Enjoy Reading.
...Waktu silih berganti dilalui Aira tak terasa sudah 4 bulan berada di Negara Taiwan. Hari ini ia mendapat cuti satu hari untuk keluar. Dan kesempatan ini tak di sia-siakan, ia ingin berkeliling dan melihat bagaimana kehidupan di Negara ini.Dan Linalah yang akan menjadi pemandunya. Gadis itu sudah bekerja di sini lebih dari dua tahun jadi sedikit banyak dia mengenal seluk beluk kota ini. Wisata mana yang bagus untuk dikunjungi.
Di depan cermin Aira memoles wajahnya dengan mekup tipis . rambut panjangnya dibiarkan tergerai. kemeja putih berlengan panjang menjadi pilahannya kini. Dua kancing dibiarkan terbuka, kerah sebelah kanan ditarik sampai lengan, hinga bahu kanan aira terlihat sebagian. Memadukan dengan celana jins warna biru dan sepatu snakers wana putih.
Tampilan Aira terlihat seperti remaja pada umumnya. Orang tidak akan mengira bahwa dia telah memiliki seorang putri. Senyum tipis tersungging kala melihat pantulan wajahnya di cermin.
Sebelum pergi Aira akan menemui sang tuan untuk memastikan keadaannya. Bagaimanapun ia akan pergi seharian jadi penting baginya mengetahui kondisinya.Pintu besar bewarna coklat itu di buka perlahan. Seperti biasa sang boss berada di tempat favoritnya pojokan kamar. Perlahan menarik kursi sang Tuan dan berjongkok di Depannya.
" Tuan, aku sudah mengatakan padamu kemaren, bahwa hari ini aku akan pergi. Jadi baik-baik lah selama aku pergi. "
Sorot mata Alex datar dan menusuk. Bukan karna Aira pergi tapi bahu mulus yang sengaja diekspos membuat Alex geram bahkan kucing kecilnya tampak cantik dan mempesona.
'Daammnn...., kenapa dia membiarkan bahu itu terbuka? apa dia berniat menggoda lelaki di luar sana? shiiit...., bahu itu sangat menggoda.' bisik Alex dalam hati.Keterdiaman Alex kini membuat Aira lega meninggalkan sang boss. Sekarang banyak sekali perubahan pada diri sang majikan. Jarang sekali mengamuk seperti dulu, itulah sebabnya Aira berani meninggalkan sendiri.
" Baiklah, aku pergi sekarang, " mulai berdiri dan berbalik. Baru dua langkah tarikan kuat dari lengan kekar Alex membuat Aira terhuyung ke belakang terjatuh di pangkuannya.
Dan secepat kilat benda kenyal itu menempel sempurna di bibir Aira. Bola mata Aira membesar seiiring keterkejutan melanda, serangan Alex yang mendadak melumpuh saraf di otak hingga tubuhnya terasa membeku.
Selang beberapa saat ia mulai tersadar kala lumatann kasar dan menuntut dari Alex menyakitinya. Lelaki itu menggigit bibir bawah Aira agar bibir itu terbuka.
Berontak, memukul dada mencoba lepas dari Alex, tapi seberapa keras pukulan itu Alex seolah tuli dan tak merasa sakit. Geraman rendah terdengar dari Alex merasa tak suka akan penolakan Aira, malah semakin menekan kuat tengkuk, memperdalam ciuman dan mengeksplor setiap deretan gigi menggunakan lidah.
Ciuman yang sebelumnya kasar kini berubah melembut, Aira sedikit terhayut, tangannya mulai menggenggam kaus Alex kuat. Senyum tipis terukir dari Alex di sela ciumannya. Keduanya sama-sama terhayut dengan permainan lidah mereka. Saat dirasa pasokan oksigen mulai menipis barulah jemari Alex merenggang dan melepas penyatuan bibir. Ada perasaan kosong yang menggelayuti Alex ketika ciuman itu terlepas.Deru nafas mereka bersautan mencoba mencari udara untuk mengisi paru-paru yang kosong. Tak berselang lama pekikan kecil terdengar kala Alex menghisap bahu Aira diiringi gigitan.
Dengan sekuat tenaga Aira mendorong tubuh Alex dan mencoba berdiri. Memberi pelototan tajam pada Alex yang telah melakukan hal kurang ajar padanya.
" KAU, Apa yg kau lakukan?" Aira menggeram marah.Alex hanya diam, tatapannya kembali kosong seperti orang yang tak pernah melakukan kesalahan apapun. Ingin sekali Aira mengumpat dan memaki, tapi saat melihat ekspresi Alex, ia mengurungkan niatnya.
'Siaaall..... Bagaimana dia bisa menampilkan ekpresi seperti itu, setelah apa yang dia lakukan. Apa orang gila begitu bernafsu saat berciuman? atau dia hanya pura-pura giila. Tapi apa yang kulakukan tadi?, aku malah menikmatinya, ooohh ya ampuun...' Umpat Aira dalam hati.Pipi Aira memerah saat mengingat betapa liarnya ia tadi. Suara dering ponsel ada di dalam tas slempang Aira mengalihkan fokusnya. Segera menggeser warna hijau saat tau yang menghubunginya adalah Lina."Ya, tunggulah sebentar aku akan datang." mematikan sambungan telpon. Lalu segera merapikan kemeja yang terlihat sedikit kusut.
Kancing yang semula terbuka kini tertutup sempurna, akibat gigitan tadi menimbulkan bekas di sana. Ia tidak ingin membuat Lina berfikir buruk tentangnya.Bunyi benturan pintu terdengar cukup keras pertanda Aira keluar dari ruangan dengan perasaan kesal.
Alex justru terkekeh geli melihat kemarahan Aira, memegangi bibir yang masih basah menggunakan ibu jari. Ia masih bisa merasakan bibir lembut Aira.
" Maniss." Alex kembali tersenyum tipis.
"Hanya aku yang boleh menikmati bahu mulusmu, Aira. Semua yang ada pada dirimu, adalah milikku," gumam Alex pelan dengan seringainya.
Sayup-sayup Alex mendengar dering ponsel miliknya, segera mengambil ponsel yang tersimpan di laci nakas terdalam.
Siulan keras serta kekehan kecil dari seberang telpon menjadi hal pertama yang di dengar ketika benda pipi itu sudah berada di telinga.
"Aku seperti menonton adegan live tadi. Semakin agresif eehh, kau terlihat seperti seorang pria posesif."
Tak ada raut marah ketika mendengar nada yang terkesan menyindir, ia malah terkekeh sambil menggeleng kecil.
Alex mengakui ia terlihat seperti remaja yang baru berpacaran.
Padahal ini bukan pertama kali, ia pernah menjalin hubungan lama bersama seseorang, tapi dengan Aira berbeda. Ia tak bisa mengontrol diri saat dihadapkan bibir menggoda Aira, wangi tubuhnya membuat candu."Apa kau menghubungiku hanya untuk hal ini?"
" Kau suka sekali mengalihkan pembicaraan, vidio ini akan ku kirim pada Edwar. Aku ingin melihat reaksinya saat menyaksikan adegan panas ini."
"Coba saja kalau kau berani. "
"Huff, kau sama sekali tidak seru. Aku sangat rindu saat kita berkumpul bersama."
"Bersabarlah! jangan mengeluh! jalan kan tugasmu dengar benar! Edwar pun sekarang sedang sibuk."
"Ya, ya, kalian memang orang sibuk," jawab orang itu bernada kesal.
"Oh ya, kapan kau kembali? pak tua itu sudah mengambil alih beberapa anak perusahaanmu," sambung orang itu lagi
Bukannya cemas, Alex justru tersenyum mendengar informasi ini.
" Biarkan dia bersenang-senang dulu dan menikmati hasil curiannya. Aku tidak suka sesuatu yang terburu-buru. Bukankah itu akan lebih menyiksa saat dia terjatuh nanti." Alex menampilkan seringai keji.
" Kau seperti biasa, sangat mengerikan."
Sambungan telpon pun terputus, Alex memperhatikan setiap CCTV yang terpasang di dalam ruangan. Memang tempat ini terpasang beberapa CCTV, untuk mengawasi semua gerak geriknya. Dan mereka fikir beberapa CCTV ini sudah bisa mengendalikannya dan membatasi ruang geraknya. Bahkan Alex bisa melakukan lebih daripada ini.
Kedua mata Alex menatap salah satu CCTV itu tajam, sudut bibirnya tersungging ke atas.
"Kau fikir kau sudah mengendalikan semuanya, padahal aku yg memegang permainan ini." Alex kembali menertawakan kebodohan seseorang.
Spanyol.
Di belahan Negara lain, seorang lelaki yang sudah berumur berdiri di dekat jendela besar di dalam ruangan kerja miliknya. Meperhatikan pemandangan kota Spanyol dipenuhi gedung-gedung megah menjulang tinggi. Dari atas sana, ia mencoba mengukur seberapa besar kekuasaannya saat ini. Walaupun umurnya sudah setengah abad lebih, lelaki itu masih terlihat gagah.Guratan disekitar wajahnya tak mengurangi ketampanannya.Senyum tak pernah luntur dari wajahnya."Kau sudah berhasil menguasai sebagian anak perusahan Alex, selanjutnya apa rencanamu?"
Pertanyaan itu datang dari seorang wanita yang umurnya tak beda jauh dari si pria. Wanita itu nampak elegan, dan cantik walaupun umurnya tak muda lagi. Dia duduk di sofa tak jauh dari si lelaki berdiri.
Senyum melengkung menghiasi wajah si lelaki. "Sebentar lagi aku akan mendapatkan semuanya. Tiga bulan, akan ada rapat pemegang saham, disitulah aku akan mengambil semuanya." jawabnya tanpa menoleh kepada sang wanita seolah obyek didepannya lebih menarik dari lawan bicara."Aku menyesal telah menikah dengan situa itu. Aku fikir setelah menyingkirkannya. Aku akan mendapat kan sebagian hartanya, tapi ternyata dia hanya memberiku mansion brobrok nya saja. " senyum sinis terukir dari si wanita.Lelaki itu menoleh, berjalan mendekati si wanita. "Kau sedikit bodoh dan terlalu terburu-buru, sayang."
"Kau benar, sekarang aku senang kita akan mendapatkan semuanya.
Setelah ini giliran anak sialan itu yang harus kita singkirkan."Sang wanita berdiri, semakin mendekatkan tubuhnya pada si pria membelai wajahnya dengan gerakan pelan seringan bulu.
Lelaki itu tersenyum langsung merengkuh pinggang si wanita erat. Bibirya sudah berada tepat di bibir wanita itu.
"Pelan-pelan sayang, kita akan menyingkirkannya." si wanita tersenyum, lalu mereka berciuman panas.
Entah apa yang terjadi karna hanya terdengar suara desahan memenuhi ruangan kantor.
...
Revisi 08 juli 21
Ig Cayraalmera.
Enjoy Reading.......Tujuan Aira dan Lina saat ini adalah Taipe 101, mantan gedung tertinggi di Dunia sebelum diambil Burj Khalifah Dubai. Menurut Lina, di sana kita bisa melihat indahnya kota Taipe dan di lantai bawah ada mall tempat belanja.Puku 13.30 akhirnya kita sampai di tempat tujuan, begitu masuk sudah langsung terlihat DinTa Fung di lantai satu. Lina mengajak pergi ke lantai 5 karna di sana letak ticketing dan pintu masuk observariti taipe 101. Lina sebelumnya sudah pesan tiket secara online jadi tinggal ditukar dengan tiket fisik.Lalu mereka menaiki lift tercepat hanya beberapa detik saja sudah sampai di latai 89. Aira seperti orang linglung saat keluar dari lift. Ini pertama kali untuknya menaiki lift secepat itu. Jantungnya serasa di lempar jauh dan seakan
....So Enjoy Reading. Aira menikmati waktu senggangnya dengan duduk di taman. Wanita itu menghirup udara rakus, rasanya sangat menenangkan . Udara di Taiwan tampak hangat karna di sana sudah memasuki musim semi. Ini pertama kalinya bagi Aira merasakan musim semi di Negara ini.Bunga-bunga bermekaran begitu cantik menghiasi taman.Wanitu itu sesekali tersenyum sambil membalas pesan di ponsel. Pesan yang berasal dari Grace dan Lucaz . Walapun sejak pertemuan pertama mereka belum bertemu kembali karna kesibukan Aira, tapi hubungan mereka menjadi lebih dekat. Terutama Lucaz, lelaki itu cukup intens mengirim pesan, sehingga Aira menjadi sedikit terbuka dengannya.Aira te
Enjoy Reading. .Aira menyuapi Alex seperti biasanya. Lelaki itu hanya diam. Dulu Alex akan mengamuk, tapi sekarang lelaki itu menjadi semakin penurut. Entah karna telah terbiasa dengannya atau karna obat yang selalu ia berikan hingga Alex menjadi lelaki idiot penurut.Aira mencekram sendok yang dipegang kuat, perasaan marah dan bersalah menguasainya.'Ini bukan salahmu Aira, kau hanya berada di posisi yang salah.''Jika kau tak memberinya obat itu, Alex takkan seperti ini, kau memang penyebab Alex seperti ini.''Sebelu
Ost : Abraham Matteo~ Loco Enamorado.. ...Saat ini Aira berada di dapur dengan Joana, ia membantu Joana membuat kue.Aira bertekat akan mencari tahu tentang permasalahan Alex.Mengingat nama Alex membuatnya sedikit jengkel, setelah penyamarannya terbongkar, lelaki itu semakin menyebalkan.Dia selalu menempel padanya dan menciumnya sesuka hati. Ia kadang frustasi menghadapi kemesuman Alex yang sialnya berstatus majikannya.Aira mulai memilah kata-kata yang tepat untuk ditanyakan pada Joana, berdehem untuk menetralkan kegugupannya."Joana, kau kan sudah lama bekerja dengan keluarga tuan Alex. sebenarnya apa yang menyebabkan tuan Alex seperti sekarang ini?" tanya Aira sambil mengaduk adonan kue.Joana yang mencetak adonan kue di dalam loyang pun berhenti. meng
..Enjoy Reading. ..Jam menunjukkan pukul 01.05 tengah malam. Merasa haus Aira meraih pitcher yang selalu tersedia di atas nakas sebelah tempat tidurnya. Rasa haus seperti mencekik kerongkongan. Menghembuskan nafas pelan ketika pitcher itu kosong.Aira terpaksa menurunkan kakinya, melangkah keluar menuju dapur.Langkahnya terhenti saat melihat sekelebat bayangan seseorang.Mengedarkan pandangan dan mendapati siluit wanita tak jauh darinya. Aira segera bersembunyi di balik dinding memperhatikan postur tubuh wanita itu dari belakang. Sudah bisa ditebak dari cara berjalan saja dia adalah Nora. " Dia lagi, sebenarnya apa
Enjoy Reading..Dering ponsel berasal dari laci nakas berbunyi cukup keras. Hingga sang empunya menoleh ke asal suara. Sedikit enggan Alex membuka laci dan mengambil benda pipih yang terus mengeluarkan bunyi. Ingin sekali Alex mengabaikannya karna ia sudah tahu apa yang akan di bahas bocah cunguk itu. Tapi ibu jarinya seolah menghianiti sang pemilik dengan bergerak mengusap tombol bewarna hijau."Apa?" suara serak Alex terdengar malas, enggan untuk berbasa-basi."Cekz...., setelah mendapatkan kesenangan di sana kau melupakanku." Si penelponpun menggeram rendah menahan kekesalan. Alex memutar bola mata jengah. "Apa hanya itu yang ingin kau s
Enjoy Reading..Aira duduk di ranjang kamar, sambil menopang dagu. Sesekali tersenyum dan mengacak rambut kemudian tertawa—lalu merebahkan tubuhnya kasar di ranjang."Ooh..., kau memang gila Aira. Bagaimana bisa kau memiliki affair bersama majikanmu? bagaimana kalau Joana tahu, pasti dia akan mengamuk."Aira menggeleng keras, membayangkan Joanamarah karna telah memikat boss beharganya."Maafkan aku joana. Alex sangat menggoda, dan aku menyukainya."Aira tertawa sendiri kemudian menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal. Mulai memejamkan kedua mata karna malam sudah larut....Semantara di ruangannya Alex merasa ge
Tepat tengah hari Aira turun dari lantai dua dengan senyum tak pernah luntur dari wajahnya.Dia menghabiskan waktu bersama Alex. Hatinya menghangat ketika mengingat hal sederhana yang baru mereka lakukan.Aira tak percaya, ia awalnya bekerja menjadi pengasuh bossnya malah terjebak dalam pesona Alex.Melihat Aira bertingkah aneh membuat Lina mengerutkan kening. "Kak, apa kau baru saja memenangkan lotre? kau bahkan tersenyum sendiri seperti orang gila. ""Lebih dari itu," jawab Aira riang."Apa kau mempunyai kekasih baru?" tanya Lina asal.Sontak Aira pun menoleh,Ia heran kenapa Lina selalu bisa menebak apa yang ada di hatinya. Apa dia keturunan dukun?.Melihat ketegangan di wajah Aira, Lina pun menampilkan senyum tipis. "Jadi benar kau memiliki kekasih, siapa kekasihmu? aahh... aku ingat kemarin kau mengatakan hubunganmu dengan tuan tam
Area dewasa bijak memilih bacaan 21+Bibir Aira dan Alex saling mencecap beradu begitu liar dalam desiran gairah yang mereka ciptakan. Ciuman hanya terlepas sebentar karna ingin meraup oksigen yang mulai habis setelahnya berlanjut lebih intim.Suara deru nafas terdengar bersautan ketika Alex melepas ciuman, bibir Aira masih terbuka dengan mata memejam erat dan dahi saling menempel. Perlahan kelopak mata itu terbuka menatap wajah Alex sayu. Entah mengapa Aira merasa tak rela bibir mereka terpisah."Kita sudahi semuanya," bisik Alex serak menahan segala gairah yang sudah memenuhi jiwanya. Saat ini mereka di mobil dan ia tak ingin berbuat lebih jauh lagi."Aku merindukanmu, Al," ucap Aira lirih tapi terdengar seperti desahan merdu yang menggoda Alex.Shhiiittt,&
Enjoy Reading..Tubuh Aira membeku saat menyasikkan pemandangan didepannya. Senyum cantik tersungging di sudut bibir. Tak jauh darinya pemandangan indah terhampar di sana.Terdapat papan kayu diletakkan diatas pasir yang berguna sebagai pijakan, disisi kiri dan kanan terdapat sebuah lampion kecil sebagai hiasan serta memasang kelambu bewarna putih untuk mempercantiknya.Terdapat beberapa tiang digunakan untuk menggantung lampion dengan ukuran yang lebih besar, beberapa bunga diletakkan disamping tiang tersebut.Hingga beberapa meter darinya tampaklah sebuah meja persegi terbuat dari kayu, diatas meja sudah terisi dua gelas dan 1 botol minuman, satu tangkai bunga mawar turut diletakkan ditengah meja.Senyum Aira semakin lebar kala meliha
Setelah sampai mansion, Alex langsung menuju kamar, melepas semua pakaiannya menyisakan celana dalam. Baju yang dipakai juga berbeda dari saat pergi. Menyibak selimut kemudian berbaring disebalah Aira.Alex membalik tubuh Aira yang tidur membelakangi, memeluk tubuh itu dan mencium pucuk kepalanya singkat. Kedua matanya terpejam lalu ikut terbuai kealam mimpi...Usapan lembut dikepala lelaki yang masih terlelap itu membuat tidurnya semakin nyaman bahkan enggan untuk membuka mata hingga suara halus memasuki indra pendengar, membuanya mengerjap."Al, bangun!" bisik Aira beberapa kali di dekat telinga Alex. Tanpa di duga tangan besar Alex meraih telapak tangan Aira, membawanya ke bibir, mencium jemari itu penuh cinta."Five minute, baby,"
Part ini mengandung unsur kekerasan. Bijak dalam memilih bacaan. ⛏️🔫🔫 Enjoy Reading ........ "Wajah tampanku ini sangat tidak cocok dengan rantang di tanganku ini." Acer meletakkan bekal makan siang dari Aira di atas meja kerja Alex begitu keras membuat siempunya yang sedang berkutat dengan pekerjaannya menatapnya dengan dahi mengerut. "Aku baru tahu, kalian berdua memang pasangan yang serasi, sama-sama menjengkelkan," ujarnya lagi sedikit jengkel. "Sekarang tugasmu sudah selesai, pergilah!" perkataan Alex benar-benar membuat Acer terbengong beberapa saat, sebelum umpatan keluar lagi dar
Enjoy ReadingAlex meremas sebuah laporan yang diberikan oleh Ryan sang sekretaris. Menatap pemuda tersebut tajam."Jelaskan!" perintah Alex bernada dingin."Itu adalah bukti penggelapan dana yang dilakukan oleh beberapa orang penting di perusahaan ini," jawab Ryan tenang dan sesopan mungkin."Selama anda pergi mereka memanipulasi data keuangan sehingga menimbulkan kerugian yang cukup besar. Dan itu cukup berimbas pada beberapa perusahaan anak cabang. Dua perusahaan anak cabang anda sudah diambil alih. Anda pasti sudah tahu siapa pelaku sebenarnya. "Kedua mata Alex memejam, menyandarkan punggung pada kursi. Mendengarkan seluruh informasi yang disa
Enjoy ReadingSetelah memberi Aira obat dan teh hangat, kini mereka berbaring di ranjang dengan posisi miring. Alex memeluk tubuh Aira dari belakang juga mengelus perut sang kekasih naik turun, untuk meredakan sakit perutnya.Aira memejamkan mata menikmati elusan tangan Alex yang membuatnya nyaman, sakit perutnya sudah sedikit reda setelah dokter Edward memberinya obat."Ceritakan padaku bagaimana kau bisa kenal lelaki yang bernama Martines." Alex tak bisa menahan rasa penasarannya daripada menyimpulkan sendiri, berakhir meyakiti Aira, ia akan menanyakan langsung tentang kedekatannya dengan lelaki bernama Martinez.Mungkin saran dari Edward benar berbicara dengan baik serta kepala dingin juga diperlukan, walau sebenarnya itu bukan gayanya.Hembusan nafas pelan terdengar, kenapa Alex
Enjoy ReadingSetelah memberi Aira obat dan teh hangat, kini mereka berbaring di ranjang dengan posisi miring. Alex memeluk tubuh Aira dari belakang juga mengelus perut sang kekasih naik turun, untuk meredakan sakit perutnya.Aira memejamkan mata menikmati elusan tangan Alex yang membuatnya nyaman, sakit perutnya sudah sedikit reda setelah dokter Edward memberinya obat."Ceritakan padaku bagaimana kau bisa kenal lelaki yang bernama Martines." Alex tak bisa menahan rasa penasarannya daripada menyimpulkan sendiri, berakhir meyakiti Aira, ia akan menanyakan langsung tentang kedekatannya dengan lelaki bernama Martinez.Mungkin saran dari Edward benar berbicara dengan baik serta kepala dingin juga diperlukan, walau sebenarnya itu bukan gayanya.Hembusan nafas pelan terdengar, kenapa Alex
Enjoy Reading.Mobil Roll Royce bewarna hitam itu berhenti tepat di pelataran mansion. Seorang pengawal yang berjaga sigap membukakan pintu mobil sang boss. Alex turun menarik paksa tubuh Aira membawanya memasuki mansion. Aura lelaki itu semakin mengerikan, disaat seperti ini tak ada seorangpun yang berani mendekat termasuk para maid yang biasa menyambut. Semua hanya menyaksikan dari jauh kedua pasangan itu.Tentu mereka heran karna tadi ketika berangkat keduanya masih sangat mesra , apalagi selama disini tak pernah melihat sang Tuan memperlakukan wanitanya kasar. Tapi saat iniAlex seperti orang kalap bahkan tak memperdulikan Aira yang berjalan pincang dengan kaki telanjang.Hembusan kecil dilayangkan Joana, memandang punggung sang Tuan yang sema
"Alex..." Panggilan itu membuat tubuh Alex menegang seketika. Suara itu adalah suara yang sangat dibenci Jug tak ingin didengar lagi. Bunyi heels terketuk lantai semakin terdengar mendekat, kedua mataAlex memejam lalu membuka. Pandangan itu seketika menajam juga dingin. Alex berbalik, pertama kali yang dilihatnya netra sayu Evelin. Kaki berbalut heels lima lima cm itu semakin mendekat, satu tangan Envelin bahkan terulur bermaksud meraih jaz lelaki tersebut. Tapi sebelum terjadi Alex sudah memundurkan langkahnya hingga tangan Evelin melayang sia-sia di udara. "Jangan coba-coba menyentuhku!" Ucapan itu terlampau dingin sampai Evelin menarik kembali lengannya. Cairan bening sudah menumpuk di pelupuk mata. "Aku merindukanmu, aku senang kau sudah kembali." suara Evelin begitu lirih, wajahnyapun tertunduk dalam merasa bersalah karna telah mengkh