hanya diam menatap jendela dengan tatapan kosong. Pria itu mengambil kunci mobil-nya dan masuk ke dalam mobil. Ia menghidupkan mobil menuju ke suatu tempat.Di cafe.Anisa tengah menunggu keberadaan Putra, ia langsung berdiri saat melihat Putra masuk ke dalam cafe."Apa kabar? Lama tidak bertemu, mau bermain denganku? Aku merindukan bermain denganmu." Tanya Nisa."Cukup, Nis. Aku sudah muak dengan semua ini, kamu tidak kasihan dengan Arjuna yang seperti orang tidak memiliki arah? Itu yang kamu mau? Katanya cinta, tapi kenapa menyakiti orang yang kamu cintai?" Bentak Putra."Lah, kan elu yang setujui rencana ini. Lo juga pengen adek lo gak bahagia 'kan, sekarang dia udah gak bahagia. Harusnya lo senang..." balas Anisa."Tapi, gak bikin dia depresi juga, Nisa! Adek gue makin kurus, gue nyesel pernah kerja sama dengan lo. Dapetin Ayu juga enggak, malah yang dapet adek gue kayak
Sudah tiga hari lamanya, Arjuna tidak berkomunikasi dengan Ayu. Pria itu sudah berusaha, untuk menemui Ayu tapi gadis itu selalu menolaknya dengan mentah-mentah. Semenjak gadis yang ia cintai mendiaminya, Arjuna menjadi lebih banyak diam bahkan makan saja dia tidak nafsu."Kenapa, Nak? Banyak kerjaan di rumah sakit?" Tanya Nyonya Winda."Eh, iya Ma." balas Arjuna."Yaudah kamu istirahat ya, kan lagi off kerja..." sambung Nyonya Winda."Iya, Ma." balas Arjuna seadanya.TingNotifikasi pesan masuk membuat Arjuna langsung mengambil ponsel-nya. Ia berharap yang mengirim pesan itu adalah kekasihnya, namun nihil tenyata itu pesan dari Anisa, gadis yang selalu mengejarnya.Isi pesan-- Datang ke club sekarang, aku liat Ayu minum di club ***,-Arjuna terkejut dan langsung meletakkan ponsel-nya. Ia langsung meraih kunci mobil-nya dan langsung menuju club yang disebut oleh Anisa. Disisi lain, Anisa tersenyum puas dan menunggu kedatangan Arjuna."Apa ini tidak keterlaluan?" Tanya Putra."Kamu mau
Satu tahun kemudian.Ayu sudah masuk tahun ketiga di Universitas ini. Mereka semakin sibuk dengan kegiatan masing-masing, apalagi Arjuna sudah sangat sibuk dirumah sakit. Rara, Arjuna dan Jake sudah menjadi koas di rumah sakit yang sudah ditentukan oleh universitas. Pagi-malam mereka disibukkan, dengan pasien yang berdatangan."Demi apa, gue capek. Semoga setelah ini gak ada pasien deh..." ucap Rara menenguk minumannya."Iya nih, capek banget. Bolak balik UGD, oh iya besok udah ada jadwal shift malam kan?" Tanya Jake."Udah," balas Arjuna dengan singkat."Males deh kalau pake shift," sambung Rara.Arjuna hanya diam dan mengambil ponsel-nya, ia membuka aplikasi berwarna hijau dan tersenyum saat Ayu mengirim foto dirinya yang tengah duduk di balkon kamar.- Rindu, kaya lagu LDR-an aja. Padahal satu kampus...- isi pesan.- Sayang, kapan ketemu sih? Rindu tau.-- Kak, tau gak aku dapet nilai tinggi lagi nih, si Bella sampai iri liat aku dapet nilai diatas rata-rata...-- Sayang, udah makan
Putra tengah menunggu Ayu di depan gerbang kampus. Saat ia melihat gadis cantik itu baru keluar dari kampus, Putra langsung menarik tangannya."Lepas! Apa-apaan sih?! Sakit woi!" Bentak Ayu."Kamu kalau gak diginiin, gak bakal mau ketemu sama aku..." balas Putra."Emang lo siapa? Temen aja kagak, lepasin tangan gue!" ketus Ayu."Yaudah kita temenan mulai sekarang..." paksa Putra.Ayu hanya diam dan menghela napasnya dengan sangat kasar, kemudian menepis tangan Putra dengan kasar. Pria itu hanya tersenyum dan menatap Ayu dengan tatapan sangat lekat."Atur dah, gue mau pulang..." sambung Ayu."Aku anter ya," tawar Putra."Gak!" Tegas Ayu.Gadis itu menaiki motornya, bukan matic melainkan motor ninja. Motor yang baru dibelikan oleh ayahnya. Kenapa dia tidak pulang dengan Arjuna? Karena tadi pagi pria itu sudah meminta izin untuk pulang lebih awal, sebab Nyonya Winda meminta untuk ditemani ke mall. Jadi dia membawa motor barunya. Putra masuk ke dalam mobil dan mengikuti Ayu dari belakang.
Hari ini, adalah ujian praktek para Mahasiswa/i universitas kedokteran Yogjakarta. Ayu tengah duduk di dalam ruangannya sambil membaca novel yang baru ia beli. "Bro!" Teriak Rara.Membuat semua para mahasiswa/i langsung menatap Rara dengan tatapan kaget. Sang empu malah cengengesan, dan berjalan dengan wajah tanpa dosa."Kagak belajar Lo?" Tanya Rara."Kagak, pala gue sakit kalau belajar mulu..." balas Ayu."Btw, nanti setelah ujian, mantan BEM ngumpul di lapangan, lo ajak anggota yak. Kapan lagi ngumpul, walau ngumpulnya di lapangan. Yang penting ngumpul deh." sambung Rara."Ngapain?" Tanya Ayu."Bahas tentang bunuh diri itu," ucap Rara.Ayu menganggukkan kepalanya dan saat dosen masuk ke dalam ruangan. Rara langsung berlari keluar ruangan. Para mahasiswa/i dokter gigi pun mulai melakukan ujian praktek."Sayang," teriak Rara."Eh, udah balik?" Tanya Jake."Udah, tua anak lagi ujian praktek..." balas Rara.Jake menganggukkan kepala dan melanjutkan membaca bukunya. Rara menatap Arjuna