Regina sudah seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, dia hanya pasrahkan tubuhnya dalam jeratan asmara Raga. Apartemen yang terang benderang, menjadi gelap dalam pandangan Regina.
Dia benar-benar dimabuk asmara, dia tumpahkan seluruh hasrat yang tak tersalurkan terhadap Kiano di dalam cengkraman Raga. Raga menikmati setiap jengkal lekuk tubuh Regina, yang selama ini sudah dia idam-idamkan. Keduanya tenggelam dalam asmaradhana yang menghanyutkan, yang terdengar hanya erangan, dan dengus napas yang memburu puncak-puncak pelepasan. Samar-samar terlihat keduanya terkulai basah oleh keringat, yang tidak lagi mereka ingat. "Gimana Gin? Apa yang kamu rasakan..?" Tanya Raga dengan napas yang masih tersengal-sengal"Dahsyat!! Aku pikir aku bisa menikmati hal seperti ini cuma di Amerika Ga." Jawab Regina dengan penuh kekaguman"Kiano mana bisa kasih kamu itu Gina, kamu memang pantasnya sama aku." Rayu Raga"Aku cuma butuh Kiano untuk sandaran hidDalam banyak budaya yang percaya pada keabadian, cincin adalah simbol keabadian itu sendiri atau “eternity”.Selain itu karena bentuk lingkaran tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir, maka cincin kawin juga punya arti tak terhingga atau tak terbatas “infinity”.Bagi Kiano, makna cincin kawin itu sending, merupakan simbol keterikatan antara satu dengan yang lain sebagai sebuah pasangan, yang mengikat diri dalam sebuah perkawinan."Ini menjadi sesuatu yang penting Cassie, bukan dari mahal atau kemewahannya." Jelas Kiano sambil memperlihatkan cincin yang menjadi pilihan mereka berdua."Aku ikut kamu aja mas, apa yang menurut kamu baik."Kiano juga minta pada Cassie agar memilih satu set perhiasan, sebagai mas kawin dari Kiano. Sengaja Kiano minta Cassie yang memilih sesuai seleranya.Lagi-lagi Cassie menyerahkan pada Kiano untuk memilihnya. Cassie sama sekali tidak memperlihatkan keinginan yang me
Semakin dekat waktu pernikahannya dengan Cassie, Kiano semakin cemas menghadapi malam pertama. Dalam masa pengobatan, Kiano belum bisa memastikan kalau dia sudah sembuh atau belum.Kiano hanya bisa merasakan, kalau lagi berdampingan dengan Cassie dia begitu bergairah, dan sangat tergoda untuk melakukan hal-hal yang masih terlarang untuk dilakukannya.Dari hasil konsultasi dengan dokter, kepastian sembuh itu masih mengambang, semua tergantung dari dirinya sendiri. Cassie menganggap itu hal yang sensitif bagi Kiano, sehingga dia tidak pernah menanyakannya.Setelah pulang dari mengantar Cassie, Mama Kiano menanyakan persiapan pernikahannya. Kiano menemani Mamanya yang sedang membaca majalah di teras belakang,"Sore Ma, Kiano mau cerita soal persiapan pernikahan, boleh ya?"Kiano duduk di kursi yang ada di sebelah Mamanya.Mama Kiano meletakkan majalah dan kacamata bacanya diatas meja,"Ya gimana tuh rencana pernikah
Terlihat Cassie sedang menangis tersedu-sedu, wajahnya mengekspresikan kesedihan yang mendalam. Di latar depannya, sosok lelaki yang menghadap ke arahnya, dengan gestur tubuh sedang menerangkan sesuatu.Tiba-tiba terdengar teriakan, "cut!! Ok, untuk scene ini bungkus ya, Cassie touching banget di scene ini. Kita break dulu, sambil menyiapkan scene berikutnya." Ujar RobbyCassie buru-buru ke ruangannya begitu Robby mengatakan break.Dalam cerita Hati yang Terpisah yang dilakoni Cassie, Raga, dan Regina, dikisahkan Cassie dan Raga merupakan pasangan suami isteri, sementara Regina merupakan teman selingkuhan Raga.Memerankan sosok isteri yang dihianati suami, totalitas Cassie memang luar biasa. Sehingga mampu menguras emosi penonton, dan menjadi titik sentral perhatian penonton.Sebaliknya, Raga dan Regina merupakan dua tokoh antagonis yang tidak disukai penonton. Sialnya bagi Raga dan Regina, nyawa peranan mereka dalam cerita terbawa da
Dalam sebuah adegan yang sedang berlangsung, terlihat Raga dan Regina sedang bermesraan di sebuah cafe. Di latar depan, Cassie sedang memotret adegan tersebut. Dikisahkan, perselingkuhan Raga dan Regina dipergoki Cassie.Scene ini adalah awal dari scene sebelumnya, yang di munculkan pada awal Bab 68, di mana Cassie sedang menangis dan berbicara dengan Raga.Robby mengamati seluruh adegan dan mengamati detail dialog Regina dalam adegan tersebut, yang kurang dibantu ekspresinya."Cut!!.. " Teriak Robby, "coba kesini sebentar deh semuanya." Robby memanggil Raga, Cassie dan ReginaKetiganya ngeriung di depan monitor yang ada di hadapan Robby,"Coba kalian perhatikan adegan ini ya," Robby minta soundman me-rewind adegan. "Coba rewind yang tadi." Pinta RobbySemua mata tertuju ke monitor yang sedang memutar balik adegan yang baru diambil, tangan Robby menunjuk ke arah Regina yang ada di dalam adegan."Ini reaksi kamu, ekspre
Regina kembali bikin ulah, saat mau reading bertiga dengan Cassie dan Raga dia menghilang. Unit produksi sudah mencarinya di sekeliling lokasi, namun Regina belum ditemukan.Mobilnya masih ada di lokasi, tapi Regina tidak terlihat ada di dalam mobil. Sebagai sutradara, Robby dibikin pusing oleh ulahnya Regina. Tidak ada yang tahu apa penyebab Regina menghilang dari lokasi. Sementara kelanjutan shooting sangat tergantung dengan kehadirannya.Robby kembali memutar otak, untuk mensiasati ketidakhadiran Regina,"Astrada, coba cek mungkin gak kita lakukan jumping shot, siapkan stand in Regina, jadi master shotnya pakai stand ini, nanti baru kita ambil cover Regina terakhir.""Kalau mau seperti itu sih bisa aja mas, masalahnya kostum yang dipakai Regina tadi, tidak ada duplikatnya." Jawab Astrada"Sekarang kamu lihat, kontiniti kostum yang dia pakai, ada di scene mana aja, sisanya baru kita kerjakan." Jelas RobbyDi ruangannya, Cassie ingatkan Kokom aga
Diam-diam Robby melakukan komunikasi dengan Kiano. Sebagai penanggung jawab jalannya produksi, dan pemberi jiwa bagi penokohan pemeran, dia merasa Regina susah diarahkan.Kiano memberikan wewenang sepenuhnya pada Robby, untuk mencari solusi dari penggantian Regina. Shooting hari itu tetap di lanjutkan, meskipun Regina sudah tidak sepenuh hati.Pada shooting hari berikutnya, dalam salah satu scene diceritakan Regina mengalami kecelakaan. Membaca skenario yang baru dia terima, Regina protes pada Kiano, Regina telepon Kiano,"Kiano!! Kamu sengaja ya membuang aku dalam sinetron ini?""Bukan aku yang membuang kamu Gina, tapi diri kamu sendiri, kamu pikir sendiri lah!!"Regina tidak bisa menerima kenyataan, dia merasa apa yang dilakukannya sudah benar. Sementara Kiano tidak ingin mempertaruhkan produksinya hanya karena Regina sepupunya."Kamu tega sekali ya Kiano, aku ini sepupu kamu, mantan kekasih kamu.. salah aku apa?" protes Regina"Gina, soal
Dalam kondisi yang sangat frustrasi karena kecewa dengan perselingkuhan Raga, Regina melarikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Di perempatan jalan yang sepi, Regina kehilangan kendali saat tiba-tiba sebuah mobil box menerobos traffic light.Terlihat mobil yang dikendarai Regina naik ke trotoar dan menabrak sebuah pot bunga besar yang ada di trotoar. Mobil Regina ringsek, pintu depannya terbuka, dan tubuh Regina menjuntai keluar.Mobil Raga yang terus membuntuti Regina dari belakang, berhenti di pinggir trotoar, tempat Mobil Regina kecelakaan. Raga turun dari mobil dan mengangkat tubuh Regina, Raga memeluk tubuh Regina yang bersimbah darah dengan penuh haru."Cut!!!" Teriak Robby yang ada di lokasi shooting, "ok ya, adegan ini sangat sempurna."Regina bangun dari pangkuan Raga, masih dengan make up effect penuh darah. Raga memberikan tos sama Regina."Dahsyat!! Gin.. totalitasnya luar biasa, sampai gak tahu kalau adegan itu pakai sta
Saat shooting berakhir, dan scene yang menyangkut Regina sudah selesai di eksekusi. Kiano pun sudah merasa tenang. Semua permasalahan di lokasi sudah bisa diatasi, maka saatnya dia dan Cassie harus menjaga Keintiman mereka.Kiano baru menyadari, kalau Cassie juga sangat membutuhkan sentuhan kasih sayang. Dan dia sendiri juga harus mampu menjaga kegairahan cintanya pada Cassie. Itu baru di sadari Kiano saat dia hanya berdua di ruangan Cassie.Pulang shooting, kebetulan belum terlalu larut malam, Kiano mengajak Cassie ke Kapal Pesiar pribadinya (Yacht), yang terparkir di pantai mutiara.Dengan suasana yang sangat romantis di tengah laut yang begitu tenang, Kiano dan Cassie menghabisi waktu menikmati temaramnya malam yang begitu syahdu.Luxury Yacht yang dimiliki Kiano interiornya sangatlah mewah. Interior yang didominasi warna kayu itu menyiratkan kealamian suasana dan cinta mereka.Kiano bersandar di sofa panjang, dengan jok berw
Cassie mencoba menghubungi nomor ponsel pengirim video tersebut. Namun, tidak bisa tersambung. Berkali-kali Cassie mencoba menghubunginya. Tapi, hasilnya tetap sama, tidak bisa dihubungi sama sekali.Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Mata Cassie semakin sulit untuk terpejam. Cassie benar-benar dalam kebingungan, rencana pernikahannya sudah diujung tanduk. Dari tampilan video yang dikirim kepadanya, rasanya sudah sulit dia bisa memperbaiki hubungan dengan Kiano.Dalam video itu tersajikan Kiano sedang memeluk Jovanca di parkiran sebuah Mall. Seperti apa yang dilihat Regina saat memergoki Kiano memeluk Jovanca. Kejadian itu merupakan bagian dari peristiwa saat Kiano menolong Jovanca yang sakit. Berdasarkan cerita Kiano dan Jovanca hanyalah memberikan kesan Kiano hanya menolong Jovanca.Bahasa verbal yang disampaikan jelas berbeda penyampaiannya dengan visual, karena secara visual akan memberikan berbagai penafsiran. Inilah yang membuat Cassie sanga
Malam sudah larut saat Kiano antar Cassie pulang, meskipun mereka pasangan yang sebentar lagi menikah ibu Cassie tetap khawatir dengan Cassie. Di hadapan Kiano ibu Cassie mempertanyakannya,“Kok larut malam pulangnya nak Kiano?” tanya ibu Cassie. Kiano menjawab apa adanya pertanyaan ibu Cassie, “maaf bu.. tadi pulang shooting saya ajak Cassie ngobrol soal acara lamaran.” Jawab Kiano.Ibu Cassie tidak terima begitu saja jawaban Kiano, namun mengingatkan Cassie dan Kiano; “kalian kan bulan depan menikah, harus hati-hati menjaga hubungan. Hubungan kalian sangat rentan kalau tidak diwaspadai.” Nasehat ibu Cassie.Setelah Kiano pamit pulang, ibu Cassie kembali mencecar Cassie, “emang gak bisa dibicarakan di rumah soal lamaran itu, Kasih? Kenapa harus larut malam pulangnya?” ceca ibu Cassie. Cassie minta maaf sama ibunya,“Maaf bu.. aku yang ajak mas Kiano untuk bicara di kapal pesiarnya, kar
Saat tim produksi dan artis melakukan rembukan Kiano datang ke lokasi tanpa pemberitahuan. Kedatangan Kiano yang tiba-tiba membuat suasana menjadi ramai, karena Kiano langsung nimbrung di tengah-tengah crew dan pemain. “Ada apa nih? Lagi gak pada shooting ya? “ Tanya Kiano memecah keramaian. Robby sebagai sutradara langsung menjawab pertanyaan Kiano, “kebetulan nih bapak ada.. kita sedang membahas ritme kerja yang sedang menurun pak.” Jawab RobbyDengan antusias Kiano pun ingin mendengar apa yang menjadi persoalannya, “oke.. saya suka kalian peduli terhadap hal ini, saya akan menjadi pendengar dari semua yang akan kalian kemukakan.” Ujar KianoMelihat kehadiran Kiano Jovanca hatinya berbunga-bunga, sebaliknya Cassie malah biasa-biasa saja. Robby meneruskan pembicaraan, “Tadi Jovanca sudah mengemukakan apa yang merusak mood-nya, begitu juga dengan Cassie.” Tambah RobbyDengan tanpa perasaan sunkan Jovanca menghampiri Kiano, dia mengemukakan tentang apa yang meru
Hubungan antara Jovanca dengan Cassie dan Kiano seperti api dalam sekam. Di permukaan terlihat baik-baik saja, namun secara diam-diam Jovanca tetaplah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rencana pernikahan Cassie dan Kiano. Sehari-hari di lokasi antara Jovanca dan Cassie terlihat harmonis, tidak ada yang tahu kalau Jovanca tidak saja antgonis dalam perannya di sinetron. Saat tibanya waktu sholat Jovanca pun sholat bersama Cassie. Sehingga tabiat jahatnya Jovanca tidak akan ada yang menduganya. Wajahnya cantik dan ayu, tutur katanya juga lembut layaknya orang baik-baik, tapi di balik itu semua Jovanca tidak segan untuk menggunting dalam lipatan. Karakter aslinya Jovanca perlahan-lahan mulai kelihatan di mata Cassie, sejak dia terlalu kepo dengan hubungan Cassie dan Kiano. Cassie menegur Jovanca yang mulai terlalu jauh mencampuri hubungannya dengan Kiano. Dia mengkoreksi dandanan Cassie yang di matanya terlalu biasa. “Cassie.. Kiano pernah protes gak dengan pe
Di kantor, Kiano sedang berbicara dengan Regina untuk melanjutkan pembicaraan yang tertunda.“Kamu serius gak tahu apa yang direncanakan Regina? Masak sih kamu sepolos itu Kiano?” Tanya Regina membuka pertanyaan. Kiano berpikir keras mendengar pertanyaan Regina. Dia mencoba mengingat kembali peristiwa saat ketemu Jovanca.“Aku sih gak berpikir negatif pada Jovanca, Gin.. karena pertemuan itu tidak disengaja.” Jawab Kiano“Pertemuannya memang kebetulan Kiano, tapi masak iya tiba-tiba ketemu kamu Jovanca sakit? Logis gak menurut kamu?”Kiano sebetulnya tahu kalau Jovanca hanya pura-pura sakit, karena pada kenyataannya setelah sampai di apartemen dia sehat – sehat saja. Dan Kiano sangat sadar kalau Jovanca sudah masuk perangkap Jovanca, hanya saja dia tidak mungkin mengakui itu pada Regina.“Aku sih sebetulnya tahu kalau Jovanca pura-pura sakit Gin, yang aku gak tahu itu apa motifnya melakukan semua itu?” Tanya Kiano“Ya apalagi kalau bukan sen
Mendengar ucapan Mama Kiano seketika Cassie tersadar dengan posisi Kiano dihadapan Mamanya. Cassie mengenang kebaikan Kiano dan keseriusan Kiano untuk menikahinya. Bagaimana Kiano menahan hasrat untuk tidak menodai kesucian Cassie, yang sudah tidak mampu menahan hasratnya.Sementara Cassie juga berpikir bahwa, kesalahan yang dilakukan Kiano bukanlah kehendaknya. Dan bukanlah sebuah kesalahan yang patal. Terlalu naif kalau Cassie terus menerus menolak menikah dengan Kiano hanya karena itu. Cassie juga berpikir, belum tentu dia menemukan lelaki yang lebih baik dari Kiano.Cassie berdiri dari duduknya, dihampirinya Mama Kiano dan dipeluknya sambil menumpahkan airmatanya,“Cassie sangat bahagia bisa menjadi bagian hidup Mama.. Cassie sangat mencintai Kiano dan Mama.” Ujar Cassie sambil berurai airmata.Mama Kiano pun tidak mampu menahan keharuannya. Meskipun masih dengan penuh tanda tanya dia membalas pelukan Cassie,&ld
Di lokasi shooting, Jovanca terus melakukan pendekatan pada Cassie. Dia berusaha untuk melakukan playing victim, seolah-olah dia menjadi korban dari isu tentang hubungannya dengan Kiano. Jovanca tetap ingin membuat Cassie tidak berpandangan negatif terhadap dirinya.“Cassie, aku sebenarnya merasa tersudutkan dalam kasus ini. Pandangan orang terhadap aku sangat negatif, aku dianggap sebagai pelakor.” Ujar Jovanca dengan akting sedikit memelas.Cassie menanggapi ucapan Jovanca itu dengan dingin, “Masak sih Jo? Kan tidak terjadi apa-apa? Kenapa kamu harus merasa bersalah? “ Tanya Cassie dengan ringannya.Jovanca merasa jawaban Cassie itu menohok dirinya, karena berdasarkan pengakuannya sendiri bahwa antara dia dengan Kiano tidak ada hubungan apa. Tapi, pada kenyataannya dia merasa jadi korban. Sementara sikap Cassie di depan Jovanca biasa-biasa saja.“Kamu gak beranggapan negatif sama aku kan? Kamu gak benci sama aku kan?” tanya J
“Cassie.. mumpung ada mas Kiano aku akan jelaskan semua.” Ujar Jovanca tiba-tiba.Jovanca menceritakan semua kronologisnya sesuai dengan apa yang dikatakan Kiano pada Cassie. Memang pada akhirnya Cassie percaya dengan cerita Jovanca, karena cerita Jovanca persis sama dengan penjelasan Kiano. Hanya saja kejadian Kiano memeluk Jovanca sampai ke mobil tidak masuk dalam cerita Jovanca.Cassie hanya terdiam mendengar kronologis kejadian yang diceritakan Jovanca. Sesekali Cassie menatap ke arah Kiano untuk melihat reaksi Kiano saat mendengar cerita Jovanca.“Cassie.. kamu sudah dengar Semua kan apa yang diceritakan Jovanca.” Tanya Kiano sambil menatap Cassie. Cassie hanya menjawab dengan anggukan kepala.Jovanca mengatakan kepada Cassie kalau dia sangat beruntung dicintai Kiano, karena menurutnya Kiano adalah laki-laki yang setia dan tidak mudah tergoda wanita lain.“Aku menjadi saksi Cassie bahwa, mas Ki
Cassie tanya Jovanca tentang petemuannya dengan Kiano, namun Jovanca tetap tidak ingin menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Jovanca tidak ingin masalah itu akan mengganggu karirnya, banyak yang dirahasiakan Jovanca."Aku sih gak sengaja ketemu, aku sudah duluan di toko parfum, eh.. gak lama aku lihat ada mas Kiano, ya aku ngobrol deh." Cerita Jovanca"Cuma ngobrol di toko parfum ya Jo?"Jovanca masih duduk di kursi lipatnya, begitu juga dengan Cassie. Jovanca menjawab pertanyaan Cassie dengan santai,"Ya cuma gitu deh.. habis itu aku pulang, mas Kiano masih di toko parfum."Berbeda antara ucapan dan kata hatinya, meskipun dia mengatakan tidak mempermasalahkan pertemuan Jovanca dan Kiano, tapi hatinya terus gelisah. Cassie sangat terganggu dengan firasat yang diterimanya.Cassie tidak percaya dengan cerita Jovanca, meskipun Jovanca sikapnya baik terhadapa Cassie. Dia merasa kalau Jovanca belum menceritakan tentang pertemuannya dengan Kiano secara leng