Dewa membawa Tiara masuk ke dalam apartemen miliknya,dihempaskannya tubuh Tiara dengan kasar.akkhhh.... Tiara berteriak,"tolong lepaskan saya tuan saya mohon." ucap Tiara memohon."tidak,layani aku dulu baru aku akan melepaskanmu.""tidak..." Tiara memberontak,sekuat tenaga ia mendorong tubuh Dewa,dia berusaha lepas dari kung-kungan tubuh besar Dewa.tenaga Tiara tak bisa lepas dari Dewa karena kekuatannya tak lebih besar dari lelaki itu. "lepaskan,atau anda akan meye....mmmmm"Dewa mebungkam mulut Tiara sebelum dia menyelesaikan kalimatnya. Tiara terus menolak,dia mencoba menggigit bibir Dewa tetapi dengan cepat Dewa dapat mengendalikan lidah Tiara. lama kelamaan ciuman itu melembut, akhirnya Tiara kalah dengan ciuman lembut Dewa. saat Dewa melepas ciuman mereka dengan sigap Tiara mendorong tubuh Dewa hingga terjembab ke belakang. melihat ada celah untuk kabur,Tiara berlari keluar kamar,tetapi saat sampai di ruang tengah,perut Tiara terasa keram,seketika ia berjongkok dan mencengk
flasback onCalista.....Dewa berteriak marah.Calista yang masih tertidur nyenyak sontak kaget mendengar suara Dewa yang mengglegar. ia segera bangun dan berlari mancari dimana calon suaminya berada."ada apa sayang kenapa kamu berteriak di pagi hari ini?" ucap Calista saat sudah sampai di depan Dewa."apa ini? coba jelaskan?" tanya Dewa sambil melempar ponselnya.Calista lalu mengambil ponsel yang di lempar Dewa,disana ada beberapa foto dirinya dan Tio saat berada di sebuah desa terpencil,dan ada beberapa foto testpack milik Calista."coba jelaskan,kenapa diam saja.""Dewa sebenarnya aku,..."Ting...tong...ucapan Calista terpotong saat bel pintu berbunyi,dengan segera bi Ani membuka pintu,tanpa di minta Tio masuk kedalam apartemen milik Calista."pagi,apa aku mengganggu pagi kalian?""tepat sekali kau datang,cepat katakan apa yang ingin kau katakan." ucap Dewa datar"oke, sepertinya aku harus jujur karena aku tidak mau anakku memanggil pria lain dengan sebutan ayah." lalu Tio dengan
"dasar anak nakal, bisa-bisanya kau memperlakukan wanita seperti itu,dimana hati nuranimu Dewa?sekarang kamu rasakan karmanya." ucap Anisha melepas jeweranya.Dewa memegangi telinganya yang panas akibat jeweran dari sang Bibi."padahal aku sudah memperingatkan kalau Calista bukan wanita baik-baik,dan Tiara adalah wanita yang jauh lebih baik dari Calista. dan sekarang rasakan akibatnya." timpal wili"tak bisakah kalian menghiburku,aku tahu aku salah aku sudah sangat menyesall tapi kalian malah menyudutkan ku." kesal Dewa"untung janinya masih bisa di selamatkan,kalau tidak Tiara pasti akan sangat membencimu."setelah mendapat Omelan dari sang Bibi, Dewa memutuskan untuk kembali ke ruangan Tiara,disana Tiara masih belum sadarkan diri.ia duduk di kursi yang berada di samping ranjang.ia menggengam erat tangan Tiara yang tak tertancap selang infus.dia mengelus lembut Surai Tiara,di lihatnya wajah pucat Tiara namun masih terlihat cantik."maaf,karena aku
Calista memberengut kesal karena Tio mengurungnya dikamar Dimana ia dirawat,pasalnya ia ingin keluar dari kamar ini ternyata Tio menyiapkan dua orang pengawal untuk menjaganya agar tidak kabur."Dewa,aku mohon datanglah aku sangat merindukanmu. Walau kau ingin melepaskanmu tapi aku takkan pernah mau melepaskanmu,jika kamu mencintai wanita lain maka aku akan menyingkirkan ya dengan tanganku sendiri." Monolognya.Ceklek... Suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Calista ia menoleh melihat siap yang datang."Pagi sayang,bagaimana kabarmu?" Ucap Tio sambil berjalan menghampiri CalistaCalista hanya memutar bola matanya malas."Aku ingin pulang Tio,aku sudah bosan disini." Ucap Calista manja.Kali ini ia harus memainkan sandiwara agar Tio percaya dengannya."tentu,kata dokter hari ini kau boleh pulang,tapi saat sampai di rumah kau harus banyak istirahat,karena kau harus sehat sebelum acara pernikahannya di gelar.""apa...?" Calista kaget mendeng
akkkhhh... teriak Tiara menahan sakit,ia ingin berjalan keluar kamar mandi. Dewa yang mendengar Tiara berteriak langsung membuka pintu kamar mandi dan menghampiri Tiara yang memegang perutnya,"kenapa,perutmu sakit?" tanya Dewa kawatirTiara hanya mengangguk,tanpa banyak kata Dewa menggendong Tiara menuju ranjangnya."ingat Tiara kamu harus badres,apalagi kamu kemarin berlari dengan kencang tanpa mempedulikan bayi yang ada di perutmu."Tiara hanya diam,dia menatap wajah tampan Dewa yang juga tengah menatapnya. dengan pelan Dewa menurunkan Tiara dan menidurkan Tiara."sepertinya aku harus menunda untuk lari dari sini,aku harus memulihkan kondisi ku." ucap batin Tiara"tidurlah jangan pernah berpikir untuk mencoba lari dari sini."Tiara menatap kesal ke arah Dewa,tetapi yang di tatap malah tersenyum menambah kadar ketampanan yang dimiliki Dewa."kamu hanya menyuruhku untuk makan tidur terus apa kamu kira aku tidak bosan?""Tiara kamu
pagi ini Tiara dan Dewa sedang duduk bersantai di taman belakang rumah Dewa,hari ini hari Minggu Dewa libur tidak ke kantor."jadi kapan kau siap untuk menikah denganku?" tanya Dewa saat sudah menyeruput kopinya."aku terserah kamu Dewa,tapi aku minta untuk mengadakan pernikahan kita sederhana saja,aku takut akan banyak orang yang menggosipkan kita yang tidak-tidak, nanti setelah anak ini lahir terserah kamu mau mengadakan resepsi atau tidak.""tentu sayang aku akan mengabulkan keinginanmu." "terimakasih." Tiara tersenyum sangat manis"aku senang kau mau memberiku kesempatan untuk tetap bersamamu.""tentu aku harus memberimu kesempatan,karena aku sadar anakku juga butuh kasih sayang dari ayahnya.""Dewa itu Wili,apa kau ada janji denganya?""tidak,mungkin ada urusan mendesak makanya dia kesini tanpa memberitahu.""selamat pagi tuan, nyonya apa kabar?"ucap Wili basa basi,"suda
Dewa dan Wili sedang berkeliling untuk mencari siapa yang memilik mangga muda. mereka harus mendapatkannya kalau tidak maka anaknya akan ileran nanti."Wili lebih baik kita berpencar,kalau tidak kita tidak akan bisa menemukan mangga muda itu.""baiklah aku kesana kamu ke situ." ucap Wiliakhirnya mereka berpisah,saat sedang sibuk mencari tiba-tiba ia tak sengaja menabrak tubuh seorang wanita hamil. untung saja Dewa menangkap tubuh ibu hamil itu hingga tak terjatuh.tapi betapa terkejutnya ia melihat siapa yang telah ia tabrak."apa yang kau lakukan disini!" ucap Dewa datar berusaha menyembunyikan keterkejutannya "Dewa akhirnya aku bisa bertemu danganmu Dewa,aku sengaja datang kesini karena aku ingin bertemu denganmu dan aku sangat merindukanmu. kenapa kau jahat sekali Dewa,kau bahkan tidak datang sama sekali saat aku di rumah sakit.""cih...bukankah sudah ada Tio?""aku tidak peduli denganya Dewa,yang aku mau itu kamu bukan Tio.""cih...kit
Dengan perlahan Tiara menaiki taxi dan duduk menyamankan posisinya,lalu setelah itu menyuruh taxi itu berjalan membelah jalanan kota. dia berencana ingin kembali ke rumah kakek dan neneknya di sebuah desa kecil yang berada di profinsi Jawa tengah. selain ia ingin menenangkan diri disana ia juga ingin melepas rindu kepada kakek dan neneknya.kakek dan nenek tiara sudah tahu kalau dia sudah menikah,tetapi mereka tidak bisa datang saat acara pernikahan mereka berlangsung karena kondisi mereka yang tidak memungkinkan untuk bepergian jauh."kita mau kemana nyonya?" tanya sopir saat beberapa saat hening."ah...bandara pak,tapi sebelum itu kita mampir ke ATM dulu ya pak.""iya nyonya." jawab sang sopiruntuk Tiara membawa ATM ikut serta ,walau ATM itu adalah pemberian dari Dewa,ia terpaksa menggunakanya karena ia sama sekali tak punya uang. ATM miliknya tak terbawa olehnya. untuk masalah itu dia akan mengurusnya nanti di bank yang ada disana. yang terpenting seka