Malam menjelang. Aku yang tadinya asyik tiduran sambil memasang masker di wajahku, langsung terlonjak saat mendengar deru mobil memasuki pekarangan rumahku. Aku hafal dengan suara mobil itu. Aku yakin itu adalah mobil Bisma. Aku berlari ke kamar mandi untuk mencuci wajahku kemudian segera mengeringkannya. Aku segera berlari menuruni tangga hingga Kak Elang tampak bingung dengan tingkahku. Aku tidak peduli. Aku berlari ke arah pintu dan mendapati Ibu yang tengah membukakan pintu untuk seorang tamu.
Waktu menunjukkan pukul 16.10. Kali ini aku tengah makan malam di rumah Bisma. Aku ingin menginap di rumahnya malam ini. Dan dia langsung setuju.Apa yang ku khawatirkan? Semua kebutuhanku untuk kuliah besok ada di sini. Bahkan buku-buku mata kuliah untuk besokpun sudah sampai di rumah ini sebelum aku dan Bisma sampai."Bis, kamu ada PS atau apa gitu nggak?" tanyaku. Bisma menggeleng.
Tiga hari berlalu. Aku masih duduk termenung di atas tempat tidurku. Aku mengabaikan mereka yang berniat menghiburku. Aku merasa hampa. Aku butuh Bisma."Ayolah, Mawar! Makan sedikit aja!"Ibu terus memaksaku makan sejak tiga hari lalu. Tapi aku selalu menolak. Aku tidak nafsu makan."Kenapa Bisma jahat, Bu? Kenapa di
BISMA POV***Aku melangkah malas memasuki rumah. Padahal, baru saja aku mengantarkan Jennie ke rumahnya, setelah kami makan malam bersama. Lattysha Jennie Kumala. Dia adalah kekasihku. Dia juga merupakan cinta pertamaku.
MAWAR POVMakan malam?Tiba-tiba aku teringat kejadian sekitar 9 bulan yang lalu. Apalagi setelah melihat siapa saja yang kini telah duduk mengitari meja persegi panjang di hadapanku."Mawar sayang," panggil seorang
Semua telah di tetapkan. Satu bulan lagi, aku dan Kak Brian akan bertunangan. Dan pagi ini, aku dan Kak Brian akan memesan kebutuhan untuk pertunangan kami. Namun sebelum itu, kami akan ke kantor Kak Brian sebentar karena ada beberapa file yang harus Kak Brian tanda tangani. Aku menunggu Kak Brian di lobby. Aku duduk di sebuah sofa panjang yang terletak di ujung ruangan. Tanganku asyik menari di atas layarsmartphoneku. Hingga sebuah suara berhasil mengalihkan perhatianku. Memaksaku untuk segera menemukan sang pemilik suara itu."Bisma?" kagetku.
BISMA POV***Aku bertemu dengan teman lamaku, Arya dan kami memiliki proyek bersama. Aku mengajaknya berkeliling kantorku sebelummeetingdi mulai. Kami berjalan hingga melewati lobby. Namun, langkahku terhenti. Aku melihat gadis yang menghilang dari pandanganku lebih dari tiga bulan ter
AUTHOR POV***Bisma masih setia menanti di depan halaman rumah Mawar. Berkali-kali Elang mengusirnya, tapi ia tetap bersikeras untuk bertahan. Ia harus bisa menemui Mawar. Hingga pada sekitar pukul 19.00, terlihat sebuah mobil memasuki gerbang rumah Mawar. Dari kaca samping, Bisma dapat melihat sosok Mawar, gadis itu duduk di samping Brian.
Mawar mendorong kursi roda Bisma hingga ke taman halaman belakang rumahnya. Sudah seminggu terakhir, Mawar selalu datang ke rumah orang tua Bisma untuk merawat pria itu. Bagaimana kondisi Bisma?Saat ini dia hanya bisa duduk di kursi roda. Tulang kaki kirinya bergeser dan perlu pemulihan selama satu bulan. Selain itu, dokter mem-vonis Bisma buta. Hal itulah yang membuat Mawar terus merasa bersalah."Bis, kamu mau makan sesuatu?" tawar Mawar. Bisma tersenyum kemudian menggenggam tangan