Beranda / Romansa / My Boss Behavior / 22. Ryo Menggemparkan Sarang Iblis

Share

22. Ryo Menggemparkan Sarang Iblis

Penulis: Aloegreen
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-06 21:55:54

Trotoar yang terang menghidupkan jiwa Zara. Tidak seperti istana Reon yang gelap gulita bagai sumber kegelapan.

"Kucing Vanilla, di mana kau?"

Teriak Zara lantang. Tangannya membentuk corong layaknya speaker mulut.

'Dasar mereka! Begini saja bahasanya seperti penjajahan. Kerahkan pasukan? Maaf, sekarang kucing dan manusia sedang gencatan senjata. Andai saja bisa kukatakan seperti itu pada Alexa agar dia bungkam,' batin Zara meledek.

Sudah jauh dari kawasan rumah Reon, Zara tetap tidak menemukan kucingnya.

"Hah, di mana dia?"

Cemas mulai melanda. Memandang cahaya lampu jalan membuatnya mendesah.

Lalu, terdengar suara kucing mengeong dari salah satu toko yang terbuka. Tanpa menunggu, segera menuju sumber suara.

"Jelas-jelas aku mendengarnya di sini tadi. Apa mungkin kucing lain?" lirihnya teliti mencari di sekitar toko.

Alhasil dia menjadi sorotan banyak orang. Suara kucing itu terdengar lagi, tetapi lebih lembut. Zara berbalik dengan harapan besar.

Namun, yang dia dapatkan ju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Boss Behavior   23. Asmara Serumpun Korelasi

    Koleksi drama kehidupan berputar dalam imajinasi. Zara agak sedih Ryo meratapinya. Namun, hanya itu yang Zara pikirkan dan tertulis dalam surat. "Aku tidak percaya! Justru kau yang berbuat seenaknya." Ryo membuang gumpalan surat itu. Alis Zara bertaut. "Mengancam Forin, apa kau sengaja ingin menghancurkanku? Ditambah dengan surat ini, sangat jelas kau menyatakan perang, Zara." Ryo murka. Wajah putihnya semerah darah. Zara tersentak tatkala berdecak."Jauh-jauh datang hanya ingin mendebatku? Sudah kuduga kau diracuni model itu." Zara sebisa mungkin mengontrol emosinya. Ryo menggeleng tak kuasa, "Kupikir kau pintar, tapi menanggapi Forin saja sampai menganiayanya. Dia menangis tersedu-sedu setelah pulang pemotretan dari taman." "Oh? Begitukah? Jadi dia menangis, ya? Pasti menyenangkan melihat wajah manisnya menangis tanpa henti." Zara melayangkan senyum tanpa beban. "Gadis ini!" Ryo mengepalkan tangannya.Bastian ingin melerai dengan menunjukan bukti rekamannya pada Ryo, tetapi Z

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-07
  • My Boss Behavior   24. Pembicaraan Hati

    Kepergian Reon membubarkan para pelayan, kecuali Azuma yang masih berdiri dengan sisa syok yang mendalam."Ci-cinta sepihak memang menyakitkan," Azuma tergagap. Merinding, Zara berbalik menatapnya. "Aku tidak mencintainya, Bibi! Ryo hanyalah mantanku!" "Huaaa, Tuan, Zara marah!" Azuma langsung bebas dari rasa kaku. Dia lari mencari Reon untuk mengadu. "Astaga, orang itu selalu saja!" Zara menepuk keningnya.Bastian sedari tadi berpikir, "Jadi, jurnalis yang bekerja sama dengan Forin adalah para saudara Ryo? Lalu, yang mengawasiku juga mereka? Kurasa itu tidak benar. Kalau benar mengapa Ryo memintanya mengawasiku, padahal dia saja tidak tau?" Zara menjambak anak rambutnya lemah dan menatap halaman luas. "Kau tau? Forin yang menyuruhnya, bukan Ryo," balas Zara lirih. "Apa?!" Bastian kaget. Zara mengangguk pelan."Aku sudah meramalnya usai bertemu Forin di taman. Pertama, keempat kakak Ryo terhubung dengan media, bukan berarti mereka bekerja di media. Hanya perantara yang memilik

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-08
  • My Boss Behavior   25. Semerbak Laboratorium Lavender

    Dunia tidak akan hancur hanya karena Zara cemburu, meskipun gadis itu menyangkalnya."Dasar bodoh!""Eh?" Zara mengerjap linglung. "Siapa juga yang menyukai makhluk rendahan seperti kalian? Wanita selalu merepotkan." Reon membanting setir hingga memutar jalan. Ternyata laboratoriumnya telah terlewatkan. "Hiyaaaa! Kau mau membunuhku apa?!" teriak Zara histeris. Memegang sabuk pengaman saja tidak cukup menghilangkan takut. Lalu, mobil itu perlahan berbelok ke gerbang memasuki lingkungan laboratorium. Seluruh tubuh Zara gemetar. Dia enggan melepaskan sabuk pengaman. "Re-rendahan dia bilang? Ah, lututku seperti jeli," merintih ngeri. Tak menghiraukan Zara, Reon segera keluar dan membuka pintu laboratorium. Mau tidak mau Zara menyusul walau terus menyumpahi Reon dari belakang. "Ada yang harus kau bereskan di sini. Tempat pembakaran sampah ada di halaman belakang. Bakar semuanya," ujar Reon tanpa berhenti berjalan. "Hah?! Sampah lagi?!" Memekik pun tidak ada artinya."Huft! Apa bo

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-09
  • My Boss Behavior   26. Menghilang di Pinggiran Kota

    Tiap detik bagai satu jam. Zara menghilang dalam alam sadar.Kenyataan menamparnya keras membuat jarak yang begitu jauh dengan sang majikan. Zara mendorong Reon begitu saja. 'Ke-kenapa aku menempel seperti lem di lengannya?!' batin Zara memekik.Dia membekap mulutnya. Bola matanya bergerak-gerak.'Kenapa aku merengkuhnya?' hati Reon bingung. Saling berpaling dengan kerutan di dahi serta gejolak yang aneh.Seolah tidak terjadi sesuatu, mereka pulang dalam keadaan canggung. Situasi bodoh itu menggerogoti Zara dalam perjalanan.Pagi pukul delapan. Zara kebingungan mondar-mandir di kamar mandi kantor. Cermin yang memenuhi dinding menampilkan wajahnya yang bengis nan berpikir kritis. Dia benar-benar menekan nalurinya."Apa aku akan mati?"Memegang dada yang berdebar kuat. Terasa jantung hendak keluar. "Aarghh, tidak, tidak, tidak! Aku tidak akan mati hanya karena terlalu dekat dengan si banyak wajah itu. Ck, menyebalkan sekali! Harusnya aku tidak terbawa suasana kemarin! Ini gara-gara

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-10
  • My Boss Behavior   27. Aroma Musim Kemarau

    Panas tak berkesudahan hingga malam. Kegelisahan pun melanda Raja Iblis di kursi kebesarannya."Tuan, Azuma bilang Nona Zara belum kembali." Alexa datang setelah menerima laporan dari orang rumah.Reon dan Zack tersentak. "Apa? Bagaimana bisa? Ini sudah cukup lama untuk lari ketakutan," Zack mewakili Reon berbicara. Sebentar lagi pukul delapan malam. Alexa pun menggeleng. "Tidak mungkin juga gadis itu kabur," lanjut Zack mengetuk dagu.Ucapannya membentuk sugesti. Kedua alis Alexa terangkat. "Tuan, izinkan aku mencarinya," serius Alexa. Reon mengangguk cepat. Kecemasan yang menakutkan di wajahnya begitu kentara meskipun disembunyikan."Telusuri siapa pun yang bersinggungan dengan Zara, termasuk dua desainer itu." Bahkan suaranya teredam kekhawatiran itu sendiri. Berat rasanya perintah terucap hingga menggetarkan dua ajudannya. "Jika curiga pada klien, kenapa tidak mencurigai karyawanmu? Kami semua terpesona pada Zara," sahut Zack membekukan suasana.Alexa pun pamit pergi. Bukan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-11
  • My Boss Behavior   28. Atmosfer Rindu

    "Tunggu dulu, Raja Iblis! Ada yang ingin saya bicarakan pada Anda! Di mana temanku Zara?!"Kondisi babak belur yang hanya terbalut plaster seadanya, Bastian memberanikan diri menghadang Reon di depan gedung perusahaan. Alexa dan Zack tak percaya Bastian berani datang bahkan setelah Alexa membuatnya berantakan. "Aku tidak tau," jawab Reon memperhatikannya jelas. "Jangan bohong!" Bastian memotong udara.Napasnya masih terengah, "Nona Alexa datang bertanya tentang keberadaan Zara. Sebenarnya apa yang telah terjadi? Apa dia menghilang?" Alexa dan Zack terperangah, tetapi Reon tetap tenang tak tersentuh. "Maafkan saya, Tuan Bastian. Saya telah salah paham," dengan kakunya Alexa memohon maaf seperti tiada niat. Bastian tetap mempertahankan emosi. "Saya tidak mempermasalahkannya." Zack yang terus memandang pun melerai. "Hei, sudahlah, jangan terlalu formal. Bastian, aku tidak kolot seperti mereka berdua. Saat ini mungkin akan mengejutkanmu, tapi Zara benar-benar menghilang sejak pag

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-12
  • My Boss Behavior   29. Cuaca Ekstrem Puting Beliung

    "Tuan, Nona Zara ...," ucapan Alexa terputus dengan dobrakan pintu yang dilayangkan kakinya sendiri. Zack segera menayangkan tayangan rekaman CCTV. Dia merampas laptop polisi. "Diculik dalam keramaian trotoar," lanjut Alexa setelah berada di dekat Reon."Baiklah, ini dia!" Zack memutar rekaman itu. Sesuai praduga Reon, Zara hilang berdasarkan penculikan. Keningnya memunculkan garis halus yang nampak tenang, tetapi tangannya terkepal."Bodoh! Kenapa aku tidak berpikir dari awal? Ada apa dengan otakku?" Reon pun berdiri."Kita pergi!" Melenggang keluar rumah membuat Zack dan Alexa mengikutinya."Heh? Lalu, aku bagaimana?" Bastian menengadahkan tangan bingung. Reon melirik sempat berhenti."Kembalilah menjadi Burung Merpati Zara." Desisan Reon meninggalkan misteri bagi Bastian. "Argh, apa maksudnya?"Berkerut dahi sembari menggaruk kepala. Sontak terpikirkan sesuatu. "Burung Merpati ... astaga, aku juga harus pergi!"Tak menunggu lagi dia meninggalkan kediaman Reon begitu cepat.

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • My Boss Behavior   30. Rencana Licik Ryo

    Tanpa sadar Zara terbuai perjalanan. Dia tertidur pulas. Lalu, laki-laki yang hampir tidak pernah menunjukkan ekspresi lain selain keangkuhan dan sedikit senyuman itu seakan lupa diri. "Pergilah! Kuserahkan perusahaan pada kalian. Aku akan mencari Zara sendiri." Reon mengusir Zack dan Alexa. Badai telah berlalu. Tak mengira jika berlangsung hingga pagi. Mereka juga telah menjauh dari pemukiman. "Tuan, hubungi kami jika terjadi sesuatu. Bagaimana bisa saya meninggalkan Anda?" Dari nada bicara yang serius, Alexa sedih menjauh dari Reon. Dia ingin mengikuti Reon."Apa tidak sebaiknya saya saja yang melanjutkannya? Anda butuh istirahat," Zack turut tidak tega. Alis Reon justru bertaut."Kalian berani menentangku?" Sontak kedua orang itu menggeleng. "Ahaha, tentu tidak." Zack angkat tangan berkeringat dingin."Bagus! Pergilah!" Reon pun meninggalkan mereka.Zack dan Alexa saling pandang setelah Reon bergabung di jalan raya. Mereka pikir apakah tidak masalah membiarkan Reon yang di

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-14

Bab terbaru

  • My Boss Behavior   110. Kisah Raja Iblis dan Pelayan Cantik

    Diam-diam mengintip di celah pintu. Kamar Reon membuat bulu kuduk Zara merinding. Kakinya gemetaran, meringis dalam diam. "Aduh! Kenapa aku malah ke sini? Tadinya hanya penasaran apa yang Reon lakukan, kenapa aku benar-benar datang mengintipnya?" mencicit bodoh. Tiba-tiba pintu terbuka membuat Zara berteriak hampir jatuh tersungkur. "Aaa, sakit sekali!" Bangkit mengusap lutut yang terbentur keras dengan lantai. Ada kaki besar di sampingnya. Seketika Zara mati gaya. Dia berdiri cepat dan memberi senyuman manis. "Ah, Tuan. Tidak bisa tidur, ya?" Senyum itu menjadi kikuk. Reon menatapnya begitu dalam sampai Zara terpaksa memutar-mutarkan pandangannya. "Zara," panggil Reon membuat Zara terjingkat. "Hiii! Iya, Tuan!" Seketika Zara bersikap tegap. "Apa kau tidak keberatan menyukai mantan Pembunuh Rahasia sepertiku?" Tatapan redup Reon mengatakan segalanya. Zara mendelik heboh bahkan sulit bernapas. 'Kenapa tiba-tiba begini?! Apa yang merasukinya?!' memekik dalam hati

  • My Boss Behavior   109. Pernyataan Janji

    "Zara Azuri Frazanista, kuucapkan terima kasih sudah mendampingi Tuan tanpa memerasnya seperti rencanamu pada awalnya," ujar Aoi tanpa melepas rokok di sudut mulutnya. Zara mendelik meringis. 'Sial! Kenapa gadis ini bisa setenang Alexa? Tidak, Alexa lebih gelap dari ini,' batin Zara. "Aku tidak bermaksud memerasnya, tapi memanfaatkannya." bela Zara malas menepis udara. "Omong-omong, kau sangat cantik!" Aoi mengeluarkan asap rokok dari mulutnya seperti mainan. Zara terperangah langsung memegang kedua pipi. "Iya, haha, jangan begitu. Aku tidak secantik itu."Dia tersipu. "Bicaranya jadi malu-malu." Bastian mendelik.Ekspresi Zara berubah seketika ketika menoleh ke Bastian. "Jadi, apa yang kalian lakukan?" Pertanyaan yang cukup serius. Bastian melengos. "Hanya bermain," jawabnya santai. Zara memicing tidak percaya. Dia pun berdiri membuat mereka mendongak. "Bastian, kutunggu penjelasanmu. Yah, terserah kalian mau bermain atau tidak, aku tidak berhak mengaturnya, tetapi aku

  • My Boss Behavior   108. Perayaan Besar Sepanjang Sejarah

    "Semuanya telah berakhir?" Di gerbang kantor polisi, Ryo bertanya kepada Zara. Zara mengangguk mantap. "Sudah berakhir!" Mereka berjabat tangan dan menukar senyum.Tidak akan ada pembalasan dendam lagi yang menyulitkan semua orang. Zara sudah bisa lega sepenuhnya. Kegelisahan di hati pun hilang. "Aku akan pergi ke jalanku. Temui aku jika membutuhkan sesuatu. Setelah ini apa rencanamu?" Ryo melepaskan jabatan tangan mereka. Zara berkedip polos. "Hmm? Aku akan kembali bekerja di rumah Tuan Reon, apa lagi?" Ryo pun menepuk dahi. "Gadis payah!" "Ha? Apa? Kenapa kau bilang begitu?" Zara seperti orang bodoh yang dikerjai. Namun, jalan memisahkan mereka sehingga Zara tidak mendapat jawabannya. Ryo kembali mengatur perusahaannya dan Zara kembali ke rumah Reon bersama orang-orang penting yang berbunga-bunga akannya. Setibanya di rumah, dia baru sadar bahwa Bastian dan Aoi menghilang, padahal Reon beserta kedua ajudannya ada di sana. "Bibi, ke mana Bastian dan Aoi? Tadi mereka p

  • My Boss Behavior   107. Asmara Bersemi Kembali

    Keesokan harinya, Zara sudah tidak menjadi tahanan asmara. Ryo berniat untuk menyelesaikan segalanya dan memulai sesuatu yang baru. Dengan didampingi Zara, Ryo berniat menuju kantor polisi, akan tetapi tanpa diduga Forin menghadang di depan rumahnya. "Astaga! Forin?!" Zara yang terkejut sampai mundur hampir kembali ke teras. Ryo juga terkejut, tetapi dia mematung. 'A-apa yang dilakukannya di sini?! Pagi-pagi sekali sudah ada masalah?! Oh, tidak, kapan ini akan selesai?!' batin Zara menjerit. Memandang mereka berdua bergantian sampai matanya melebar. Ekspresi Forin nampak segan bercampur malu, tetapi terdapat niat yang kuat. Mereka diam sampai Forin membuka percakapan. Dia sangat gelisah sebelum memantapkan langkah dan memandang Ryo dalam. "Ryo, aku ingin mengakhiri hubungan denganmu," ujar Forin tegas. Sontak pagi yang cerah itu menjadi mendung bagi Ryo. Zara membekap mulutnya. Syok tak berkesudahan dengan keberanian Forin dalam bermain-main, akan tetapi kali ini mantan mode

  • My Boss Behavior   106. Pertarungan Hati Selesai

    Demam melanda, panas-dingin di sekujur badan. Hujan petir di luar menambah gelapnya kamar. Zara menyelimuti Ryo dengan satu-satunya selimut dan menyuruhnya duduk menekuk lutut setelah sadar. Laki-laki itu begitu lembab. Tubuhnya membiru nan pucat. Zara panik tak karuan. "Ada apa denganmu? Kenapa bisa begini? Kau bermain hujan? Seperti anak kecil saja!" Marah Zara akan kekhawatirannya. Ryo yang terpuruk menatap Zara dengan makna berbeda. Sisi perhatian nan baik itu membuatnya berdecak dalam hati. Memalingkan pandangan kembali pada kesedihan yang mendalam. Kemudian, dia menceritakan segalanya. Tentang Forin yang berkhianat.Zara terperangah, "Apa ... kau bilang?" Tangan lemah tak lagi memegang selimut yang menutupi Ryo dari kepala hingga kaki. Laki-laki itu pun mengangguk lemah. Zara tidak bisa berucap sepatah kata pun. Meskipun telah mengetahui perasaan Forin pada Reon, tetapi keberanian Forin menyelamatkan Reon dan mengakui cintanya pada Ryo itu terlalu memukul. Bahkan Zara

  • My Boss Behavior   105. Terpuruk dalam Dua Cinta

    "Karena aku mencintaimu!" Jantung Reon bergemuruh. Langit menghadirkan guntur dan awan mendung dari segala sisi. Bulan separuh yang bersinar mulai tertutup mendung. Musim kemarau lenyap untuk malam ini. Rintikan air mulai turun mengguyur seluruh sudut Jakarta. Pernyataan Forin hanyut bersamaan turunnya hujan. "Kau gila!" Reon menggeleng. Forin justru berbinar. "Ini pertama kalinya kau menggunakan ekspresimu untukku selain senyuman sinis dan marah. Aku senang sekali!" Reon memejamkan mata meredam emosi. "Terima kasih, tapi aku tidak punya banyak waktu. Membebaskanku hanya akan menambah masalah bagimu." Reon hendak pergi, tetapi Forin menariknya berjongkok di dekat pintu belakang. "Ssttt! Aku punya rencana untuk membawa Zara ke sisimu."Forin mengangguk pasti. Reon terpancing."Zara?" Tatapannya sedikit berubah. "Ryo menjaganya sangat ketat. Jika aku yang membawanya keluar pasti tidak akan masalah. Percayalah padaku!" Reon hendak membalas, akan tetapi sebuah tepuk tangan te

  • My Boss Behavior   104. Penghianatan Forin

    Bastian masih menganga tak percaya. Bagaimana bisa seorang gadis berubah menjadi kepala sipir yang mengerikan?Bagaimana pula tubuh kecil itu berkembang menjadi besar? Di depan cermin, Bastian tak kunjung reda menunjukkan wajah bodohnya. "Aku siap! Kau jangan mengacaukan rencanaku. Jika tidak, kau juga akan kugantung!" Aoi berbalik sembari memakai sarung tangan putih. Bastian tersentak mundur. "Haaa! Suara ... suaramu juga berubah seperti laki-laki!" Syok yang tak berkesudahan itu membuat Aoi mendesah panjang."Ayo pergi!" Terpaksa menyeret Bastian dengan menarik kamera yang terkalung di leher. Sungguh malam yang indah penuh gairah. Perempuan bisa menjadi sangat kuat dari dua sisi. Zara hanya bisa merenung membayangkan langit gelap penuh bintang. Andai saja pertarungan juga terjadi padanya sekarang. "Menendang pintu juga tidak berhasil. Sialan! Ryo, kau melanggar janjimu!" Ribuan kali Zara memaki tak mempan menghilangkan dendamnya. Semua untaian perasaan Ryo sebelumnya len

  • My Boss Behavior   103. Terbebasnya Forin dan Mario

    Ryo memberitahu siksaan yang Reon terima di penjara kepada Zara. Terus mengancam dan mendorong mental Zara agar bersedia membebaskan Forin dan Mario. Gadis itu begitu tangguh, meskipun mendengar Reon disiksa. Ini sudah lewat satu hari. Semuanya masih berjalan monoton. Hingga pada akhirnya, di pagi ini Ryo kembali datang membawa sebuah video rekaman. "Pergilah!" usir Zara. Ryo tersenyum miring setelah mengunci pintu."Kenapa? Ayo kita bermain-main, Sayang! Akan kuperlihatkan kehidupan penjara padamu." Langkah tertata memaksa keberanian Zara mundur hingga terealisasikan. Zara menabrak kepala ranjang dan Ryo semakin mendekatinya. Kemudian, rekaman video itu pun diputar. Bagai tersapu badai seorang diri, kesadaran Zara menghilang. Mata seakan buta dan telinga tidak mendengar.Ryo tersenyum jahat melihat Zara yang membatu tak berdaya. Ketangguhan Reon yang tak menjerit sama sekali dalam menerima semua siksaan itu tiba-tiba meluruhkan air mata Zara. Tanpa suara, gadis itu menangis

  • My Boss Behavior   102. Aksi Aoi dan Bastian

    Sementara Reon yang terus disiksa, perusahaannya masih berjalan dengan normal. Alasannya karena Zack dan Alexa dipaksa bekerja dari penjara. "Haha, ini menarik! Akan kukenang seumur hidup. Ternyata penjara tidak sepahit itu. Yah, jika aku mau kubisa merusak besi-besi ini kapan saja, tapi demi Pak Reon dan Zara aku harus menahannya. Ah, aku pegal. Azuma, bisakah kau buatkan aku kopi?" Zack dengan lihai mengolah dokumen di laptop dalam jeruji besi. Dia bertolakbelakang dengan Alexa yang juga sedang bekerja. Azuma hanya memandang mereka di pojokan. "Hanya debu yang bisa kuberikan padamu, Tuan Zack. Huft, kenapa Tuan Reon harus menerima pukulan yang menyakitkan itu demi kita? Kenapa tidak membiarkan kita menanggungnya juga? Aku sangat sedih!" lirih Azuma. "Menjijikkan!" maki Alexa datar. Seketika bibir Azuma semakin melengkung ke bawah. "Itulah kualitas terbaik Tuan kita, bukan?" Zack meredupkan matanya.Di sisi lain, Ryo membawakan makanan untuk Zara. Zara berdiri tegap mengepal

DMCA.com Protection Status