Ayu langsung berdiri dan berjalan menjauhi Arjuna. Jam istirahat selesai, para maba kembali melakukan Ospek. Ayu sedari tadi hanya duduk diam, sambil melamun di bawah pohon rindang yang terletak di tepi halaman kampus. Dekan menghampiri anggota BEM, dan menyuruh Arjuna untuk bergabung dengan maba lainnya. Karena Arjuna juga butuh pengenalan lingkungan Universitas tempat ia akan berkuliah.
"Di mana, Ayu?" tanya Pak Herman, sebagai Dekan Universitas Kedokteran Jogjakarta."Di sana, Pak. Sepertinya dia kesurupan deh, soalnya dari tadi melamun terus, Pak." ucap Bella mengarahkan jari telunjuknya ke arah sahabatnya."Ayu," panggil Pak Herman.Namun, tidak direspon oleh gadis cantik itu. Pak Herman langsung menjewer telinga sebelah kanan Ayu, hingga ia merintih kesakitan."Apa telingamu tuli? Dari tadi bapak panggil, gak dijawab juga." sambung Pak Herman menjewer kuat telinga Ayu hingga memerah."Akh, bawa santai Pak. Telinga Ayu hampir lepas ini," jawab Ayu.Pak Herman melepaskan telinga Ayu dan ia langsung berdiri di atas panggung, untuk memberitahukan, bahwa Arjuna pria tampan yang ada di sampingnya akan mengikuti Ospek bersama para maba lainnya. Tentunya para maba dan anggota BEM wanita bahagia, mendengar pengumuman tersebut. Namun, tidak dengan Ayu yang terus memasang wajah datar ke arah Arjuna."Baiklah, berbaris di sana ya Arjuna..." ujar Pak Herman menunjuk barisan maba pria."Terima kasih, Pak." jawab Arjuna yang berjalan ke arah barisan para maba pria.Pak Herman menghampiri Ayu dan menepuk pelan bahu Mahasiswi-nya. Ayu hanya menghela napas dengan kasar, dan naik ke atas panggung."Lanjutkan!" tegas Ayu."Yang baru masuk, bisa bergabung dengan tim mana saja..." sambung Ayu.Arjuna mengangguk dan menatap Ayu dengan senyum kecil. Para maba pun melanjutkan Ospek, sedangkan Ayu disuruh untuk masuk ke dalam perpustakaan, membantu merapikan buku yang berserakan."Arjuna," teriak Pak Herman dari lantai 2."Iya, Pak." balas Arjuna menatap Dekan kampus."Kamu pergi ke perpustakaan sekarang, tolong rapikan buku-buku dan bersihkan perpustakaan ya. Kamu juga 'kan gak wajib ikut Ospek," teriak Pak Herman lagi.Arjuna menganggukkan kepalanya dan langsung berlari ke perpustakaan. Ia masuk ke dalam perpustakaan, tanpa aba-aba Arjuna langsung merapikan buku yang berserakan di rak buku."Aish, ada debunya. Mending bersihin yang lain aja dulu deh," ujar Arjuna.***Ayu tengah merapikan rak bawah dan saat ia berdiri, kepalanya langsung terbentur dagu milik Arjuna."Akh," rintih mereka bersamaan."Maaf," ucap Arjuna sambil memegang dagu miliknya.Ayu memegang kepalanya dan langsung menoleh ke arah suara pria yang meminta maaf padanya. Ia terkejut ternyata pria itu adalah Arjuna, mantan pacarnya saat masih duduk di bangku sekolah menangah pertama(SMP)."Ayu," ucap Arjuna yang ikut kaget."Hadeh, Lo lagi." jawab Ayu yang memutar malas kedua bola matanya."Ngapain di sini?" tanya Arjuna.Ayu hanya diam dan melanjutkan pekerjaannya. Arjuna berjongkok di samping gadis cantik tersebut dan menatap wajah Ayu yang terlihat cantik dari sisi mana pun. Wanita itu merasa risih, kemudian ia menatap Arjuna dengan tatapan malas."Apa sih, Kak? Kenapa ngeliatin mulu? Risih tau," ujar Ayu."Pertanyaanku tadi belum kamu jawab," balas Arjuna."Yang mana? Kenapa gue ada di sini?" sambung Ayu.Arjuna mengangguk dan menatap kedua bola mata milik gadis cantik itu. Ayu menghela napasnya dengan pelan, kemudian tersenyum tipis ke arah pria tampan yang ada di sampingnya."Tadi disuruh bersihin perpustakaan, udah gue jawab 'kan.." balas Ayu yang melanjutkan pekerjaannya.Satu jam dalam keheningan membuat Ayu mulai bosan, ia menatap Arjuna tengah merapikan buku tentang spesialis otak, yang terletak di sudut ruangan. Ayu menghela napasnya dengan kasar, kemudian menaiki kursi untuk merapikan rak paling atas. Baru saja kaki sebelah kanan ia letakkan di atas kursi, gadis itu langsung terjatuh dan kepala terbentur ke rak yang ada di belakangan. Arjuna langsung berlari menghampiri Ayu dan membantu itu untuk berdiri.Namun, Ayu malah menepis tangan pria tampan itu, ia berusaha untuk berdiri sendiri. Bukannya berhasil, ia malah kembali terjatuh karena merasakan kepalanya sangat pusing. Tatapannya seperti berbayang, Arjuna memegang tubuh Ayu dan gadis itu akhirnya pingsan dipelukkan Arjuna."Ayu, bangun." ucap Arjuna menepuk pipi gadis cantik tersebut."Ruang UKS dimana ya, astaga aku anak baru lagi..." sambung Arjuna langsung menggendong Ayu di punggungnya.Pria itu berlari keluar perpustakaan dan menuju halaman kampus, untuk menanyakan dimana letak UKS. Bella langsung mengantar Arjuna, dan para maba ikut terkejut saat melihat Ayu berada di punggung pria incaran mereka dalam keadaan pingsan.***Ruang UKS.Arjuna langsung membaringkan Ayu di atas kasur. Dokter UKS, mulai memeriksa kepala wanita tersebut. Bella berdiri di depan pintu UKS dan menatap Arjuna dengan tatapan bingung, karena pria itu terlihat gelisah saat Ayu tak sadarkan diri."Untung saja cuma luka ringan," jelas Dokter."Benarkah, Dok? Coba periksa lagi, takutnya ada luka serius di kepala teman saya," jawab Arjuna yang merasa khawatir terhadap Ayu."Sudah saya periksa secara detail, itu hanya luka ringan. Jadi anda tidak perlu takut, lukanya juga sudah saya obati," tutur Dokter dengan ramah.Arjuna hanya mengangguk dan Dokter pun keluar dari ruang UKS. Bella menghampiri Ayu yang tengah tertidur di atas kasur dan Arjuna malah keluar dari ruang UKS."Lo mau kemana?" tanya Bella."Keluar, kamu bisa jaga dia sendirian 'kan? Aku mau lanjutin pekerjaan di perpustakaan..." jawab Arjuna dengan wajah datar.Bella hanya menganggukkan kepalanya dan menatap kepergian pria itu. Lima menit berlalu, Ayu akhirnya membuka kedua matanya sambil menatap ke sekeliling ruang UKS. Terlihat Bella tengah duduk sambil melipat kedua tangan di dada dengan tatapan yang curiga ke arah Ayu."Ngapain, Maemunah?" tanya Ayu yang langsung duduk dan bersandar di dinding UKS."Lo ada hubungan apa dengan anak baru?" tanya Bella."Anak baru mana? Maba?" tanya Ayu balik."Itu si Jujun, eh lupa gue namanya..." jawab Bella."Kak Arjuna?" sambung Ayu."Nah, iya Arjuna. Ada hubungan apa lo sama dia?" tanya Bella yang penasaran."Kagak ada hubungan apa-apa, emangnya kenapa? Kok lo kayak orang penasaran aja..." balas Ayu menatap sahabatnya dengan curiga."Yakin lo? Kalau kagak ada hubungan apa-apa, kenape tuh cowok pas liat lo pingsan kayak mau nangis? Lo nyimpen rahasia ya sama gue? Arjuna pacar lo 'kan, ngaku kagak!" tegas Bella yang menatap sahabatnya dengan tatapan tidak percaya.Ayu hanya menghela napasnya untuk kesekian kalinya hari ini. Ia memasang sepatunya dan kemudian akan berjalan keluar dari ruang UKS. Bella menahan tangan Ayu dan akhirnya langkah wanita cantik itu terhenti."Mau kemana lo?" tanya Bella."Perpustakaan, kerjaan gue belum kelar..." jawab Ayu."Udah di beresin sama Arjuna. Tadi setelah antar Lo ke UKS, dia langsung balik ke perpustakaan mau selesaikan pekerjaannya plus pekerjaan lo..." sambung Bella.Ayu terkejut. "Lo ke halaman sekarang, pantau anak maba. Takutnya anggota BEM lain bikin masalah, gue mau ke perpus..." jawab Ayu.Bella mengangguk dan mereka berdua keluar dari ruang UKS. Mereka berpisah di depan ruang Dekan dan Ayu langsung menuju perpustakaan yang tidak jauh letaknya dari ruang UKS.***"Jun!" teriak Ayu.Namun tidak ada jawab dari Arjuna, Ayu masuk ke dalam perpustakaan dan berjalan ke arah rak buku untuk mencari Arjuna. Pria itu masih saja tidak ditemukan, ia terus menelusuri setiap sudut perpustakaan yang sangat besar itu dan saat hampir tiba di sudut ruangan sebelah kiri Ayu langsung berlari ke arah Arjuna yang tengah kesulitan bernapas."Jun, lo baik-baik aja 'kan?" tanya Ayu yang panik."Aku sulit bernapas," jawab Arjuna yang memegang tangan Ayu dan menyandarkan kepalanya di dada milik gadis cantik itu."Lo bawa alat pernapasan, yang sering lo pakai 'kan?" tanya Ayu.Arjuna menggelengkan kepalanya dan dadanya semakin sesak. Ayu menjadi panik, kemudian menangkup wajah Arjuna."Maaf atas kelancangan gue, tapi ini satu-satunya cara agar Lo bisa bernapas dengan teratur kembali." ungkap Ayu yang langsung menautkan bibirnya ke bibir Arjuna.Ia memberikan napas buatan untuk pria itu, dan tentunya Arjuna menerimanya. Setelah lima detik Ayu memberikan napas buatan, Arjuna langsung menepuk pelan tangan gadis cantik itu. Akhirnya Ayu melepaskan tautan-nya dan Arjuna pun bisa bernapas dengan teratur."Terima kasih," ucap Arjuna.Ayu hanya diam sambil melamun dan menutup bibirnya dengan tangan mungilnya. Arjuna menatap Ayu dan memukul pelan bahu gadis cantik itu, sehingga sadar dari lamunan-nya."Lo baik-baik aja 'kan," ujar Ayu yang berusaha agar tetap tenang, walau jantung berdetak sangat cepat."Iya, aku baik-baik saja. Makasih atas pertolongan-nya," jawab Arjuna."Santai, lo sih udah tau alergi debu gaya-gayaan mau bersihin perpustakaan sendiri..." sambung Ayu."Abisnya aku gak mau kamu kelelahan, apalagi tadi kepalamu baru saja terbentur rak buku..." balas Arjuna.Ayu langsung terdiam dan langsung berdiri, karena sudah tidak sanggup berada di dekat Arjuna. Ia berjalan ke arah rak buku yang dipenuhi debu, dan langsung memakai masker mulut agar hidungnya tidak terhirup debu."Lo susun buku aja biar rapi, kalau masalah debu biar gue yang bersihin..." ucap Ayu yang mulai canggung.Arjuna mengangguk sambil tersenyum tipis ke arah Ayu. Ia berdiri dan melangkahkan kakinya ke meja depan perpustakaan."Alat pernapasan itu penting, jangan sampai lupa bawa lagi," sambung Ayu.Arjuna membalikkan tubuhnya dan menjawab dengan mengangguk 'kan kepalanya. Ia kembali melanjutkan langkahnya, menuju meja depan perpustakaan dan menyusun semua buku dengan rapi.***Jam sudah menujukkan pukul 16.00 WIB.Semua maba dan anggota BEM, pulang ke rumah mereka masing-masing. Ayu memasang helm di kepalanya dan berjalan ke arah tempat parkir."Eh, ban motor gue kok kempes. Aish, ini Bang Bambang pasti lupa ganti ban dalamnya. Hadeh punya abang begini amat," ucap Ayu yang mengambil ponsel-nya di dalam tas.Ia mencari nomor sang Kakak dan langsung menghubungi Kakak laki-lakinya.[Apaan?]"Heh, kagak bisa ucapin salam dulu ha?" jawab Ayu.[Astagfirullah, abang lupa dek. Assalamualaikum, ada apa adekku tersayang?]"Wa'alaikumsalam, abang lupa ganti ban dalam motor gue ya?" tanya Ayu.[Eh, iya abang lupa. Jadi kempes dong ban-nya.]"Ya kempes lah, jemput gue bang. Hari mau hujan lagi," sambung Ayu.[Otw, assalamualaikum.]"Wa'alaikumsalam," jawab Ayu.Gadis itu memasukkan kembali ponsel miliknya ke dalam tas, dan berjongkok di samping motor-nya. Tiba-tiba ada seorang pria yang memegang bahu gadis cantik itu dari belakang, dan membuat Ayu langsung menoleh ke belakangnya."Ada yang bisa saya bantu?" tanya pria tersebut.Ayu hanya diam dan menatap datar wajah pria yang memegang bahunya. Gadis itu langsung menggelengkan kepalanya dan menatap ke arah depan, mengabaikan pria yang ada di belakang tubuhnya. [.]"Kak Putra ngapain di sini?" tanya Arjuna yang berjalan ke arah kakaknya yang bersama Ayu.Ayu hanya diam dan masih tetap berjongkok menunggu kakak laki-lakinya. "Tadi Kakak mau menolong gadis ini, tapi dia menolaknya..." ucap Putra Kakak laki-laki dari Arjuna.Ayu berdiri dan menatap Putra dengan tatapan datar, kemudian Bambang datang dengan motor ninja miliknya sambil membawa mobil derek untuk membawa motor sang Adik."Buruan, gue mau top up ini..." teriak Bambang sambil membuka helm-nya."Ada helm 'kan, lo?" tanya Bambang."Ada, main terus! Sampe mampus," balas Ayu.Arjuna hanya tersenyum kecil melihat tingkah Ayu. Entah kenapa jika di dekat gadis itu, bawaan Arjuna selalu ingin tersenyum. Ayu memasang helm-nya dan menatap Arjuna dengan sekilas."Ingat ucapan gue yang di perpustakaan tadi," gumam Ayu di telinga Arjuna.Pria itu mengangguk dan menatap kepergian Ayu. Putra hanya diam melihat adiknya terus tersenyum. "Buruan jangan lama-lama menatap mantanmu," ucap Putra.Senyuman Arj
"Maafkan aku. Ini permintaan maaf yang sangat tulus. Maafkan aku." ucap Arjuna yang menangkup wajah gadis cantik yang ada di hadapannya.Gadis itu langsung terkejut dan menelan saliva dengan susah payah. Ayu hanya bisa mematung, sambil menahan napasnya.Tiit!Suara klaskson mobil milik Arjuna membuat Ayu langsung mendorong tubuh pria tampan itu. Arjuna keluar dari mobil dan berjalan ke arah mobil yang terparkir di samping Ayu. Pria itu hanya menatap gadis yang berstatus mantan kekasihnya dalam diam, kemudian masuk ke dalam mobil."Jalan, Pak." perintah Arjuna pada supirnya.Supir pun menghidupkan mobil dan menjauhi tampat pecel lele tersebut. Ayu masih mematung, karena perkataan mantan kekasihnya tadi."Segampang itukah, dia meminta maaf. Dasar cowok tidak tau malu," gumam Ayu yang mengepal tangannya. Ia masuk ke dalam mobil dan menghidupkan mobil menuju rumahnya.***Pagi Hari.Jam sudah menujukkan pukul 07.00 WIB.Ayu masih setia berada di atas kasur dan memeluk erat bantal guling k
Ayu melempar batu ke arah punggung pria yang mengintipnya tadi. Tentunya pria tersebut terjatuh di halaman kampus, dilihat oleh seluruh anak maba dan BEM lainnya."Eh itu 'kan yang ngintip aku pas ganti baju di toilet," ucap salah satu anggota BEM."Iya, dia juga ngintip aku buang air kecil kemarin. Aa aku takut banget," sambung anggota BEM lainnya.Semua orang saling berbisik dan Bella menampar wajah pria yang terjatuh di halaman kampus. Ayu berjongkok, dan mengatur napasnya karena habis berlari."Ini si mesum kagak ada akhlak, ngintip gue di toilet waktu gue buang air kecil. Terus tadi ngintip Ayu ganti baju. Kurang aja banget lo ya! Kurang belaian dari cewe lo ha! Mau gue colok mata Lo pakai besi panas!" bentak Bella menampar kembali wajah pria itu.Arjuna kesal saat mendengar ucapan Bella, dan mendekati pria tersebut, namun ditahan oleh Anisa. Pria itu menepis tangan Anisa, dan berjalan ke arah Bella.Bruk!Satu pukulan mendarat di wajah pria yang sudah berani mengintip Ayu saat me
Di Kediaman Keluarga Arjuna.Pria itu memasukkan motornya ke dalam garasi. Drtt.. drtt.. tiba-tiba ponsel-nya bergetar, ia langsung mengambil ponsel yang ada di dalam tas-nya. Wechat~[Hallo, selamat sore. Maaf menganggu jam istirahat kalian, grup ini adalah grup khusus untuk Mahasiswa/i Universiatas Kedokteran Jogyakarta, jadi jika ada informasi penting kami akan langsung memberitahu kalian, lewat grup Wechat ini. Terima kasih.][Siap, Kak.][Wah, pasti banyak nomor cogan ini.][Boleh 'kan, kami save nomer kalian?][Silahkan.][Nomor Kak Ayu yang mana ya, anggota BEM gak pake foto, jadi sulit cari nomer Kak Ayu.][Padahal mau save nomer, Kak Ayu.][Save aja semua nomer.][Silent.]Arjuna langsung menyimpan nomer yang mengirim pesan terakhir, karena dia mengetahui itu adalah Ayu. Pria itu memasukkan kembali ponsel-nya ke dalam tas, kemudian berjalan masuk ke dalam rumah menuju kamar pribadinya. Setelah tiba di dalam kamar, Arjuna langsung berbaring sambil memejamkan matanya. Ia membay
Arjuna bangun dari tidurnya dan melihat ada bubur serta susu hangat di atas meja belajar. Ia berjalan ke arah meja belajar dan melihat bubur yang di tengahnya terhias daun bawang, serta bawang goreng kesukaannya. Di sampingnya ada sebuah kertas yang bertulisan.- Maaf, aku harus pergi karena ada rapat di kampus. Jangan lupa makan, dan maaf kalau bubur buatanku tidak enak. Cepat sembuh. -Pria itu hanya tersenyum bahagia dan duduk, kemudian memakan bubur buatan Ayu. Setelah selesai, ia keluar dari dalam kamar, dan terlihat Nyonya Winda masuk ke dalam rumah langsung memeluk putra bungsunya."Sayang, kamu baik-baik saja 'kan.." ucap Nyonya Winda dengan nada khawatir."Aku baik-baik saja, Ma." balas Arjuna."Sudah makan?" tanya Nyonya Winda."Sudah, Ma. Baru saja Arjuna selesai makan," sambung Arjuna."Syukurlah, sayang. Siapa yang membawamu pulang? Kamu juga kenapa susah sekali disuruh bawa alat pernapasan. Sudah tau alergi debu, masih juga bandel," ungkap Nyonya Winda."Iya, maaf Ma." tu
Semua Mahasiswa/i angkatan tahun pertama sudah banyak berdatangan, sedangkan Arjuna yang sudah menjadi Kakak senior mereka sudah masuk ke ruang kelas. Terlihat Ayu berdiri di depan pintu masuk ruangan mereka, yang seperti sedang mencari seseorang. Ia menjadi sorotan Mahasiswa/i di fakultas dokter bedah."Kak Rara!" sapa Ayu menyapa Rara Kakak senior, mantan ketua BEM dua tahun yang lalu."Heh, ngapain bocil disini? Kangen ya lo, dek." ucap Rara langsung menghampiri juniornya."Bah, kagak. Gue mau kasih tau kasih tau, selama ospek dihari kedua ada yang bunuh diri lagi," jawab Ayu."Astaga, selalu saja. Mungkin stres mikirin skripsi kali ya," sambung Rara."Mungkin, Kak. Tapi yakali tiap tahun, Kak." balas Ayu tak sengaja menatap Arjuna yang sedari tadi ternyata sudah menatapnya.Rara menatap kedua insan itu, dan membawa Ayu masuk ke ruang kelas. Mereka duduk di samping Arjuna, kemudian ada pria gagah menghampiri mereka."Sayang," ucap Rara yang memeluk kekasihnya."Wah, anak baru?" tany
Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Semua Mahasiswa/i sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah, sedangkan Ayu tengah duduk di kursi panjang yang terletak di depan kampus, sambil menunggu Arjuna mengambil headset yang sempat wanita itu tinggal 'kan di ruang kelas. Saat menunggu kedatangan Arjuna, tiba-tiba ada seorang pria tampan yang memilik senyum yang sangat manis mendekati Ayu. Ia duduk tepat di samping wanita cantik itu, sambil menyodorkan minuman padanya."Minumlah," ucapnya.Ayu hanya diam dan menggelengkan kepalanya, karena ia tidak terbiasa menerima pemberian orang yang tak ia kenal. Putra terus saja menyodorkan minuman tersebut dan meletakkannya di tangan Ayu."Minumlah, kamu pasti haus.." sambung Putra."Gue gak mau," jawab Ayu yang mengembalikan minuman tersebut. Saat Ayu melihat Arjuna sedang berlari ke arahnya, gadis itu langsung berdiri dan berjalan perlahan ke arah Arjuna. Ia memegang lengan pria tampan itu karena tiba-tiba kakinya terasa sakit saat berdiri."Kak Pu
"Kamu bisa berdiri sendiri? Mau aku bantu gak?" tanya Arjuna .Ayu hanya diam dan mencoba untuk berdiri, namun hampir saja terjatuh ke lantai, untunglah Arjuna siap siaga memegang tubuh wanita cantik itu."Makanya kalau gak bisa bilang, jangan keras kepala. Turunin ego nya," sambung Arjuna."Iya, maaf." balas Ayu yang memanyunkan bibirnya dan memalingkan wajahnya"Eh, bibirnya minta dicium lagi? Hmm," goda Arjuna.Ayu menatap tajam pria tampan tersebut dan memukul pelan lengan kekar Arjuna."Main cium anak gadis orang, udah main ambil first kiss gue sekarang main cium sesuka hati, bikin kesel." jawab Ayu."Tapi kamu balas ciumanku loh," sambung Arjuna.Ayu mematung dan wajahnya sudah memerah. Arjuna mencubit pelan pipi gadis cantik itu, karena merasa gemas."Lucu banget sih, gadis kesayanganku ini.." ujar Arjuna."Dih, apaan sih. Gak jelas banget jadi cowok!" balas Ayu yang semakin malu.Arjuna tertawa pelan dan membantu Ayu untuk berjalan ke arah parkiran. Gadis itu mencoba untuk berp
Lima tahun kemudian.Hari ini adalah hari dimana, Arjuna akan mengakhiri statusnya sebagian mahasiswa kedokteran. Hari wisuda yang sudah ditunggu-tunggu oleh mahasiswa/i setiap universitas di dunia. Hari ini juga bertepatan dengan 5 tahunnya Putra meninggalkan dunia ini."Wah, anak Mama ganteng banget..." ucap Nyonya Winda."Tentu dong, Ma. Gak mungkin jelek kalau orang tuanya aja cantik plus ganteng..." balas Arjuna memeluk erat ibunya.Nyonya Winda terkekeh dan membalas pelukan anak bungsunya. Hanya Arjuna yang ia milik saat ini, ia tidak ingin kehilangan anaknya untuk kedua kalinya."Ayu datang 'kan?" Tanya Nyonya Winda."Datang, Ma. Bajunya couple dengan, Arjuna. Biar so sweet gitu." jawab Arjuna."Hm, pantes aja kamu gak mau couple sama Mama dan Papa. Ternyata couple dengan calon istri..." jelas Nyonya Winda sambil terkekeh geli.Arjuna hanya tertawa kecil dan mereka pun berjalan keluar kamar. Tuan Candra sudah sedari tadi menunggu ibu dan anak itu keluar. "Lama ya," ketus Tuan C
Jasad Putra sudah dikebumikan, dan Anisa sudah ditindak lanjutkan oleh pihak kepolisian. Gadis itu tenyata memiliki gangguan, mental sehingga Anisa dibawa ke rumah sakit jiwa.Malam hari, pukul 20.00 WIB.Arjuna tengah duduk di teras rumah setelah acara pengajian sang Kakak. Ayu menghampiri kekasihnya dan duduk di samping Arjuna."Kok ngelamun?" Tanya Ayu.Pria itu menatap Ayu dan menggenggam tangan kekasihnya. Ia menarik Ayu agar duduk di pangkuannya. Mata mereka saling menatap lekat satu sama lain, dan Ayu mengusap lembut rahang Arjuna."Makan yuk. Waktunya makan, dari tadi kamu belum makan loh..." ucap Ayu."Nanti ya, aku masih mau disini..." balas Arjuna."Gak, kamu harus makan. Dari pagi loh kamu gak makan, sayang. Aku ambilin ya, terus aku suapin. Gak terima penolakan..." sambung Ayu."Tapi makannya disini aja ya," jawab Arjuna.Ayu menganggukkan kepalanya dan langsung berdiri. Ia masuk ke dalam rumah kemudian mengambilkan makanan serta minuman untuk Arjuna. Setelah itu ia kembal
Pagi hari, Arjuna sudah bersiap untuk pulang ke rumahnya. Keluarga Ayu dan keluarga Arjuna sudah berada di dalam ruangan, mereka melihat Arjuna yang tengah menatap kearah jendela dengan tatapan kosong. Nyonya Winda menghampiri anaknya dan mengusap rambut Arjuna dengan sangat lembut. "Nanti sore Ayu menunggu di danau," ujar Nyonya Winda.Arjuna langsung menatap ibunya dengan tatapan bingung. Apa ibunya serius? Atau sedang bercanda?"Iya, Ayu sekarang ada di rumah. Nanti dia akan menunggumu di dekat danau," sahut Nyonya Tiara.Pria itu langsung berdiri, namun ditahan oleh Bambang. "Sore, Arjuna. Jangan kebelet ngapa, eheheh.." ujar Bambang.Flashback -"Besok aku ingin bertemu di danau," bisik Ayu.Gadis itu tersenyum dan menyelimuti Arjuna, ia memberi kabar pada Rara bahwa dia akan pergi. Saat ia akan membalikkan tubuhnya, Ayu terkejut saat melihat Nyonya Winda dan Tuan Candra ada di ruang VVIP. Nyonya Winda langsung memeluk Ayu dengan erat. Ia meneteskan air matanya, "jangan tinggalka
Rumah Sakit.Dokter keluar dari UGD, menghampiri kedua orang tua Arjuna."Permisi, keluarga dokter KOAS Arjuna?" Tanya Dokter."Iya, Dok. Bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Tuan Candra."Setelah pemeriksaan, keadaan Arjuna kurang baik. Apa dia banyak pikiran, kesehatannya menurun dan tubuhnya kurus sekali. Ketika KOAS dia juga banyak melamun, setelah selesai memeriksa pasien. Saya berharap, jangan sampai dokter KOAS Arjuna banyak pikiran. Takutnya dia depresi," jelas Dokter."Ah, baik dok. Terima kasih." jawab Candra.Nyonya Winda yang mendengarkannya semakin memeluk Nyonya Dara dengan sangat erat. Air matanya terus saja menetes membasahi wajahnya. Dokter pun pergi, keluarga Ayu dan Arjuna masuk ke dalam UGD. Rara dan Jake berlari menghampiri keluarga Arjuna yang berada di ruang UGD. Mereka masuk ke dalam UGD, dan melihat Arjuna yang sangat pucat. "Ya ampun, muka temen seperjuangan pucet banget. Kurus lagi, kasihan dah." ujar Jake.Rara mencubit pinggan Jake, sontak membuat pria itu
Sudah satu bulan berlalu.Putra terus saja memantau adiknya dari luar kamar. Ia mulai jengah melihat Arjuna yang hanya diam menatap jendela dengan tatapan kosong. Pria itu mengambil kunci mobil-nya dan masuk ke dalam mobil. Ia menghidupkan mobil menuju ke suatu tempat.Di cafe.Anisa tengah menunggu keberadaan Putra, ia langsung berdiri saat melihat Putra masuk ke dalam cafe."Apa kabar? Lama tidak bertemu, mau bermain denganku? Aku merindukan bermain denganmu." Tanya Nisa."Cukup, Nis. Aku sudah muak dengan semua ini, kamu tidak kasihan dengan Arjuna yang seperti orang tidak memiliki arah? Itu yang kamu mau? Katanya cinta, tapi kenapa menyakiti orang yang kamu cintai?" Bentak Putra."Lah, kan elu yang setujui rencana ini. Lo juga pengen adek lo gak bahagia 'kan, sekarang dia udah gak bahagia. Harusnya lo senang..." balas Anisa."Tapi, gak bikin dia depresi juga, Nisa! Adek gue makin kurus, gue nyesel pernah kerja sama dengan lo. Dapetin Ayu juga enggak, malah yang dapet adek gue kayak
Sudah tiga hari lamanya, Arjuna tidak berkomunikasi dengan Ayu. Pria itu sudah berusaha, untuk menemui Ayu tapi gadis itu selalu menolaknya dengan mentah-mentah. Semenjak gadis yang ia cintai mendiaminya, Arjuna menjadi lebih banyak diam bahkan makan saja dia tidak nafsu."Kenapa, Nak? Banyak kerjaan di rumah sakit?" Tanya Nyonya Winda."Eh, iya Ma." balas Arjuna."Yaudah kamu istirahat ya, kan lagi off kerja..." sambung Nyonya Winda."Iya, Ma." balas Arjuna seadanya.TingNotifikasi pesan masuk membuat Arjuna langsung mengambil ponsel-nya. Ia berharap yang mengirim pesan itu adalah kekasihnya, namun nihil tenyata itu pesan dari Anisa, gadis yang selalu mengejarnya.Isi pesan-- Datang ke club sekarang, aku liat Ayu minum di club ***,-Arjuna terkejut dan langsung meletakkan ponsel-nya. Ia langsung meraih kunci mobil-nya dan langsung menuju club yang disebut oleh Anisa. Disisi lain, Anisa tersenyum puas dan menunggu kedatangan Arjuna."Apa ini tidak keterlaluan?" Tanya Putra."Kamu mau
Satu tahun kemudian.Ayu sudah masuk tahun ketiga di Universitas ini. Mereka semakin sibuk dengan kegiatan masing-masing, apalagi Arjuna sudah sangat sibuk dirumah sakit. Rara, Arjuna dan Jake sudah menjadi koas di rumah sakit yang sudah ditentukan oleh universitas. Pagi-malam mereka disibukkan, dengan pasien yang berdatangan."Demi apa, gue capek. Semoga setelah ini gak ada pasien deh..." ucap Rara menenguk minumannya."Iya nih, capek banget. Bolak balik UGD, oh iya besok udah ada jadwal shift malam kan?" Tanya Jake."Udah," balas Arjuna dengan singkat."Males deh kalau pake shift," sambung Rara.Arjuna hanya diam dan mengambil ponsel-nya, ia membuka aplikasi berwarna hijau dan tersenyum saat Ayu mengirim foto dirinya yang tengah duduk di balkon kamar.- Rindu, kaya lagu LDR-an aja. Padahal satu kampus...- isi pesan.- Sayang, kapan ketemu sih? Rindu tau.-- Kak, tau gak aku dapet nilai tinggi lagi nih, si Bella sampai iri liat aku dapet nilai diatas rata-rata...-- Sayang, udah makan
Putra tengah menunggu Ayu di depan gerbang kampus. Saat ia melihat gadis cantik itu baru keluar dari kampus, Putra langsung menarik tangannya."Lepas! Apa-apaan sih?! Sakit woi!" Bentak Ayu."Kamu kalau gak diginiin, gak bakal mau ketemu sama aku..." balas Putra."Emang lo siapa? Temen aja kagak, lepasin tangan gue!" ketus Ayu."Yaudah kita temenan mulai sekarang..." paksa Putra.Ayu hanya diam dan menghela napasnya dengan sangat kasar, kemudian menepis tangan Putra dengan kasar. Pria itu hanya tersenyum dan menatap Ayu dengan tatapan sangat lekat."Atur dah, gue mau pulang..." sambung Ayu."Aku anter ya," tawar Putra."Gak!" Tegas Ayu.Gadis itu menaiki motornya, bukan matic melainkan motor ninja. Motor yang baru dibelikan oleh ayahnya. Kenapa dia tidak pulang dengan Arjuna? Karena tadi pagi pria itu sudah meminta izin untuk pulang lebih awal, sebab Nyonya Winda meminta untuk ditemani ke mall. Jadi dia membawa motor barunya. Putra masuk ke dalam mobil dan mengikuti Ayu dari belakang.
Hari ini, adalah ujian praktek para Mahasiswa/i universitas kedokteran Yogjakarta. Ayu tengah duduk di dalam ruangannya sambil membaca novel yang baru ia beli. "Bro!" Teriak Rara.Membuat semua para mahasiswa/i langsung menatap Rara dengan tatapan kaget. Sang empu malah cengengesan, dan berjalan dengan wajah tanpa dosa."Kagak belajar Lo?" Tanya Rara."Kagak, pala gue sakit kalau belajar mulu..." balas Ayu."Btw, nanti setelah ujian, mantan BEM ngumpul di lapangan, lo ajak anggota yak. Kapan lagi ngumpul, walau ngumpulnya di lapangan. Yang penting ngumpul deh." sambung Rara."Ngapain?" Tanya Ayu."Bahas tentang bunuh diri itu," ucap Rara.Ayu menganggukkan kepalanya dan saat dosen masuk ke dalam ruangan. Rara langsung berlari keluar ruangan. Para mahasiswa/i dokter gigi pun mulai melakukan ujian praktek."Sayang," teriak Rara."Eh, udah balik?" Tanya Jake."Udah, tua anak lagi ujian praktek..." balas Rara.Jake menganggukkan kepala dan melanjutkan membaca bukunya. Rara menatap Arjuna