Home / All / My Darling is Online / 1. Della Yang Sempurna

Share

My Darling is Online
My Darling is Online
Author: Aurora

1. Della Yang Sempurna

Author: Aurora
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Halo Ketua!"

"Pagi Della!"

"Halo Della!"

Della membalas semua sapaan itu dengan sebuah senyuman sopan. Seperti biasa, Della sebagai ketua OSIS harus datang lebih pagi ke sekolah untuk mengawasi jalannya piket yang menjaring siswa-siswi yang berani melanggar tata tertib yang telah ditentukan oleh sekolahnya. Della menyimpan tas sekolah terlebih dahulu ke kelas, sebelum dia kembali lagi ke gerbang untuk menemani beberapa rekan OSIS nya untuk memulai piket mereka di pagi hari.

"Ya ampun, Della. Sebenarnya kami tidak perlu datang sepagi ini setiap harinya. Kamu pasti kelelahan. Sekolah di pagi hari dan les di sore hari pasti benar-benar memakan banyak waktumu."

Della tersenyum saat wakil ketuanya, Adam mulai berkomentar ketika mata mereka harus fokus menatap siswa-siswi yang mulai masuk ke lingkungan sekolah. "Aku sudah terbiasa bangun pagi. Aku sama sekali tidak kelelahan, kamu tidak perlu khawatir," ujarnya dengan nada yakin. Adam mengalihkan pandangan setelah itu. Pria itu menatap Della lama, dengan alis yang sedikit berkerut.

Bagi banyak orang, kebiasaan Della untuk selalu ikut piket pagi sekali pun itu bukan jadwalnya adalah hal yang biasa mengingat dia merupakan ketua OSIS yang dipilih secara langsung oleh para guru. Della terbiasa dilihat sebagai sosok yang sempurna di mata orang-orang. Pintar, baik, dan rajin membuat gadis itu selalu menjadi idola dari orang-orang. Namun Adam selalu merasa bahwa dibalik senyum dan ucapan sopannya, Della selalu menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. Gadis itu tidak pernah mengeluh sekalipun tugasnya lebih berat dari orang-orang. Belum lagi keluarganya juga terlalu menuntut gadis malang tersebut. Adam sebenarnya ingin membantu ketuanya itu. Namun dia sendiri bingung harus bagaimana, jika Della sendiri tampaknya tidak ingin bantuannya sedikit pun.

"Della-"

Adam menelan kembali ucapannya saat Della tiba-tiba melangkah ke depan untuk menghentikan seorang siswa yang baru saja masuk ke lingkungan sekolah bersama dengan teman-temannya. Wajah Della yang biasanya halus dan terlihat sabar, berkerut kesal ketika dia melihat kumpulan siswa tersebut. Senyum ramah yang biasanya selalu terpasang di wajah Della menghilang, ketika dia menghadapi kumpulan siswa di depannya tanpa rasa takut sedikit pun.

"Sepatu warna-warni, kemeja dikeluarkan, rambut yang terlalu panjang, dan kaos kaki warna hitam. Jika semua poinnya digabungkan, kamu bisa mendapat dua puluh lima poin minus yang sudah cukup untuk membuatmu mendapat surat peringatan pertama jika kamu tidak juga ingin mengubah penampilanmu."

Della berhenti bicara, sebelum mengerutkan alisnya lebih buruk lagi.

"Dan kalian semua bau rokok. Guru tidak akan melepaskan kalian begitu saja, jika dia tahu apa yang kalian perbuat hari ini."

Pria yang menjadi target utama teguran Della adalah seorang siswa yang cukup terkenal di sekolah mereka yang sangat ketat akan aturan yang mengikat semua muridnya. Austin, pria itu adalah siswa idola sebelum segala jenis kenakalan mengotori catatannya sebagai anak yang berprestasi. Saat ini, alis remaja itu sedikit terangkat dan menambah kesan meremehkan yang tidak sesuai dengan proporsi wajahnya yang terlihat tampan. Pria dengan tinggi menjulang itu perlu sedikit menunduk, ketika dia menatap Della yang hanya setinggi bahunya.

Walaupun Della termasuk gadis yang cukup pendek untuk gadis seusianya, momentum yang dia miliki sama sekali tidak kurang dari momentum Austin yang tinggi dan mengintimidasi. Buktinya gadis itu bisa tetap berdiri tegak di depan Austin, sementara temannya yang lain mungkin tidak akan bisa tetap seberani Della.

Sebagai pria yang populer, Austin juga tidak pernah kekurangan orang yang berjalan di belakangnya tiap kali dia berangkat ke sekolah. Ketika Della telah menghentikan gerakan Austin, otomatis orang-orang yang masuk bersama Austin juga berhenti dan melihat dua keberadaan mengesankan itu saling berhadapan satu sama lain.

Sebagai orang yang selalu mendapatkan apa pun yang dia miliki, Austin tidak pernah terbiasa ditegur dan dipandang rendah oleh orang lain. Tatapannya menyiratkan ejekan yang terlihat jelas, saat dia balik bertanya pada gadis itu.

"Seperti rumor, ketua OSIS sekolah kita ini benar-benar senang ikut campur dengan urusan orang lain bukan?"

Mendengar ucapan mengejek dari pria itu, alis Della berkerut semakin dalam. Bibir gadis itu menempel membentuk sebuah garis tipis. Orang yang terbiasa dengan Della jelas tahu bahwa gadis itu tengah marah saat ini. Wajahnya yang biasanya ramah benar-benar terlihat dingin, saat dia melanjutkan tugasnya dengan dedikasi tinggi.

"Nama dan kelasmu," ujarnya singkat. Della terlalu malas untuk berdebat dengan pria itu karena Della tahu dia hanya akan membuang-buang waktu saja. Namun, bahkan setelah Della memutuskan untuk mengakhiri perdebatan itu, Austin tampaknya tidak mau mengalah sama sekali walaupun pria itu jelas-jelas pihak yang salah di sini. Austin selalu benci gadis yang berpura-pura menegakan aturan seperti Della. Dan kesempatan ini, akan dia gunakan untuk memberi pelajaran bagi gadis kaku tersebut.

"Aku sering melihat bahwa beberapa anggota OSIS terkadang ikut melanggar aturan yang kamu elu-elukan. Jika penegak hukum sekolah seperti mereka saja bisa melanggar seenaknya, mengapa kami tidak bisa?"

"Aku sudah mencatat mereka."

Della dengan tenang menunjukkan buku poin yang membuktikan bahwa gadis itu bahkan tidak segan-segan menulis nama rekannya sendiri jika mereka memang ikut melanggar aturan sekolah. Austin hampir tidak memercayai matanya ketika dia melihat buku laporan itu. Pria itu terdiam sejenak, sebelum tertawa dengan nada menghina.

"Ah… Seperti yang diharapkan dari pembantu guru, kamu bahkan tidak segan-segan menghukum temanmu sendiri. Aku bingung, mengapa masih ada orang-orang yang mau berteman dengan gadis kaku dan membosankan sepertimu."

"Hei, kamu hanya perlu memberi tahu nama dan kelasmu, bukan menghina Della seperti ini!"

Ketika Adam melihat bahwa perdebatan itu sudah mulai menarik perhatian anak-anak lain yang baru datang, Adam segera berusaha untuk menegur Austin yang semakin banyak tingkah di depan Della. Wajah pria itu juga tidak terlihat bersahabat, saat dia mencoba memasang badan di depan Della yang tidak terpengaruh sedikit pun dengan ucapan Austin sebelumnya.

"Menghina anggota OSIS yang tengah bertugas. Pengurangan 5 poin lain," ujar Della dengan wajah tenang. Wajah Austin berubah ketika dia mendengar ucapan Della. Gadis itu berdiri kokoh seperti tembok beton. Semua provokasinya tidak memengaruhi Della, yang masih menatapnya tanpa emosi yang terlalu berlebihan.

"Kamu menganggu proses piket anak OSIS. Cepat beritahu namamu atau aku akan melaporkan keenggananmu untuk bekerja sama pada pihak kedisiplinan."

Merasa bahwa Della telah membuang waktu terlalu lama dengan mengurusi pria yang sulit diatur itu, gadis itu melihat jam tangan yang melingkar di tangannya sebelum menatap Austin lagi seakan-akan dia menunggu Austin untuk menjawab pertanyaanya dengan cepat. Seperti yang Della harapkan, wajah Austin dan teman-temannya sedikit berubah ketika Della mulai menyinggung guru dalam pembicaraan mereka. Terutama Austin, pria itu tampaknya kesal sekali ketua OSIS ini tidak mau berkompromi sedikit pun padanya. Pria itu mengambil dua langkah ke depan. Tatapannya berubah serius, ketika dia menatap Della dengan mata dingin yang terlihat menakutkan.

Hampir semua siswa tahu bahwa sebelum Austin tiba-tiba memutuskan untuk keluar, pria itu adalah atlet peraih emas di bidang bela diri karate. Dengan tinggi yang menjulang dan tubuh yang proposional, keberadaan Austin saja biasanya sudah bisa menekan keberadaan orang lain. Akan tetapi, kali ini lawannya adalah Della. Gadis itu dengan tenang hanya sedikit mendongakkan kepala, saat dia menatap wajah Austin tanpa perasaan takut sedikit pun.

"Teruslah menjadi orang palsu seakan keberadaanmu adalah yang tersuci dibandingkan yang lain. Setelah itu lihat, apakah kamu masih bisa berpura-pura ketika mereka muak dengan seluruh sikapmu dan mulai membuangmu ke samping."

Ekspresi Della sedikit berubah setelah dia mendengar ucapan bernada rendah dari Austin. Austin cukup puas melihat perubahan ekspresi di wajah dengan topeng tebal itu. Pria itu kembali tersenyum santai, saat dia mengucapkan namanya dengan sangat lancar.

"Austin Arya Osvaldo, kelas 12 B. Sekarang, mari kita lihat apakah aku benar-benar akan mendapat masalah jika aku mendapat surat peringatan karenamu."

Della tidak lagi menyimak ucapan Austin saat dia fokus menulis nama pria itu dalam buku catatan. Setelah selesai, Della segera menghentikan teman-teman Austin yang berniat menyelinap pergi setelah teman mereka ditangkap oleh Della. Wajahnya tetap setegas biasanya, saat dia ikut menanyakan nama mereka satu per satu.

Hanya ketika mereka telah pergi, akhirnya rutinitas piket harian bisa dijalani dengan normal kembali.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
Austin juga pemain kali?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • My Darling is Online   2. Dikeluarkan Dari Guild

    [Sistem: Anda telah dikeluarkan dari Guild Domination.]"Argh!"Della mengacak-ngacak rambut dengan frustrasi saat notifikasi pertama yang dia dapat setelah online lagi pada permainan yang dia sukai malah pemberitahuan bahwa dia dikeluarkan secara tidak terhormat oleh guildnya sendiri. Della telah memainkan permainan itu hampir setahun lamanya. Dia selalu online tepat waktu, dan mengikuti semua event bersama dengan anggota guildnya tanpa pernah mengeluh sedikit pun. Della tidak pernah mencari masalah atau menyinggung siapa pun di dalam guild tersebut. Jadi dia tidak mengerti, mengapa kini dia harus dikeluarkan secara tidak terhormat dari guild besar tersebut.Tales of Dungeon. Itu merupakan nama dari permainan MMORPG yang tengah digemari oleh orang-orang penikmat permainan online. Permainan yang mengajak pemainnya untuk menelusuri dungeon-dungeon yang tersedia di dalam dunia fantasi untuk mendapatkan harta yang tidak ternilai harganya. Tentu saj

  • My Darling is Online   3. Memulai Kembali

    "Ugh."Della segera menjatuhkan tubuh ke tempat tidur ketika dia menyelesaikan acara mandi. Gadis itu terdiam saat melihat laptop yang disimpan rapi di atas meja belajar. Merenung, saat jari-jarinya kembali menggoda untuk memainkan game favorit yang telah ditinggal belakangan ini.Della membuang napas panjang saat dia tetap berdiri untuk menghampiri meja belajar dan menyalakan laptop dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, game Tales of Dungeon adalah satu-satunya tempat di mana dirinya bisa sedikit bersantai dari dunia nyata. Namun di sisi lain, Della tahu seluruh pemain sudah menambahkannya ke daftar hitam hanya karena dia ditendang secara tidak terhormat dari guild yang paling terkenal di game tersebut. Mungkin beberapa pemain masih ada yang mau menerimanya, tetapi mereka hanya guild kecil yang tidak bisa dimasuki karena batasan levelnya.Dengan level karakter Della, memasuki Dungeon level C sudah tidak memungkinkan lagi. Namun guild kecil hanya memiliki p

  • My Darling is Online   4. Memilih Kelas

    Athena, karakter baru Della dengan cepat muncul di pusat kota yang menjadi titik pertama para pemain yang baru saja memulai game tersebut setelah dia selesai menyesuaikan karakternya. Della mengangguk puas. Ya, dia kembali ke level satu dengan pengetahuan pemain dengan level di atas seratus.Melihat kota pemula itu, Della merasakan perasaan nostalgia yang tidak bisa dijelaskan ketika gadis itu tanpa sadar membawa karakternya untuk mengelilingi kota kecil tersebut. Di kota kecil itulah Della pertama kali belajar bagaimana cara membuat karakternya berguling dan melompat, pertama kali melakukan tugas dan misi, pertama kali belajar membeli sesuatu, minum obat untuk memulihkan nyawanya, dan menemukan cara untuk mendapatkan pengalaman, memiliki pencapaian, untuk mendapatkan peralatan yang lebih kuat. Setiap pertumbuhan dan peningkatan memberinya rasa bangga bahwa dia bisa melakukan banyak hal dalam dunia virtual tersebut.Sesuatu yang tidak bisa dia lakukan dalam dunia nyata

  • My Darling is Online   5. Bukti Pengkhianatan

    Selesai menyesuaikan karakternya, Della segera mengecek daftar peringkat pemain. Wajahnya mendingin, saat dia melihat ketua guild yang dulu berjuang bersamanya benar-benar menduduki peringkat satu tanpa bergeser sedikit pun. Bukan hanya peringkat dalam level dan kekuatan, orang itu juga menduduki peringkat atas dalam beberapa kategori yang lain. Orang itu menikmati kemewahan setelah menekan orang-orang yang lemah dalam guildnya. Dan mereka yang bersamanya, tidak kalah buruk karena hanya diam demi mendapatkan keuntungan yang sama.Ketika Della mengklik deskripsi tentang pemain nomor satu tersebut, matanya membola terkejut saat dia melihat orang itu telah berhasil mengumpulkan banyak sekali julukan dalam waktu dekat. Semua julukan itu adalah julukan super langka yang hanya bisa didapatkan dari mengerjai misi yang sangat sulit. Dengan atribut yang dikenakan orang itu dan jumlah julukan yang dia miliki, Della mau tidak mau harus menerima kenyataan bahwa orang itu tampaknya telah

  • My Darling is Online   6. Event Besar

    Della mengerang pelan saat dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menguap setelah dia menyelesaikan pelajarannya. Akhir-akhir ini, Della benar-benar terbakar api balas dendam sampai dia bermain game lebih lama dari sebelumnya. Dia bermain game sampai lebih dari tengah malam. Wajahnya terlihat mengantuk, saat dia mengikuti pelajaran seperti biasa. "Ya ampun, bahkan kamu saja sampai menguap ketika mendengarkan guru tersebut bicara. Ah... Aku benar-benar ingin segera pulang saat ini. Kapan kita bisa pulang Della?"Adam, teman seduduk Della berbicara saat gadis itu menggosok ringan matanya lalu memperbaiki posisi duduknya lagi. Della menatap teman sebangkunya itu setelah Adam bicara. Gadis beralih untuk melirik jam yang melingkar di tangannya, sebelum bicara dengan suara pelan. "Masih ada satu jam lagi sebelum kita memasuki jam pulang sekolah. Berdoa saja semoga guru ini tidak memperpanjang waktu belajar kita," ujar Della memberi tahu. Guru yang mengajar di pelajaran terakhir sekola

  • My Darling is Online   7. Pemain Aneh

    Della kembali ke rumahnya dengan tergesa-gesa setelah itu. Hari ini, gadis itu hanya memiliki waktu dua jam sebelum kelas sorenya dimulai. Della tahu hanya dalam waktu dua jam itu, dia harus bisa menuntaskan event besar yang diadakan oleh game favoritnya tersebut. Ketika Adam mengingatkannya, Della baru ingat bahwa hari ini merupakan hari ulang tahun game favoritnya tersebut. Para pemain sangat menantikan event itu karena di situs resminya, developer game berjanji akan memberikan hadiah yang memuaskan untuk pemain yang online dan mengikuti event khusus ulang tahun dalam kurun waktu tertentu. Della hampir saja lupa ada event semacam itu jika saja Adam tidak membahasnya tadi. Dia menghela napas lega, saat sadar dia masih memiliki waktu sekitar dua puluh menit sebelum event yang dinantikan oleh banyak orang benar-benar dimulai. Tubuh Della basah oleh keringat karena dia terburu-buru untuk pulang. Jadi untuk membuang waktunya, gadis itu lebih memilih mandi terlebih dahulu sebelum akhirn

  • My Darling is Online   8. Modus Mendekati Wanita

    [Zee: Kamu sepertinya baru saja keluar dari kota pemula. Apakah ini pertama kalinya bagimu untuk memainkan game ini?]Della sempat terdiam untuk beberapa saat. Gadis itu pertama-tama menimang jawabannya, sebelum akhirnya tetap memilih jujur saja pada teman setimnya itu. Lagipula, mengulang permainan dengan karakter baru bukanlah hal yang aneh dalam dunia game. Hanya saja pada kasusnya, mungkin akan ada keributan besar jika orang-orang tahu bahwa pemain bernama Xena mengulang game dengan karakter baru bernama Athena. Della merasa bahwa dia hanya perlu mengungkapkan setengah kebenaran, dan mengubur setengah kebenaran lain jauh di dalam pikirannya. [Athena: Aku pernah memainkan game ini, tetapi itu saat game ini baru saja rilis. Event-event semacam ini ... Aku tidak mengingatnya lagi.]Sebenarnya karena di masa lalu Della terlalu sibuk mengurus Guild Domination yang terus membesar, gadis itu tidak bisa lagi mengikuti beberapa event khusus yang tidak berkaitan langsung dengan ranking g

  • My Darling is Online   9. Dungeon Hutan Kabut

    Mereka berjalan entah berapa lama sampai cahaya terang tiba-tiba menerangi mereka. Melewati lorong yang gelap sepertinya sudah menjadi pengaturan dasar dalam game tersebut. Namun tiap kali cahaya terang menerangi karakternya dan mengungkap tempat luar biasa yang tersembunyi di dalamnya, Della tidak pernah gagal untuk terpukau begitu hutan yang berwarna cantik menyambutnya begitu mereka keluar dari kegelapan. [Zee: Apa kamu mengenal dungeon dengan jenis seperti ini?] Della menatap sekelilingnya dengan seksama, sebelum dengan ragu-ragu menjawab pertanyaan teman setimnya tersebut. [Athena: Ini ... Hutan Ajaib?]Balasan lain dengan cepat masuk setelah itu. [Zee: Ya. Tampaknya kita mendapat bagian untuk menyelesaikan Dungeon Hutan Ajaib kali ini. Wow, keberuntungan kita tidak buruk juga.]Karena jumlah dungeon di permainan Tales of Dungeon itu sangat banyak, para pengembang game akhirnya menyediakan model dungeon yang sama untuk beberapa tingkat kesulitan. Untuk pemain lama sepertinya,

Latest chapter

  • My Darling is Online   60. Mimpi Kita

    Di lorong rumah sakit, Della berjalan tergesa-gesa dengan pakaian kelulusannya. Setelah Della mendengar kabar yang diberi tahu oleh Erina, gadis itu tidak bisa menunggu lagi saat dia langsung pergi ke rumah sakit. Sama seperti Erina, mata Della sangat merah ketika dia tidak bisa menghentikan dirinya untuk menangis. Della tidak lagi peduli bahkan jika dia menjadi tontonan orang lain. Della hanya memiliki satu tujuan saat ini. Kakinya terus melangkah, sementara jantungnya berdetak semakin cepat. Sesuai dengan arahan Erina, Della pergi ke ruangan yang berbeda kali ini. Begitu Della memasuki ruangan itu, tangisnya yang tertahan akhirnya pecah juga. Della menangis seperti anak kecil, ketika dia melihat Austin telah membuka mata dan tersenyum saat melihatnya. Melihat bahwa seseorang tampaknya lebih merindukan putranya, Erina memberi kesempatan agar Della menjadi orang pertama yang menghampiri Austin. Wanita itu menangis bahagia, ketika dia melihat senyum di wajah dua remaja yang memiliki t

  • My Darling is Online   59. Hari Kelulusan

    "Selamat atas kelulusan kalian semua!"Hujan bunga turun dari atas auditorium setelah Darius sebagai kepala sekolah, selesai dengan pidatonya. Semua murid bersorak senang, ketika mereka akhirnya selesai dengan jenjang sekolah menengah atas mereka. Dengan diputarnya lagu perpisahan, masing-masing murid segera berkumpul dengan teman mereka untuk merayakan momen perpisahan mereka. Beberapa dari mereka bahkan ikut menghampiri jajaran guru, dan mengungkapkan ucapan perpisahan mereka dengan tulus. Di auditorium besar itu, Della dikelilingi oleh teman-teman terdekatnya. Baik itu dari rekan OSIS maupun teman sekelasnya, mereka semua mengelilingi Della untuk mengucapkan kata-kata perpisahan mereka. Della membalas ucapan mereka semua dengan tulus. Mereka menghabiskan waktu baik bersama, sampai tatapan Della tiba-tiba jatuh pada seseorang. Setelah perpisahan terakhir mereka, Della memang tidak lagi pernah bicara dengan Adam. Pria itu juga tidak lagi berinisiatif mendekatinya, sehingga mereka m

  • My Darling is Online   58. Menunggumu

    Hari ini, Della menatap pantulan dirinya dari kaca yang ada di kamarnya. Dengan gaun sederhana berwarna biru muda, Della telah siap untuk menghadiri pernikahan sepupu Austin. Sejujurnya, Della merasa sangat gugup karena akan bertemu dengan anggota Guild Golden Clover untuk pertama kalinya. Namun gadis itu telah bertekad untuk datang, apalagi ketika undangan untuknya dikirim oleh Austin yang tidak sempat memberikan undangan tersebut secara langsung pada hari penusukannya. "Della, Di mana tempat ketua guildmu itu melangsungkan pernikahan? Jika kamu tidak keberatan, Mama bisa mengantarmu ke sana."Ketika Della bertemu dengan sang Ibu begitu dia ingin pergi, wanita itu langsung menawarkan diri untuk mengantar putrinya pergi. Namun Della menggeleng dengan yakin. Della melihat bahwa ibunya sendiri telah siap dengan pakaian kerja. Tanpa perlu bertanya, Della sudah tahu bahwa dia hanya akan menganggu waktu bekerja ibunya jika dia menerima tawaran itu. "Tidak apa-apa, Ma. Aku bisa menggunak

  • My Darling is Online   57. Della Lelah, Ma

    Della menatap sedih Austin yang masih tidak sadarkan diri di ruang ICU. Berhari-hari sudah terlewat semenjak Della tinggal di rumah keluarga Austin. Namun sampai saat ini, Austin tetap tidak juga mau membuka matanya. Hampir setiap hari Della berkunjung, dan kembali tanpa mendapatkan kabar yang baik. Hari ini juga tidak jauh berbeda dari hari yang lain. Della menunggu Austin bangun, sementara Austin tetap memejamkan matanya dengan damai. "Austin, ibumu telah banyak membantuku dalam menyelesaikan masalah yang aku miliki dengan orang tuaku."Dengan suara kecil, Della mulai bicara pada temannya itu. Entah mengapa, Della selalu merasa sangat nyaman saat dia bicara dengan Austin dengan cara seperti ini. Di depan Austin, Della merasa bahwa pria itu tetap mendengarkan semua ucapannya saat dia bicara. Austin ada di sana untuk mendengarkannya, sekalipun pria itu berada dalam kondisi koma saat ini. "Dia memberiku tempat tinggal, dan bertekad untuk membuat orang tuaku merubah pandangannya tenta

  • My Darling is Online   56. Della Juga Anak Anda

    Warning! Chapter ini sedikit menyinggung kesehatan mental.Erina berjalan tenang saat dia memasuki restoran terkenal yang secara ajaib sepi untuk hari ini. Seperti yang diharapkan dari keluarga sehebat keluarga Della, bukan hal yang sulit bagi mereka untuk menyewa restoran terkenal selama sehari hanya untuk pertemuan antar orang tua. Seorang pelayan mengantarnya ke salah satu meja, di mana orang tua Della sudah menunggunya bersama dengan adik iparnya, Darius. Sejak awal, Erina memang tidak berharap orang tua Della mau menyambutnya dengan ramah. Namun tatapan dingin yang dia dapatkan setelah dia duduk, benar-benar terlalu tajam untuk Erina abaikan begitu saja. Wanita itu berusaha tersenyum sopan, walaupun kedua orang tua Della sama sekali tidak ingin bertukar keramahan dengannya. "Kami sibuk, jadi biarkan saya bicara langsung pada intinya. Della itu anak kami. Kami yang paling mengetahui apa yang ingin dia lakukan. Jadi kami harap, Anda segera mengembalikan Della ke tangan kami."Men

  • My Darling is Online   55. Motif Penyerangan Alvin

    Kali kedua Della bangun, pemandangan yang asing segera menyambutnya. Ruangan bernuansa biru muda yang indah dan menyenangkan ini jelas tidak sama dengan ruangannya yang dipenuhi oleh buku dan terlihat kaku. Pakaiannya juga terlihat sedikit kebesaran untuk dia gunakan. Tidak lama kemudian, Della akhirnya ingat bahwa dia memang tengah menginap di rumah Austin. Ketika Della yang sudah tenang mengingat perilakunya kemarin, rona merah karena malu segera menjalar ke seluruh wajahnya. Bukan hanya menyusahkan ibu dari Austin, dia juga menunjukan sisi tidak pantasnya pada wanita itu. Della menutup wajahnya dengan kedua tangan. Kali ini, dia tidak yakin dia memiliki keberanian untuk membuka pintu kamar dan bertemu dengan ibu Austin lagi. "Ah ya ...."Tangan Della perlahan turun saat pundaknya bersandar dengan lesu. Masalah yang lebih serius kini adalah fakta bahwa dia baru saja kabur dari rumah ketika ujian masuk kedokteran tinggal menghitung hari. Bahkan jika dia kembali ke rumahnya sekarang,

  • My Darling is Online   54. Telepon dari Darius

    "Kamu bilang hasil interogasinya sudah keluar?"Berdiri di depan jendela kamarnya, Erina mendengarkan saat adik iparnya bicara bahwa mereka telah mendapat kemajuan tentang kasus Austin. Di tempatnya sendiri, Darius mengurut hidungnya dengan frustrasi. Setelah dia menunggu seharian untuk hasil interogasi orang yang menusuk keponakannya, hasil yang dia dapat ternyata malah masalah semacam ini. "Memang sudah keluar. Dari bukti rekaman CCTV dan hasil interogasi, sudah dapat dipastikan Alvin memang bersalah dalam kasus ini. Namun alasannya, aku benar-benar tidak percaya keponakanku harus berada di ambang kematian karena alasan semacam itu."Erina diam-diam mengepalkan tangannya saat dia terus mendengarkan ucapan Darius. "Aku siap mendengarkan," ujar Erina dengan yakin. Tatapan seriusnya perlahan-lahan berubah tidak percaya seiring dia mendengarkan penjelasan dari adik iparnya itu. Sama seperti Darius, Erina pada akhirnya ikut menutupi wajahnya dengan frustrasi. Sama seperti pria itu, dia

  • My Darling is Online   53. Menginap di Rumah Austin

    "Kalau begitu aku akan ke rumah sebentar untuk- Kita akan bicara lagi nanti. Della? Kenapa kamu ada di sini? Orang tuamu. Di mana orang tuamu, Sayang?"Erina yang baru saja keluar dari rumah sakit untuk kembali ke rumahnya dan mengambil beberapa barang yang tertinggal, terkejut saat dia melihat Della kembali dengan pakaian basah dan tengah berdiri kedinginan di depan pintu rumah sakit. Sekalipun giginya bergetar karena kedinginan, gadis itu dengan keras kepala tampaknya menolak untuk masuk dan hanya menatapi gedung rumah sakit tanpa berniat masuk ke dalam. Beberapa suster dan penjaga rumah sakit sudah berusaha membujuk sambil menanyai Della yang hanya terdiam. Namun gadis itu, tetap hanya berdiri seperti patung di lahan depan rumah sakit yang kosong. Melihat tatapan matanya yang redup, Erina tahu ada yang salah dengan gadis tersebut. Tatapan mata Della saat ini mengingatkan Erina pada tatapan mata anaknya sendiri saat kematian suaminya. Sedih, kesepian, bingung, dan takut. Semua pera

  • My Darling is Online   52. Panik

    "Pulanglah Nak. Tidak apa-apa, kamu bisa datang ke sini kapan pun kamu mau di masa depan. Austin akan segera sadar, Bibi percaya itu."Mata Della kembali berkaca-kaca saat dia ingat ibu dari Austin mengantarnya pergi dengan senyum sedih di wajahnya. Untuk ibu yang peduli seperti Erina, melihat anaknya koma tanpa ada kejelasan kapan dia akan bangun pasti telah sangat menghancurkan hatinya. Namun bahkan jika dia sedih, wanita baik itu masih sempat terus-menerus menghibur Della yang ketakutan. Wanita itu berusaha berkali-kali meyakinkan Della bahwa Austin akan baik-baik saja, walaupun dari matanya terlihat bahwa dia sendiri tidak begitu yakin dengan ucapannya. Pada wanita sebaik itu, orang tuanya sangat pantas disebut sebagai pasangan yang tidak punya hati. Mereka hanya mengucapkan kata-kata belasungkawa palsu, sebelum membawa Della pulang dengan cepat. Tindakannya benar-benar memperlihatkan bahwa mereka tidak peduli pada Austin selama Della baik-baik saja. Ah, bukan begitu. Bagi Della,

DMCA.com Protection Status