Irene berada di sebuah mini kedai bersama Sanders teman lelakinya, terlihat ia sedang mengaduk kopi dengan kesal.
"apa? Ero mengendong seorang wanita tanpa busana," Geram Irene dengan syok saat mendengarkan penjelasan dari Sanders.
"Yah.. dia sangat cantik Ren,"
Irene menatap Sanders dengan tatapan mata sinis. "masih cantik aku,"
Sanders hanya menjawab dengan berdehem, "apa kau tahu siapa dia?"
Irene mengambil gelang karet lalu ia ikatkan pada rambutnya, "Tentu aku mengerti.. dia adalah budak sex nya Ero,"
"Apa? Budak sex?" Sanders mengeraskan suaranya.
"Yah." balas Irene singkat.<
"Ugghhh," Piero melepas hisapan itu pada puting kiri Cloris, terlihat puting Cloris sangat basah dan begitu merah memar.Piero mengelus puting kiri Cloris dengan jari telunjuknya, "sedikit lagi," ucap Piero memperhatikan dada Cloris dengan tatapan nafsu.Piero memasukan batang kemaluannya kedalam liang kewanitaan Cloris.Mengocok nya dengan cepat, sangat cepat, membuat kedua payudara Cloris naik turun tak karuan."Aghhhhh, ayo menjeritlah budak!" Bantah Piero menampar payudara kanan Cloris dengan sangat keras.Cloris meremas erat sprei bantal dengan sangat kuat, ia sudah tak mengerti, ia sudah tak tahan dengan semua ini. Tapi Cloris mencoba tak mengeluarkan air matanya, tidak..
"Yah... Karena kau tidak bisa melihat mana yang berpura-pura dan tidak," Ketus Cloris menyeringai Piero."Ayok pergilah cepat!" Piero mendorong tubuh Cloris seperti yang dilakukannya pada Irene.Namun ini sedikit berbeda.. Cloris terjatuh dan menyentuh tanaman.Cloris berdiri tak menghiraukan sorak tawa seseorang dari samping kiri atau kanan, tangannya menepuk beberapa kali karena terkena tanah.Piero menepuk bahu Cloris satu kali, "kerjamu bagus," bisik Piero."Jangan mencari ku saat kau sudah mengetahuinya.. jangan sekali-kali menemuiku ketika dirimu baru menyadarinya.. karena sekarang aku sudah menyelesaikan apa yang seharusnya aku lakukan.. anggap saja kita tidak pern
Seorang wanita terus berjalan memasuki kapsul besar dan menikmati keindahan kota London.Ditemani matahari yang hampir tenggelam di arah Istana Buckingham, puncak Big Ben sangat sempurna. Warna emas menyala dari pantulan cahaya di ujung utara Istana Westminster tempat Big Ben berada, bukan dari cahaya ligthing lampu. Pemandangan menara setinggi 96,3 meter itu nyaris sempurna.Mungkin saat ini, disinilah dia bisa sedikit mengeluarkan perasaannya.Cloris berteriak kepada dunia yang tak pernah adil untuk dirinya, dia berteriak, "kumohon hentikan ini."Dia lelah, bagaimana pun keadaannya, sekuat apapun fisik dan batinnya namun dia adalah wanita, dia tetap wanita yang membutuhkan perlindungan dari seorang lelaki.
Drt... drt... ponsel Lindsey pun bergetar."Hallo.... ya Ero, ada apa?" jawab Lindsey dari suara telpon."Kau sudah di apartemen ku? Baikkah aku akan membuka pintu,"Cloris menjadi ketakutan mendengar nama ERO... ERO... ERO dia adalah lelaki jahat... bukan hanya jahat... tetapi kejam dan tak memiliki perasaan, tangannya sedikit bergetar, jantungnya sudah berdetak tak teratur, baru saja ia bisa bernafas lega karena bebas dari Ero, tapi sekarang ia mendengar bahwa Ero akan kesini? "Oh Tuhan ... aku harus bagaimana?" batin Cloris.Lindsey mengakhiri pembicaraan nya."Linds. Ero akan datang kesini? Untuk apa?" Tanya Cloris cemas."Aku t
Detik berubah menjadi menit, menit berganti menjadi jam, tak terasa sudah 1 minggu Cloris menjalani kehidupan nya tanpa ada nama Piero lagi di sisi nya.Ia bekerja sebagai salah satu karyawan di sebuah restauran cepat saji, "aku ingin memesan dua minuman dan dua makanan ini," ujar tamu tersebut sambil menunjuk pada buku menu."Baiklah, silahkan tunggu nona," Cloris berusaha sangat ramah kepada setiap pembeli.Mulailah ia mengambil dua gelas lalu ia menuangkan vanilla latte, ditambah serbuk coklat sebagai hiasan topping di atas nya."Clo, ini waktumu istirahat, biar aku yang menangani ini," tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menepuk pundak Cloris."Oh astaga Anna, kau membuatku kag
Cloris terbangun dari tidurnya, matanya melirik ke arah jarum jam. "Astaga mengapa sudah siang, padahal aku merasa baru memejamkan mataku," mulut Cloris mengeluarkan uap khas bangun tidurnya.Saat ia sudah rapi dengan baju yang dikenakan, Cloris hanya butuh membaurkan bedak tabur di area wajahnya, mungkin hanya sebagai penyegar dan lipstik berwarna pink glossy untuk warna bibir favoritnya.Beberapa menit kemudian saat Cloris sampai di tempat kerja"Hai Anna, bagaimana kabar anakmu? tanya Cloris dengan mengiris beberapa potongan wortel."Seperti biasa Clo, sangat rewel," ucap Anna dengan memarutkan keju di atas roti bakar."Baiklah aku akan mengantarkan pesanan ini dahulu Clo." Anna p
Di sisi lain....."Astaga perutku sangat lapar," Cloris menggerutu di dalam motel sendirian.Cloris mengambil beberapa uang di meja, ia pun membeli beberapa makanan untuk perutnya yang lapar."Ero itu adalah Cloris," ucap Derry yang hampir dua jam selalu mengamati motel tersebut.Flashback"Tunggu .. itu adalah Cloris," ucap Irene pada Malio, dan Malio pun melihat bahwa benar itu memang Cloris."Jadi kau sembunyi disini." Irene tersenyum.Namun Irene melihat Cloris terburu-buru berbalik badan sehingga menjatuhkan sebuah nampan dan ia pun pergi begitu
Jika saja disini terdapat mesin waktu, mungkin saat ini ia ingin memutar kembali beberapa menit lalu agar tak menemui sosok lelaki yang berdiri di depannya, "urus lah kehidupan mu dengan Irene, aku berjanji takkan menganggu nya kedua kali.""Aku tidak perduli tentang apa jabatanmu Ero, aku juga tidak takut jika kau menghukum ku saat ini, tapi yang jelas aku ingin kau benar-benar pergi dari hadapanku," ucap Cloris tanpa menatap mata Piero.Piero memundurkan tubuhnya perlahan, menatap wajah Cloris dengan teliti, "kenapa kau pucat?""Pergiiii!" teriak Cloris.Cloris benar-benar ketakutan jika pria yang di cap iblis mengetahui bahwa sebenarnya sekarang ia telah berbadan dua, "pergilah Ero! pergilah dari hadapan mataku." Cloris mendo
Sungguh mata Ryle tak bisa berkedip melihat pemandangan Mansion yang besar seperti istana itu, karena rumahnya tak berukuran sebesar itu.Jam dinding besar di depan dinding dengan lukisan keluarga yang sangat-sangat besar terpajang jelas saat ia membuka pintu."Rumah ini besar sekali." Ryle memandangi lampu besar yang menggantung di atas kepalanya."Tentu saja, ini adalah rumahku." Piero menurunkan Claretha agar bisa bermain dengan Ryle."Dengar Ryle kau akan aku sekolahkan tapi kau harus menjaga putriku yang cantik ini dengan baik ya." ujar Piero ditunjukkan pada Ryle."Oh ya panggil saja aku Paman." imbuh Piero menyentuh hidung nya.
pagi itu kedamaian di kedua manik mata Piero sungguh tergambar jelas, ia duduk di sofa putih dengan memegang segelas kopi panas menunggu istri tercinta terbangun tidurnya.Ia terus menyeruput perlahan kopi itu dengan menatap dalam-dalam Cloris yang sangat cantik bahkan disaat menutup mata, "baiklah aku akan membangun kan mu Clo." meletakan gelas kopi itu di atas nakas.Piero mengambil selembar tissue untuk membersihkan mulutnya yang terkena kopi, ia mencium Cloris dengan sedikit menjulurkan lidahnya untuk bermain disana, "eeemmppphh Erooo." umpat Cloris kesal."Dasar tukang tidur, kita harus kembali ke Mansion Clo." Piero membenarkan setiap rambut yang menutupi wajah Cloris."Kau bilang kita akan sedikit lama disini?" Cloris duduk dan
Bunyi alarm terdengar berulang kali di telinga sepasang suami istri yang terlihat begitu nyenyak tertidur, namun keduanya nampak tak memperdulikan."Menganggu saja." Piero malah membanting jam alarm itu.Mata Piero terbuka sedikit dan memeluk Cloris yang masih terlelap "bangun! ayoo bangun!" tetapi ia sendiri malah tertidur di dada istrinya."Bangunlah sendiri sana, aku masih lelah." menyingkirkan kepala Piero karena menganggu tidur saja.Setelah beberapa saat mereka tertidur cukup panjang, Piero dan Cloris sudah rapi dengan pakaian masing-masing yang baru saja ia beli kemarin "Ero kita pulang, perasaanku tak enak," batin Cloris."Baiklah." Piero mengangguk setuju.
Kini kamar Piero dan Cloris penuh dengan tangisan putrinya yaitu Claretha Venelov D'rajor, walau Claretha sudah mempunyai kamar sendiri tetapi untuk hari ini Cloris mengajak Claretha di kamar nya."Puas puas kan saja melupakan aku Clo, akan kubalas jika nanti sudah waktunya." Piero merasa cemburu dengan Claretha.Cloris melempar bantal di wajah Piero, "diam." dan tersenyum lucu.Membuka bajunya memperlihatkan satu payudaranya dan memaksa Claretha untuk meminum ASI. "putriku yang cantik." Cloris menimang dengan lembut.Sedangkan di depan terlihat Piero yang memasang wajah datar namun ia membayangkan sesuatu, "lihat saja .. " ucap Piero pelan.Ia mengambil ponsel dan menelpon Jerry, "J
Senyuman kebahagiaan telah tercetak kembali di bibir Piero , tak hanya itu kebahagiaan serasa lebih lengkap ketika melihat perut buncit Cloris yang sudah membesar .Piero mengajak Cloris singgah sejenak di restauran Berners Tavern , ia ingin melihat Cloris melahap semua makanan yang sudah ada di depan meja .makaroni keju dengan pasta carbonara dan kembang kol goreng. Hidangan semakin spesial dengan tambahan saus Skotlandia . Dan datanglah kembali semangkuk sup sosis dengan minuman yang sudah Piero pesan."Ayo makanlah yang banyak Clo , aku tidak ingin anak kita kelaparan " Piero tersenyum senang melihat wanita di depan memakan dengan semangat."Apa kau tidak ingin memakan juga " tanganya mulai mencocol mayonaise yang ada di dekatnya.
Kakinya melangkah pelan menaiki anak tangga kecil, hatinya merasakan desiran sesuatu yang luar biasa "apakah benar ini rumah mu Clo" tangannya mulai memegang gagang kayu pintu.Ia menarik nafas sedalam mungkin "Clo " ucapnya pelan .Mengetok pintu itu beberapa kali "Clo"Tak ada jawaban sama sekali , Piero mendorong pintu kayu itu "tak terkunci "Piero melihat ruang tamu kayu yang begitu tertata rapi, namun bukan itu yang ingin ia lihat , ia hanya ingin melihat Cloris "Clo " ia sama sekali tak menemukan sosok Cloris .Ia terus berjalan hingga mendengar suara rintihan kecil wanita dari arah pintu kamar "aahh .. siapa itu " suaranya begitu kecil seperti kesakitan.
Kini Piero dan Tn. Eytro sedang membicarakan hal yang saling bertolak belakang . Bagaimana tidak , jika papanya menginginkan untuk menjauh dari wanita yang bernama Cloris . Sedangkan Piero sendiri sudah tergila-gila dengan Cloris."Aku takkan pernah memberitahu mu dimana sekarang gadis itu" Tn. Eytro menatap Piero penuh emosi.Piero membalas dengan tatapan tak kalah tajam "papa percayalah padaku .. sekarang Cloris memang benar-benar mengandung anakku""Carilah sendiri Ero , dasar keras kepala " Tn. Eytro masih kukuh dengan pendiriannya. Ia pun pergi dari ruang tamu meninggalkan Piero dan Jerry yang masih terbengong ."Bagaimana aku bisa menemukan Cloris jika aku sendiri tidak tahu Jerry " Piero duduk di kursi kayu dengan tatapan sendu
Ia membiarkan Jerry yang pingsan di bawah , ia harus memilih antara mengejar Cloris atau menolong kakaknya"sial .. jika aku menolong kakakku .. aku pasti kehilangan jejak .. tapi jika Jerry .. ah sudahlah itu tidak begitu menyakitkan. Biar saja Ero yang mengurusnya, lagipula ia pria .. tidak akan mati hanya dengan di pukul togkat " Derry kembali mengikuti jejak mobil hitam itu ."Jadi .. si jalang itu yang telah membuatku kehilangan Cloris" Piero mulai memikirkan sebuah rencana ."Apa kau diam saja Ero " tanya Derry yang juga tak melihat sisi Piero yang dulu .Piero tersenyum dengan ketampanan yang begitu melekat di wajahnya"yah aku akan diam ... tapi setelah membuat mereka menderita. Ini adalah peringatan terakhir untuk mereka , aku melepaskan Irene karena jujur saja hatiku b
Masih ditempat yang sama dengan suasana hati yang kacau , Piero mendongak menatap langit-langit. Seperti inikah ? Arti cinta yang sebenarnya?"Ero luka mu parah , bisakah kita kembali saja " Jerry di belakang memeluk dirinya sendiri karena kedinginan.Namun lelaki yang sudah berlumur darah itu tak menggubris, jangan kan membalas ucapan itu . Melihat saja tidak "Ero " panggil Jerry sekali lagi.Jerry mengeluarkan ponsel yang berada di sakunya"Ero Tn. Eytro menelpon" memberikan ponsel itu di hadapan Piero .Pria itu menerima nya dengan sedikit terpaksa "ada apa papa" Piero berpura-pura seakan tak ada luka di hatinya."Maafkan papa karena tidak datang , besok kita akan bertemu di kantor