Beranda / Pendekar / Mustika Naga Bumi / Penolakan Ki Mangkubumi

Share

Penolakan Ki Mangkubumi

Penulis: AL
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-16 20:56:26

"Ayah ...!" teriak Ratih keras, lalu mengambil posisi berdiri di samping Rangga. "Kenapa Ayah begitu tega dengan darah daging Ayah sendiri?" 

Ki Mangkubumi mengernyit melihat Ratih berani berkata keras kepadanya, "Kenapa kau membela anak sialan itu, Ratih? Apa kau tidak tahu betapa malunya ayah, saat dia terbukti melakukan pencurian di rumah penduduk?" 

"Kakang Rangga tidak pernah mencuri apapun, Ayah. Ada yang sudah memfitnah Kakang Rangga di hadapan Ayah," balas Ratih cepat.

"Apa yang sudah kau lakukan kepada adikmu sehingga dia sekarang berani membantah ucapanku? Jawab Rangga!" bentak Ki Mangkubumi. Fokus pandangannya teralih ketika melihat rombongan pasukan dari istana kerajaan Cakrabuana mendekat dan berhenti tepat di depan rumahnya. 

Kernyitan tebal kembali muncul di dahinya. Benaknya di penuhi begitu banyak pertanyaan. Setelah urusannya dengan Rangga belum juga kelar, kini harus ditambahi lagi dengan kedatangan pasukan khusus yang me

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mustika Naga Bumi   Pertanyaan untuk Calon Mertua

    Pandangan mata Aji mengarah kepada Raja Wanajaya, Rangga dan Ratih bergantian. Dia memberi kode dengan matanya agar mereka diam dan membiarkannya berbicara."Mohon maaf, Paman. Bukankah memimpin rumah tangga itu tidak perlu menggunakan kekuatan? Menurutku, yang terpenting bagi seorang suami adalah bagaimana caranya membuat nyaman istri dan anak-anaknya dalam balutan kehangatan. Jika memiliki kekuatan tapi tidak bisa memberikan kenyamanan pada keluarganya, apakah itu bisa dikatakan berhasil menjadi pemimpin dalam rumah tangga?" Aji tersenyum hangat setelah mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya.Ki Mangkubumi tersentak dia seperti merasa tersindir dengan ucapan yang baru saja terlontar keluar dari mulut Aji.Entah itu disengaja atau tidak oleh lelaki tampan itu, tapi Ki Mangkubumi mengkaitkannya dengan diusirnya Rangga dari rumah. Dan jika benar Rangga memang tidak bersalah, maka dia bisa dikatakan gagal menjadi pemimpin dalam keluarga."k

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • Mustika Naga Bumi   Sepasang Mata Misterius

    Ki Mangkubumi menggelengkan kepalanya pelan. Dia masih belum bisa percaya jika yang akan menjadi menantunya bahkan memiliki tenaga dalam yang tidak bisa dirasakan olehnya. Padahal dia sudah terjun ke dalam dunia persilatan lebih dari 40 tahun lamanya."Kenapa Paman diam dan tidak menjawab pertanyaanku?" Aji tersenyum hangat kepada ketua Perguruan Pedang Naga tersebut."Sepertinya aku tidak bisa menolakmu, Aji. Kau memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain. Di satu sisi pemikiranmu lebih matang melebihi orang-orang disekitarmu, dan di sisi lain, kau ternyata memiliki kemampuan yang bahkan jauh di atasku," jawab Ki Mangkubumi lirih. Dia merasa bersalah karena tadi telah meremehkan Aji.Ratih, Rangga dan Raja Wanajaya tidak bisa menyembunyikan rasa gembira mereka. Bagi mereka bertiga, apa yang dilakukan Aji adalah suatu cara yang elegan untuk meminta restu sekaligus memberi pelajaran kepada lelaki tua yang terkenal keras dan memiliki ego tinggi"

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • Mustika Naga Bumi   Kesepakatan

    "Bedebah! Padahal aku sudah mengincar Ratih begitu lama, bagaimana guru bisa memberi restu kepada lelaki yang baru dikenalnya?" gumam sosok lelaki yang mengintip dari kejauhan. "Aku tidak bisa membiarkan Ratih menjadi milik orang lain, aku harus menggagalkan pernikahan mereka berdua!"Lelaki itu bergegas meninggalkan tempat itu dengan perasaan dongkol. Rasa cemburu yang begitu besar memenuhi pikirannya, membuatnya tidak bisa berpikir panjang mana yang baik dan buruk.Ayunan langkah lelaki itu tertuju ke sebuah kamar yang terdengar suara gelak tawa dari dalam. Lelaki berumur sekitar 30 tahun itu berhenti sebentar sebelum memegang gagang pintu.Suara pintu terbuka dari luar membuat 4 orang lelaki yang berada di dalam kamar itu seketika menolehkan kepalanya bersamaan."Kau dari mana saja, Barda?" tanya salah satu dari keempat orang itu yang berambut ikal."Iya kau dari mana? Dan kenapa raut mukamu begitu kusut?" sambung l

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • Mustika Naga Bumi   Berlatih di Dalam Hutan

    "Kita sudah bersama-sama sejak masih berumur 8 atau 9 tahun, jadi tidak ada alasan bagiku secara pribadi untuk tidak membantumu," tegas Wicaksono. Pandangannya beralih kepada Dirman dan Sentono yang tampaknya masih ragu untuk membantu. "Kalian berdua bagaimana?"Dirman dan Sentono saling berpandangan untuk beberapa saat. Mereka berusaha memantapkan diri dan mental untuk membantu mewujudkan keinginan Barda.Dan pada akhirnya anggukan kepala mereka berdua mengakhiri keraguan yang sempat menancap di pikiran keduanya."Kami berdua akan membantu. Tapi tampaknya ada yang sudah kalian lupakan," kata Dirman. Senyum tipisnya menyisakan misteri bagi keempat temannya."Apa?"tanya Bardape penasaran."Rangga," jawab Dirman cepat, "Apa kalian lupa dengan yang sudah kita lakukan kepadanya hingga membuatnya diusir guru dari perguruan?" "Apa yang harus kita risaukan?" tanya Janaka heran, "Bukankah saat itu tidak ada yang tahu k

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18
  • Mustika Naga Bumi   Serangan Ringan

    Sebelum berlatih, Aji bersandar di batang pohon besar itu dengan berselonjor kaki untuk menghilangkan rasa lelah setelah berjalan hampir 2 jam lamanya.Tanpa terasa embusan angin yang bertiup sepoi-sepoi membuat rasa kantuknya tiba-tiba datang. Dia seperti terhipnotis oleh suasana di dalam hutan yang begitu hening. Ditambah suara burung yang berkicau merdu, Aji pun tak kuasa untuk menahan kelopak matanya yang secara perlahan tertutup rapat.Lelaki tampan yang tidak lama lagi akan melangsungkan pernikahan untuk kedua kalinya itupun terlelap dalam buaian mimpi. indah. Niatnya untuk berlatih di dalam hutan itupun terkubur oleh dengkuran halus yang terdengar dari bibirnya.Sekira dua jam lamanya Aji terhanyut dalam tidurnya, tiba-tiba saja terdengar suara beberapa orang yang sedang berbicara memasuki gendang telinganya.Lelaki tampan itu membuka matanya yang masih terasa berat. Samar-samar dilihatnya beberapa orang yang memakai penutup kepal

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18
  • Mustika Naga Bumi   Kemarahan Rangga

    Lima orang yang ternyata Barda dan teman-temannya itu hanya bisa menelan ludah ketakutan. Sosok yang mereka duga akan bisa dikalahkan dengan mudah, ternyata malah mengalahkan mereka dengan mudah. Bahkan hanya dengan menggunakan ranting kayu sebagai senjatanya.Mereka saling berpandangan, bingung apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri. Mereka tidak pernah terpikir untuk kembali ke perguruan Pedang Naga, sebab kedok mereka telah terbongkar.Namun masalahnya, kini mereka tidak berkutik menghadapi sosok lelaki yang kemampuannya jauh di atas mereka berlima, bahkan di atas Ki Mangkubumi sebagai pengasuh perguruan Pedang Naga."Sepertinya memang kematian yang sudah menjadi pilihan kalian." Aji menyeringai memberi intimidasi yang kuat kepada 5 orang yang tadi hendak membunuhnya.Lelaki tampan itu mematahkan ranting di tangannya menjadi potongan kecil sebanyak 5 biji. Dia tahu jika kelima orang itu tidak akan begitu saja mau meny

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18
  • Mustika Naga Bumi   Hukuman

    "Apa yang kau kau lakukan pada mereka, Rangga?!" Emosi Ki Mangkubumi seketika memuncak melihat 5 orang murid kepercayaannya terkapar tak berdaya.Melihat kemarahan Ki Mangkubumi, terbersit akal licik dalam benak Barda untuk mengadu anak dan ayah tersebut."Mohon maaf, Guru. Rangga menuduh kami yang telah menjebaknya, sehingga guru mengusirnya dulu. Dia juga bilang jika akan membunuh kami, mumpung tidak ada guru di dalam hutan ini."Bola mata Rangga mendelik lebar. Emosinya turut memuncak atas fitnah yang dibuat Rangga. Tapi sebelum dia melakukan bantahan, Ki Mangkubumi sudah lebih dulu membentaknya."Apa kau tidak ingin kuakui sebagai anakku, Rangga!? Kau sudah membuat kesalahan besar dengan menghajar mereka berlima!""Aku tidak melakukan apa yang mereka tuduhkan, Ayah! Kapan ayah bisa mempercayaiku? Dari dulu Ayah tidak pernah bisa percaya padaku, apapun yang kulakukan selalu salah di mata Ayah. Sebenarnya aku ini anak Ayah atau

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-19
  • Mustika Naga Bumi   Kehilangan Terbesar Seorang Pendekar

    Barda menelan ludahnya. Dia sudah membayangkan jika kematian akan menjadi hukuman buatnya. Pandangan matanya yang sayu menunjukkan semangat hidupnya sudah tidak ada lagi."Biar aku yang memberi hukuman kepada mereka, Paman," kata Aji tiba-tiba.Barda dan yang lainnya.mengangkat wajahnya menatap Aji dengan benak yang dipenuhi pertanyaan. Kira-kira apa yang akan dilakukan lelaki tampan itu kepada mereka.Ki Mangkubumi bereaksi untuk menolak permintaan Aji. Sebab dia tidak bisa menerima perbuatan kelima muridnya yang melenceng jauh dari prinsip jalan kebenaran.Tapi belum sempat lelaki tua itu bersuara, Rangga terlebih dahulu mencegahnya. "Biarkan Aji yang memberi hukuman kepada mereka, Ayah. Aji pasti sudah memikirkan matang-matang apa yang akan dilakukannya."Ki Mangkubumi mengangguk, meski dia masih ragu tentang apa yang akan dilakukan Aji kepada lima orang muridnya itu. Baginya, 5 muridnya itu wajib mendapat hukuman berat,

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-19

Bab terbaru

  • Mustika Naga Bumi   Kematian Raja Iblis (Tamat)

    "Kau! Energi apa yang kau miliki itu?"Raja Iblis dibuat heran dengan kemampuan lawan yang bahkan menurutnya memiliki kekuatan lebih besar dari pada yang dibayangkannya. Selain itu, energi yang keluar dari tubuh lawan sejauh ini tidak pernah diketahuinya."Itu tadi belum seberapa, Iblis busuk! Kali ini aku akan mengeluarkan semua kemampuan yang kumiliki!" Aji yang sudah memegang pedang Mustika Naga Bumi, mengerahkan semua energi yang dimilikinya.‘Tidak mungkin!’ pekik Raja Iblis dalam hati. Dia terkejut dengan energi pemuda itu yang menjadi berlipat ganda, setelah pedang di tangannya mengeluarkan aura hijau terang."Sekarang terimalah ajalmu! Kembalilah kau ke alammu Iblis biadab!” Pedang Mustika Naga Bumi di tangan Aji memancarkan energi yang begitu besar, bahkan lebih besar dari energi yang dikeluarkan Raja Iblis di awal kemunculannya tadi.Tiba-tiba saja, suara tawa Raja Iblis terdengar menggelegar. "Hahaha ... Aku memang terkejut dengan kemampuanmu, manusia hina! Tapi kau pun ju

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Raja Iblis

    Setelah debu pekat yang menutupi pandangannya menghilang, Aji yang masih dalam keadaan tergeletak di tanah bisa melihat dengan jelas jika Caraka masih berdiri dengan kokoh di tempatnya berdiri. Bahkan tubuhnya tidak sedikit pun bergeser dari tempatnya semula. Pendekar yang belum genap 30 tahun tersebut merasakan nyeri yang begitu hebat di dadanya. Dia kemudian terbatuk kecil dan lalu memuntahkan darah segar dari mulutnya. ‘Kekuatannya sangat besar. Bahkan energiku saja tidak mampu untuk menggoyahkannya,’ gumam dalam hati. Tubuh Caraka kemudian melayang satu meter di atas tanah. Dia lalu bergerak maju mendekati Aji yang belum juga bangkit berdiri, "Apa kau sudah sadar betapa jauhnya perbedaan kekuatan kita berdua? Aku tahu kau belum mengeluarkan energi terkuatmu, tapi meskipun kau mengeluarkannya, itu tidak akan merubah apapun!" Caraka yang masih merasa geram dengan Aji langsung melesat tanpa terlihat seusai berbicara. Tendangan kerasnya mendarat dengan telak di perut Aji, hingga m

  • Mustika Naga Bumi   Aji Vs Caraka

    Rasa terkejut Aji belum selesai, tiba-tiba saja muncul bayangan hitam berbentuk cakar naga melayang di angkasa. Bayangan hitam itu menutupi matahari sehingga suasana yang semula terang menjadi redup. “Jurus apapun yang kau keluarkan tidak akan bisa mengalahkan aku!” ucap Ki Brenggolo Karang. Seusai berucap, energi yang lebih besar meluap dari tubuhnya. Secara perlahan energi tersebut semakin membuat Aji tertekan. Namun suami Ratih itu masih menunggu kesempatan untuk menjatuhkan jurus Naga Bumi Mengoyak Langit yang masih mengambang di angkasa. Dia terus menarik unsur alam yang ada di sekitar hutan tersebut untuk menambah daya hancur jurus yang hendak dikeluarkannya. Sejauh ini, Ki Brenggolo Karang belum menyadari apa yang dilakukan Aji. Dia menduga lawannya itu hanya menggunakan tenaga dalamnya untuk bertahan dari tekanan energi yang dikeluarkannya. Selain itu, redupnya sinar matahari juga menurutnya hanya karena tertutup awan tebal saja.Beberapa saat kemudian, Cakar Naga raksasa y

  • Mustika Naga Bumi   Naga Bumi Mengoyak Langit

    Aura hitam yang menyelimuti tubuh Ki Brenggolo Karang perlahan menghilang. Dia sadar jika terus menggunakannya dalam jangka panjang, yang ada tenaga dalamnya akan berkurang drastis. Murid Caraka itu juga berpikir harus bisa mengefektifkan serangannya lebih tepat lagi. Dia melihat jika lawannya itu masih menyimpan kekuatannya yang sebenarnya. Itu terlihat dari kondisinya yang masih terlihat bugar meski sudah terkena serangannya.Melihat aura hitam di tubuh Ki Brenggolo Karang menghilang, Aji tersenyum lebar. Kuat dugaan energi lawan sudah berkurang cukup signifikan. Memaksa menggunakan kabut beracun dalam jangka panjang jelas menguras energinya.Di antara reruntuhan pepohonan dan kepulan debu, pertarungan sengit masih terus terjadi di antara kedua pendekar yang tidak henti bertukar serangan. Beberapa pohon kembali bertumbangan terkena dampak pertarungan mereka berdua.Seperti terjadi kesepakatan, mereka berdua melompat mundur mengambil jarak. Nafas mereka tersengal-sengal terasa berat

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang 2

    Belum juga sempat menyeimbangkan tubuhnya, serangan kembali muncul tanpa terlihat oleh mata Aji. Dia hanya merasakan energi besar saja yang bergerak menyerangnya. Aji kembali bergerak menghindar. Dia melompat menyamping dua langkah. Namun tiba-tiba sebuah pukulan menghantam punggungnya dengan begitu keras, hingga membuatnya terjungkal dan bergulingan di tanah berulang kali. Batuk kecil terdengar dari mulut Aji. Sesaat kemudian, darah segar meleleh keluar dari sudut bibirnya. Sambil bangkit berdiri, dia mengusap darah tersebut dengan punggung tangannya. Belum sempat pemuda itu berdiri tegak, kembali sebuah serangan yang tidak bisa dilihat menghajar dadanya dengan telak. Beruntung Aji masih sempat menahannya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada ketika merasakan energi besar yang bergerak ke arahnya. Meskipun bisa melindungi dadanya, tapi tak urung tubuh Aji harus kembali terlempar hampir 12 langkah ke belakang hingga membentur sebuah batang pohon.Batuk kecil kembali te

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang

    Sementara itu di sekitar lembah, terdapat sebuah gubuk kecil yang berdiri di dekat sungai kecil. Air di sungai itu berasal dari air terjun yang berada tidak jauh dari gubuk itu berdiri. Di dalam gubuk, Sanjaya terlihat duduk sendirian di sudut ruangan dengan wajah pucat pasi. Dia menunggu kedatangan Ki Brenggolo Karang yang menemui Caraka sejak dia baru datang di gubuk tersebut. Menjelang tengah malam, Ki Brenggolo Karang akhirnya kembali ke gubuknya yang biasa digunakannya beristirahat sehari-hari. Sanjaya yang tertidur sambil memeluk lutut, terbangun ketika terdengar suara pintu dibuka. “Ki, akhirnya kau kembali,” ucap Sanjaya pelan.“Kenapa kau kemari tanpa membawa gadis, Sanjaya? Apa kau tidak tahu jika proses yang dilakukan Guru Caraka sudah mendekati akhir?” tanya Ki Brenggolo Karang seraya menatap tajam Sanjaya yang menunduk ketakutan.“Maaf, Ki, sebenarnya tiga gadis tambahan yang dibutuhkan sudah tersedia, tapi sebelum aku membawanya kemari, ternyata anak buahku telah menc

  • Mustika Naga Bumi   Sambaran Petir

    Tubuh tinggi besar itupun terguling hingga menabrak dinding. Suara tubuhnya yang jatuh terdengar cukup keras. Aji berjalan mendekati lelaki itu dan berjongkok di sampingnya. ‘Hmmmm … ternyata pingsan,”’ batinnya. Aji bangkit berdiri untuk melihat kondisi istrinya yang masih berada di dalam kamar. Setelah Aji mengalirkan energinya ke dalam tubuh Ratih, wajah wanita cantik yang pucat itupun kembali segar seperti semula. “Kang, kenapa aku bisa ada di tempat ini?” tanya Ratih. “Panjang ceritanya, nanti saja kuceritakan. Sekarang kita selamatkan dulu gadis yang lain,” kata Aji. Dilihatnya tali tambang di atas sebuah lemari, kemudian diambilnya. ***Tiga orang gadis sudah dikeluarkan dari kamar, salah satunya adalah anak kepala desa Sudirjo. Sedang lelaki bertubuh besar terikat erat di sebuah kursi di ruang tamu. Setelah lelaki itu sadar, Aji pun melakukan interogasi. Dari pengakuannya, lelaki bernama Sanjaya itu diperintah oleh seorang lelaki tua yang merupakan bawahan dari Caraka, s

  • Mustika Naga Bumi   Pembebasan

    “Kalian kira aku sedang melucu?” Aji menggeleng dengan satu sudut bibir terangkat naik, “Tapi tidak apa-apa jika kalian berpikir seperti itu. Kalian nanti bisa tertawa sepuasanya setelah kucabut nyawa satu-satunya yang kalian miliki!” Hahahahaha! Semakin keraslah tawa 8 orang penjaga itu. Bahkan tawa mereka sampai terdengar masuk ke dalam dan memantik keingintahuan penjaga yang berada di dalam. Pintu gerbang pun terbuka, beberapa orang tampak keluar menemui 8 penjaga gerbang. “Kenapa kalian tertawa begitu keras, apa ada yang lucu?” tanya seorang penjaga yang baru saja keluar. “Lihatlah dia, katanya dia akan memberi hukuman kepada kita, bukankah itu sesuatu yang lucu? Apa hanya karena dia membawa pedang terus kita harus takut? Hahahaha!” “Kalian pasti akan ketakutan hingga meminta untuk tidak dibunuh!” sela Aji, kemudian bergerak begitu cepat hingga tiba-tiba sudah berada di depan penjaga yang sudah meremehkannya. Jari tangan Aji langsung mencengkeram leher orang itu hingga kesu

  • Mustika Naga Bumi   Pengorbanan Gadis

    Jendela kamar pun terbuka. Dua orang langsung melompat masuk ke dalam. Suasana kamar yang gelap tidak menyulitkan mereka berdua untuk menemukan ranjang yang digunakan Ratih tidur. Perlahan tubuh Ratih diangkat dan dibawa keluar. Satu orang yang berada di luar menerima tubuh wanita cantik itu. Mereka tidak memeriksa terlebih dahulu, karena merasa sudah mendapatkan targetnya. Dari atas atap, Aji merasa heran karena tidak ada perlawanan sedikitpun dari istrinya. Padahal seharusnya jika dalam posisi tersebut, Ratih pasti terbangun. Aji menilai ketiga orang tersebut menggunakan bius untuk membuat istrinya tidak sadar. Ketiga orang itu kemudian pergi sambil membawa Ratih. Suasana yang sepi membuat aksi mereka berjalan lancar tanpa ada halangan hingga keluar desa. Aji terus mengikuti dari belakang, dia menjaga jarak agar tidak diketahui ketiga orang yang membawa istrinya hingga masuk ke dalam hutan. Hampir tiga jam berjalan di dalam hutan, ketiga orang itu akhirnya sampai di bibir hutan,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status