Asoka bisa betulan gila. Setelah tiga setengah tahun hidupnya begitu tenang seperti berada di pantai dengan embusan angin beraroma garam nan lembut, kini petaka sudah mulai menunjukkan dirinya. Kenapa, dari sekian banyak aktris di Indonesia tercinta, Kyra harus jadi lawan mainnya?
Cewek itu memang sengaja. Iya kan? Dia menggunakan koneksinya sebagai Patibrata untuk menjadi pemeran utama. Sebab Kyra tak cukup kompeten untuk bisa berada dalam satu frame dengan Asoka. Iya kan? Nama Asoka sudah terkenal di luar negeri. Semua orang memuja dan memujinya. Seharusnya Asoka sudah tak perlu main drama tetapi, hanya tinggal satu langkah lagi dia akan berhasil mewujudkan mimpi.
Jika drama ini sukses besar, kemungkinan akan jadi drama terakhirnya. Asoka pikir, melewati Kyra sebagai rintangan terakhirnya, akan sepadan dengan hasil yang Asoka peroleh kemudian. Ya, Asoka bisa melakukan ini. Dia hanya perlu berakting seperti biasa dan tak mempedulikan Kyra setelahnya. Mungk
Pembacaan naskah hari itu sudah selesai, dan Kyra berniat pulang ke apartemennya. Namun, ketika sampai di basement bawah, tiba-tiba Asoka muncul dan menarik tangan Kyra, membawanya ke balik tembok yang jauh dari CCTV. Basement milik Patibrata entertaiment sama amannya dengan basement gedung tempat Kyra dan Asoka syuting drama dulu. Dan, tingkah Asoka saat ini mengingatkan Kyra pada pertemuan hari pertama ketika mereka sedang syuting saat itu. Kenapa Asoka suka sekali menarik tangan orang?"Ada apa?" Kyra bertanya dengan nada tegas. Kini dia sudah berani menatap Asoka tepat di mata. "Kalau kamu cuma mau tanya kenapa aku bisa jadi pemeran utama, maka ya. Apa yang sedang kamu pikirin sekarang tentang aku, memang itu kenyataannya. Aku nggak akan membela diri."Kyra tak peduli jika Asoka berpikir yang tidak-tidak tentangnya. Toh, sejak awal, citra seorang Kyra tak pernah baik di mata Asoka. Baik ketika Kyra masih menggunakan nama samarannya sebagai Vanila atau Kyra Pa
Kyra menganggukkan kepala dan menyapa para staff yang tiba lebih dulu di lokasi syuting. Mereka menyewa sebuah kafe untuk digunakan sebagai tempat beristirahat sekaligus ganti baju untuk para aktor dan menyiapkan make-up. Karena tidak ada gedung kosong, dan hanya ini satu-satunya tempat yang bisa mereka sewa untuk para kru dan aktor, maka Kyra harus cukup puas membenahi make-upnya di ruangan terbuka.Mira mulai mengeluarkan kotak make-up dan mendandani Kyra sesuai dengan peran yang dimainkan. Sebelumnya Mira sudah dapat pengarahan dari sutradara tentang look karakter Keisha yang akan Kyra perankan. Make-up Kyra haruslah terlihat natural, tetapi juga menampilkan aura tajam dan berkelas. Sementara itu, rambut Kyra dikuncir kuda untuk memberikan kesan sedikit tomboy.Melirik ke arah pintu masuk, Kyra tak menemukan keberadaan Asoka. Syuting sudah harus dimulai lima belas menit lagi, tetapi kenapa cowok itu belum juga kelihatan batang hidungnya? Jika aktor
Asoka memenuhi ucapannya untuk bersikap baik pada Kyra. Dia bahkan tertawa dan merangkul bahu Kyra saat para staff mengambil gambar untuk keperluan behind The scene. Asoka tampak sangat berbeda dari yang biasanya. Kyra jadi curiga, apa yang sebenarnya membuat Asoka berubah dengan cepat? Apa karena Kyra meminta tolong dengan nada tulus?Ah, benar. Kyra ingat perkataan Asoka disaat cowok itu melarang Kyra untuk menggunakan kata tolong. Asoka melarang Kyra untuk meminta tolong kepadanya. Kyra bahkan sempat berpikir bahwa Asoka akan menuruti semua permintaannya. Maka dari itu Kyra menguji Asoka di lift waktu itu. Namun, rupanya tidak berhasil. Apakah, sikap penurut Asoka berhubungan dengan kata tolong? Apakah Asoka bersikap seperti itu kepada semua orang? Atau hanya kepadanya saja?Kyra harus segera memastikannya.Karena itu, ketika break syuting sedang berlangsung, Kyra mendekati Asoka dan berdeham. "Kak Soka? Apa aku boleh minta tolong sesu
"Lo pasti nggak tahu diri ya?" Asoka berujar dengan nada keras saat dia sudah tiba di apartemennya dengan Kyra yang mengikuti dari belakang. "Tujuan lo apa sebenernya dengan ngikutin gue sampai ke sini? Hah? Mau balas dendam?" Asoka bercak pinggang. Dia menghela napas berkali-kali seolah sedang berusaha untuk mengendalikan emosi yang hendak meledak-ledak. Dia menyugar rambutnya dan mengalihkan tatapan. "Andai aja gue bisa ngusir lo dari sini, pasti udah gue lakuin sejak tadi.""Jadi, Kak Soka ngizinin aku tinggal di sini tapi malah bersikap kasar sama aku?" Kyra memiringkan kepala. Dia berusaha bersikap santai dan tenang meski jantungnya berdetak tak karuan. Karena, Kyra tahu se buruk apapun perkataan dan sikap Asoka, pria itu tidak akan melukai Kyra secara fisik. Dia bukan tipe pria yng menggunakan tangannya. Iya kan? setidaknya itu yang berusaha Kyra yakinkan pada dirinya sendiri. "Udah aku bilang kalau aku pengin menjalin chemistry sama Kak Soka supaya kita nggak kel
Kyra sengaja bangun pagi-pagi sekali untuk dandan dan memakai make-up guna terlihat cantik di lokasi syuting hari ke-dua. Kyra tahu ada banyak hujatan yang dilancarkan netizen padanya. Rata-rata dari mereka mengatakan bahwa Kyra tidak pantas menjadi lawan main Asoka, dan bahwa Kyra bisa mendapatkan peran ini karena koneksinya sebagai seorang Patibrata. Banyak juga yang kemudian mengait-ngaitkan rumah produksi yang menggarap drama ini adalah milik Patibrata. Karena itu, Kyra ingin membungkam semua mulut netizen yang nyinyir itu dengan kecantikan paripurna yang tidak ada duanya.Jika saja Asoka mau diajak kerjasama dan mereka bisa turun dari mobil yang sama saat ke lokasi syuting, sudah pasti popularitas Kyra akan langsung meroket sampai ke bulan. Nama Kyra akan menjadi trending topic nomor satu dalam mesin pencarian dan juga jadi perbincangan paling hangat di media sosial. Berbagai spekulasi akan muncul, mulai dari cin
Mungkin ini adalah pertama kalinya bagi Asoka bagun pagi dan meminta Fian agar segera menjemputnya ke lokasi syuting. Langit masih menghitam di atas sana, belum ada tanda-tanda matahari akan terbit. Fian yang sedang menyetir beberapa kali menguap karena masih mengantuk, tetapi Asoka tak peduli. Mereka tak langsung menuju lokasi syuting, tetapi Asoka meminta Fian untuk memutari kota Garuda, membelikannya sarapan di warung bubur kaki lima yang baru buka, dan juga mampir ke toko roti langganan Asoka untuk membeli cheese cake.Hal-hal yang menguras waktu dan energi ini, Asoka lakukan hanya untuk menghindari bertemu Kyra di pagi hari. Asoka tidak ingin awal harinya dimulai dengan pertengkaran. Ya, Asoka tahu jika pada akhirnya dia akan bertemu dengan Kyra di lokasi syuting. Asoka hanya... ingin sendiri. Dia tidak tahan dengan kenyataan jika sekarang Kyra sudah tahu tentang kutukan mengerikan itu. Bagaimana, jika Kyra menyu
“Sialan!” Asoka memukul setir kemudinya dengan kemarahan meluap, beberapa kali sampai punggung tangannya memerah.Asoka benar-benar membenci Kyra dan takdir mengerikan yang mengikat mereka berdua. Sejak semalam hingga pagi tadi, mood Asoka sudah berantakan, dan perkataan Kyra tadi adalah akhir dari batas pertahanan dirinya.Asoka tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Dia adalah aktor profesional yang selalu menuntaskan pekerjaan dalam kondisi apapun. Asoka sangat menyukai pekerjaannya sehingga dia bisa menjadi aktor professional dan bisa berdiri di kakinya sendiri sampai sekarang. Namun, kali ini berbeda. Asoka begitu membenci akting sehingga dia ingin melarikan diri.Padahal, ini drama pertama yang Asoka mainkan setelah skandal yang menimpanya tiga setengah tahun lalu. Asoka sudah menunggu terlalu lama untuk bisa sampai
“Gue pasti udah gila karena pernah ngefans sama Asoka. Iya kan?”Kyra datang ke apartemen Bianca dan langsung nyelonong masuk. Bianca yang sedang asyik mengelap ingusnya yang meler akibat nonton drama sedih seketika terhuyung ke belakang karena kaget. Bianca memang sering begadang sampai dini hari cuma untuk menyelesaikan satu seri yang langsung diupload sampai tamat.“Wah lo kebiasaan sih emang.” Suara Bianca terdengar serak. Hidungnya juga memerah. Kyra menghempaskan pantatnya dan duduk di samping Bianca, membuat sang pemilik rumah hanya bisa mendesah pasrah. “Nggak liat apa gue lagi menghayati jalan cerita yang penuh drama ini. Ganggu banget astaga. Padahal emang udah gila dari dulu.”Kyra tiba-tiba menoleh. Matanya mendadak berkaca-kaca. “Gue nggak tahu harus ngadepin besok pagi kayak gimana Bi