.
.So. Enjoy Reading.
..Dan lihatlah pagi ini! penampilannya tampak sangat kacau, wajah kusut dan warna hitam di bawah mata, persis seperti mayat hidup.
Dengan langkah gontai Aira berjalan menuju dapur, bermaksud mengambil air minum untuk membasahi tenggorokan yang terasa kering. Di dalam dapur Joana dan Lina terlihat sedang memgobrol. Lina juga pekerja di mansion ini, bersal dari indonesia sama sepertinya, tepatnya di Bandung.
Gadis itu lumayan cantik, memiliki tubuh mungil serta kulit putih. Bandung memang terkenal pencetak wanita cantik dan Lina adalah salah satunya. Dan karna persamaan bahasa itulah Aira cepat akrab dengan gadis ayu bertubuh mungil itu.
Perbedaannya dia memiliki keberuntungan yang tak dimiliki, hanya membereskan rumah dan tak harus mengasuh pria gila sepertinya.
Sungguh beruntung sekali hidupnya, membersihkan rumah tak membutuhkan tenaga berlebih sebab banyaknya pelanya di mansion ini membuat pekerjaan itu begitu ringan dan mudah.
Kedua wanita itu sangat terkejut melihat penampilan Aira begitu berantakan.
Sedangkan yang di tatap tampak cuek tak menghiraukan keterkejutan meraka, memilih membuka kulkas, mengambil air minum dan meminum langsung dari botol untuk menghilangkan rasa haus yang sudah ditahan sedari tadi. Mengambil duduk di kursi sambil melatakkan kepalanya di atas meja serta memejamkan mata.
" Aira apa yang terjadi, Nak? apa tuan mempersulitmu lagi?" tanya joana penuh kekhawatiran.
" Ia kak lihatlah wajahmu, kau nampak mengerikan," timpal Lina yang juga ikut penasaran melihat keadaan Aira.
"Kalian benar. Tuan sialan itu yang sudah membuatku seperti ini, dia mengacaukan kerja otak dan jantungku. Sehingga aku tidak bisa tidur." Aira menegakkan tubuh, berucap menggebu-gebu menyalurkan rasa frustasi.
Joana dan Lina saling pandang tak mengerti ucapan Aira. Senyum canggung dan deheman kecil diperlihatkan Aira ketika menyadari kesalahannya. Ia terlalu kesal hingga hampir membongkar kejadian tadi malam bersama Alex.
"Maaf Joana, semalam aku tidak bisa tidur. Kau tau kan orang yang kurang tidur akan berbicara nglantur, jadi lupakan ucapanku tadi." Aira mencoba mencari alasan tepat agar mereka tidak curiga.
'Dasar bodoh, kenapa kau bicara seperti itu tadi? apa kau akan mengatakan pada meraka bahwa kau telah lancang menyentuh tubuh tuan Alex saat tidur? kenapa mulut ini sangat ceroboh.' Aira mengumpat dalam hati, merutuki kebodohannya.
"Apa ada masalah Aira? ceritalah mungkin kita bisa membantu," tanya Joana sabar penuh kelembutan.
" Tidak joana. Aku hanya rindu anakku."
"Benarkah hanya itu?"
" Benar Joana, hanya itu. Jangan mencemaskanku." Aira tersenyum, bersyukur Joana sangat perhatian padanya.
" Tenanglah kak, aku mempunyai produk yang bagus untuk menghilangkan mata pandamu. Aku akan memberikan secara gratis karna aku adalah adik yang baik." Lina menimpali ucapan mereka.
" Ohh...., Lina kau memang the best." Aira mengacungkan jempolnya pada Lina.
"Aku juga mempunyai produk pengencang kulit, kau ingin mencoba?"
" Benarkah? apa aku akan cantik memakai itu?" tanya Aira antusias.
"Tentu saja, tanpa memakainya kau sudah cantik."
Mereka bertiga tertawa kencang, suasana dapur pun terasa hangat karna obrolan kecil. Sudah waktunya kembali bekerja. Aira tampak tak bersemangat saat akan mengantar sarapan untuk Alex, menghentikan Lina yang melangkah pergi.
" Lina, bisakah aku meminta tolong?"
" Tentu saja, apa yang bisa kulakukan untuk kakakku tercantik ini?" goda Lina tersenyum jail.
Senyum mengembang terbit di wajah cantik Aira ketika mendengar jawaban Lina, mungkin hari ini ia bisa bebas tak bertemu Alex.
"Antarkan makanan ini ketempat, tuan Alex!" Aira begitu bersemangat menyodorkan nampan yang dipegang pada Lina.Mendengar permintaan Aira, gadis itu langsung menggeleng keras tanda penolakan.
" Apapun akan kulakukan untukmu, kecuali permintaan yang satu ini, aku tidak mau. Aku masih ingin hidup. Sebenarya ada apa? tak biasanya kau seperti ini?"Aira terseyum kecut mendengar penolakan Lina, bahunya seketika merosot lemah tak bertenaga.
"Tidak ada apa-apa, hari ini aku sangat malas bertatap muka dengannya, moodku sedang tidak bagus."" Tidak ada yang bisa menangani tuan selain dirimu, jadi singkirkan sifat malasmu itu dan kerjakan tugasmu segera!" Lina sangat ngeri saat membayangkan tuan gilanya itu, ia masih mengingat ketika ingin membersihkan kamar sang Tuan, ia pernah dilempar dengan lampu nakas. Untung reflek tubuhnya bagus, kalau tidak mungkin saat ini dirinya sudah tak berada di sini lagi.
.
.
.
Aira yang sudah berada diruangan Alex sangat bingung karna tak menemukam tuannya ditempat biasa. Meletakkan nampan diatas nakas, mulai mengelilingi ruangan untuk mencari Alex, di balkon dan di ruangan bajupun tidak ada sosok yang dicari.
'kemana dia?'
Hanya kamar mandi yang belum diperiksa. Segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi meresa lega karna Alex berada disana.
Lelaki itu duduk di kursi roda menghadap bathup sambil menatap kosong. Aira mencoba mendekat dan berdiri disampingnya.
"Tuan apa yang kau lakukan di sini?
apa kau ingin berendam?" hening tidak ada jawaban seperti sebelum-sebelumnya.Ya, selama merawat Alex Aira tak pernah mendengar satu patah katapun keluar dari mulut pria ini.
Menunduk, memposisikan dirinya agar sejajar dengan sang Tuan. Aira menatap kedua bola mata legam sang tuan. Semakin lama menyusuri iris legamnya semakin terhanyutlah pada pesona sang majikan.Ada perasaan aneh yang dirasa saat menatap sepasang mata itu. Aira mulai gugup, memalingkan wajah, berdehem kecil untuk menepis perasaan aneh yang tiba-tiba entah dari mana datangnya.
"Baiklah, aku akan menyiapkan air panas untuk Anda, tunggulah sebentar!" mulai mengisi bathup dengan air hangat, setelah selesei kembali menghadap Alex.
"Aku akan membantu anda melepas pakaian anda."
Alex hanya diam, tidak berontak seperti biasa, keaadaan ini justru membuat Aira di landa kegelisahan. Padahal sudah sering melakukan hal seperti ini, tapi sejak kejadian tadi malam, pikirannya menjadi kacau.
Meneguk salivanya susah payah, ketika tubuh bagian atas telah toples dan terpampang didepannya. Hawa panas menjalar di seluruh tubuhnya ada semburat merah di kedua pipi. Dada bidang Alex, serta otot-otot perut yang terbentuk sempurna sungguh menggoda untuk dipegang. Padahal Alex tak pernah melakukan olahraga, tapi kenapa otot-otot itu begitu terpahat indah. Aira menggeleng kecil mencoba menghilangkan fikiran kotor yang bersarang di kepala.
'Apa yang kau fikirkan Aira? kenapa otakmu semakin tidak waras, sadarlah! kenapa sekarang kau menjadi wanita semesum ini. '
Aira mencoba membuka kancing celana Alex. Tangan itu gemetar membuka resleting, mencoba menurunkannya, matanya membola melihat pemandangan tepat di depannya.
Aira lansung memalingkan wajah, semburat merah di pipi semakin jelas menjalar hingga keleher dan seluruh tubuhnya. Ingin sekali mengubur dirinya saat ini juga, apa yang dilihatnya tadi cukup mengejutkan.
Kejantanan Alex menyembul di balik celana dalam membuat Aira sangat malu. Ia bukan gadis polos juga pernah menikah dan merasakan bagaimana berhubungan badan, tapi melihat milik Alex membuatnya sangat gelisah.
'Oh Tuhan...., aku ingin sekali mengubur diriku saat ini juga, bagaimana bisa, Itu sangat...., Ya ampun Aira kau semakin tidak waras, kau sungguh gila.'
Alex menatap datar Aira, cukup menikmati pemandangan di depannya. Gadis cantik dengan semburat merah di pipi.
Mendesah pelan dalam hati sebab sentuhan lamban Aira sungguh mempengaruhi libidonya. Bahkn bukit gairahnya mencuat sempurna di balik celana dalam.
Ohh Siiit....
Umpat Alex dalam hati. Gadis ini sangat berbahaya, hanya sentuhan kecil mampu membangunkan sisi liar dalam dirinya.
Kerutan di dahi sedikit muncul, Alex menahan diri agar tak terkekeh ketika mendapati wajah Aira begitu pucat dan raut gelisah tergambar jelas di sana. Dan ia tahu apa penyebab Aira seperti ini. Apa dia belum pernah melihat tubuh telanjang seorang lelaki?
Alex tersenyum sangat tipis hingga Aira pun tak menyadari itu.Setelah berhasil menguasai diri Aira membantu Alex berdiri, meletakan tubuhnya di bathup yg sudah terisi air hangat. Menggosok tubuh belakangnya, membantunya karamas, setelah dirasa cukup, melangkah mundur.
" Tuan, aku akan menunggumu di sini, kurasa anda masih ingin berendam."
Berjalan menuju closet dan duduk di sana sambil memperhatikan Alex. Rasa kantuk tiba-tiba menyergap, sesekali Aira menguap dan menggeleng untuk mengenyahkan kantuk. Bahka sudut matanya sudah berair karna seringnya menguap. Perlahan mata itu terpejam seiring kepala Aira yang sudah lemah bersandar pada dinding pertanda alam mimpi menguasi.
Alex masih berendam, kedua matanya terpejam sambil menikmati air panas membasahi tubuhnya, ia butuh berendam lebih lama untuk mereda hasrat yang di timbulkan kucing kecilnya. Dan cara ini cukup efektif.
Perlahan mata itu terbuka, dan hal pertama yang di lihat adalah Aira tertidur di atas Closed.
Rasanya Alex ingin tertawa keras, bagaimana bisa gadis ini tidur di atas Closed begitu nyamannya?
Dengkuran halus yang terdengar pertanda bahwa Aira sangat terlelap dalam gulungan mimpi. Cukup lama Alex memandangi wajah damai Aira.Dirasa sudah tidak ada pergerakan darinya, Alex keluar dari bathup, berjalan pelan sabil menarik handuk disekitarnya, untuk menutupi tubuh bawah yang polos.
Alex terlihat begitu normal tidak nampak seperti seorang pesakit yang cacat dan gila. Tubuh itu berdiri gagah dan tegap dengan sorot mata lembut menatap Aira.

Melumat bibir lembabnya untuk menuntaskan fantasi liar terhadap gadis ini
perlahan Alex mencodongkan wajah mempertemukan bibir mereka. Lembut, itulah yg dirasakan. Merasa tak cukup Alex mulai berani mencecap bibir Aira merasakan sensasi manis dan nikmat yang belum parnah dirasakan.
Ciuman itu semakan dalam bahkan Alex tak peduli jika Aira nanti terbangun. ia akan menjadikan gadis ini miliknya.
Ya miliknya, milik Alex Teixeiria.
Setelah merasa oksigen di paru mulai menipis Alex melepas ciuman. Nafasnya sedikit memburu. Lalu kekehan kecil muncul. Gadis ini seperti kerbau saat tidur sampai tak merasakan betapa liarnya ciuman tadi bahkan bibirnya sudah bengkak dan memerah.
Perlahan jemarinya bergerak mengusap sisa saliva menggunakan jempol. Senyum tipis tak pernah luntur darinya. Mulai sekarang bibir ini akan menjadi favoritnya.
Alex mulai mengangkat tubuh Aira menuju ranjang miliknya meletakkanya secara perlahan dan dipandangi wajah cantik Aira.
" Apa kau tidak tidur semalam? kau pasti sangat kelelahan, tidurlah sepuasmu?"
Alex mengelus pipi Aira, mengecup bibir itu singkat. Kemudian berdiri sedikit menjauh untuk mengambil ponsel yang ia simpan di tempat persembunyiannya.
"Hapus rekaman CCTV di kamarku tadi malam dan saat ini, hingga beberapa jam kedepan. Seperti biasa jangan sampe ada yang curiga." titah Alex tegas pada pria di sebrang telpon.
"Woow... wow kau memiliki mainan baru? wah aku sangat penasaran dengan gadis itu, apa yg membuatmu sampai seperti ini? "
" Diamlah! Jangan banyak bertanya, cukup kerjakan apa yg kuperintah." lanjut Alex lagi.
"Baiklah. kau tau pak tua itu sudah mulai menunjukkan taringnya, apa kau akan tetap membiarkannya."
"Heemm, biarkan saja! Aku ingin melihat seberapa jauh dia bertindak."
Langsung memutus sambungan telpon tanpa mempedulikan disebrang sana sedang mengumpat kesal padanya karna memutuskan secara sepihak.
" permainan ini semakin menarik," gumam Alex pelan, senyum sinis terukir darinya.
...
Revisi 06 juli 2021
Ig Cayraalmeera.
Detail Cast ada di IG ya.
Enjoy Reading. ...Matahari kini telah berada ufuk barat, menyisakan warna jingga kuning ke orange an. Di atas ranjang king size sesosok tubuh masih bergelung nyaman di bawah selimutnya. Lalu menghirup selimut yang di pakai dengan mataterpejam.Harum mint menyeruak indra penciuman membuatnya semakin tak ingin beranjak dari tidur indahnya. Harum ini seperti milik tuannya. Apa karna kejadian semalam ia terus memikirkan sang tuan hingga wanginya saja sampai terbawa dalam mimpi.Aira merasa dipeluk oleh Alex di dalam tidurnya, sudut bibir tertarik ke atas
Enjoy Reading....Waktu silih berganti dilalui Aira takterasa sudah 4 bulan berada di Negara Taiwan. Hari ini ia mendapat cuti satu hari untuk keluar. Dan kesempatan ini tak di sia-siakan, ia ingin berkeliling dan melihat bagaimana kehidupan di Negara ini.Dan Linalah yang akan menjadi pemandunya. Gadis itu sudah bekerja di sini lebih dari dua tahun jadi sedikit banyak dia mengenal seluk beluk kota ini. Wisata mana yang bagus untuk dikunjungi.Di depan cermin Aira memoles wajahnya dengan mekup tipis . rambut panjangnya dibiarkan tergerai. kemeja putih berlengan panjang menjadi pilahannya kini. Dua kancing dibiarkan terbuka, kerah sebelah kanan ditarik sampai lengan, hinga bahu kanan aira terlihat sebagian. Memadukan dengan celana jins warna biru dan sepatu snakers wana putih.Tampilan Aira terlihat seperti remaja pada umumnya. Orang tidak akan mengira bahwa dia telah memiliki se
Enjoy Reading.......Tujuan Aira dan Lina saat ini adalah Taipe 101, mantan gedung tertinggi di Dunia sebelum diambil Burj Khalifah Dubai. Menurut Lina, di sana kita bisa melihat indahnya kota Taipe dan di lantai bawah ada mall tempat belanja.Puku 13.30 akhirnya kita sampai di tempat tujuan, begitu masuk sudah langsung terlihat DinTa Fung di lantai satu. Lina mengajak pergi ke lantai 5 karna di sana letak ticketing dan pintu masuk observariti taipe 101. Lina sebelumnya sudah pesan tiket secara online jadi tinggal ditukar dengan tiket fisik.Lalu mereka menaiki lift tercepat hanya beberapa detik saja sudah sampai di latai 89. Aira seperti orang linglung saat keluar dari lift. Ini pertama kali untuknya menaiki lift secepat itu. Jantungnya serasa di lempar jauh dan seakan
....So Enjoy Reading. Aira menikmati waktu senggangnya dengan duduk di taman. Wanita itu menghirup udara rakus, rasanya sangat menenangkan . Udara di Taiwan tampak hangat karna di sana sudah memasuki musim semi. Ini pertama kalinya bagi Aira merasakan musim semi di Negara ini.Bunga-bunga bermekaran begitu cantik menghiasi taman.Wanitu itu sesekali tersenyum sambil membalas pesan di ponsel. Pesan yang berasal dari Grace dan Lucaz . Walapun sejak pertemuan pertama mereka belum bertemu kembali karna kesibukan Aira, tapi hubungan mereka menjadi lebih dekat. Terutama Lucaz, lelaki itu cukup intens mengirim pesan, sehingga Aira menjadi sedikit terbuka dengannya.Aira te
Enjoy Reading. .Aira menyuapi Alex seperti biasanya. Lelaki itu hanya diam. Dulu Alex akan mengamuk, tapi sekarang lelaki itu menjadi semakin penurut. Entah karna telah terbiasa dengannya atau karna obat yang selalu ia berikan hingga Alex menjadi lelaki idiot penurut.Aira mencekram sendok yang dipegang kuat, perasaan marah dan bersalah menguasainya.'Ini bukan salahmu Aira, kau hanya berada di posisi yang salah.''Jika kau tak memberinya obat itu, Alex takkan seperti ini, kau memang penyebab Alex seperti ini.''Sebelu
Ost : Abraham Matteo~ Loco Enamorado.. ...Saat ini Aira berada di dapur dengan Joana, ia membantu Joana membuat kue.Aira bertekat akan mencari tahu tentang permasalahan Alex.Mengingat nama Alex membuatnya sedikit jengkel, setelah penyamarannya terbongkar, lelaki itu semakin menyebalkan.Dia selalu menempel padanya dan menciumnya sesuka hati. Ia kadang frustasi menghadapi kemesuman Alex yang sialnya berstatus majikannya.Aira mulai memilah kata-kata yang tepat untuk ditanyakan pada Joana, berdehem untuk menetralkan kegugupannya."Joana, kau kan sudah lama bekerja dengan keluarga tuan Alex. sebenarnya apa yang menyebabkan tuan Alex seperti sekarang ini?" tanya Aira sambil mengaduk adonan kue.Joana yang mencetak adonan kue di dalam loyang pun berhenti. meng
..Enjoy Reading. ..Jam menunjukkan pukul 01.05 tengah malam. Merasa haus Aira meraih pitcher yang selalu tersedia di atas nakas sebelah tempat tidurnya. Rasa haus seperti mencekik kerongkongan. Menghembuskan nafas pelan ketika pitcher itu kosong.Aira terpaksa menurunkan kakinya, melangkah keluar menuju dapur.Langkahnya terhenti saat melihat sekelebat bayangan seseorang.Mengedarkan pandangan dan mendapati siluit wanita tak jauh darinya. Aira segera bersembunyi di balik dinding memperhatikan postur tubuh wanita itu dari belakang. Sudah bisa ditebak dari cara berjalan saja dia adalah Nora. " Dia lagi, sebenarnya apa
Enjoy Reading..Dering ponsel berasal dari laci nakas berbunyi cukup keras. Hingga sang empunya menoleh ke asal suara. Sedikit enggan Alex membuka laci dan mengambil benda pipih yang terus mengeluarkan bunyi. Ingin sekali Alex mengabaikannya karna ia sudah tahu apa yang akan di bahas bocah cunguk itu. Tapi ibu jarinya seolah menghianiti sang pemilik dengan bergerak mengusap tombol bewarna hijau."Apa?" suara serak Alex terdengar malas, enggan untuk berbasa-basi."Cekz...., setelah mendapatkan kesenangan di sana kau melupakanku." Si penelponpun menggeram rendah menahan kekesalan. Alex memutar bola mata jengah. "Apa hanya itu yang ingin kau s
Area dewasa bijak memilih bacaan 21+Bibir Aira dan Alex saling mencecap beradu begitu liar dalam desiran gairah yang mereka ciptakan. Ciuman hanya terlepas sebentar karna ingin meraup oksigen yang mulai habis setelahnya berlanjut lebih intim.Suara deru nafas terdengar bersautan ketika Alex melepas ciuman, bibir Aira masih terbuka dengan mata memejam erat dan dahi saling menempel. Perlahan kelopak mata itu terbuka menatap wajah Alex sayu. Entah mengapa Aira merasa tak rela bibir mereka terpisah."Kita sudahi semuanya," bisik Alex serak menahan segala gairah yang sudah memenuhi jiwanya. Saat ini mereka di mobil dan ia tak ingin berbuat lebih jauh lagi."Aku merindukanmu, Al," ucap Aira lirih tapi terdengar seperti desahan merdu yang menggoda Alex.Shhiiittt,&
Enjoy Reading..Tubuh Aira membeku saat menyasikkan pemandangan didepannya. Senyum cantik tersungging di sudut bibir. Tak jauh darinya pemandangan indah terhampar di sana.Terdapat papan kayu diletakkan diatas pasir yang berguna sebagai pijakan, disisi kiri dan kanan terdapat sebuah lampion kecil sebagai hiasan serta memasang kelambu bewarna putih untuk mempercantiknya.Terdapat beberapa tiang digunakan untuk menggantung lampion dengan ukuran yang lebih besar, beberapa bunga diletakkan disamping tiang tersebut.Hingga beberapa meter darinya tampaklah sebuah meja persegi terbuat dari kayu, diatas meja sudah terisi dua gelas dan 1 botol minuman, satu tangkai bunga mawar turut diletakkan ditengah meja.Senyum Aira semakin lebar kala meliha
Setelah sampai mansion, Alex langsung menuju kamar, melepas semua pakaiannya menyisakan celana dalam. Baju yang dipakai juga berbeda dari saat pergi. Menyibak selimut kemudian berbaring disebalah Aira.Alex membalik tubuh Aira yang tidur membelakangi, memeluk tubuh itu dan mencium pucuk kepalanya singkat. Kedua matanya terpejam lalu ikut terbuai kealam mimpi...Usapan lembut dikepala lelaki yang masih terlelap itu membuat tidurnya semakin nyaman bahkan enggan untuk membuka mata hingga suara halus memasuki indra pendengar, membuanya mengerjap."Al, bangun!" bisik Aira beberapa kali di dekat telinga Alex. Tanpa di duga tangan besar Alex meraih telapak tangan Aira, membawanya ke bibir, mencium jemari itu penuh cinta."Five minute, baby,"
Part ini mengandung unsur kekerasan. Bijak dalam memilih bacaan. ⛏️🔫🔫 Enjoy Reading ........ "Wajah tampanku ini sangat tidak cocok dengan rantang di tanganku ini." Acer meletakkan bekal makan siang dari Aira di atas meja kerja Alex begitu keras membuat siempunya yang sedang berkutat dengan pekerjaannya menatapnya dengan dahi mengerut. "Aku baru tahu, kalian berdua memang pasangan yang serasi, sama-sama menjengkelkan," ujarnya lagi sedikit jengkel. "Sekarang tugasmu sudah selesai, pergilah!" perkataan Alex benar-benar membuat Acer terbengong beberapa saat, sebelum umpatan keluar lagi dar
Enjoy ReadingAlex meremas sebuah laporan yang diberikan oleh Ryan sang sekretaris. Menatap pemuda tersebut tajam."Jelaskan!" perintah Alex bernada dingin."Itu adalah bukti penggelapan dana yang dilakukan oleh beberapa orang penting di perusahaan ini," jawab Ryan tenang dan sesopan mungkin."Selama anda pergi mereka memanipulasi data keuangan sehingga menimbulkan kerugian yang cukup besar. Dan itu cukup berimbas pada beberapa perusahaan anak cabang. Dua perusahaan anak cabang anda sudah diambil alih. Anda pasti sudah tahu siapa pelaku sebenarnya. "Kedua mata Alex memejam, menyandarkan punggung pada kursi. Mendengarkan seluruh informasi yang disa
Enjoy ReadingSetelah memberi Aira obat dan teh hangat, kini mereka berbaring di ranjang dengan posisi miring. Alex memeluk tubuh Aira dari belakang juga mengelus perut sang kekasih naik turun, untuk meredakan sakit perutnya.Aira memejamkan mata menikmati elusan tangan Alex yang membuatnya nyaman, sakit perutnya sudah sedikit reda setelah dokter Edward memberinya obat."Ceritakan padaku bagaimana kau bisa kenal lelaki yang bernama Martines." Alex tak bisa menahan rasa penasarannya daripada menyimpulkan sendiri, berakhir meyakiti Aira, ia akan menanyakan langsung tentang kedekatannya dengan lelaki bernama Martinez.Mungkin saran dari Edward benar berbicara dengan baik serta kepala dingin juga diperlukan, walau sebenarnya itu bukan gayanya.Hembusan nafas pelan terdengar, kenapa Alex
Enjoy ReadingSetelah memberi Aira obat dan teh hangat, kini mereka berbaring di ranjang dengan posisi miring. Alex memeluk tubuh Aira dari belakang juga mengelus perut sang kekasih naik turun, untuk meredakan sakit perutnya.Aira memejamkan mata menikmati elusan tangan Alex yang membuatnya nyaman, sakit perutnya sudah sedikit reda setelah dokter Edward memberinya obat."Ceritakan padaku bagaimana kau bisa kenal lelaki yang bernama Martines." Alex tak bisa menahan rasa penasarannya daripada menyimpulkan sendiri, berakhir meyakiti Aira, ia akan menanyakan langsung tentang kedekatannya dengan lelaki bernama Martinez.Mungkin saran dari Edward benar berbicara dengan baik serta kepala dingin juga diperlukan, walau sebenarnya itu bukan gayanya.Hembusan nafas pelan terdengar, kenapa Alex
Enjoy Reading.Mobil Roll Royce bewarna hitam itu berhenti tepat di pelataran mansion. Seorang pengawal yang berjaga sigap membukakan pintu mobil sang boss. Alex turun menarik paksa tubuh Aira membawanya memasuki mansion. Aura lelaki itu semakin mengerikan, disaat seperti ini tak ada seorangpun yang berani mendekat termasuk para maid yang biasa menyambut. Semua hanya menyaksikan dari jauh kedua pasangan itu.Tentu mereka heran karna tadi ketika berangkat keduanya masih sangat mesra , apalagi selama disini tak pernah melihat sang Tuan memperlakukan wanitanya kasar. Tapi saat iniAlex seperti orang kalap bahkan tak memperdulikan Aira yang berjalan pincang dengan kaki telanjang.Hembusan kecil dilayangkan Joana, memandang punggung sang Tuan yang sema
"Alex..." Panggilan itu membuat tubuh Alex menegang seketika. Suara itu adalah suara yang sangat dibenci Jug tak ingin didengar lagi. Bunyi heels terketuk lantai semakin terdengar mendekat, kedua mataAlex memejam lalu membuka. Pandangan itu seketika menajam juga dingin. Alex berbalik, pertama kali yang dilihatnya netra sayu Evelin. Kaki berbalut heels lima lima cm itu semakin mendekat, satu tangan Envelin bahkan terulur bermaksud meraih jaz lelaki tersebut. Tapi sebelum terjadi Alex sudah memundurkan langkahnya hingga tangan Evelin melayang sia-sia di udara. "Jangan coba-coba menyentuhku!" Ucapan itu terlampau dingin sampai Evelin menarik kembali lengannya. Cairan bening sudah menumpuk di pelupuk mata. "Aku merindukanmu, aku senang kau sudah kembali." suara Evelin begitu lirih, wajahnyapun tertunduk dalam merasa bersalah karna telah mengkh