"Lo pasti nggak tahu diri ya?" Asoka berujar dengan nada keras saat dia sudah tiba di apartemennya dengan Kyra yang mengikuti dari belakang. "Tujuan lo apa sebenernya dengan ngikutin gue sampai ke sini? Hah? Mau balas dendam?" Asoka bercak pinggang. Dia menghela napas berkali-kali seolah sedang berusaha untuk mengendalikan emosi yang hendak meledak-ledak. Dia menyugar rambutnya dan mengalihkan tatapan. "Andai aja gue bisa ngusir lo dari sini, pasti udah gue lakuin sejak tadi."
"Jadi, Kak Soka ngizinin aku tinggal di sini tapi malah bersikap kasar sama aku?" Kyra memiringkan kepala. Dia berusaha bersikap santai dan tenang meski jantungnya berdetak tak karuan. Karena, Kyra tahu se buruk apapun perkataan dan sikap Asoka, pria itu tidak akan melukai Kyra secara fisik. Dia bukan tipe pria yng menggunakan tangannya. Iya kan? setidaknya itu yang berusaha Kyra yakinkan pada dirinya sendiri. "Udah aku bilang kalau aku pengin menjalin chemistry sama Kak Soka supaya kita nggak kel
Kyra sengaja bangun pagi-pagi sekali untuk dandan dan memakai make-up guna terlihat cantik di lokasi syuting hari ke-dua. Kyra tahu ada banyak hujatan yang dilancarkan netizen padanya. Rata-rata dari mereka mengatakan bahwa Kyra tidak pantas menjadi lawan main Asoka, dan bahwa Kyra bisa mendapatkan peran ini karena koneksinya sebagai seorang Patibrata. Banyak juga yang kemudian mengait-ngaitkan rumah produksi yang menggarap drama ini adalah milik Patibrata. Karena itu, Kyra ingin membungkam semua mulut netizen yang nyinyir itu dengan kecantikan paripurna yang tidak ada duanya.Jika saja Asoka mau diajak kerjasama dan mereka bisa turun dari mobil yang sama saat ke lokasi syuting, sudah pasti popularitas Kyra akan langsung meroket sampai ke bulan. Nama Kyra akan menjadi trending topic nomor satu dalam mesin pencarian dan juga jadi perbincangan paling hangat di media sosial. Berbagai spekulasi akan muncul, mulai dari cin
Mungkin ini adalah pertama kalinya bagi Asoka bagun pagi dan meminta Fian agar segera menjemputnya ke lokasi syuting. Langit masih menghitam di atas sana, belum ada tanda-tanda matahari akan terbit. Fian yang sedang menyetir beberapa kali menguap karena masih mengantuk, tetapi Asoka tak peduli. Mereka tak langsung menuju lokasi syuting, tetapi Asoka meminta Fian untuk memutari kota Garuda, membelikannya sarapan di warung bubur kaki lima yang baru buka, dan juga mampir ke toko roti langganan Asoka untuk membeli cheese cake.Hal-hal yang menguras waktu dan energi ini, Asoka lakukan hanya untuk menghindari bertemu Kyra di pagi hari. Asoka tidak ingin awal harinya dimulai dengan pertengkaran. Ya, Asoka tahu jika pada akhirnya dia akan bertemu dengan Kyra di lokasi syuting. Asoka hanya... ingin sendiri. Dia tidak tahan dengan kenyataan jika sekarang Kyra sudah tahu tentang kutukan mengerikan itu. Bagaimana, jika Kyra menyu
“Sialan!” Asoka memukul setir kemudinya dengan kemarahan meluap, beberapa kali sampai punggung tangannya memerah.Asoka benar-benar membenci Kyra dan takdir mengerikan yang mengikat mereka berdua. Sejak semalam hingga pagi tadi, mood Asoka sudah berantakan, dan perkataan Kyra tadi adalah akhir dari batas pertahanan dirinya.Asoka tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Dia adalah aktor profesional yang selalu menuntaskan pekerjaan dalam kondisi apapun. Asoka sangat menyukai pekerjaannya sehingga dia bisa menjadi aktor professional dan bisa berdiri di kakinya sendiri sampai sekarang. Namun, kali ini berbeda. Asoka begitu membenci akting sehingga dia ingin melarikan diri.Padahal, ini drama pertama yang Asoka mainkan setelah skandal yang menimpanya tiga setengah tahun lalu. Asoka sudah menunggu terlalu lama untuk bisa sampai
“Gue pasti udah gila karena pernah ngefans sama Asoka. Iya kan?”Kyra datang ke apartemen Bianca dan langsung nyelonong masuk. Bianca yang sedang asyik mengelap ingusnya yang meler akibat nonton drama sedih seketika terhuyung ke belakang karena kaget. Bianca memang sering begadang sampai dini hari cuma untuk menyelesaikan satu seri yang langsung diupload sampai tamat.“Wah lo kebiasaan sih emang.” Suara Bianca terdengar serak. Hidungnya juga memerah. Kyra menghempaskan pantatnya dan duduk di samping Bianca, membuat sang pemilik rumah hanya bisa mendesah pasrah. “Nggak liat apa gue lagi menghayati jalan cerita yang penuh drama ini. Ganggu banget astaga. Padahal emang udah gila dari dulu.”Kyra tiba-tiba menoleh. Matanya mendadak berkaca-kaca. “Gue nggak tahu harus ngadepin besok pagi kayak gimana Bi
Kyra meniup sup krim jagung buatan Asoka untuk menetralkan uap panasnya. Setelah mencoba satu sendok, bola mata Kyra membulat lebar. Sama seperti tampilannya yang tampak mewah, ternyata rasanya juga enak, seolah dibuat dari hati. Senyum Kyra terlukis manis seiring dengan sup di mangkuk itu yang mulai habis. Kyra juga memasukkan roti kering ke dalam bubur untuk menambah teksturnya. Setelah semuanya habis, Kyra meminum susunya, tak lupa membilas lidahnya dengan potongan apel.Wah, rasanya seperti kembali ke mansion Patibrata, di mana seluruh kebutuhan Kyra sudah diatur sejak dia bangun tidur hingga pergi tidur lagi. Haruskah, Kyra menjadikan Asoka sebagai pembantunya? Atau justru menyuruhnya untuk berpura-pura sebagai sosok suami yang sempurna? Kyra tanpa sadar terkekeh.Astaga.
Saat sedang menonton drama, Kyra paling suka saat menonton video behind the scene yang ditampikan di youtube. Hal itu menjadi penyejuk ketika genre drama yang dia tonton adalah thriller, mysteri atau drama makjang. Melihat keseruan mereka di balik layar menyembuhkan Kyra dan membuatnya semakin terpesona. Kyra suka dengan hal-hal manis yang dilakukan para aktor utama di lokasi syuting, interaksi yang sedikit canggung setelah adegan ciuman, atau kata-kata penyemangat dan tepukan ringan di bahu. Juga, tawa renyah sang sutradara saat melihat tingkah konyol aktor-aktor mereka.Kyra ingin membuat suasana kerja yang menyenangkan dan hidup.Dia ingin merangkul semua aktor dan staff, menyemangati mereka dan saling berbagi keseruan.Namun, Kyra tidak bisa.Asoka selalu pergi
Sepulang dari lokasi syuting, Asoka langsung menuju ke kamar dan menenggelamkan tubuhnya ke dalam selimut. Pikiran Asoka masih mengelana pada pengambilan gambar terakhir hari ini, pada adegan ciumannya dengan Kyra.Astaga.Asoka benar-benar tidak mengerti. Kenapa dia seperti kehausan saat mencium bibir Kyra tadi? Asoka bahkan menikmatinya. Apa karena Asoka sudah lama tidak main drama romance? Karena Asoka tidak punya pacar dan hanya fokus pada karir? Astaga, Asoka pasti sudah gila. Dia harus segera pindah dari apartemennya sendiri sebelum semuanya berubah kacau. Gadis itu memang benar-benar, ya. Bisa-bisanya dia ingin tinggal di rumah bujangan seperti Asoka? Hanya dengan alasan untuk membangun kemistri?Sial.
Kesepakatan mereka kemarin membawa berkah yang luar biasa bagi hidup Kyra. Kini, nuansa setelah pengambilan gambar tak lagi suram dan dingin. Asoka bak menjelma menjadi aktor papan atas yang Kyra idolakan sejak dulu. Kyra tentu sering melihat video behind the scene di setiap drama yang Asoka mainkan. Dan kini tak jauh bedanya. Asoka mampu memberi kehangatan tak hanya pada lawan mainnya, tetapi juga para staff yang bertugas. Dia seperti matahari pagi yang hangat. Meskipun Kyra tak pernah tahu apa yang berada di hati Asoka. Apakah itu hanya sekadar akting, atau benar-benar tulus.Meski begitu, keceriaan Asoka tak bertahan lama. Setelah dia meninggalkan lokasi syuting untuk beristirahat, dia menjelma menjadi sosok lain yang tidak terjangkau. Bahkan Fian pun berhati-hati saat mendekati Asoka, takut jika pria itu akan meledak. Kyra kemudian menyadari jika sendirian adalah cara As
Kyra tersenyum jail. Dia memiringkan kepala untuk memandang Asoka yang sedang mengalihkan tatapan sambil menutup sisi wajahnya dengan bantal. Wajah Asoka tampak memerah, berulang kali berusaha untuk menghindari Kyra.Sebelumnya, biar Kyra yang bercerita tentang apa yang terjadi dua jam lalu.Kyra sedang dalam perjalanan ke kantor KP Ent saat tas-nya dijambret. Semua barang-barang pribadi Kyra ada di dalam tas, mulai dari kunci mobil, KTP hingga ponsel. Tentu saja Kyra sudah melapor ke kantor polisi. Tapi karena rapat ini sangat penting, jadi Kyra menunda untuk melaporkannya dan menunggu saat pulang.Rupanya, rapat tidak berjalan terlalu baik dan Kyra baru bisa meninggalkan kantor pukul sembilan malam. Kyra sempat meminta bantuan Ayah untuk memblokir kartu kredit-nya, sehingga
Kyra terbangun di pagi harinya dan menemukan dirinya sudah berada di atas ranjang. Saat kesadaran Kyra mulai kembali, dia baru menyadari jika semalam Asoka datang berkunjung dan masuk ke dalam apartemennya. Mereka nonton TV bersama di ruang keluarga, lalu setelah itu, Kyra sudah kehilangan kesadaran.Astaga, Kyra malu sekali!Bisa-bisanya, dia tertidur di sebelah Asoka dengan begitu santainya. Asoka pasti akan marah-marah begitu mereka bertemu nanti. Bahkan sampai sekarang pun, Kyra tak tahu alasan sebenarnya Asoka masuk ke dalam apartemen. Padahal sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu...Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul delapan di atas nakas, Kyra buru-buru bangkit dari kasurnya untuk menuju dapur. Kyra lapar sekali. Kalau tidak salah, dia masih memiliki roti tawar
Nuansa dingin kali ini sama persis ketika mereka berdua kembali ke apartemen Asoka setelah berlibur dua bulan di luar negeri. Asoka sama sekali tidak menyentuh masakan buatan Kyra dan memilih untuk memesan makanan sendiri, atau pergi ke restoran bawah untuk makan.Asoka benar-benar mengabaikan Kyra sepenuhnya.Dia menganggap jika liburan mereka selama dua bulan, atau kedekatan mereka di rumah sakit tiga minggu lalu sama sekali tidak memiliki arti apapun baginya. Dia membuat Kyra terbang tinggi, kemudian menjatuhkannya menjadi serpihan debu yang tak berguna.Bukanka
Asoka tak menyangka jika Kyra akan begitu peduli dan telaten mengurus Asoka di rumah sakit. Gadis itu membelikan semua makanan yang diinginkan Asoka, membersihkan bekas piringnya, memotong buah, menyuapi Asoka hingga membantunya berganti baju dan pergi ke kamar mandi. Semua itu Kyra lakukan tanpa mengeluh sedikit pun. Senyum Kyra bahkan selalu terlukis manis, dan dia membuat hari-hari Asoka berubah menyenangkan dengan menceritakan beberapa kisah, membacakan berita terbaru, hingga menggosipkan Bianca yang tak kunjung jadian dengan atasannya padahal sudah beberapa kali tidur bareng
Asoka mendadak penasaran.Bagaimana jika cara menghilangkan kutukan itu adalah untuk dengan menghamili Kyra? Jika memang benar, Asoka tak akan sanggup melakukannya. Jika ada anak di antara mereka, maka Asoka harus menghabiskan lebih banyak waktu dengan Kyra dan melewati batas kontak dua tahun. Belum lagi jika bercerai nanti, hak asuh kemungkinan besar jatuh ke tangan Kyra. Mana mungkin, Asoka bisa membuang anaknya sendiri? Atau membiarkannya mempunyai orangtua broken home dan memiliki mental yang buruk?Hanya dengan membayangkannya saja Asoka tidak bisa.Mungkin Asoka bisa menyerahkan masalah kutukan ini pada keturunan Bagaskara selanjutnya.Namun, Asoka sudah sampai sejauh ini. Dia tidak boleh menyerah sebelum berusaha kan?Asoka bingung sekali. Tiba-tiba dia berpikir jik
“Sore-sore ngeteh sambil makan pisang sama ketela goreng emang juara banget sih.” Kyra mencomot pisang ke-tiganya dengan lahap. Bibir Kyra sudah penuh minyak, tetapi dia tak peduli dan masih mengunyah camilan sorenya dengan lahap. “Apalagi udaranya sejuk banget. Kayaknya aku bakal betah tinggal di sini lama-lama.”“Tinggal di sini aja, Kak. Sama aku. Kamarnya Kak Soka ngaggur tuh, sampe dibuat tempat tinggal laba-laba sama kecoak.” Adrian membalas dengan nada riang. Begitu pula dengan senyumnya yang terlukis lebar. “Aku pasti bakalan seneng banget ada yang nemenin. Apalagi Kak Kyra cantik banget. Jadi enggak bosen kalau dilihatin lama-lama. Nanti aku ajak main-main ke sawah, sungai, air terjun sama puncak gunung deh.”Kyra terkekeh. Dia menatap Adrian dengan matanya yang menyipit. “Kedengerannya seru banget. Kalau mau ke puncak
Rupanya, tempat tinggal kakek Asoka dan Adrian berada di luar kota, tepatnya di kaki gunung Sewu. Butuh perjalanan sekitar empat jam untuk sampai di sana. Namun, Kyra tak merasakan lelahnya karena sepanjang perjalanan dia terus-terusan mengoceh dan Asoka yang mendengarkan dengan saksama. Sesekali, Asoka akan menjawab meski hanya dengan gumaman atau kata-kata singkat. Meski begitu, Kyra sama sekali tidak keberatan.Udara sejuk langsung menerpa wajah Kyra saat dia membuka kaca jendela mobil. Rambutnya yang terurai langsung berantakan, beterbangan ke segala sisi. Kyra terkekeh dan merapikan rambutnya, sebelum menoleh dan menatap Asoka lugu. “Kak Soka harus sering-sering ngajak aku ke sini, soalnya udaranya sejuk banget. Kayaknya aku bakal betah di sini lama-lama.” Senyum Kyra bertambah lebar. “Kita nginep kan? Gimana kalau tiga hari? Kak Soka sibuk nggak?”&ldq
‘Aku ada di depan apartemenmu.’Mata Kyra membulat saat melihat pesan dari Ayudia di ponselnya. Tak lama, suara bel berbunyi dari pintu depan. Kyra buru-buru meloncat dari kasurnya dan keluar kamar. Diketuknya pintu kamar Asoka berulang kali.“Kak Soka, buka pintunya! Ada yang urgent nih!” Kyra masih mengetuk-ngetuk sambil melihat pintu bagian depan yang masih tertutup rapat, takut jika tiba-tiba kepala Ayudia muncul dari balik pintu. “Kak Soka! Ada Kak Ayudia di depan!”Tak lama, pintu terbuka dan Asoka muncul dengan rambut acak-acakan. Dia menatap Kyra dengan sorot datar. “Apaan sih ribut-ribut. Kalau dateng ya suruh masuk aja.”“Ya seenggaknya aku mau peringatin Kak Soka buat akting jadi suami yang baik.” Kyra mengerucutkan bibir. “Jangan cu
Asoka pikir, hanya dirinya dan Bianca saja yang akan duduk di meja juri dan menilai kualitas akting para aktor rookie yang akan bergabung dengan agensi Kyra. Namun, rupanya juga ada Bianca dan juga... Kendra. Bagaimana bisa cowok itu ada di sini? Seharusnya dia ada di lokasi syuting drama action barunya, bukannya di sini sambil buang-buang waktu. Lagi pula, kenapa Kyra harus meminta bantuan Asoka jika sudah ada Kendra?Melihat Kyra yang langsung mengobrol akrab dengan Kendra tepat saat mereka tiba di lokasi entah mengapa membuat Asoka merasa... jengkel. Terlebih, Asoka merasa dikhianati karena Kyra tidak bilang jika dia juga mengajak Kendra.Duduk di kursi, Asoka kemudian memainkan ponselnya sambil menunggu pemilihan dimulai. Dia tidak ingin bertambah