"Kak Putra ngapain di sini?" tanya Arjuna yang berjalan ke arah kakaknya yang bersama Ayu.
Ayu hanya diam dan masih tetap berjongkok menunggu kakak laki-lakinya."Tadi Kakak mau menolong gadis ini, tapi dia menolaknya..." ucap Putra Kakak laki-laki dari Arjuna.Ayu berdiri dan menatap Putra dengan tatapan datar, kemudian Bambang datang dengan motor ninja miliknya sambil membawa mobil derek untuk membawa motor sang Adik."Buruan, gue mau top up ini..." teriak Bambang sambil membuka helm-nya."Ada helm 'kan, lo?" tanya Bambang."Ada, main terus! Sampe mampus," balas Ayu.Arjuna hanya tersenyum kecil melihat tingkah Ayu. Entah kenapa jika di dekat gadis itu, bawaan Arjuna selalu ingin tersenyum. Ayu memasang helm-nya dan menatap Arjuna dengan sekilas."Ingat ucapan gue yang di perpustakaan tadi," gumam Ayu di telinga Arjuna.Pria itu mengangguk dan menatap kepergian Ayu. Putra hanya diam melihat adiknya terus tersenyum. "Buruan jangan lama-lama menatap mantanmu," ucap Putra.Senyuman Arjuna seketika hilang dan menatap kakaknya. Ia berjalan ke arah mobil, dan kemudian masuk ke dalam mobil. Mereka pun pulang ke rumah untuk beristirahat.***Di Kediaman Keluarga Arjuna.Kedua pria tampan turun dari dalam mobil, dan langsung berjalan masuk ke dalam rumah yang sangat megah. Di ruang tamu sudah terlihat seorang wanita paruh baya, tengah tersenyum menanti kepulangan kedua pria tampan tersebut. Arjuna langsung memeluk wanita paruh baya itu dengan erat, karena merindukannya."Mama, kapan pulang?" tanya Arjuna."Baru saja," balas Nyonya Winda.Putra ikut memeluk ibunya dan Arjuna melepaskan pelukan tersebut. Nyonya Winda mengusap rambut milik kedua putranya dan membawa mereka ke ruang makan."Mama, sudah buatin makanan spesial untuk dua putra tersayang..." tutur Nyonya Winda sambil tersenyum ramah.Arjuna dan Putra pun duduk kursi sambil mengambil makanan yang sudah dibuatkan oleh Ibu mereka.Ting tong!Suara bel berbunyi, pertanda ada tamu yang datang. Salah satu asisten rumah tangga langsung membuka 'kan pintu rumah dan terlihat ada seorang wanita cantik tengah berdiri di depan pintu rumah."Assalamualaikum, Tante Winda nya ada?" sapa gadis tersebut."Wa'alaikumsalam. Ada Mbak, silahkan masuk." balas asisten rumah tangga."Ah, tidak perlu Mbok Siti soalnya saya buru-buru banget. Tolong berikan gado-gado ini ke Tante Winda ya dan ini buat Mbok Siti," sambungnya."Makasih loh, Mbak Ayu." jawab Simbok lagi."Panggil Ayu aja, Mbok. Jangan panggil Mbak, umur Ayu masih 20 tahun, hehe." balas Ayu yang tersenyum manis."Iya, Ayu." ucap Mbok Siti."Ayu pamit ya, assalamualaikum," tutur Ayu dengan sopan dan mencium punggung tangan asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Nyonya Winda.Ayu berlari ke arah Bambang yang sudah menunggu di depan halaman rumah. Bambang memberikan helm dan menghidupkan motor-nya, tak lupa ia meng-klakson asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Nyonya Winda. Mbok Siti berjalan ke arah ruang makan dan memberikan makanan yang diberikan Ayu padanya tadi."Nyonya, tadi ada anak gadis Nyonya Dara ke sini. Dia membawakan gado-gado untuk keluarga, Nyonya dan saya..." ujar Mbok Siti."Lah, terus dia di mana?" tanya Nyonya Winda."Dia lagi buru-buru, Nyonya. Jadi dia cuma mampir di depan rumah saja, saya tawarkan masuk dia gak mau," balas Mbok Siti."Oo, pasti anak mereka sedang sibuk kuliah..." sambung Nyonya Winda membuka rantang makanan yang berisi gado-gado.Mbok Siti berjalan ke arah dapur dan membawakan piring kosong ke ruang makan. Arjuna menyodorkan piring kosong ke ibunya, dan Nyonya Winda tersenyum sambil memasukkan gado-gado ke piring putra bungsunya."Dasar hantu gado-gado," ucap Nyonya Winda sambil terkekeh kecil melihat Arjuna yang memang menyukai gado-gado."Mama 'kan tau, aku suka gado-gado," jawab Arjuna."Iya, iya. Putra kamu mau?" tanya Nyonya Winda."Gak, Ma. Makanannya terlalu kampungan," jawab Putra."Baiklah, kalau tidak mau. Tapi jangan menghina makanan gak baik tau, Nak." balas Nyonya Winda.Putra hanya diam dan melanjutkan makan makanannya. Sifatnya sangat berbanding terbalik dengan Arjuna yang begitu menyukai kesederhanaan. Putra sangat menyukai kemewahan, karena mereka sudah terlahir di keluarga konglomerat. Ibu mereka memahami anaknya, tapi Putra juga memiliki sisi baik, setiap ia mendapat uang bulanan dia selalu menyumbangkan ke mesjid di komplek perumahan-nya yang sedang direnovasi. Arjuna pun tak kalah baiknya, ia selalu menyumbangkan setengah dari uang bulanan yang ia dapat ke panti asuhan, panti jompo dan musholla kecil.***Di Kediaman Keluarga Ayu.Bambang menghentikan motornya di garasi rumah. Ayu turun dan melepas helm dari kepalanya, Nyonya Tiara memberi kode agar membuka sepatu saat masuk ke dalam rumah. Ayu dan Bambang langsung membuka sepatu dan melangkahkan kaki kanan terlebih dahulu untuk masuk ke rumah."Assalamualaikum, Nyonya besar." salam kedua orang tersebut secara bersamaan.Nyonya Dara mengulurkan tangannya dan kedua anaknya bergantian mencium punggung tangan milik sang Ibunda. "Sudah kalian antar?" tanya Nyonya Dara."Sudah Nyonya besar," balas mereka bersamaan."Oke, masuk ke kamar. Bersihkan diri, setelah itu turun ke bawah untuk makan bersama..." sambung Nyonya Dara.Ayu dan Bambang mengangguk, kemudian mereka berpacu untuk lebih dulu sampai di kamar mereka yang terletak di lantai dua. Nyonya Tiara hanya menggelengkan kepalanya karena pusing melihat kelakuan kedua anaknya yang seperti anak kecil."Assalamualaikum, Ayah pulang." salam Tuan Alif sambil membuka sepatunya."Wa'alaikumsalam, hua Mas sudah pulang," jawab Nyonya Dara langsung memeluk suaminya."Sudah, eh anak-anak mana?" tanya Tuan Alif."Lagi di dalam kamar, Mas. Sini tas-nya biar Dara bawakan," balas Nyonya Dara membawa tas suaminya.Tuan Alif dan Nyonya Dara pun masuk ke dalam kamar bersama, sedangkan Bambang dan Ayu ternyata masih duduk di tepi pagar tangga lantai dua."Romantis, kaya nonton drakor..." ucap Bambang."Otak Lo, drakor mulu. Sekali-kali nonton kartun upin & ipin dong, biar pro." balas Ayu menatap datar kakak laki-lakinya."Pro darimana, kagak ada pro-nya. Itu cuma film kartun, kagak ada yang uwu-uwunya loh. Kaya ciuman atau pelukkan," sambung Bambang.Ayu langsung terdiam saat mendengar kata ciuman, gadis itu langsung berlari ke dalam kamar dan mengunci pintunya. Bambang yang melihatnya bingung dan ia pun ikut masuk ke dalam kamar."Aish, masa ciuman pertama gue diambil sama mantan," ucap Ayu yang guling-guling di atas kasur."Hua, gue jadi malu kalau ketemu dia!" teriak Ayu yang frustasi."Kenapa harus satu kampus sih, aish takdir apa ini ya Allah," sambung Ayu yang langsung duduk dan mengingat kejadian di perpustakaan tadi.Gadis itu mengacak rambutnya dan menatap ke arah sebuah gelang yang terletak di dalam toples kaca. Ia memanyunkan bibirnya dan langsung menudukkan kepala."Kenapa aku masih menyimpan barang pemberiannya saat kami masih memiliki hubungan," ucap Ayu dengan lemas.***Di dalam kamar, Arjuna berbaring di atas kasur dan memegang bibirnya yang tadi sempat menyentuh bibir Ayu. Ia tersenyum kecil dan menatap gelang yang ia letakkan di tempat khusus di atas meja belajarnya."Akhirnya kita bertemu lagi, setelah 5 tahun lamanya. Apakah takdir ingin mempersatukan kita?" ucap Arjuna yang begitu bahagia bisa bertemu dengan mantan kekasihnya 5 tahun yang lalu.Ia memejamkan matanya dan membayangkan Ayu dalam pikirannya. Arjuna kembali membuka mata dan berjalan ke arah jendela kamar, sambil menikmati pemandangan di sore hari."Aku akan berusaha mendapatkanmu lagi, walaupun itu sulit. Aku yakin kamu membenciku, karena telah memutuskan hubungan tanpa alasan yang jelas," gumam Arjuna dengan lemah.***Jam menujukkan pukul 19.00 WIB.Ayu keluar dari rumah, untuk menghadiri rapat di kampus. Ia membawa mobil, karena disuruh oleh sang Ayah. Setelah tiba di kampus, wanita itu langsung masuk ke dalam ruang rapat."Sorry banget, gue telat parah." ucap Ayu."Santai," balas Bella.Mereka pun memulai rapat tentang kegiatan para maba keesokan harinya. Jam pun sudah menujukkan pukul 21.00 WIB, mereka selesai rapat dan pulang ke rumah masing-masing. Namun, tidak dengan Ayu yang sedang berada di tempat pecel lele langganan-nya. Ia duduk di kursi dan meja kosong sambil menyantap makanan tersebut.Gadis tersebut tidak sengaja melihat Arjuna yang masuk ke dalam tempat jualan pecel lele langganan-nya sambil mengantri pesanan. Ayu menutup wajah dengan menggunakan tangan agar tidak dilihat oleh Arjuna."Mampus ngapain tuh cowok di sini?" gumam Ayu."Beli pecel lele lah," balas Arjuna yang ternyata sudah duduk di sampingnya."Uhuk,"Ayu terkejut dan langsung tersedak saat mengetahui pria yang ia hindari sudah duduk di sampingnya. Arjuna memberikan air pada Ayu dan akhirnya gadis itu mulai merasa lega."Makannya pelan-pelan," ujar Arjuna yang menepuk pelan punggung Ayu.Gadis itu menjauhkan tangan Arjuna dari punggung dan lanjut makan. Ia hanya diam dan saat pesanan Arjuna sudah selesai, pria itu langsung berdiri mengambil pesanan tersebut. Ayu selesai makan, lalu membayar makanannya."Kamu naik apa? Motor?" tanya Arjuna."Mobil," balas Ayu dengan singkat."Aku kira naik motor, soalnya bahaya kalau perempuan naik motor sendiri di malam hari..." sambung Arjuna.Ayu hanya diam dan keluar dari tempat pecel lele, kemudian masuk ke dalam mobil yang terparkir di depan tempat pecel lele. Arjuna tersenyum kecil dan ikut keluar, sambil menunggu supir menjemputnya. Mobil yang Ayu bawa meng-klakson Arjuna, dan pria itu mendekati mobil tersebut. Ayu menurunkan kaca mobil, sambil menatap Arjuna dengan tatapan datar."Masuklah, biar gue antar pulang. Dari pada berdiri lama di luar." ucap Ayu."Tidak perlu, supirku sebentar lagi datang. Duluan saja, Ayu." jawab Arjuna.Ayu turun dari dalam mobil dan menarik tangan Arjuna untuk masuk ke dalam mobil. Ia menatap kedua mata pria tampan itu dan entah kenapa, rasa yang dulu pernah ia rasakan timbul kembali."Jangan menolak," ucap Ayu yang gugup dan mengalihkan tatapan ke arah lain.Saat gadis cantik itu akan berjalan ke arah bangku kemudi, Arjuna memegang tangannya dan mereka pun saling tatap."Apa kamu membenciku, Ayu?" tanya Arjuna.Ayu hanya diam dan semakin gugup saat di pegang oleh Arjuna. Ia menatap Arjuna dalam diam, kemudian menepis tangan pria tampan itu dengan lembut."Menurutmu?" [.]"Maafkan aku. Ini permintaan maaf yang sangat tulus. Maafkan aku." ucap Arjuna yang menangkup wajah gadis cantik yang ada di hadapannya.Gadis itu langsung terkejut dan menelan saliva dengan susah payah. Ayu hanya bisa mematung, sambil menahan napasnya.Tiit!Suara klaskson mobil milik Arjuna membuat Ayu langsung mendorong tubuh pria tampan itu. Arjuna keluar dari mobil dan berjalan ke arah mobil yang terparkir di samping Ayu. Pria itu hanya menatap gadis yang berstatus mantan kekasihnya dalam diam, kemudian masuk ke dalam mobil."Jalan, Pak." perintah Arjuna pada supirnya.Supir pun menghidupkan mobil dan menjauhi tampat pecel lele tersebut. Ayu masih mematung, karena perkataan mantan kekasihnya tadi."Segampang itukah, dia meminta maaf. Dasar cowok tidak tau malu," gumam Ayu yang mengepal tangannya. Ia masuk ke dalam mobil dan menghidupkan mobil menuju rumahnya.***Pagi Hari.Jam sudah menujukkan pukul 07.00 WIB.Ayu masih setia berada di atas kasur dan memeluk erat bantal guling k
Ayu melempar batu ke arah punggung pria yang mengintipnya tadi. Tentunya pria tersebut terjatuh di halaman kampus, dilihat oleh seluruh anak maba dan BEM lainnya."Eh itu 'kan yang ngintip aku pas ganti baju di toilet," ucap salah satu anggota BEM."Iya, dia juga ngintip aku buang air kecil kemarin. Aa aku takut banget," sambung anggota BEM lainnya.Semua orang saling berbisik dan Bella menampar wajah pria yang terjatuh di halaman kampus. Ayu berjongkok, dan mengatur napasnya karena habis berlari."Ini si mesum kagak ada akhlak, ngintip gue di toilet waktu gue buang air kecil. Terus tadi ngintip Ayu ganti baju. Kurang aja banget lo ya! Kurang belaian dari cewe lo ha! Mau gue colok mata Lo pakai besi panas!" bentak Bella menampar kembali wajah pria itu.Arjuna kesal saat mendengar ucapan Bella, dan mendekati pria tersebut, namun ditahan oleh Anisa. Pria itu menepis tangan Anisa, dan berjalan ke arah Bella.Bruk!Satu pukulan mendarat di wajah pria yang sudah berani mengintip Ayu saat me
Di Kediaman Keluarga Arjuna.Pria itu memasukkan motornya ke dalam garasi. Drtt.. drtt.. tiba-tiba ponsel-nya bergetar, ia langsung mengambil ponsel yang ada di dalam tas-nya. Wechat~[Hallo, selamat sore. Maaf menganggu jam istirahat kalian, grup ini adalah grup khusus untuk Mahasiswa/i Universiatas Kedokteran Jogyakarta, jadi jika ada informasi penting kami akan langsung memberitahu kalian, lewat grup Wechat ini. Terima kasih.][Siap, Kak.][Wah, pasti banyak nomor cogan ini.][Boleh 'kan, kami save nomer kalian?][Silahkan.][Nomor Kak Ayu yang mana ya, anggota BEM gak pake foto, jadi sulit cari nomer Kak Ayu.][Padahal mau save nomer, Kak Ayu.][Save aja semua nomer.][Silent.]Arjuna langsung menyimpan nomer yang mengirim pesan terakhir, karena dia mengetahui itu adalah Ayu. Pria itu memasukkan kembali ponsel-nya ke dalam tas, kemudian berjalan masuk ke dalam rumah menuju kamar pribadinya. Setelah tiba di dalam kamar, Arjuna langsung berbaring sambil memejamkan matanya. Ia membay
Arjuna bangun dari tidurnya dan melihat ada bubur serta susu hangat di atas meja belajar. Ia berjalan ke arah meja belajar dan melihat bubur yang di tengahnya terhias daun bawang, serta bawang goreng kesukaannya. Di sampingnya ada sebuah kertas yang bertulisan.- Maaf, aku harus pergi karena ada rapat di kampus. Jangan lupa makan, dan maaf kalau bubur buatanku tidak enak. Cepat sembuh. -Pria itu hanya tersenyum bahagia dan duduk, kemudian memakan bubur buatan Ayu. Setelah selesai, ia keluar dari dalam kamar, dan terlihat Nyonya Winda masuk ke dalam rumah langsung memeluk putra bungsunya."Sayang, kamu baik-baik saja 'kan.." ucap Nyonya Winda dengan nada khawatir."Aku baik-baik saja, Ma." balas Arjuna."Sudah makan?" tanya Nyonya Winda."Sudah, Ma. Baru saja Arjuna selesai makan," sambung Arjuna."Syukurlah, sayang. Siapa yang membawamu pulang? Kamu juga kenapa susah sekali disuruh bawa alat pernapasan. Sudah tau alergi debu, masih juga bandel," ungkap Nyonya Winda."Iya, maaf Ma." tu
Semua Mahasiswa/i angkatan tahun pertama sudah banyak berdatangan, sedangkan Arjuna yang sudah menjadi Kakak senior mereka sudah masuk ke ruang kelas. Terlihat Ayu berdiri di depan pintu masuk ruangan mereka, yang seperti sedang mencari seseorang. Ia menjadi sorotan Mahasiswa/i di fakultas dokter bedah."Kak Rara!" sapa Ayu menyapa Rara Kakak senior, mantan ketua BEM dua tahun yang lalu."Heh, ngapain bocil disini? Kangen ya lo, dek." ucap Rara langsung menghampiri juniornya."Bah, kagak. Gue mau kasih tau kasih tau, selama ospek dihari kedua ada yang bunuh diri lagi," jawab Ayu."Astaga, selalu saja. Mungkin stres mikirin skripsi kali ya," sambung Rara."Mungkin, Kak. Tapi yakali tiap tahun, Kak." balas Ayu tak sengaja menatap Arjuna yang sedari tadi ternyata sudah menatapnya.Rara menatap kedua insan itu, dan membawa Ayu masuk ke ruang kelas. Mereka duduk di samping Arjuna, kemudian ada pria gagah menghampiri mereka."Sayang," ucap Rara yang memeluk kekasihnya."Wah, anak baru?" tany
Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Semua Mahasiswa/i sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah, sedangkan Ayu tengah duduk di kursi panjang yang terletak di depan kampus, sambil menunggu Arjuna mengambil headset yang sempat wanita itu tinggal 'kan di ruang kelas. Saat menunggu kedatangan Arjuna, tiba-tiba ada seorang pria tampan yang memilik senyum yang sangat manis mendekati Ayu. Ia duduk tepat di samping wanita cantik itu, sambil menyodorkan minuman padanya."Minumlah," ucapnya.Ayu hanya diam dan menggelengkan kepalanya, karena ia tidak terbiasa menerima pemberian orang yang tak ia kenal. Putra terus saja menyodorkan minuman tersebut dan meletakkannya di tangan Ayu."Minumlah, kamu pasti haus.." sambung Putra."Gue gak mau," jawab Ayu yang mengembalikan minuman tersebut. Saat Ayu melihat Arjuna sedang berlari ke arahnya, gadis itu langsung berdiri dan berjalan perlahan ke arah Arjuna. Ia memegang lengan pria tampan itu karena tiba-tiba kakinya terasa sakit saat berdiri."Kak Pu
"Kamu bisa berdiri sendiri? Mau aku bantu gak?" tanya Arjuna .Ayu hanya diam dan mencoba untuk berdiri, namun hampir saja terjatuh ke lantai, untunglah Arjuna siap siaga memegang tubuh wanita cantik itu."Makanya kalau gak bisa bilang, jangan keras kepala. Turunin ego nya," sambung Arjuna."Iya, maaf." balas Ayu yang memanyunkan bibirnya dan memalingkan wajahnya"Eh, bibirnya minta dicium lagi? Hmm," goda Arjuna.Ayu menatap tajam pria tampan tersebut dan memukul pelan lengan kekar Arjuna."Main cium anak gadis orang, udah main ambil first kiss gue sekarang main cium sesuka hati, bikin kesel." jawab Ayu."Tapi kamu balas ciumanku loh," sambung Arjuna.Ayu mematung dan wajahnya sudah memerah. Arjuna mencubit pelan pipi gadis cantik itu, karena merasa gemas."Lucu banget sih, gadis kesayanganku ini.." ujar Arjuna."Dih, apaan sih. Gak jelas banget jadi cowok!" balas Ayu yang semakin malu.Arjuna tertawa pelan dan membantu Ayu untuk berjalan ke arah parkiran. Gadis itu mencoba untuk berp
Setelah makan bersama di cafe, tiga hari yang lalu. Ayu dan Arjuna mulai disibukkan dengan tugas kuliah yang diberikan para dosen mata kuliah mereka. Bahkan mereka tidak sempat untuk bertegur sapa selama tiga hari ini. Ayu tengah berada di dalam ruangan sambil mengetik tugas, miliknya. Tiba-tiba ada pesan masuk yang membuat, gadis cantik itu menghentikan aktivitasnya."Arjuna?" ucapnya saat melihat Arjuna sedang memegang tangan wanita lain.Gadis itu mematikan ponsel-nya dan melanjutkan mengerjakan tugas miliknya. Dadanya terasa sakit, saat melihat Arjuna menyentuh wanita lain, tapi apa boleh buat. Ia bukan siapa-siapa Arjuna, jadi dia tidak berhak mengatur kehidupan pria tampan itu.'Gila sakit bener dada gue, Njirr.-' batin Ayu.Semua Mahasiswa/i masuk ke dalam rungan, karena mata kuliah akan segera dimulai. Salah satu Mahasiswi, fakultas lain memasuki ruangan Dokter gigi, untuk menyampaikan pesan dari Pak Herman."Ayu, disuruh dekan ke kantor. Karena mau membicarakan olympiade..." u
Lima tahun kemudian.Hari ini adalah hari dimana, Arjuna akan mengakhiri statusnya sebagian mahasiswa kedokteran. Hari wisuda yang sudah ditunggu-tunggu oleh mahasiswa/i setiap universitas di dunia. Hari ini juga bertepatan dengan 5 tahunnya Putra meninggalkan dunia ini."Wah, anak Mama ganteng banget..." ucap Nyonya Winda."Tentu dong, Ma. Gak mungkin jelek kalau orang tuanya aja cantik plus ganteng..." balas Arjuna memeluk erat ibunya.Nyonya Winda terkekeh dan membalas pelukan anak bungsunya. Hanya Arjuna yang ia milik saat ini, ia tidak ingin kehilangan anaknya untuk kedua kalinya."Ayu datang 'kan?" Tanya Nyonya Winda."Datang, Ma. Bajunya couple dengan, Arjuna. Biar so sweet gitu." jawab Arjuna."Hm, pantes aja kamu gak mau couple sama Mama dan Papa. Ternyata couple dengan calon istri..." jelas Nyonya Winda sambil terkekeh geli.Arjuna hanya tertawa kecil dan mereka pun berjalan keluar kamar. Tuan Candra sudah sedari tadi menunggu ibu dan anak itu keluar. "Lama ya," ketus Tuan C
Jasad Putra sudah dikebumikan, dan Anisa sudah ditindak lanjutkan oleh pihak kepolisian. Gadis itu tenyata memiliki gangguan, mental sehingga Anisa dibawa ke rumah sakit jiwa.Malam hari, pukul 20.00 WIB.Arjuna tengah duduk di teras rumah setelah acara pengajian sang Kakak. Ayu menghampiri kekasihnya dan duduk di samping Arjuna."Kok ngelamun?" Tanya Ayu.Pria itu menatap Ayu dan menggenggam tangan kekasihnya. Ia menarik Ayu agar duduk di pangkuannya. Mata mereka saling menatap lekat satu sama lain, dan Ayu mengusap lembut rahang Arjuna."Makan yuk. Waktunya makan, dari tadi kamu belum makan loh..." ucap Ayu."Nanti ya, aku masih mau disini..." balas Arjuna."Gak, kamu harus makan. Dari pagi loh kamu gak makan, sayang. Aku ambilin ya, terus aku suapin. Gak terima penolakan..." sambung Ayu."Tapi makannya disini aja ya," jawab Arjuna.Ayu menganggukkan kepalanya dan langsung berdiri. Ia masuk ke dalam rumah kemudian mengambilkan makanan serta minuman untuk Arjuna. Setelah itu ia kembal
Pagi hari, Arjuna sudah bersiap untuk pulang ke rumahnya. Keluarga Ayu dan keluarga Arjuna sudah berada di dalam ruangan, mereka melihat Arjuna yang tengah menatap kearah jendela dengan tatapan kosong. Nyonya Winda menghampiri anaknya dan mengusap rambut Arjuna dengan sangat lembut. "Nanti sore Ayu menunggu di danau," ujar Nyonya Winda.Arjuna langsung menatap ibunya dengan tatapan bingung. Apa ibunya serius? Atau sedang bercanda?"Iya, Ayu sekarang ada di rumah. Nanti dia akan menunggumu di dekat danau," sahut Nyonya Tiara.Pria itu langsung berdiri, namun ditahan oleh Bambang. "Sore, Arjuna. Jangan kebelet ngapa, eheheh.." ujar Bambang.Flashback -"Besok aku ingin bertemu di danau," bisik Ayu.Gadis itu tersenyum dan menyelimuti Arjuna, ia memberi kabar pada Rara bahwa dia akan pergi. Saat ia akan membalikkan tubuhnya, Ayu terkejut saat melihat Nyonya Winda dan Tuan Candra ada di ruang VVIP. Nyonya Winda langsung memeluk Ayu dengan erat. Ia meneteskan air matanya, "jangan tinggalka
Rumah Sakit.Dokter keluar dari UGD, menghampiri kedua orang tua Arjuna."Permisi, keluarga dokter KOAS Arjuna?" Tanya Dokter."Iya, Dok. Bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Tuan Candra."Setelah pemeriksaan, keadaan Arjuna kurang baik. Apa dia banyak pikiran, kesehatannya menurun dan tubuhnya kurus sekali. Ketika KOAS dia juga banyak melamun, setelah selesai memeriksa pasien. Saya berharap, jangan sampai dokter KOAS Arjuna banyak pikiran. Takutnya dia depresi," jelas Dokter."Ah, baik dok. Terima kasih." jawab Candra.Nyonya Winda yang mendengarkannya semakin memeluk Nyonya Dara dengan sangat erat. Air matanya terus saja menetes membasahi wajahnya. Dokter pun pergi, keluarga Ayu dan Arjuna masuk ke dalam UGD. Rara dan Jake berlari menghampiri keluarga Arjuna yang berada di ruang UGD. Mereka masuk ke dalam UGD, dan melihat Arjuna yang sangat pucat. "Ya ampun, muka temen seperjuangan pucet banget. Kurus lagi, kasihan dah." ujar Jake.Rara mencubit pinggan Jake, sontak membuat pria itu
Sudah satu bulan berlalu.Putra terus saja memantau adiknya dari luar kamar. Ia mulai jengah melihat Arjuna yang hanya diam menatap jendela dengan tatapan kosong. Pria itu mengambil kunci mobil-nya dan masuk ke dalam mobil. Ia menghidupkan mobil menuju ke suatu tempat.Di cafe.Anisa tengah menunggu keberadaan Putra, ia langsung berdiri saat melihat Putra masuk ke dalam cafe."Apa kabar? Lama tidak bertemu, mau bermain denganku? Aku merindukan bermain denganmu." Tanya Nisa."Cukup, Nis. Aku sudah muak dengan semua ini, kamu tidak kasihan dengan Arjuna yang seperti orang tidak memiliki arah? Itu yang kamu mau? Katanya cinta, tapi kenapa menyakiti orang yang kamu cintai?" Bentak Putra."Lah, kan elu yang setujui rencana ini. Lo juga pengen adek lo gak bahagia 'kan, sekarang dia udah gak bahagia. Harusnya lo senang..." balas Anisa."Tapi, gak bikin dia depresi juga, Nisa! Adek gue makin kurus, gue nyesel pernah kerja sama dengan lo. Dapetin Ayu juga enggak, malah yang dapet adek gue kayak
Sudah tiga hari lamanya, Arjuna tidak berkomunikasi dengan Ayu. Pria itu sudah berusaha, untuk menemui Ayu tapi gadis itu selalu menolaknya dengan mentah-mentah. Semenjak gadis yang ia cintai mendiaminya, Arjuna menjadi lebih banyak diam bahkan makan saja dia tidak nafsu."Kenapa, Nak? Banyak kerjaan di rumah sakit?" Tanya Nyonya Winda."Eh, iya Ma." balas Arjuna."Yaudah kamu istirahat ya, kan lagi off kerja..." sambung Nyonya Winda."Iya, Ma." balas Arjuna seadanya.TingNotifikasi pesan masuk membuat Arjuna langsung mengambil ponsel-nya. Ia berharap yang mengirim pesan itu adalah kekasihnya, namun nihil tenyata itu pesan dari Anisa, gadis yang selalu mengejarnya.Isi pesan-- Datang ke club sekarang, aku liat Ayu minum di club ***,-Arjuna terkejut dan langsung meletakkan ponsel-nya. Ia langsung meraih kunci mobil-nya dan langsung menuju club yang disebut oleh Anisa. Disisi lain, Anisa tersenyum puas dan menunggu kedatangan Arjuna."Apa ini tidak keterlaluan?" Tanya Putra."Kamu mau
Satu tahun kemudian.Ayu sudah masuk tahun ketiga di Universitas ini. Mereka semakin sibuk dengan kegiatan masing-masing, apalagi Arjuna sudah sangat sibuk dirumah sakit. Rara, Arjuna dan Jake sudah menjadi koas di rumah sakit yang sudah ditentukan oleh universitas. Pagi-malam mereka disibukkan, dengan pasien yang berdatangan."Demi apa, gue capek. Semoga setelah ini gak ada pasien deh..." ucap Rara menenguk minumannya."Iya nih, capek banget. Bolak balik UGD, oh iya besok udah ada jadwal shift malam kan?" Tanya Jake."Udah," balas Arjuna dengan singkat."Males deh kalau pake shift," sambung Rara.Arjuna hanya diam dan mengambil ponsel-nya, ia membuka aplikasi berwarna hijau dan tersenyum saat Ayu mengirim foto dirinya yang tengah duduk di balkon kamar.- Rindu, kaya lagu LDR-an aja. Padahal satu kampus...- isi pesan.- Sayang, kapan ketemu sih? Rindu tau.-- Kak, tau gak aku dapet nilai tinggi lagi nih, si Bella sampai iri liat aku dapet nilai diatas rata-rata...-- Sayang, udah makan
Putra tengah menunggu Ayu di depan gerbang kampus. Saat ia melihat gadis cantik itu baru keluar dari kampus, Putra langsung menarik tangannya."Lepas! Apa-apaan sih?! Sakit woi!" Bentak Ayu."Kamu kalau gak diginiin, gak bakal mau ketemu sama aku..." balas Putra."Emang lo siapa? Temen aja kagak, lepasin tangan gue!" ketus Ayu."Yaudah kita temenan mulai sekarang..." paksa Putra.Ayu hanya diam dan menghela napasnya dengan sangat kasar, kemudian menepis tangan Putra dengan kasar. Pria itu hanya tersenyum dan menatap Ayu dengan tatapan sangat lekat."Atur dah, gue mau pulang..." sambung Ayu."Aku anter ya," tawar Putra."Gak!" Tegas Ayu.Gadis itu menaiki motornya, bukan matic melainkan motor ninja. Motor yang baru dibelikan oleh ayahnya. Kenapa dia tidak pulang dengan Arjuna? Karena tadi pagi pria itu sudah meminta izin untuk pulang lebih awal, sebab Nyonya Winda meminta untuk ditemani ke mall. Jadi dia membawa motor barunya. Putra masuk ke dalam mobil dan mengikuti Ayu dari belakang.
Hari ini, adalah ujian praktek para Mahasiswa/i universitas kedokteran Yogjakarta. Ayu tengah duduk di dalam ruangannya sambil membaca novel yang baru ia beli. "Bro!" Teriak Rara.Membuat semua para mahasiswa/i langsung menatap Rara dengan tatapan kaget. Sang empu malah cengengesan, dan berjalan dengan wajah tanpa dosa."Kagak belajar Lo?" Tanya Rara."Kagak, pala gue sakit kalau belajar mulu..." balas Ayu."Btw, nanti setelah ujian, mantan BEM ngumpul di lapangan, lo ajak anggota yak. Kapan lagi ngumpul, walau ngumpulnya di lapangan. Yang penting ngumpul deh." sambung Rara."Ngapain?" Tanya Ayu."Bahas tentang bunuh diri itu," ucap Rara.Ayu menganggukkan kepalanya dan saat dosen masuk ke dalam ruangan. Rara langsung berlari keluar ruangan. Para mahasiswa/i dokter gigi pun mulai melakukan ujian praktek."Sayang," teriak Rara."Eh, udah balik?" Tanya Jake."Udah, tua anak lagi ujian praktek..." balas Rara.Jake menganggukkan kepala dan melanjutkan membaca bukunya. Rara menatap Arjuna