Beranda / CEO / My Crazy Boss (Indonesia) / Ch. 103 Berhenti Overthinking, Sis!

Share

Ch. 103 Berhenti Overthinking, Sis!

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-16 21:52:27

Scarletta bahkan tidak berani mengangkat wajahnya, ia terus menundukkan wajah hingga kini ia sudah duduk di depan tiga orang tamu agung mereka. Siapa lagi kalau bukan trah Argadana?

"Langsung ke intinya saja," suara serak itu milik Gunawan Argadana, Scarletta tahu betul itu. Ia makin gugup, jemarinya sibuk meremas ujung gaunnya. 

"Saya dan keluarga sudah mendengar kabar itu, melihat postingan itu dan sangat disayangkan sekali Scarletta bisa berbuat sejauh itu." tampak Gunawan menghela nafas panjang, "Oleh karena itu, saya dan keluarga juga sudah memutuskan bahwa kami tidak bisa melanjutkan rencana perjodohan antara Arnold dan Scarletta."

Sudah Scarletta duga! Ia sontak lemas. Tidak mungkin keluarga Arnold mau melanjutkan perjodohan mereka setelah kabar itu mengguncang dunia dengan begitu luar biasa. Pupus sudah harapan Scarletta menjadi nyonya besar keluarga Argadana karena sekarang semua harapan itu lenyap tidak bersisa. 

Scarletta mengangkat w

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Arum
lama bgt up nya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 104 Siapa?

    "Yakin pulang hari ini?" Gunawan menatap anak sulungnya yang sudah begitu rapi pagi ini. Kopernya sudah siap, supir dan mobil yang hendak mengantarnya kembali ke Solo pun sejak tadi pagi sudah ready."Tentu, kerjaan Arnold banyak, Pi." jawab Arnold tanpa melihat ke arah sang papa.Terdengar helaan nafas panjang keluar dari mulut Gunawan, ia kemudian meletakkan sendok, menatap Arnold yang tampak asik dengan pancake berlumur saus rasphbery itu."Apa yang kalian berdua bicarakan semalam, Ar? Papi ingin tahu."Arnold yang hendak menyuapkan potongan pancake itu sontak meletakkan kembali sendoknya, menghela nafas panjang lantas mengangkat wajah dan menatap sang papa lekat-lekat."Kami hanya saling meminta maaf dan mendoakan." jawab Arnold seperlunya. Lagipula memang benar itu yang mereka bicarakan kemarin malam, bukan?Gunawan tidak bersuara, hanya mengangguk dan kembali melanjutkan sarapannya. Arnold pun demikian, kembali meraih garpu dan pisau,

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-17
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 105 Siapa Dia?

    "Ar!" Arnold yang hendak masuk ke dalam mobil sontak menoleh, mendapati sang papi melangkah mendekati dirinya yang sudah bersiap berangkat ke Solo. "Ya? Kenapa lagi, Pi?" Arnold mengerutkan kening, ada hal apa hendak sosok itu bicarakan kepadanya. "Masalah calon isteri ...," Gunawan tidak melanjutkan kalimatnya, menatap Arnold dengan seksama, "Siapa dia? Papi yakin, kamu sudah punya calon, bukan?" Arnold menghela nafas panjang, dia harus jawab apa? Kalau dia jawab jujur, dia takut papinya curiga semua ini ulah Arnold, tapi kalau tidak jujur ... Arnold takut dia hendak dicarikan calon lain dan Arnold tidak mau jika dia harus memakai cara kotor lagi untuk menyingkirkan calon pilihan orang tuanya itu. "Sebenarnya, sudah bidik lah, Pi, cuma ya tunggu saja lah." jawab Arnold akhirnya. "Anak siapa?" tanya Gunawan serius, tentu dia harus tahu betul siapa calon menantunya ini. "Bukan anak siapa-siapa

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-18
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 106 Kemana Mereka?

    Arnol melangkah keluar dari kamar mandi yang ada di ruangan pribadi Sisca, rambutnya setengah basah. Ia kemudian kembali duduk di kursi yang ada di depan Sisca."Bagaimana keadaannya, Ar?" tanya Sisca yang langsung menutup laptopnya begitu Arnold menjatuhkan diri di depannya."Siapa? Keadaan siapa yang kamu maksud?" ujar Arnold balik bertanya.Sisca melotot, kalau saja laptop di depannya itu tidak memiliki nilai sejarah yang tinggi dalam kehidupan Sisca, rasanya Sisca sudah mengambil benda itu dan melemparkannya ke muka Arnold saat ini juga."Scarletta lah, siapa lagi?" Sisca mengeram, benarkah jodohnya kelak laki-laki menyebalkan ini? Kuat Sisca berkomitmen seumur hidup bersama laki-laki macam Arnold begini?"Oh ...," Arnold meraih cangkir kopi, menyesap cairan hitam itu dan kembali meletakkan cangkir itu pada tatakan, ia lantas menatap Sisca yang tampak sangat terlihat tengah menantikan jawaban atas pertanyaan apa yang baru saja dia ajukan pada A

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 107 Hal Gila Apa Lagi?

    "Jadi bagaimana?" tanya Arnold yang tampak berharap-harap cemas pada jawaban yang hendak keluar dari mulut Sisca.Sejak mereka tiba di restoran ini, fokus mereka hanya pada obrolan. Mereka bahkan baru memesan minuman dan french fries guna menemani obrolan penting mereka. Sejak tadi pula, Arnold sudah menceritakan panjang lebar mengenai pembicaraan Arnold dengan kedua orang tuanya. Dan kini dia menunggu jawaban keluar dari mulut Sisca."Kamu yakin?" kini Sisca balik bertanya, melupakan pertanyaan apa yang tadi Arnold tujukan kepadanya, matanya menatap lurus ke dalam mata Arnold, ia tahu laki-laki itu tidak sedang bercanda, tidak ada pula sorot kebohongan yang terpancar di sana."Tentulah, Sis. Sejak awal kan aku sudah bilang bahwa aku serius dan sudah teramat sangat yakin. Kalau tidak untuk apa aku sampai melakukan hal-.""Stop, jangan bahas dan bawa-bawa hal gila itu lagi, Ar! Sumpah kau membuatku merinding!" potong Sisca yang enggan membahas dan me

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-24
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 108 SIDAK

    Sisca mengerjapkan matanya ketika ponsel miliknya berdering. Ia dengan susah payah menyingkirkan lengan kokoh yang memeluk pinggangnya. Meraih ponsel yang tergeletak bersisihan dengan ponsel milik Arnold di nakas samping ranjang. Sisca dengan susah payah membuka matanya, terbelalak kaget melihat nama siapa yang muncul di layar ponselnya. "Papa?" hampir Sisca memekik, ia lantas bangun, duduk di tepi ranjang dan bersiap mengangkat panggilan itu. "Hallo, iya gimana, Pa?" Sisca berusaha menetralkan jantungnya yang berdegup kencang, ada apa sampai-sampai sang papa meneleponnya sepagi ini? "Papa di rumah kamu, kok sepi? Kamu kemana?" tanya suara itu yang sukses membuat Sisca melotot tajam. Jadi papanya ada di sini? "Papa udah di dalam nih, motor kamu di rumah, terus ini ada mobil punya siapa, Sis?" Sisca makin panik, ia tidak tahu harus menjawab apa dulu. Ia segera bangkit mengintip dari gorden kamar yang dia buka sed

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-24
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 109 SIDAK (2)

    "Jadi gimana?" Sisca yang sudah memakai baju itu menatap Arnold yang tadi bilang dia punya ide untuk mengeluarkan Sisca dari sini, sebuah ide yang agaknya tidak terlalu gila. Arnold sendiri sudah rapi dengan setelan jasnya. Dia harus berangkat kerja walaupun sebenarnya ini sudah cukup terlambat. "Pakai masker, masuk ke mobil kalau aku udah kasih kode. Aku juga bakalan pakai masker. Moga aja beliau di dalam, nggak keluar dulu." Arnold menyodorkan masker medis itu pada Sisca, membuat Sisca langsung meraih dan memakai masker itu. "Terus?" Sisca kembali menantikan instruksi, apa lagi ide dari laki-laki ini? "Antar aku ke kantor, kamu bawa mobil buat belanja baju, pergi ke salon atau apalah, beres kan?" Sisca mengangguk, untuk kali ini dia akui ide Arnold memang top dan sedikit waras. Tanpa banyak berkata lagi, Arnold melangkah keluar, memperhatikan sekeliling lantas membuka pintu mobil. Ia memberi kode Sisca yang menanti di

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-25
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 110 Siasat

    "Catok curly aja deh, Mbak." akhirnya setelah berbelanja di salah satu mall dengan memakai piyama, Sisca berakhir di salon dan spa ini.Sengaja ambil paket body scrub dan massage hanya untuk sekalian menumpang mandi. Sungguh ini ironis sekali. Kini dia duduk, bersiap perawatan selanjutnya yaitu mengeringkan rambut yang sekalian saja dia creambath.Kapster salon itu mengangguk pelan, segera meraih hairdryer dan mulai mengeringkan rambut Sisca yang basah. Sisca fokus pada layar ponsel, membalas beberapa pesan di grup pegawai coffee miliknya. Agaknya dia tidak akan kesana hari ini. Ada sang papa.Bukan apa-apa, hanya saja selama hampir setahun berbisnis dari modal yang Arnold gelontorkan, dia sama sekali belum memberitahu keluarganya perihal pekerjaan yang kini Sisca lakoni. Entah mengapa rasanya Sisca belum siap keluarganya tahu bahwa kini dia bukan lagi pegawai staff dari pabrik tekstil terkenal itu. Terlebih kalau sampai kedua orang tuanya tahu

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-25
  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 111 Aneh

    "Papa!" teriak Sisca begitu ia turun dari mobil, nampak laki-laki paruh baya itu menatapnya dengan tatapan heran."Sejak kapan kamu bisa nyetir mobil, Sis?"Mata Sisca membulat, ah iya! Dia bahkan belum cerita ke sang papa kalau dia sudah mahir dan lancar menyetir mobil! Sisca baru sadar bahwa semenjak kenal dan dekat dengan Arnold, banyak sekali hal yang Sisca sembunyikan dari sang papa."Baru-baru aja sih, Pa. Arnold yang ngajarin." Sisca buru-buru mendekat, mencium tangan sang papa dengan penuh hormat.Burhan tersenyum, menerima hormat dari anak gadisnya itu dan mengelus lembut kepala Sisca yang siang ini nampak begitu cantik dengan hem warna peach dan rok span hitam."Nggak sama Arnold?"Sisca hampir melonjak kaget, ah ... bukan suatu hal yang aneh bukan kalau ayahnya menanyakan Arnold? Dulu dia mengaku teman satu kantor Sisca."Oh, dia ada tugas ikut meeting sama bos, Pa." Sisca melepas sepatunya, sepatu yang ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-25

Bab terbaru

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 9

    "Dahlah, fix namanya Albert!" Putus Arnold yang sontak membuat Linda mencak-mencak. "Eh ... Kenapa bisa jadi Albert? Jauh banget dari deretan nama yang kita bahas, Ar!" Protes Linda sambil membelalakkan mata. "Kan papanya Arnold, anaknya Albert. Dah gitu aja!" Gumam Arnold kekeuh lelah membahas nama untuk anaknya. Sejak tadi muter-muter malah jadi membahas silsilah keluarga kerjaan Inggris. Mana Arnold kenal sama mereka semua? Gunawan tersenyum, ia terlempar kembali pada masa sekarang. Ia hanya diam menyimak keributan yang sejak tadi terjadi. Sambil menikmati kenangan yang bisa dibilang sedikit kelam. Papanya setuju jika memang Linda adalah gadis yang Gunawan bidik hendak dinikahi. Tetapi keluarga Hartono bukan tipe orang yang suka jodoh menjodohkan. Dandi Hartono juga terkenal orang yang rendah hati. Apakah mereka akan setuju jika tiba-tiba Jamhari Argadana datang hendak meminta anak gadisnya untuk dijodohkan dengan Gunawan? Terlebih dengan kondisi Lin

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 8

    "Bagusan juga William, Ar!" Linda tidak cocok dengan nama David yang hendak Arnold gunakan. Entah kenapa Linda lebih suka dengan William. Bayangan putera mahkota calon penerus kerajaan Inggris, Pangeran William Philip Artur Louis itu tergambar dalam ingatannya. Arnold sontak garuk-garuk kepala. Sisca belum kembali dari ruang pulih sadar, kini mereka berlima berkumpul di ruangan membahas nama yang akan diberikan kepada jagoan kecil penerus trah Argadana itu. Mereka begitu sibuk berdiskusi hingga tidak sadar satu dari mereka malah terlempar jauh dalam kenangan masa lalu. Gunawan terpekur di tempatnya duduk. Matanya menatap lelaki yang beberapa rambutnya sudah memutih itu. Lelaki yang dulu bahkan mungkin hingga sekarang masih ada di hati sang istri. Lelaki itu begitu baik. Gunawan akui itu. Burhan lelaki yang tangguh, gentle dan berhati besar yang pernah Gunawan temui. Dari sorot mata yang begitu teduh itu, Gunawan bisa lihat bahwa dia masuk dala

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 7

    Gunawan dan Linda masih berharap-harap cemas di ruang tunggu yang ada di depan ruang operasi ketika dua orang itu melangkah mendekati mereka dengan begitu tergesa. Mereka kompak menoleh, besan mereka rupanya yang datang, membuat keduanya lantas tersenyum dan bangkit guna menyambut mereka. "Gimana Pak? Operasinya belum selesai?" Tanya Burhan seraya menjabat tangan Gunawan dan Linda bergantian. Wajah itu nampak begitu panik. "Belum, Pak. Mungkin sebentar lagi." Jawab Gunawan sambil mempersilahkan Burhan duduk. Burhan lantas duduk tepat di sisi Gunawan, sementara Retno duduk di sebelah Linda. Wajah mereka berempat begitu panik dan risau. Menantikan kabar mengenai bagaimana kelanjutan dari prosedur operasi yang harus Sisca jalani.Mereka berempat nampak saling berbincang dan berbagi kabar hingga suara derit pintu itu lantas membungkam mereka bersamaan. Pandangan mereka tertuju pada pintu. Nampak Arnold melangkah keluar dengan wajah memerah, diikuti

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 6

    Ruangan itu begitu dingin, sangat dingin sekali dan jangan lupa bahwa Sisca tidak mengenakan pakaian apapun kecuali baju operasi berwarna biru yang melekat di tubuhnya saat ini. Rambutnya tertutup nurse cap, kateter sudah terpasang dan jangan lupa selang infus. Ia terbaring di ruang tunggu, menanti di dorong masuk dan kemudian semua tindakan itu akan dia jalani. Sedikit banyak Sisca sudah membaca perihal apa itu sectio caesarea. Dia sudah banyak mencari tahu di blog-blog konsultasi kesehatan dengan tenaga medis. Membaca prosedur hingga efek apa saja yang akan dia alami pasca operasi itu akan dilakukan. Ah! Tidak perlu mengingat-ingat apa-apa saja perihal sectio caesarea! Bukankah setelah ini Sisca akan mengalaminya secara langsung? Dia akan menjalani operasi guna membantunya melahirkan janin yang sudah dia kandung sembilan bulan lamanya. Sosok yang sudah begitu ingin Sisca temui dan bawa dalam gendongan. Pintu terbuka, membuat Sisca mendongak dan meliha

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 5

    Burhan tengah mengajar ketika ponselnya berdering cukup nyaring. Ia menatap mahasiswanya satu persatu lalu melangkah menuju meja guna meraih benda itu. Matanya membelalak ketika Arnold yang ternyata meneleponnya sepagi ini. Pikiran Burhan sontak buyar, bayangan Sisca dengan perut membesarnya langsung otomatis tergambar dengan begitu jelas di dalam otak Burhan."Saya izin angkat telepon dulu, ya? Kalian bisa lanjut untuk baca materinya dulu.""Baik, Pak!" jawab mereka kompak.Burhan dengan tergesa melangkah keluar ruangan dan langsung menjawab panggilan itu dengan jantung yang berdegub dua kali lebih cepat."Ha--.""Pa ... maaf menganggu, Arnold cuma mau kasih kabar kalau Sisca sudah di rumah sakit. Udah bukaan tiga, Pa!"Jantung Burhan rasanya seperti hendak mau lepas. Jadi benar dugaannya? Bahwa Arnold menelepon hendak mengabarkan perihal kondisi Sisca dan calon cucunya?"Di-di rumah sakit mana, Ar?" wajah Burhan sontak

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 4

    Malam ini entah mengapa rasanya Sisca begitu gerah. Sudah pukul satu pagi dan dia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Berkali-kali dia pindah posisi, tapi sama saja, tidak memberi efek apa-apa. AC yang menyala pun seolah tidak lagi terasa apa-apa. Sisca menyibak selimutnya, duduk sambil menatap sang suami yang tertidur begitu pulas. Senyum Sisca tersungging, jujur ia rindu bisa tidur senyaman itu. Ia rindu bisa tidur dalam dan dengan posisi apapun seperti saat belum hamil dulu. Sisca refleks mengelus perutnya yang sudah begitu besar. Sudah mendekati HPL, selain rasa tidak sabar, rasa cemas dan sedikit takut itu menghantui Sisca dengan begitu luar biasa. Apakah dia mampu nantinya? Mampu melahirkan anaknya dengan lancar dan mampu mengurusinya dengan baik?Tapi siapa yang bilang kalau Sisca akan mengurus mereka sendiri? Arnold bahkan sudah mempersiapkan dua baby sitter untuk anak mereka kelak.Sisca kembali tersenyum. Satu hal yang membuat dia benar-b

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 3

    Sisca dan Arnold melangkah memasuki gedung rumah sakit. Hari ini jadwal Sisca periksa kandungan, dan khusus untuk mereka obsgyn rumah sakit swasta mahal di kota mereka sudah ready menanti tanpa harus repot-repot mengantri giliran."Selamat pagi Bapak-Ibu, mari sudah ditunggu dokter!"Bahkan mereka tidak perlu menjelaskan tujuan mereka dan bertanya apapun, para perawat dan petugas medis sudah kenal dan tahu betul tujuan Arnold dan Sisca kemari."Dokter Adjie nggak ada jadwal operasi, kan, Sus?" tanya Arnold mengikuti langkah perawat itu. Tangannya menggenggam tangan Sisca dan membantu Sisca agar tetap aman di sisinya."Siang nanti, Bapak. Beliau masih harus standby di poli sampai jam sebelas." jelas perawat itu sambil tersenyum.Arnold lantas mengangguk, yang penting tidak ada operasi gawat yang mendadak saja sampai Sisca dan calon anaknya selesai diperiksa. Mereka terus melangkah hingga kemudian sampai pada ruangan yang Arnold sudah hafal betul ruangan milik

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 2

    "Sayang! Ayolah!" Sisca terus merengek dan bergelayut manja di bahu Arnold yang baru saja pulang kerja. Ada sesuatu yang begitu dia ingin sampai merengek-rengek macam anak kecil pada Arnold yang baru saja tiba di rumah."Astaga! Harus banget sekarang? Besok aja, ya?" Arnold mengendurkan dasinya, berusaha membujuk Sisca yang perutnya sudah lebih besar."Capek ya? Nanti aku pijitin deh." rayu Sisca sambil mengedipkan sebelah mata dengan manja.Arnold tersenyum, mengelus lembut pipi sang istri sambil menatap matanya dengan begitu serius."Bukan soal capek, Sayang. Masalahnya jam segini cari rujak buah di mana?" itu yang jadi masalah, bukan karena dia lelah sehabis kerja atau apa. Kalau pun lelah, demi Sisca dan calon anak mereka, apapun akan Arnold lakukan."Coba deh ke Hypermart, kali aja ada!" Sisca tidak menyerah, membuat Arnold lantas menghela napas panjang dan mengangguk pelan."Oke! Pergi sekarang kalau gitu!"

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 1

    Sisca berdercak kagum melihat betapa indah rumah yang papi-mami mertua hadiahkan untuk mereka. Rumah dua lantai itu begitu mewah. Bangunan hampir mirip dengan bangunan rumah keluarga Argadana di Jakarta. Kental dengan arsitektur Eropa. Arnold tersenyum penuh arti, merangkul pundak sang istri yang begitu cantik dengan dress motif bunga berwarna cerah.Semenjak mereka menikah dan Sisca hamil, dia tidak diperbolehkan Arnold memakai celana jeans dan mengganti celana-celana itu dengan dress casual yang tidak hanya aman dan nyaman untuk ibu hamil macam Sisca, tetapi juga membuat penampilan Sisca jadi lebih manis dan cantik."Suka?" tanya Arnold yang tahu betul, istrinya nampak begitu terkejut dengan hadiah apa yang orang tuanya berikan ini."Banget!" jawab Sisca apa adanya. "Tapi ini serius nggak kebesaran?" Sisca menoleh, menatap ragu ke arah sang suami.Arnold sontak membelalakkan mata, tawanya pecah melihat betapa Sisca begitu polos dan masih sangat

DMCA.com Protection Status