Home / Romansa / My Destiny / Bab 4 : Darah.

Share

Bab 4 : Darah.

Author: Queen yu
last update Last Updated: 2021-03-20 17:14:22

"Maafkan aku. Ini permintaan maaf yang sangat tulus. Maafkan aku." ucap Arjuna yang menangkup wajah gadis cantik yang ada di hadapannya.

Gadis itu langsung terkejut dan menelan saliva dengan susah payah. Ayu hanya bisa mematung, sambil menahan napasnya.

Tiit!

Suara klaskson mobil milik Arjuna membuat Ayu langsung mendorong tubuh pria tampan itu. Arjuna keluar dari mobil dan berjalan ke arah mobil yang terparkir di samping Ayu. Pria itu hanya menatap gadis yang berstatus mantan kekasihnya dalam diam, kemudian masuk ke dalam mobil.

"Jalan, Pak." perintah Arjuna pada supirnya.

Supir pun menghidupkan mobil dan menjauhi tampat pecel lele tersebut. Ayu masih mematung, karena perkataan mantan kekasihnya tadi.

"Segampang itukah, dia meminta maaf. Dasar cowok tidak tau malu," gumam Ayu yang mengepal tangannya.

Ia masuk ke dalam mobil dan menghidupkan mobil menuju rumahnya.

***

Pagi Hari.

Jam sudah menujukkan pukul 07.00 WIB.

Ayu masih setia berada di atas kasur dan memeluk erat bantal guling kesayangannya. Seperti biasa, di depan pintu kamar Bambang sudah stand by untuk membangunkan Adik perawan-nya.

"Hadeh anak perawan nyusahin banget dah, untung Adek gue kalau kagak, udah gue tabok badannya..." gumam Bambang.

Tok!

Tok!

Sudah lima kali Bambang mengetuk pintu kamar, namun gadis itu belum juga membukanya. Bambang tidak sengaja memegang ganggang pintu kamar, membuat pintu kamar itu terbuka. Terlihat Ayu masih tidur di atas kasur, Bambang langsung menduduk'kan adiknya dan akhirnya wanita cantik itu terbangun.

"Aish, apaan sih bang? Gue masih ngantuk banget ini," ucap Ayu masih setia memejamkan matanya.

"Bangun! Udah jam 7 pagi! Pintu kamar kenapa kagak dikunci? Kalau ada maling masuk gimana!" tegas Bambang.

Ayu hanya diam dan melanjutkan tidurnya, Bambang kesal dan menggendong Ayu keluar kamar. Nyonya Dara terkejut saat melihat anak laki-lakinya menggendong Ayu, turun ke ruang tamu.

"Bambang! Mau kamu apa'kan adikmu? Jangan usilin dia Bambang," tanya Nyonya Tiara.

Bambang menjatuhkan Ayu hingga bokong gadis itu terbentur pelan, saat melihat Nyonya Dara tengah duduk bersama seorang pria muda di sampingnya.

"Akh," rintih Ayu.

Arjuna yang melihatnya langsung membantu gadis itu untuk berdiri. Ayu masih belum sadar dan memeluk Arjuna, karena masih sangat mengantuk.

"Bangunnya nanti aja ya, Bang. Gue masih ngantuk banget ini," ucap Ayu memeluk erat Arjuna sambil memejamkan kedua matanya.

Bambang dan yang lain terkejut melihat Ayu yang memeluk erat Arjuna. Bambang memukul pelan pipi adiknya dan ditahan oleh Arjuna.

"Biarkan saja dia tidur, Kak." ujar Arjuna.

Bambang hanya menganggukkan kepalanya dan duduk di sofa ruang tamu. "Kamarnya di mana ya, Tante?" tanya Arjuna.

"Di lantai atas, ah biar Bambang saja yang bawa dia ke atas. Anak gadis Tante berat loh," jawab Nyonya Tiara.

"Gak papa, Tante. Arjuna izin bawa Ayu ke kamar-nya ya..." tutur Arjuna dengan sopan.

Nyonya Dara menganggukkan kepalanya dan Arjuna pun menggendong Ayu yang tengah tertidur pulas. Ia menaiki satu persatu anak tangga dengan perlahan, dan sesekali melihat wajah wanita cantik yang tengah ia gendong.

'Kamu cantik,-' batin Arjuna.

Saat tiba di depan kamar, Arjuna terkejut saat melihat kamar Ayu sangat berantakan. Bambang datang dan memegang lututnya, karena kelelahan saat berlari untuk tiba di lantai atas. Pria itu menutup kamar Ayu dan tersenyum ke arah Arjuna.

"Biar Kakak saja yang bawa dia masuk ke dalam kamar," ucap Bambang.

Arjuna menganggukkan kepalanya dan akan memberikan Ayu ke Bambang. Namun, gadis itu malah memeluk erat tubuh Arjuna.

"Jun," gumam Ayu yang mengigau.

"Biar saya saja yang membawanya masuk, Kak." balas nya.

"Tapi kamarnya berantakan, sampah dimana-mana. Apa kamu yakin? Aish, kakak jadi malu, padahal ini bukan kamar kakak." sambung Bambang-Kakak laki-laki Ayu.

"Tidak apa, saya izin masuk ya..." jawab Arjuna lagi.

Bambang hanya menganggukkan kepalanya dan pasrah. Pria itu langsung turun ke lantai atas. Arjuna membaring'kan Ayu di atas kasur, setelah itu menatap sekeliling kamar gadis cantik itu. Pria tersebut membersihkan kamar Ayu dan tak sengaja melihat gelang pemberiannya yang masih disimpan oleh mantan kekasihnya itu.

"Jun,"

Ayu kembali mengigau menyebut nama Arjuna, pria tersebut berjalan ke arah kasur dan duduk di samping kasur milik Ayu. Ia menggenggam tangan mungil gadis tersebut dan mengecup singkat punggung tangan Ayu.

"Maaf," ucap Arjuna.

Kedua mata Ayu terbuka saat mendengar suara pria yang masih ada di dalam hatinya. Ayu terduduk sambil memegang kepalanya yang tiba-tiba sakit dan langsung masuk ke dalam kamar mandi, untuk bersiap-siap. Setelah selesai ia turun ke lantai bawah dengan berpakaian rapi, dan berpamitan pergi ke kampus.

"Sudah bangun?" tanya Nyonya Dara.

"Sudah, Nyonya." jawab Ayu dengan lemah sambil bersalaman dengan ibunya.

"Anak Mama kenapa?" tanya Nyonya Dara lagi.

Ayu hanya diam dan memakai sepatunya. Ia masuk ke dalam taksi yang ia pesan, dan menuju tempat ia berkuliah. Dua puluh menit ia berada di perjalanan, Ayu tiba di Universitas Kedokteran, para maba sudah memulai aktivitasnya dengan anggota BEM lainnya. Arjuna yang menyadari kedatangan Ayu, langsung menatap gadis cantik itu. Namun, hari ini gadis itu terlihat lemah dan seperti tidak enak badan. Ayu duduk bersandar di pohon rindang, sambil memakai almamater yang ia bawa.

"Kak Arjuna," sapa seorang maba wanita kepada Arjuna.

"Iya," balas Arjuna dengan singkat.

"Kenalin, nama aku Anisa. Fakultas dokter saraf, salam kenal ya Kak," sambung Anisa mengulurkan tangannya.

Arjuna membalas uluran tangan tersebut, "salam kenal kembali."

Bella naik ke atas panggung untuk mewakili Ayu yang tak enak badan. Wanita tersebut langsung menghidupkan mic dan menatap semua para maba yang sudah berbaris rapi di depannya.

"Baiklah, saya disini sebagai wakil ketua BEM, akan memberi tahukan hasil rapat kami semalam tentang kegiatan di hari terakhir masa ospek. Besok adalah hari terakhir kalian melakukan ospek, dan kami memutuskan agar kalian membuat surat untuk anggota BEM yang berada di depan kalian, ya seperti surat cinta, lalu kami akan membaca satu persatu di panggung ini. Jadi rangkailah kata-kata yang bagus agar kalian tidak malu, ehehe.." jelas Bella sambil terkekeh kecil.

Para maba mulai terlihat bahagia, karena ini kesempatan mereka untuk mengungkapkan isi hati pada Kakak senior mereka. Arjuna hanya diam dan terus saja menatap Ayu yang sedari tadi diam. Gadis itu merasakan ada yang sedang menatapnya, ia membalas tatapan Arjuna dengan mata yang terlihat sangat sayu.

"Dan untuk Arjuna, kamu 'kan murid pindahan. Jadi kamu tidak diwajib'kan untuk membuat surat cinta, tapi kalau kamu mau ya gak papa sih..." sambung Bella.

"Baik," balas Arjuna dengan singkat.

"Baiklah, lanjutkan kegiatan kali. Bubar barisan!" perintah Bella yang langsung turun dari panggung.

***

Ayu berjalan ke arah tim Arjuna, karena dia mendapatkan bagian untuk mengontrol tim tersebut.

"Berdiri semua," perintah Ayu.

Semua maba berdiri dan berbaris rapi di depan Ayu. Gadis itu, menatap satu persatu wajah maba yang seperti ketakutan di hadapannya. Ayu memberikan senyum tipis pada mereka, agar tidak terlalu canggung.

"Jangan takut, saya tidak makan orang..." ucap Ayu.

Para maba mengangguk dan Arjuna terus saja menatap Ayu, karena wajah gadis itu begitu pucat.

"Kita akan berkeliling Universitas ini, agar kalian bisa mengenal kampus tempat kalian berkuliah. Ayo ikut saya," sambung Ayu yang berjalan ke arah ruang laboratorium.

Tentunya semua para maba mengikuti Ayu dan anggota BEM lainnya. Ayu mulai menjelaskan kegunaan ruangan yang ada di Universitas Kedokteran Jogjakarta, kemudian menujukkan semua ruangan bahkan fasilitas yang diberikan pihak kampus untuk Mahasiswa/i nya.

"Saya yakin, kalian semua pasti sulit untuk mengingat satu persatu ruangan yang saya jelaskan tadi. Di setiap jalur sudah ada peta, jadi jika kalian menyasar atau lupa letak ruangan kalian tuju, kalian tinggal lihat saja di peta ini," jelas Ayu dengan ramah.

Semua maba mengangguk dan saat Ayu akan melangkahkan kakinya, tiba-tiba ada seorang wanita melompat dari lantai sepuluh dan darahnya mengenai wajah dan baju yang dikenakan Ayu. Semua maba ketakutan, dan tubuh Ayu mulai gemetar melihat kejadian tersebut. Anggota BEM menyuruh semua maba untuk mundur, sedangkan Bella mengambil tisu dan menghapus darah yang ada di wajah Ayu.

"Astaga, kenapa terus saja ada kejadian seperti ini?" ucap Bella yang menghapus darah di wajah Ayu.

Arjuna yang ingin menghampiri Ayu terdorong hingga jatuh, pria itu kesulitan untuk mendekati Ayu. Polisi datang dan memasukkan mayat ke dalam kantong berwarna kuning. Bella memegangi tubuh Ayu dan membawa sahabatnya menjauh dari mayat tersebut.

Arjuna berhasil keluar dari kerumunan maba, dan langsung menghampiri Ayu. "Kamu baik-baik saja?" tanyanya.

Ayu mengangguk dan menatap wajah Arjuna. "Bisa antar aku ke UKS," ucapnya sambil memegang baju yang dipakai Arjuna.

Pria itu langsung memegang tangan Ayu dan membawanya ke ruang UKS. Para maba terkejut melihat Ayu meminta tolong pada pangeran tampan mereka.

"Kalian urus mereka ya," ucap Bella.

Anggota BEM lainnya mengangguk dan Bella menyusul ke ruang UKS.

***

Di Ruang UKS.

Ayu duduk di atas kasur, sambil membuka almamater yang ia pakai. Arjuna duduk di depan gadis cantik tersebut dan membersihkan darah yang masih tersisa di wajah Ayu.

"Ayu," ujar Bella duduk di samping sahabatnya.

"Aish, kenapa setiap tahun ada saja yang mati sih. Selalu saja di hari kedua ospek," sambung Bella yang mulai takut.

"Memangnya setiap tahun seperti ini?" tanya Arjuna.

Bella mengangguk dan menghapus darah di baju Ayu. "Yang menjadi anggota BEM, pasti selalu melihat kejadian itu. Bukan hanya anak BEM saja, maba pun ikut melihatnya. Ada saja yang bunuh diri, yang tadi Kakak senior semester akhirnya, mungkin pusing memikirkan skripsi..." jelas Bella.

Arjuna langsung mengangguk tanda mengerti, dan kembali membersihkan wajah Ayu. Namun, gadis itu menahan tangan Arjuna.

"Bergabunglah dengan maba lainnya," ucap Ayu.

"Iya, pergilah. Nanti maba lain iri lagi, mereka panas-panasan kamu enak berteduh di sini..." sambung Bella.

"Bukan maksud kami mengusir, tapi kami hanya tidak mau dibilang pilih kasih," ujar Ayu.

"Aku paham, baiklah. Aku keluar dulu," jawab Arjuna sambil tersenyum.

"Terima kasih, Kak." sambung Ayu.

Arjuna tersenyum dan langsung keluar dari ruang UKS. Ia menyusul para maba lainnya, di ruang UKS hanya tersisa Ayu dan sahabatnya. Bella memberikan baju ganti untuk sahabatnya, dan Ayu langsung mengganti bajunya. Kedua gadis itu menatap ke arah pintu UKS dan ternyata seorang pria yang memakai kacamata tengah mengintip mereka.

"Woi, kurang ajar lo ya. Jangan kabur, lo siluman. Enak banget mata Lo ngintip kita berdua!" teriak Ayu yang berlari saat melihat pria itu kabur.

Bella menyusul sahabatnya, karena ia sangat ingin memberi pelajaran pada pria itu, yang sudah mengintip dirinya sedang buang air kecil di toilet kampus kemarin. Bella sangat muak, benar-benar sangat muak dan akan memberikan pukulan mautnya. Ia tidak terima ada yang mengintipnya saat berada di toilet. Ia merasa ternodai oleh pria tersebut, dan pria itu harus diberikan hukum. Jika perlu, ia lama membuat pria itu malu tujuh turunan. Bella, jika sudah marah, akan sangat berbahaya. [.]

Related chapters

  • My Destiny   Bab 5 : Rasa Malu.

    Ayu melempar batu ke arah punggung pria yang mengintipnya tadi. Tentunya pria tersebut terjatuh di halaman kampus, dilihat oleh seluruh anak maba dan BEM lainnya."Eh itu 'kan yang ngintip aku pas ganti baju di toilet," ucap salah satu anggota BEM."Iya, dia juga ngintip aku buang air kecil kemarin. Aa aku takut banget," sambung anggota BEM lainnya.Semua orang saling berbisik dan Bella menampar wajah pria yang terjatuh di halaman kampus. Ayu berjongkok, dan mengatur napasnya karena habis berlari."Ini si mesum kagak ada akhlak, ngintip gue di toilet waktu gue buang air kecil. Terus tadi ngintip Ayu ganti baju. Kurang aja banget lo ya! Kurang belaian dari cewe lo ha! Mau gue colok mata Lo pakai besi panas!" bentak Bella menampar kembali wajah pria itu.Arjuna kesal saat mendengar ucapan Bella, dan mendekati pria tersebut, namun ditahan oleh Anisa. Pria itu menepis tangan Anisa, dan berjalan ke arah Bella.Bruk!Satu pukulan mendarat di wajah pria yang sudah berani mengintip Ayu saat me

    Last Updated : 2021-03-20
  • My Destiny   Bab 6 : Takut Kehilangan.

    Di Kediaman Keluarga Arjuna.Pria itu memasukkan motornya ke dalam garasi. Drtt.. drtt.. tiba-tiba ponsel-nya bergetar, ia langsung mengambil ponsel yang ada di dalam tas-nya. Wechat~[Hallo, selamat sore. Maaf menganggu jam istirahat kalian, grup ini adalah grup khusus untuk Mahasiswa/i Universiatas Kedokteran Jogyakarta, jadi jika ada informasi penting kami akan langsung memberitahu kalian, lewat grup Wechat ini. Terima kasih.][Siap, Kak.][Wah, pasti banyak nomor cogan ini.][Boleh 'kan, kami save nomer kalian?][Silahkan.][Nomor Kak Ayu yang mana ya, anggota BEM gak pake foto, jadi sulit cari nomer Kak Ayu.][Padahal mau save nomer, Kak Ayu.][Save aja semua nomer.][Silent.]Arjuna langsung menyimpan nomer yang mengirim pesan terakhir, karena dia mengetahui itu adalah Ayu. Pria itu memasukkan kembali ponsel-nya ke dalam tas, kemudian berjalan masuk ke dalam rumah menuju kamar pribadinya. Setelah tiba di dalam kamar, Arjuna langsung berbaring sambil memejamkan matanya. Ia membay

    Last Updated : 2021-03-20
  • My Destiny   Bab 7 : Ciuman.

    Arjuna bangun dari tidurnya dan melihat ada bubur serta susu hangat di atas meja belajar. Ia berjalan ke arah meja belajar dan melihat bubur yang di tengahnya terhias daun bawang, serta bawang goreng kesukaannya. Di sampingnya ada sebuah kertas yang bertulisan.- Maaf, aku harus pergi karena ada rapat di kampus. Jangan lupa makan, dan maaf kalau bubur buatanku tidak enak. Cepat sembuh. -Pria itu hanya tersenyum bahagia dan duduk, kemudian memakan bubur buatan Ayu. Setelah selesai, ia keluar dari dalam kamar, dan terlihat Nyonya Winda masuk ke dalam rumah langsung memeluk putra bungsunya."Sayang, kamu baik-baik saja 'kan.." ucap Nyonya Winda dengan nada khawatir."Aku baik-baik saja, Ma." balas Arjuna."Sudah makan?" tanya Nyonya Winda."Sudah, Ma. Baru saja Arjuna selesai makan," sambung Arjuna."Syukurlah, sayang. Siapa yang membawamu pulang? Kamu juga kenapa susah sekali disuruh bawa alat pernapasan. Sudah tau alergi debu, masih juga bandel," ungkap Nyonya Winda."Iya, maaf Ma." tu

    Last Updated : 2021-03-21
  • My Destiny   Bab 8 : Masuk Kuliah.

    Semua Mahasiswa/i angkatan tahun pertama sudah banyak berdatangan, sedangkan Arjuna yang sudah menjadi Kakak senior mereka sudah masuk ke ruang kelas. Terlihat Ayu berdiri di depan pintu masuk ruangan mereka, yang seperti sedang mencari seseorang. Ia menjadi sorotan Mahasiswa/i di fakultas dokter bedah."Kak Rara!" sapa Ayu menyapa Rara Kakak senior, mantan ketua BEM dua tahun yang lalu."Heh, ngapain bocil disini? Kangen ya lo, dek." ucap Rara langsung menghampiri juniornya."Bah, kagak. Gue mau kasih tau kasih tau, selama ospek dihari kedua ada yang bunuh diri lagi," jawab Ayu."Astaga, selalu saja. Mungkin stres mikirin skripsi kali ya," sambung Rara."Mungkin, Kak. Tapi yakali tiap tahun, Kak." balas Ayu tak sengaja menatap Arjuna yang sedari tadi ternyata sudah menatapnya.Rara menatap kedua insan itu, dan membawa Ayu masuk ke ruang kelas. Mereka duduk di samping Arjuna, kemudian ada pria gagah menghampiri mereka."Sayang," ucap Rara yang memeluk kekasihnya."Wah, anak baru?" tany

    Last Updated : 2021-03-21
  • My Destiny   Bab 9 : Cemburu.

    Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Semua Mahasiswa/i sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah, sedangkan Ayu tengah duduk di kursi panjang yang terletak di depan kampus, sambil menunggu Arjuna mengambil headset yang sempat wanita itu tinggal 'kan di ruang kelas. Saat menunggu kedatangan Arjuna, tiba-tiba ada seorang pria tampan yang memilik senyum yang sangat manis mendekati Ayu. Ia duduk tepat di samping wanita cantik itu, sambil menyodorkan minuman padanya."Minumlah," ucapnya.Ayu hanya diam dan menggelengkan kepalanya, karena ia tidak terbiasa menerima pemberian orang yang tak ia kenal. Putra terus saja menyodorkan minuman tersebut dan meletakkannya di tangan Ayu."Minumlah, kamu pasti haus.." sambung Putra."Gue gak mau," jawab Ayu yang mengembalikan minuman tersebut. Saat Ayu melihat Arjuna sedang berlari ke arahnya, gadis itu langsung berdiri dan berjalan perlahan ke arah Arjuna. Ia memegang lengan pria tampan itu karena tiba-tiba kakinya terasa sakit saat berdiri."Kak Pu

    Last Updated : 2021-03-22
  • My Destiny   Bab 10 : Cafe.

    "Kamu bisa berdiri sendiri? Mau aku bantu gak?" tanya Arjuna .Ayu hanya diam dan mencoba untuk berdiri, namun hampir saja terjatuh ke lantai, untunglah Arjuna siap siaga memegang tubuh wanita cantik itu."Makanya kalau gak bisa bilang, jangan keras kepala. Turunin ego nya," sambung Arjuna."Iya, maaf." balas Ayu yang memanyunkan bibirnya dan memalingkan wajahnya"Eh, bibirnya minta dicium lagi? Hmm," goda Arjuna.Ayu menatap tajam pria tampan tersebut dan memukul pelan lengan kekar Arjuna."Main cium anak gadis orang, udah main ambil first kiss gue sekarang main cium sesuka hati, bikin kesel." jawab Ayu."Tapi kamu balas ciumanku loh," sambung Arjuna.Ayu mematung dan wajahnya sudah memerah. Arjuna mencubit pelan pipi gadis cantik itu, karena merasa gemas."Lucu banget sih, gadis kesayanganku ini.." ujar Arjuna."Dih, apaan sih. Gak jelas banget jadi cowok!" balas Ayu yang semakin malu.Arjuna tertawa pelan dan membantu Ayu untuk berjalan ke arah parkiran. Gadis itu mencoba untuk berp

    Last Updated : 2021-04-13
  • My Destiny   Bab 11 : Maaf.

    Setelah makan bersama di cafe, tiga hari yang lalu. Ayu dan Arjuna mulai disibukkan dengan tugas kuliah yang diberikan para dosen mata kuliah mereka. Bahkan mereka tidak sempat untuk bertegur sapa selama tiga hari ini. Ayu tengah berada di dalam ruangan sambil mengetik tugas, miliknya. Tiba-tiba ada pesan masuk yang membuat, gadis cantik itu menghentikan aktivitasnya."Arjuna?" ucapnya saat melihat Arjuna sedang memegang tangan wanita lain.Gadis itu mematikan ponsel-nya dan melanjutkan mengerjakan tugas miliknya. Dadanya terasa sakit, saat melihat Arjuna menyentuh wanita lain, tapi apa boleh buat. Ia bukan siapa-siapa Arjuna, jadi dia tidak berhak mengatur kehidupan pria tampan itu.'Gila sakit bener dada gue, Njirr.-' batin Ayu.Semua Mahasiswa/i masuk ke dalam rungan, karena mata kuliah akan segera dimulai. Salah satu Mahasiswi, fakultas lain memasuki ruangan Dokter gigi, untuk menyampaikan pesan dari Pak Herman."Ayu, disuruh dekan ke kantor. Karena mau membicarakan olympiade..." u

    Last Updated : 2021-04-19
  • My Destiny   Bab 12 : Jadian.

    Para Mahasiswa/i sudah pulang ke rumah mereka masing-masing. Namun, berbeda dengan Ayu yang masih berada di atas rooftop bersama Arjuna. Sedari tadi Arjuna tidak mau melepaskan tangan gadis cantik itu, bahkan pria itu sudah terlelap dengan posisi kepala di paha Ayu.'Kenapa ganteng banget sih? Kalau seperti ini, gimana caranya gue bisa move on sepenuhnya dari dia? Huh, dasar cowok! Hobi buat orang salah tingkah setelah itu malah menjauh tanpa kabar, cowok emang ngeselin!-' batin Ayu.Ayu mengusap lembut surai berwarna hitam milik Arjuna. Ia menatap intens wajah tampan yang sangat ia rindukan selama 5 tahun ini."Kak, bangun. Udah sore loh. Orang-orang udah pada pulang semua." ucap Ayu dengan lembut.Arjuna membuka kedua matanya dan menatap mata indah yang dimiliki Ayu. Ia tersenyum dan mengecup singkat bibir tipis gadis yang ia cintai."Kita ke taman bentar ya, ada yang mau aku bicarakan," balas Arjuna.Gadis itu hanya mengangguk dan langsung berdiri, saat Arjuna sudah berada dalam pos

    Last Updated : 2021-04-20

Latest chapter

  • My Destiny   Bab 30 : Kebahagiaan Seutuhnya.

    Lima tahun kemudian.Hari ini adalah hari dimana, Arjuna akan mengakhiri statusnya sebagian mahasiswa kedokteran. Hari wisuda yang sudah ditunggu-tunggu oleh mahasiswa/i setiap universitas di dunia. Hari ini juga bertepatan dengan 5 tahunnya Putra meninggalkan dunia ini."Wah, anak Mama ganteng banget..." ucap Nyonya Winda."Tentu dong, Ma. Gak mungkin jelek kalau orang tuanya aja cantik plus ganteng..." balas Arjuna memeluk erat ibunya.Nyonya Winda terkekeh dan membalas pelukan anak bungsunya. Hanya Arjuna yang ia milik saat ini, ia tidak ingin kehilangan anaknya untuk kedua kalinya."Ayu datang 'kan?" Tanya Nyonya Winda."Datang, Ma. Bajunya couple dengan, Arjuna. Biar so sweet gitu." jawab Arjuna."Hm, pantes aja kamu gak mau couple sama Mama dan Papa. Ternyata couple dengan calon istri..." jelas Nyonya Winda sambil terkekeh geli.Arjuna hanya tertawa kecil dan mereka pun berjalan keluar kamar. Tuan Candra sudah sedari tadi menunggu ibu dan anak itu keluar. "Lama ya," ketus Tuan C

  • My Destiny   Bab 29 : Bersamamu.

    Jasad Putra sudah dikebumikan, dan Anisa sudah ditindak lanjutkan oleh pihak kepolisian. Gadis itu tenyata memiliki gangguan, mental sehingga Anisa dibawa ke rumah sakit jiwa.Malam hari, pukul 20.00 WIB.Arjuna tengah duduk di teras rumah setelah acara pengajian sang Kakak. Ayu menghampiri kekasihnya dan duduk di samping Arjuna."Kok ngelamun?" Tanya Ayu.Pria itu menatap Ayu dan menggenggam tangan kekasihnya. Ia menarik Ayu agar duduk di pangkuannya. Mata mereka saling menatap lekat satu sama lain, dan Ayu mengusap lembut rahang Arjuna."Makan yuk. Waktunya makan, dari tadi kamu belum makan loh..." ucap Ayu."Nanti ya, aku masih mau disini..." balas Arjuna."Gak, kamu harus makan. Dari pagi loh kamu gak makan, sayang. Aku ambilin ya, terus aku suapin. Gak terima penolakan..." sambung Ayu."Tapi makannya disini aja ya," jawab Arjuna.Ayu menganggukkan kepalanya dan langsung berdiri. Ia masuk ke dalam rumah kemudian mengambilkan makanan serta minuman untuk Arjuna. Setelah itu ia kembal

  • My Destiny   Bab 28 : Pertemuan dan Perpisahan.

    Pagi hari, Arjuna sudah bersiap untuk pulang ke rumahnya. Keluarga Ayu dan keluarga Arjuna sudah berada di dalam ruangan, mereka melihat Arjuna yang tengah menatap kearah jendela dengan tatapan kosong. Nyonya Winda menghampiri anaknya dan mengusap rambut Arjuna dengan sangat lembut. "Nanti sore Ayu menunggu di danau," ujar Nyonya Winda.Arjuna langsung menatap ibunya dengan tatapan bingung. Apa ibunya serius? Atau sedang bercanda?"Iya, Ayu sekarang ada di rumah. Nanti dia akan menunggumu di dekat danau," sahut Nyonya Tiara.Pria itu langsung berdiri, namun ditahan oleh Bambang. "Sore, Arjuna. Jangan kebelet ngapa, eheheh.." ujar Bambang.Flashback -"Besok aku ingin bertemu di danau," bisik Ayu.Gadis itu tersenyum dan menyelimuti Arjuna, ia memberi kabar pada Rara bahwa dia akan pergi. Saat ia akan membalikkan tubuhnya, Ayu terkejut saat melihat Nyonya Winda dan Tuan Candra ada di ruang VVIP. Nyonya Winda langsung memeluk Ayu dengan erat. Ia meneteskan air matanya, "jangan tinggalka

  • My Destiny   Bab 27 : Dia kembali?

    Rumah Sakit.Dokter keluar dari UGD, menghampiri kedua orang tua Arjuna."Permisi, keluarga dokter KOAS Arjuna?" Tanya Dokter."Iya, Dok. Bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Tuan Candra."Setelah pemeriksaan, keadaan Arjuna kurang baik. Apa dia banyak pikiran, kesehatannya menurun dan tubuhnya kurus sekali. Ketika KOAS dia juga banyak melamun, setelah selesai memeriksa pasien. Saya berharap, jangan sampai dokter KOAS Arjuna banyak pikiran. Takutnya dia depresi," jelas Dokter."Ah, baik dok. Terima kasih." jawab Candra.Nyonya Winda yang mendengarkannya semakin memeluk Nyonya Dara dengan sangat erat. Air matanya terus saja menetes membasahi wajahnya. Dokter pun pergi, keluarga Ayu dan Arjuna masuk ke dalam UGD. Rara dan Jake berlari menghampiri keluarga Arjuna yang berada di ruang UGD. Mereka masuk ke dalam UGD, dan melihat Arjuna yang sangat pucat. "Ya ampun, muka temen seperjuangan pucet banget. Kurus lagi, kasihan dah." ujar Jake.Rara mencubit pinggan Jake, sontak membuat pria itu

  • My Destiny   Bab 26 : Drop.

    Sudah satu bulan berlalu.Putra terus saja memantau adiknya dari luar kamar. Ia mulai jengah melihat Arjuna yang hanya diam menatap jendela dengan tatapan kosong. Pria itu mengambil kunci mobil-nya dan masuk ke dalam mobil. Ia menghidupkan mobil menuju ke suatu tempat.Di cafe.Anisa tengah menunggu keberadaan Putra, ia langsung berdiri saat melihat Putra masuk ke dalam cafe."Apa kabar? Lama tidak bertemu, mau bermain denganku? Aku merindukan bermain denganmu." Tanya Nisa."Cukup, Nis. Aku sudah muak dengan semua ini, kamu tidak kasihan dengan Arjuna yang seperti orang tidak memiliki arah? Itu yang kamu mau? Katanya cinta, tapi kenapa menyakiti orang yang kamu cintai?" Bentak Putra."Lah, kan elu yang setujui rencana ini. Lo juga pengen adek lo gak bahagia 'kan, sekarang dia udah gak bahagia. Harusnya lo senang..." balas Anisa."Tapi, gak bikin dia depresi juga, Nisa! Adek gue makin kurus, gue nyesel pernah kerja sama dengan lo. Dapetin Ayu juga enggak, malah yang dapet adek gue kayak

  • My Destiny   Bab 25 : Hilang.

    Sudah tiga hari lamanya, Arjuna tidak berkomunikasi dengan Ayu. Pria itu sudah berusaha, untuk menemui Ayu tapi gadis itu selalu menolaknya dengan mentah-mentah. Semenjak gadis yang ia cintai mendiaminya, Arjuna menjadi lebih banyak diam bahkan makan saja dia tidak nafsu."Kenapa, Nak? Banyak kerjaan di rumah sakit?" Tanya Nyonya Winda."Eh, iya Ma." balas Arjuna."Yaudah kamu istirahat ya, kan lagi off kerja..." sambung Nyonya Winda."Iya, Ma." balas Arjuna seadanya.TingNotifikasi pesan masuk membuat Arjuna langsung mengambil ponsel-nya. Ia berharap yang mengirim pesan itu adalah kekasihnya, namun nihil tenyata itu pesan dari Anisa, gadis yang selalu mengejarnya.Isi pesan-- Datang ke club sekarang, aku liat Ayu minum di club ***,-Arjuna terkejut dan langsung meletakkan ponsel-nya. Ia langsung meraih kunci mobil-nya dan langsung menuju club yang disebut oleh Anisa. Disisi lain, Anisa tersenyum puas dan menunggu kedatangan Arjuna."Apa ini tidak keterlaluan?" Tanya Putra."Kamu mau

  • My Destiny   Bab 24 : Kesalahpahaman.

    Satu tahun kemudian.Ayu sudah masuk tahun ketiga di Universitas ini. Mereka semakin sibuk dengan kegiatan masing-masing, apalagi Arjuna sudah sangat sibuk dirumah sakit. Rara, Arjuna dan Jake sudah menjadi koas di rumah sakit yang sudah ditentukan oleh universitas. Pagi-malam mereka disibukkan, dengan pasien yang berdatangan."Demi apa, gue capek. Semoga setelah ini gak ada pasien deh..." ucap Rara menenguk minumannya."Iya nih, capek banget. Bolak balik UGD, oh iya besok udah ada jadwal shift malam kan?" Tanya Jake."Udah," balas Arjuna dengan singkat."Males deh kalau pake shift," sambung Rara.Arjuna hanya diam dan mengambil ponsel-nya, ia membuka aplikasi berwarna hijau dan tersenyum saat Ayu mengirim foto dirinya yang tengah duduk di balkon kamar.- Rindu, kaya lagu LDR-an aja. Padahal satu kampus...- isi pesan.- Sayang, kapan ketemu sih? Rindu tau.-- Kak, tau gak aku dapet nilai tinggi lagi nih, si Bella sampai iri liat aku dapet nilai diatas rata-rata...-- Sayang, udah makan

  • My Destiny   Bab 23 : Restu Orang Tua.

    Putra tengah menunggu Ayu di depan gerbang kampus. Saat ia melihat gadis cantik itu baru keluar dari kampus, Putra langsung menarik tangannya."Lepas! Apa-apaan sih?! Sakit woi!" Bentak Ayu."Kamu kalau gak diginiin, gak bakal mau ketemu sama aku..." balas Putra."Emang lo siapa? Temen aja kagak, lepasin tangan gue!" ketus Ayu."Yaudah kita temenan mulai sekarang..." paksa Putra.Ayu hanya diam dan menghela napasnya dengan sangat kasar, kemudian menepis tangan Putra dengan kasar. Pria itu hanya tersenyum dan menatap Ayu dengan tatapan sangat lekat."Atur dah, gue mau pulang..." sambung Ayu."Aku anter ya," tawar Putra."Gak!" Tegas Ayu.Gadis itu menaiki motornya, bukan matic melainkan motor ninja. Motor yang baru dibelikan oleh ayahnya. Kenapa dia tidak pulang dengan Arjuna? Karena tadi pagi pria itu sudah meminta izin untuk pulang lebih awal, sebab Nyonya Winda meminta untuk ditemani ke mall. Jadi dia membawa motor barunya. Putra masuk ke dalam mobil dan mengikuti Ayu dari belakang.

  • My Destiny   Bab 22 : Kegilaan Anisa.

    Hari ini, adalah ujian praktek para Mahasiswa/i universitas kedokteran Yogjakarta. Ayu tengah duduk di dalam ruangannya sambil membaca novel yang baru ia beli. "Bro!" Teriak Rara.Membuat semua para mahasiswa/i langsung menatap Rara dengan tatapan kaget. Sang empu malah cengengesan, dan berjalan dengan wajah tanpa dosa."Kagak belajar Lo?" Tanya Rara."Kagak, pala gue sakit kalau belajar mulu..." balas Ayu."Btw, nanti setelah ujian, mantan BEM ngumpul di lapangan, lo ajak anggota yak. Kapan lagi ngumpul, walau ngumpulnya di lapangan. Yang penting ngumpul deh." sambung Rara."Ngapain?" Tanya Ayu."Bahas tentang bunuh diri itu," ucap Rara.Ayu menganggukkan kepalanya dan saat dosen masuk ke dalam ruangan. Rara langsung berlari keluar ruangan. Para mahasiswa/i dokter gigi pun mulai melakukan ujian praktek."Sayang," teriak Rara."Eh, udah balik?" Tanya Jake."Udah, tua anak lagi ujian praktek..." balas Rara.Jake menganggukkan kepala dan melanjutkan membaca bukunya. Rara menatap Arjuna

DMCA.com Protection Status