Jumat malam. Artinya, besok dan lusa aku libur. Kini aku tengah berkutat dengan beberapa tugas yang ku yakini akan selesai tak lama lagi. Sedari tadi aku mematikan handphoneku agar tak mengganggu kesibukanku.
'Cklek'
Aku menolehkan kepalaku ke arah pintu yang terbuka.
Kami sama-sama terdiam hingga kami masuk kembali ke mobil Bisma. Setelah memasangseatbeltnya, Bisma menoleh ke arah ku sembari tersenyum."Ada apa?" bingungku."Aku hanya lega karena kamu tidak tergoda dengan Reza," Bisma."Ka
Aku meregangkan badanku yang terasa pegal-pegal. Tunggu! Sepertinya ini bukanlah mobil Bisma. Aku membuka mataku dengan sempurna dan melihat kesana-kemari sembari berpikir, dimana tempat ini. Ah...aku ingat. Ini adalah rumah Bisma. Tepatnya aku baru saja bangun di sebuah kamar yang dulu pernah ku gunakan sebentar untuk mandi."Kok aku bisa disini sih? Bukannya tadi di mobil Bisma ya?" bingungku. Aku melangkahkan kaki ke arah pintu dan membukanya, kemudian berjalan mencari sosok Bisma.
Aku melangkahkan kakiku keluar darilift. Aku terus berjalan menuju sebuah ruangan yang terletak di ujung lantai ini. Ruangan milik CEO sekaligus pewaris tunggal perusahaan properti yang tersohor ini. Bisma Renandi."Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang wanita berpakaian formal di hadapanku."Saya ada janji dengan Bis..eh maksud saya Pak Bisma. Apa Beliau ada di tempat?"
Bisma's POV***Aku baru saja keluar dari ruang rapat, bersama Pak Diego, dan beberapa pegawai. Pak Diego adalahclienku yang berasal dari Singapura. Kami berencana membuat sebuah hotel bintang lima di negara tetangga itu.
Mawar's POV***Tiga bulan berlalu...Tiap hari, aku merasakan cintaku pada Bisma kian bertambah besar. Entah apa sebabnya. Yang pasti, kini aku benar-benar mencintainya. Mencintai semu
Malam menjelang. Aku yang tadinya asyik tiduran sambil memasang masker di wajahku, langsung terlonjak saat mendengar deru mobil memasuki pekarangan rumahku. Aku hafal dengan suara mobil itu. Aku yakin itu adalah mobil Bisma. Aku berlari ke kamar mandi untuk mencuci wajahku kemudian segera mengeringkannya. Aku segera berlari menuruni tangga hingga Kak Elang tampak bingung dengan tingkahku. Aku tidak peduli. Aku berlari ke arah pintu dan mendapati Ibu yang tengah membukakan pintu untuk seorang tamu.
Waktu menunjukkan pukul 16.10. Kali ini aku tengah makan malam di rumah Bisma. Aku ingin menginap di rumahnya malam ini. Dan dia langsung setuju.Apa yang ku khawatirkan? Semua kebutuhanku untuk kuliah besok ada di sini. Bahkan buku-buku mata kuliah untuk besokpun sudah sampai di rumah ini sebelum aku dan Bisma sampai."Bis, kamu ada PS atau apa gitu nggak?" tanyaku. Bisma menggeleng.
Tiga hari berlalu. Aku masih duduk termenung di atas tempat tidurku. Aku mengabaikan mereka yang berniat menghiburku. Aku merasa hampa. Aku butuh Bisma."Ayolah, Mawar! Makan sedikit aja!"Ibu terus memaksaku makan sejak tiga hari lalu. Tapi aku selalu menolak. Aku tidak nafsu makan."Kenapa Bisma jahat, Bu? Kenapa di