Enjoy Reading
......Taiwan adalah salah satu Negara yang banyak mempekerjakan para TKW atau TKI dari Indonesia, salah satunya Aira, yang sekarang mencoba peruntungnya untuk menjadi TKW di sini.
Karna sebagian besar yang menjadi TKW hidupnya berkecukupan.
Gaji yang diberikan cukup besar bila di kruskan dengan uang Indonesia.Tapi angan-angan tak sesuai kenyataan. Bukannya merawat orang tua yang selalu dipelajari di tempat pengajarannya dulu, malah Aira harus di hadapkan dengan pria gila yang tak bisa melakukan apapun selain mengamuk.Dia begitu mengerikan, jika despresinya kambuh maka sang majikan akan melukai siapa saja yang mendekati, termasuk Aira. Luka cakaran atau gigitan di tangan sudah biasa didapat bahkan kepalanya juga sempat terluka karna dipukul benda tumpul. Sudah banyak asisten rumah tangga tidak tahan menghadapi kegilaannya.
Alex Teixeira namanya, itulah yang selalu ia dengar dari para pelayan di sini. Pria dengan katampan luar biasa tapi apa gunanya tampan jika dia gila?
Entah alasan apa pria yang menurut Aira sangat sempurna itu kini menjadi seorang yang menyedihkan, bahkan gila dan Aira sendiripun tak ingin tahu kehidupan sang majikannya dulu. Yang diinginkan hanya bekerja dan menyelesaikan kontrak agar bisa terhindar dari mahluk semengerikan seperti Alex.
Sudah satu minggu Aira bekerja di mansion. Dan semua hari terasa begitu sulit untuknya.
Irama jantung Aira terdengar bertalu-talu bahkan terasa ingin menggedor dinding rongga dada. Setiap tangga demi tangga yang di pijak seperti lautan lem, terasa begitu berat dan susah. Bahkan dalam hati ia tak pernah ingin sampai di ujung undakan.
Ketakutan akan sang boss seperti sudah mengakar dan mencekram di setiap sarafnya. Bagaimana tajamnya iris hitam itu saat memandang membuat tubuhnya selalu menjerit dan menggigil oleh rasa takut yang luar biasa.
Perlahan kaki itu menapaki ujung tangga, Shiiit kenapa cepat sekali. Maki Aira dalam hati. Ia masih belum siap berhadapan langsung atau menerima tatapan mengerikan itu.
'Oohh my god Aira, tenangkan dirimu. Is't Ok semuanya akan baik-baik saja. Kau takkan bisa menjalani harimu bila tak melakukan ini.'
Aira mensugesti dirinya agar tetap tenang dan waras, ia tak boleh terlalu di bayangi ketakutan akan sosok Alex dan membuatnya ikut tak waras sepertinya.
'Dia hanya pria lumpuh Aira.'
'Tapi dia gila.'
Dalam jiwa Aira terjadi pertentangan besar. Walaupun menyemangati diri, tapi hati terkecilnya tak bisa di bohongi bahwa ia ketakutan.
Aira mengutuk nasib sialnya, kenapa ia di sini tak ditugaskan jadi tukang kebun atau tukang sapu jalanan setidaknya itu lebih baik daripada setiap hari harus di hadapkan oleh pria yang selalu memacu adrenalin dan membuat kerja jantungnya tak stabil.
Netra coklat itu begitu sayu menatap pintu besar di depannya. walau sudah satu minggu berada di sini, tetap saja pintu itu masih sangat kramat bagi Aira.
Sambil membawa nampan yang berisi makanan dan obat, Aira berdiri di depan pintu besar bewarna hitam.
Dicengkranya nampan itu kuat.'Tenang Aira! kau harus semangat demi Namira, malaikat kecilmu,
Semangat Aira!' kata penyemangat kembali di gaungkan dalam hati.Dan nama Namiralah yang menjadi kunci kekuatannya kini. Didorongnya pintu perlahan, kedua matanya mengedar seluruh isi kamar, mencari sang Tuan. Hembusan kasar keluar saat netranya menangkap sosok pria yang duduk di kursi roda, berada di pojokan kamar.
"Kenapa dia suka sekali duduk di situ? seperti hantu saja," gumam Aira pelan.
Aira mulai melangkahkan kaki, mendekat. Lututnya seakan lemas dan gemetar, denyut jantungnya semakin bertalu.
"Tuan sudah waktunya Anda makan dan minum obat!" cicit Aira serupa bisika karna terlalu takut.
Hening tidak ada jawaban atau gerakan dari Alex. Pandangan matanya kosong menghadap dinding kamar. Aira memposisikan dirinya lebih dekat, menyodorkan sendok di depan mulutnya , berharap sang tuan membuka bibir dan menerima suapan.
Perlakuan Aira ternyata cukup menganggu ketenangan lelaki itu, dia mulai meggeram, sorot matanya berubah menajam. Aira tersentak akan perubahan Alex, tangannya sedikit gemetar, tapi mencoba bertahan.
Berapa detik kemudian makanan itu sudah berhamburan di baju dan muka Aira. Ini selalu terjadi, tapi reflek tubuhnya memang sangat buruk. Ia tidak bisa menghindar saat tangan lancang Alex menghempaskan makanan itu.
Tanpa banyak bicara Aira langsung membereskan kekacaoan yang terjadi dan kembali turun ke dapur.
Dengan langkah gontai membawa nampan menghampiri Joana yang sedang membereskan dapur. Joana adalah wanita paruh baya yang sudah lama bekerja mengikuti keluarga Teixeiria. Dia sudah seperti ibu bagi Aira. walaupun sikap Alex begitu buruk, tapi setidaknya pekerja di sini sangat ramah, mereka menerima Aira begitu baik.
Joana menatap prihatin Aira. "Dibuang lagi?"
"Heemmm," haya itu kata yang keluar dari mulut Aira, ia sudah lelah dengan kelakuan sang majikan gila.
"Sabar Aira, dulu Tuan Alex tidak seperti itu. Berdo'a saja semoga Tuan Alex sembuh." Joana mengelus pucuk kepala Aira sayang, marasa kasihan padanya.
Baru satu minggu bekerja di mansion ini, tapi berat badan Aira sudah menurun, terlihat lelah dan frustasi ditambah lagi adanya luka di sekitar lengannya.
"Kenapa dia tak dirawat dengan orang ahli saja? kau tau sendirikan, bagaimana kondisi Tuan? Seharusnya dia dirawat oleh orang yang mengerti tentang mental. Maaf Joana aku tak bermaksut menghina Tuan Alex, tapi—," belum sempat Aira menyeleseikan ucapannya, Joana meraih tangan Aira, menggenggamnya erat.
" Aku tau apa yang kau rasakan, tapi aku mohon bersabarlah Aira! aku percaya padamu, kau orang baik. Kau berbeda dari pekerja yang pernah merawat Tuan. Jangan tinggalkan Tuan, dia butuh orang di sisinya."
"Aku bukan orang seperti itu Joana, aku tidak sebaik dan sesabar yang kau kira."
"Tidak, kau orang baik Aira. Aku bisa melihat dari sikapmu dan sorot matamu. Aku yakin kau bisa mendampingi Tuan. Tuan sudah kuanggap seperti putraku. Aku yang menggendongnya waktu bayi. Aku yang memandikannya. Kau tahu bagaimana rasanya melihat putra kita yang kuat jadi seperti ini? aku juga sangat menderita Aira. jadi, ku mohon padamu dampingi dia!"
Aira menghembuskan nafas kasar, ia juga merasa kasihan dengan wanita tua ini. Aira memaksakan seyum di depan Joana.
" Baiklah Joana, aku akan berusaha, mari kita sama-sama berusaha!"
Senyum kecil terbit di wajah keduanya."Baiklah, aku akan mengambilkan makanan lagi. Kau antar ke tempat Tuan. Kasihan dia belum makan."
Setelah perbincangan dengan Joana Aira mendapatkan semangat baru. Dengan langkah pasti memasuki kamar alex. Aira sudah bertekat akan membuat Alex luluh padanya walaupun itu suatu hal yang mustahil, tapi tak ada salahnya mencoba.
Aira meletakkan nampan makanan di atas nakas dekat ranjang besar milik Alex. Bejalan mendekati Alex yg masih sama diposisi sebelumnya.
Menatap keseluruh ruangan gelap itu, mencari-cari sesuatu. Kedua matanya tertuju pada tali gorden yang teletak di sisi jendela."Cukup panjang, " Aira berjalan mendekati Alex, gerakan cepat mengikat tubuh Alex agar menyatu dengan kursi roda. Alex menggeram marah akan tindakan yang dilakukan Aira, sekuat tenaga mencoba memberontak, namun usahanya sia-sia.
Lelaki itu malah jatuh terjerembab ke lantai yang keras. Aira menghela nafas, berjongkok di depan Alex.
"Maafkan aku Tuan, aku tak punya pilihan lain. Hanya ini yang bisa ku lakukan agar kau berhenti melawan."
Dengan susah payah membantu Alex berdiri." Kau lihat akibat ulahmu, lihat ini!" sambil menunjukkan kedua tangannya di depan Alex.
"Kau seperti vampir atau serigala yang selalu menggit dan mencakarku. Kau juga tak suka dengan cahaya. Aku hanya melindungi diriku, kau tahu ini sangat menyakitkan."
Aira menumpahkan segala kekesalannya selama ini. Dia lebih terlihat seperti seorang yang mengadu kepada kekasihnya. Alex yang mendengar perkataan Aira sedikit tercengang, tersenyum tipis, merdengar keluh kesah Aira, sebelum Aira mengetahui cepat-cepat merubah ekspresinya menjadi datar
"Cekz, kenapa aku mengatakan itu kepadamu kau bahkan tak mengerti apa yang ku bicarakan. Percuma mengatakan semua ini."
Aira mulai mengambil makanan dan mencoba manyuapi Alex. " Makanlah Tuan, sudah seminggu aku bekerja di sini kau bahkan tak makan dengan benar. Selalu membuang makananmu jangan sampai tubuhmu yang bagus ini menjadi kurus. Kau tahu Bibi Joana sangat mengkhawatirkanmu, jadi jangan membuat ulah!"
Dan senyum tipis terbit kala Alex secara sukarela membuka mulutnya. Aira bahkan bersorak dalam hati karna ini merupakan rekor terbesar pencapaiannya sebab Alex mau menurut.
.
..Revisi 06 juli 2021.
Ig Cayraalmera.Aira povSetelah kejadian berapa hari yang lalu aku sudah terbiasa akan keaadaan. Mencoba menerima semua sikap boss sialanku. Setidaknya dia tidak bertingkah terlalu ekstrim seperti saat pertama kali datang kemari.Malam ini aku harus melihat keadaan Bossku, Alex. Apa lelaki itu sudah tidur atau belum? Sebab pada saat dia tidur saja aku baru bisa membersihkan ruangannya. Tidak ada yang berani memasuki kamarnya atau dia akan sangat marah saat melihat orang baru.Kumasuki ruang gelap itu perlahan, tempat ini semakin meyeramkan saat malam hari. Kuyalakan lampu kecil yang ada disebelah tempat tidur. Aku melihat Alex terlelap di tempat tidur dengan tubuh terl
Part ini sudah di perbaiki semoga klian lebih nyman bacaya, bnyak penambahan juga di part ini. Jika ada yang masih kurang bisa komen dibawah, terimakasih. ..So. Enjoy Reading...Pagi-pagi sekali Aira pergi ke ruangan Alex untuk mengerjakan pekerjaan yang tertunda. Walaupun kantuk melanda dan tubuhnya terasa lelah, ia tetap melakukan karna takut Alex bangun. Aira masih belum siap bertemu langsung dengan Alex kejadian semalam mempengaruhi fikirannya, hingga tidak bisa tidur sama sekali.Dan lihatlah pagi ini! penampilannya tampak sangat kacau, wajah ku
Enjoy Reading. ...Matahari kini telah berada ufuk barat, menyisakan warna jingga kuning ke orange an. Di atas ranjang king size sesosok tubuh masih bergelung nyaman di bawah selimutnya. Lalu menghirup selimut yang di pakai dengan mataterpejam.Harum mint menyeruak indra penciuman membuatnya semakin tak ingin beranjak dari tidur indahnya. Harum ini seperti milik tuannya. Apa karna kejadian semalam ia terus memikirkan sang tuan hingga wanginya saja sampai terbawa dalam mimpi.Aira merasa dipeluk oleh Alex di dalam tidurnya, sudut bibir tertarik ke atas
Enjoy Reading....Waktu silih berganti dilalui Aira takterasa sudah 4 bulan berada di Negara Taiwan. Hari ini ia mendapat cuti satu hari untuk keluar. Dan kesempatan ini tak di sia-siakan, ia ingin berkeliling dan melihat bagaimana kehidupan di Negara ini.Dan Linalah yang akan menjadi pemandunya. Gadis itu sudah bekerja di sini lebih dari dua tahun jadi sedikit banyak dia mengenal seluk beluk kota ini. Wisata mana yang bagus untuk dikunjungi.Di depan cermin Aira memoles wajahnya dengan mekup tipis . rambut panjangnya dibiarkan tergerai. kemeja putih berlengan panjang menjadi pilahannya kini. Dua kancing dibiarkan terbuka, kerah sebelah kanan ditarik sampai lengan, hinga bahu kanan aira terlihat sebagian. Memadukan dengan celana jins warna biru dan sepatu snakers wana putih.Tampilan Aira terlihat seperti remaja pada umumnya. Orang tidak akan mengira bahwa dia telah memiliki se
Enjoy Reading.......Tujuan Aira dan Lina saat ini adalah Taipe 101, mantan gedung tertinggi di Dunia sebelum diambil Burj Khalifah Dubai. Menurut Lina, di sana kita bisa melihat indahnya kota Taipe dan di lantai bawah ada mall tempat belanja.Puku 13.30 akhirnya kita sampai di tempat tujuan, begitu masuk sudah langsung terlihat DinTa Fung di lantai satu. Lina mengajak pergi ke lantai 5 karna di sana letak ticketing dan pintu masuk observariti taipe 101. Lina sebelumnya sudah pesan tiket secara online jadi tinggal ditukar dengan tiket fisik.Lalu mereka menaiki lift tercepat hanya beberapa detik saja sudah sampai di latai 89. Aira seperti orang linglung saat keluar dari lift. Ini pertama kali untuknya menaiki lift secepat itu. Jantungnya serasa di lempar jauh dan seakan
....So Enjoy Reading. Aira menikmati waktu senggangnya dengan duduk di taman. Wanita itu menghirup udara rakus, rasanya sangat menenangkan . Udara di Taiwan tampak hangat karna di sana sudah memasuki musim semi. Ini pertama kalinya bagi Aira merasakan musim semi di Negara ini.Bunga-bunga bermekaran begitu cantik menghiasi taman.Wanitu itu sesekali tersenyum sambil membalas pesan di ponsel. Pesan yang berasal dari Grace dan Lucaz . Walapun sejak pertemuan pertama mereka belum bertemu kembali karna kesibukan Aira, tapi hubungan mereka menjadi lebih dekat. Terutama Lucaz, lelaki itu cukup intens mengirim pesan, sehingga Aira menjadi sedikit terbuka dengannya.Aira te
Enjoy Reading. .Aira menyuapi Alex seperti biasanya. Lelaki itu hanya diam. Dulu Alex akan mengamuk, tapi sekarang lelaki itu menjadi semakin penurut. Entah karna telah terbiasa dengannya atau karna obat yang selalu ia berikan hingga Alex menjadi lelaki idiot penurut.Aira mencekram sendok yang dipegang kuat, perasaan marah dan bersalah menguasainya.'Ini bukan salahmu Aira, kau hanya berada di posisi yang salah.''Jika kau tak memberinya obat itu, Alex takkan seperti ini, kau memang penyebab Alex seperti ini.''Sebelu
Ost : Abraham Matteo~ Loco Enamorado.. ...Saat ini Aira berada di dapur dengan Joana, ia membantu Joana membuat kue.Aira bertekat akan mencari tahu tentang permasalahan Alex.Mengingat nama Alex membuatnya sedikit jengkel, setelah penyamarannya terbongkar, lelaki itu semakin menyebalkan.Dia selalu menempel padanya dan menciumnya sesuka hati. Ia kadang frustasi menghadapi kemesuman Alex yang sialnya berstatus majikannya.Aira mulai memilah kata-kata yang tepat untuk ditanyakan pada Joana, berdehem untuk menetralkan kegugupannya."Joana, kau kan sudah lama bekerja dengan keluarga tuan Alex. sebenarnya apa yang menyebabkan tuan Alex seperti sekarang ini?" tanya Aira sambil mengaduk adonan kue.Joana yang mencetak adonan kue di dalam loyang pun berhenti. meng
Area dewasa bijak memilih bacaan 21+Bibir Aira dan Alex saling mencecap beradu begitu liar dalam desiran gairah yang mereka ciptakan. Ciuman hanya terlepas sebentar karna ingin meraup oksigen yang mulai habis setelahnya berlanjut lebih intim.Suara deru nafas terdengar bersautan ketika Alex melepas ciuman, bibir Aira masih terbuka dengan mata memejam erat dan dahi saling menempel. Perlahan kelopak mata itu terbuka menatap wajah Alex sayu. Entah mengapa Aira merasa tak rela bibir mereka terpisah."Kita sudahi semuanya," bisik Alex serak menahan segala gairah yang sudah memenuhi jiwanya. Saat ini mereka di mobil dan ia tak ingin berbuat lebih jauh lagi."Aku merindukanmu, Al," ucap Aira lirih tapi terdengar seperti desahan merdu yang menggoda Alex.Shhiiittt,&
Enjoy Reading..Tubuh Aira membeku saat menyasikkan pemandangan didepannya. Senyum cantik tersungging di sudut bibir. Tak jauh darinya pemandangan indah terhampar di sana.Terdapat papan kayu diletakkan diatas pasir yang berguna sebagai pijakan, disisi kiri dan kanan terdapat sebuah lampion kecil sebagai hiasan serta memasang kelambu bewarna putih untuk mempercantiknya.Terdapat beberapa tiang digunakan untuk menggantung lampion dengan ukuran yang lebih besar, beberapa bunga diletakkan disamping tiang tersebut.Hingga beberapa meter darinya tampaklah sebuah meja persegi terbuat dari kayu, diatas meja sudah terisi dua gelas dan 1 botol minuman, satu tangkai bunga mawar turut diletakkan ditengah meja.Senyum Aira semakin lebar kala meliha
Setelah sampai mansion, Alex langsung menuju kamar, melepas semua pakaiannya menyisakan celana dalam. Baju yang dipakai juga berbeda dari saat pergi. Menyibak selimut kemudian berbaring disebalah Aira.Alex membalik tubuh Aira yang tidur membelakangi, memeluk tubuh itu dan mencium pucuk kepalanya singkat. Kedua matanya terpejam lalu ikut terbuai kealam mimpi...Usapan lembut dikepala lelaki yang masih terlelap itu membuat tidurnya semakin nyaman bahkan enggan untuk membuka mata hingga suara halus memasuki indra pendengar, membuanya mengerjap."Al, bangun!" bisik Aira beberapa kali di dekat telinga Alex. Tanpa di duga tangan besar Alex meraih telapak tangan Aira, membawanya ke bibir, mencium jemari itu penuh cinta."Five minute, baby,"
Part ini mengandung unsur kekerasan. Bijak dalam memilih bacaan. ⛏️🔫🔫 Enjoy Reading ........ "Wajah tampanku ini sangat tidak cocok dengan rantang di tanganku ini." Acer meletakkan bekal makan siang dari Aira di atas meja kerja Alex begitu keras membuat siempunya yang sedang berkutat dengan pekerjaannya menatapnya dengan dahi mengerut. "Aku baru tahu, kalian berdua memang pasangan yang serasi, sama-sama menjengkelkan," ujarnya lagi sedikit jengkel. "Sekarang tugasmu sudah selesai, pergilah!" perkataan Alex benar-benar membuat Acer terbengong beberapa saat, sebelum umpatan keluar lagi dar
Enjoy ReadingAlex meremas sebuah laporan yang diberikan oleh Ryan sang sekretaris. Menatap pemuda tersebut tajam."Jelaskan!" perintah Alex bernada dingin."Itu adalah bukti penggelapan dana yang dilakukan oleh beberapa orang penting di perusahaan ini," jawab Ryan tenang dan sesopan mungkin."Selama anda pergi mereka memanipulasi data keuangan sehingga menimbulkan kerugian yang cukup besar. Dan itu cukup berimbas pada beberapa perusahaan anak cabang. Dua perusahaan anak cabang anda sudah diambil alih. Anda pasti sudah tahu siapa pelaku sebenarnya. "Kedua mata Alex memejam, menyandarkan punggung pada kursi. Mendengarkan seluruh informasi yang disa
Enjoy ReadingSetelah memberi Aira obat dan teh hangat, kini mereka berbaring di ranjang dengan posisi miring. Alex memeluk tubuh Aira dari belakang juga mengelus perut sang kekasih naik turun, untuk meredakan sakit perutnya.Aira memejamkan mata menikmati elusan tangan Alex yang membuatnya nyaman, sakit perutnya sudah sedikit reda setelah dokter Edward memberinya obat."Ceritakan padaku bagaimana kau bisa kenal lelaki yang bernama Martines." Alex tak bisa menahan rasa penasarannya daripada menyimpulkan sendiri, berakhir meyakiti Aira, ia akan menanyakan langsung tentang kedekatannya dengan lelaki bernama Martinez.Mungkin saran dari Edward benar berbicara dengan baik serta kepala dingin juga diperlukan, walau sebenarnya itu bukan gayanya.Hembusan nafas pelan terdengar, kenapa Alex
Enjoy ReadingSetelah memberi Aira obat dan teh hangat, kini mereka berbaring di ranjang dengan posisi miring. Alex memeluk tubuh Aira dari belakang juga mengelus perut sang kekasih naik turun, untuk meredakan sakit perutnya.Aira memejamkan mata menikmati elusan tangan Alex yang membuatnya nyaman, sakit perutnya sudah sedikit reda setelah dokter Edward memberinya obat."Ceritakan padaku bagaimana kau bisa kenal lelaki yang bernama Martines." Alex tak bisa menahan rasa penasarannya daripada menyimpulkan sendiri, berakhir meyakiti Aira, ia akan menanyakan langsung tentang kedekatannya dengan lelaki bernama Martinez.Mungkin saran dari Edward benar berbicara dengan baik serta kepala dingin juga diperlukan, walau sebenarnya itu bukan gayanya.Hembusan nafas pelan terdengar, kenapa Alex
Enjoy Reading.Mobil Roll Royce bewarna hitam itu berhenti tepat di pelataran mansion. Seorang pengawal yang berjaga sigap membukakan pintu mobil sang boss. Alex turun menarik paksa tubuh Aira membawanya memasuki mansion. Aura lelaki itu semakin mengerikan, disaat seperti ini tak ada seorangpun yang berani mendekat termasuk para maid yang biasa menyambut. Semua hanya menyaksikan dari jauh kedua pasangan itu.Tentu mereka heran karna tadi ketika berangkat keduanya masih sangat mesra , apalagi selama disini tak pernah melihat sang Tuan memperlakukan wanitanya kasar. Tapi saat iniAlex seperti orang kalap bahkan tak memperdulikan Aira yang berjalan pincang dengan kaki telanjang.Hembusan kecil dilayangkan Joana, memandang punggung sang Tuan yang sema
"Alex..." Panggilan itu membuat tubuh Alex menegang seketika. Suara itu adalah suara yang sangat dibenci Jug tak ingin didengar lagi. Bunyi heels terketuk lantai semakin terdengar mendekat, kedua mataAlex memejam lalu membuka. Pandangan itu seketika menajam juga dingin. Alex berbalik, pertama kali yang dilihatnya netra sayu Evelin. Kaki berbalut heels lima lima cm itu semakin mendekat, satu tangan Envelin bahkan terulur bermaksud meraih jaz lelaki tersebut. Tapi sebelum terjadi Alex sudah memundurkan langkahnya hingga tangan Evelin melayang sia-sia di udara. "Jangan coba-coba menyentuhku!" Ucapan itu terlampau dingin sampai Evelin menarik kembali lengannya. Cairan bening sudah menumpuk di pelupuk mata. "Aku merindukanmu, aku senang kau sudah kembali." suara Evelin begitu lirih, wajahnyapun tertunduk dalam merasa bersalah karna telah mengkh