Gossip Cassie sebagai wanita simpanan Kiano, efeknya sangat negatif bagi citra Cassie sebagai artis baru yang populer. Memang secara exposure sangat bagus, karena menjadi viral dan dibicarakan, tapi citranya sebagai wanita simpanan sangatlah buruk. Citra itu berbanding terbaik dengan citra Cassie didalam serial TV yang menjadi perempuan baik-baik.
Itu semua di luar dugaan Kiano, padahal dia sudah melakukan konfrensi pers untuk klarifikasi, ternyata hasilnya tidaklah terlalu banyak pengaruhnya. Kiano juga binging, karena efeknya juga buruk bagi rumah produksinya. Kiano memutar otak untuk memperbaiki citra Cassie, sempat terpikirkan oleh Kiano untuk menikahi Cassie, tapi niat itu diurungkannya.
Kalau sempat Kiano menikahi Cassie, itu artinya dia melangkahi izin ibunya, dan itu tidak mungkin dia lakukan. Menyetop p
Pernyataan Kiano tentang akan menikahi Cassie mendapat penolakan dari ibu Kiano. Saat menemani ibunya sarapan pagi, ibu Kiano menanyakan perihal itu, "Kamu gak salah Kiano? Ingin menikah tapi tidak kasih tahu Mama?" tanya Mama Kiano "Kalau mau nikah pasti Kiano kasih tahu Mama, itu cuma untuk konsumsi berita aja." jawab Kiano "Tapi kamu jangan umbar berita sembarangan Kiano, karena kamu itu diperhatikan seluruh keluarga besar Mama." Sambil berkelakar Kiano menanyakan pada Mamanya, "kalau seandainya benar Mama setuju gak?" Mama Kiano berdalih belum melihat siapa yang menjadi calon isteri Kiano. Kiano mencoba menjelaskannya, "Melihat orangnya saja belum, kok sudah minta disetujui, yang benar aja kamu." dalih Mama Kiano "Kan di infotainment diperlihatkan wajahnya Ma? Yang ada disamping aku itu lho Ma.." jelas Kiano "Kalau itu orangnya Mama gak setuju, siapa itu namanya? Cassie..?" tanya Mama Kiano "
Meskipun ibu Kiano sudah memberikan potongan pertama kue ulang tahun untuk Cassie, namun dia tidak menganggap itu sebagai sesuatu yang serius. Cassie bersikap biasa-biasa saja.Tidak ada ekspresi kegembiraan di wajah Cassie, dia tetap menganggap semua itu sebagai sebuah Sandiwara, bukanlah sesuatu yang serius. Padahal Kiano sudah senang alang kepalang, karena apa yang dia inginkan, sudah sesuai dengan keinginan ibunya.Cassie pikir ada yang salah dari semua itu, karena awalnya ibu kiano tidak setuju saat menonton Kiano dan Cassie sedang di wawancarai infotainment. Kok tiba-tiba sekarang justeru ibu Kiano berbalik suka pada Cassie.Setelah acara ramah tamah dengan ibu Kiano, Cassie diajak Kiano bicara empat mata. Kiano mengungkapkan perasaannya pada Cassie di taman belakang rumah Kiano,"Kamu tahu Cassie, sudah tiga kali ulang tahun Mama saya menunggu hal semacam ini, akhirnya di tahun ke empat Tuhan baru kabulkan doa saya." u
Saat Cassie sedang shooting, Kiano datang ke rumah Cassie sendirian. Kiano naik motor ke rumah Cassie, dia tidak langsung melamar Cassie, dia memulai pembicaraan dengan mengabarkan, rumah yang lama sudah hampir selesai di renovasi.Di rumah Cassie hanya ada adik Cassie yang paling kecil, dan perawat ibu Cassie. Setelah dibukakan pintu oleh adik Cassie, Kiano menuju ke kamar ibu Cassie,"Assalamu'alaikum..," Kiano mengucapkan salam"W* alaikum salam..,"balas ibu Cassie, setelah dia melihat Kiano yang datang, dia pun menyapa Kiano. "Ee nak Kiano ya, Kesih udah jalan tuh," ujar ibu Cassie sambil terus berbaring"Gak apa-apa bu, saya kesini memang mau ketemu ibu kok.""Ada apa nak Kiano? Tumben mau ketemu ibu.." Jawab Ibu Cassie dengan ramah.Kalau melihat cara komunikasi ibu Cassie dengan Kiano, tidak terlihat kalau ibu Cassie tidak suka dengan Kiano, karena memang bukan soal suka atau tidak suka. Ibu Cassie menolak Kiano, karena perbedaan tarap
Kiano menghadapi pilihan yang sulit, satu sisi dia membutuhkan kemampuan dan populeritas Cassie untuk mendongkrak produktivitas rumah produksinya, tapi di sisi lain dia juga membutuhkan Cassie sebagai isterinya. Sementara baik Mama Kiano, atau pun ibu Cassie, tidak ingin Cassie menjadi seorang artis.Demi produktivitas rumah produksinya, Kiano rela menunda pernikahannya dengan Cassie, dengan alasan belum mendapatkan restu ibu Cassie. Kalau pada awalnya Kiano sudah melamar Cassie, namun belum direstui ibu Cassie, sekarang justeru Kiano tidak lagi berusaha untuk melamar Cassie.Kiano sedang mempersiapkan produksi barunya, dengan bintang utamanya juga Cassie, hanya saja pada judul baru ini, pemain utama prianya adalah juga seorang bintang baru, sama seperti Cassie.Bintang utama prianya bernama Ragasa Paundra, yang biasa disapa dengan 'Raga'. Raga berusia 25 tahun, tinggi badannya 180 sentimeter, kulitnya sawo matang, dan tubuhnya sangat atletis. Sebagai sosok bintan
Produksi baru Kiano sudah mulai screen test, banyak sekali love scene antara Cassie dan Raga, sementara Kiano menyaksikan dan menikmati adegan demi adegan yang diperagakan Cassie dan Raga sebagai pemain utama wanita dan Pria. Sebagai kekasih Kiano, Cassie protes,Cassie menghampiri Kiano di ruangan casting manager, di sebelah set lokasi screen test,"Mas.. ini skenarionya gak salah? Kok terlalu banyak love scene-nya!!?" protes Cassie"Ya gak apa-apa, yang penting chemistry kamu dan Raga secara emosional bisa dirasakan penonton." kilah KianoCassie menarik salah satu kursi yang ada di ruangan itu dan dia duduk dihadapan Kiano,"Mas sendiri menyaksikan adengan love scene itu secara emosional merasakan gak?" tanya CassieKiano sadar kalau pertanyaan Cassie itu ingin menguji perasaannya, "saya merasakan Cassie, dan saya cemburu .. tapi justeru saya juga menikmati adegan itu, karena kamu memerankannya sangat pas." jawab KianoKiano mer
Dengan tetap percaya diri, Cassie terus mengikuti shooting, karena dia sendiri merasa sehat. Scene pertama di eksekusi dengan aman sampai selesai. Cassie pun merasa cukup tenang, karena scene awal bisa dikerjakan secara tuntas.Begitu juga dengan scene kedua dan ketiga, semua berjalan dengan lancar, tanpa ada hambatan apa pun, Cassie juga terlihat senang-senang saja. Kekuatiran terhadap kondisi kesehatan Cassie, akhirnya sirna begitu saja. Crew pun sangat mendukung kesigapan Cassie dalam pelaksanaan shooting.Baru mau memulai pengambilan gambar scene ke empat, tiba-tiba Cassie jatuh ambruk, pingsan tidak sadarkan diri. Seketika semua panik, karena tidak ada yang mengira hal itu akan terjadi, karena Cassie sendiri terlihat sehat-sehat saja.Pimpinan Produksi langsung minta shooting di hentikan, Cassie segera di bawa ke ruang kesehatan, dimana sudah tersedia tenaga medis, yang dikhususkan untuk penanggulangan di lokasi shooting. Pimpro mengabarkan pada Kiano, dan Kiano
Dengan kondisi Cassie yang sedang sakit, shooting tetap harus berlangsung, kebutuhan tayang untuk besok harus tetap terpenuhi. Ancaman finalti dari stasiun tv senilai 500 juga rupiah sudah di depan mata. Tim kerja perusahaan Kiano berpikir keras untuk mengatasi ancaman finalti itu.Itu kalau tidak tayang satu hari, bisa dibayangkan kalau tidak bisa tayang selama 3 atau 4 hari, berapa yang harus di tanggung perusahaan. Kiano harus memeras otaknya untuk mengatasi persoalan tersebut, dia sudah berusaha meeting dengan line producer dan produser pelaksana di kantor, namun tidak menemukan solusinya.Kiano mencoba untuk menghubungi tim penulis, dan penulis menyarankan untuk meeting dengan tim produksi di lokasi. Pada intinya, penulis mensiasati dengan tidal menghadirkan Cassie pada beberapa episode kedepan, masalahnya secara teknis orang-orang di lapangan lebih memahami.Akhirnya Kiano memutuskan untuk mengatakan meeting di lokasi, dari kantor dia langsung menuju ke lokasi s
Setelah dianggap sehat Cassie di izinkan untuk pulang, namun karena jatuh sakit seperti itu akibat shooting, akhirnya Cassie dilarang ibunya untuk shooting. Sebagai anak yang sangat patuh sama ibunya, Cassie harus hati-hati menanggapi larangan ibunya,"Kesih.. kamu harus stop dulu shootingnya, ibu kasihan sama kamu kalau sampai sakit." ujar ibu Cassie"Aku di kasih waktu buat istirahat kok bu sampai aku sembuh, kalau aku terus-terusan gak shooting kasihan mas Kiano bu, dia harus bayar denda 500 juta setiap hari." jawab Cassie"Ibu lebih kasihan sama kamu nak, soal pak Kiano biar aja jadi tanggung jawabnya."Kesih berusaha untuk memberikan pengertian sama ibunya, dengan nada suara yang sangat mengiba,"Ibu, kita juga harus peduli sama orang yang sudah peduli sama kita.." ucap CassieDi luar dugaan Cassie dan ibunya, ternyata Kiano mendengar semua pembicaraan Cassie dan ibunya. Kiano diam-diam datang ke rumah Cassie, tanpa di ketahui siapa pun,"Gak
Cassie mencoba menghubungi nomor ponsel pengirim video tersebut. Namun, tidak bisa tersambung. Berkali-kali Cassie mencoba menghubunginya. Tapi, hasilnya tetap sama, tidak bisa dihubungi sama sekali.Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Mata Cassie semakin sulit untuk terpejam. Cassie benar-benar dalam kebingungan, rencana pernikahannya sudah diujung tanduk. Dari tampilan video yang dikirim kepadanya, rasanya sudah sulit dia bisa memperbaiki hubungan dengan Kiano.Dalam video itu tersajikan Kiano sedang memeluk Jovanca di parkiran sebuah Mall. Seperti apa yang dilihat Regina saat memergoki Kiano memeluk Jovanca. Kejadian itu merupakan bagian dari peristiwa saat Kiano menolong Jovanca yang sakit. Berdasarkan cerita Kiano dan Jovanca hanyalah memberikan kesan Kiano hanya menolong Jovanca.Bahasa verbal yang disampaikan jelas berbeda penyampaiannya dengan visual, karena secara visual akan memberikan berbagai penafsiran. Inilah yang membuat Cassie sanga
Malam sudah larut saat Kiano antar Cassie pulang, meskipun mereka pasangan yang sebentar lagi menikah ibu Cassie tetap khawatir dengan Cassie. Di hadapan Kiano ibu Cassie mempertanyakannya,“Kok larut malam pulangnya nak Kiano?” tanya ibu Cassie. Kiano menjawab apa adanya pertanyaan ibu Cassie, “maaf bu.. tadi pulang shooting saya ajak Cassie ngobrol soal acara lamaran.” Jawab Kiano.Ibu Cassie tidak terima begitu saja jawaban Kiano, namun mengingatkan Cassie dan Kiano; “kalian kan bulan depan menikah, harus hati-hati menjaga hubungan. Hubungan kalian sangat rentan kalau tidak diwaspadai.” Nasehat ibu Cassie.Setelah Kiano pamit pulang, ibu Cassie kembali mencecar Cassie, “emang gak bisa dibicarakan di rumah soal lamaran itu, Kasih? Kenapa harus larut malam pulangnya?” ceca ibu Cassie. Cassie minta maaf sama ibunya,“Maaf bu.. aku yang ajak mas Kiano untuk bicara di kapal pesiarnya, kar
Saat tim produksi dan artis melakukan rembukan Kiano datang ke lokasi tanpa pemberitahuan. Kedatangan Kiano yang tiba-tiba membuat suasana menjadi ramai, karena Kiano langsung nimbrung di tengah-tengah crew dan pemain. “Ada apa nih? Lagi gak pada shooting ya? “ Tanya Kiano memecah keramaian. Robby sebagai sutradara langsung menjawab pertanyaan Kiano, “kebetulan nih bapak ada.. kita sedang membahas ritme kerja yang sedang menurun pak.” Jawab RobbyDengan antusias Kiano pun ingin mendengar apa yang menjadi persoalannya, “oke.. saya suka kalian peduli terhadap hal ini, saya akan menjadi pendengar dari semua yang akan kalian kemukakan.” Ujar KianoMelihat kehadiran Kiano Jovanca hatinya berbunga-bunga, sebaliknya Cassie malah biasa-biasa saja. Robby meneruskan pembicaraan, “Tadi Jovanca sudah mengemukakan apa yang merusak mood-nya, begitu juga dengan Cassie.” Tambah RobbyDengan tanpa perasaan sunkan Jovanca menghampiri Kiano, dia mengemukakan tentang apa yang meru
Hubungan antara Jovanca dengan Cassie dan Kiano seperti api dalam sekam. Di permukaan terlihat baik-baik saja, namun secara diam-diam Jovanca tetaplah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rencana pernikahan Cassie dan Kiano. Sehari-hari di lokasi antara Jovanca dan Cassie terlihat harmonis, tidak ada yang tahu kalau Jovanca tidak saja antgonis dalam perannya di sinetron. Saat tibanya waktu sholat Jovanca pun sholat bersama Cassie. Sehingga tabiat jahatnya Jovanca tidak akan ada yang menduganya. Wajahnya cantik dan ayu, tutur katanya juga lembut layaknya orang baik-baik, tapi di balik itu semua Jovanca tidak segan untuk menggunting dalam lipatan. Karakter aslinya Jovanca perlahan-lahan mulai kelihatan di mata Cassie, sejak dia terlalu kepo dengan hubungan Cassie dan Kiano. Cassie menegur Jovanca yang mulai terlalu jauh mencampuri hubungannya dengan Kiano. Dia mengkoreksi dandanan Cassie yang di matanya terlalu biasa. “Cassie.. Kiano pernah protes gak dengan pe
Di kantor, Kiano sedang berbicara dengan Regina untuk melanjutkan pembicaraan yang tertunda.“Kamu serius gak tahu apa yang direncanakan Regina? Masak sih kamu sepolos itu Kiano?” Tanya Regina membuka pertanyaan. Kiano berpikir keras mendengar pertanyaan Regina. Dia mencoba mengingat kembali peristiwa saat ketemu Jovanca.“Aku sih gak berpikir negatif pada Jovanca, Gin.. karena pertemuan itu tidak disengaja.” Jawab Kiano“Pertemuannya memang kebetulan Kiano, tapi masak iya tiba-tiba ketemu kamu Jovanca sakit? Logis gak menurut kamu?”Kiano sebetulnya tahu kalau Jovanca hanya pura-pura sakit, karena pada kenyataannya setelah sampai di apartemen dia sehat – sehat saja. Dan Kiano sangat sadar kalau Jovanca sudah masuk perangkap Jovanca, hanya saja dia tidak mungkin mengakui itu pada Regina.“Aku sih sebetulnya tahu kalau Jovanca pura-pura sakit Gin, yang aku gak tahu itu apa motifnya melakukan semua itu?” Tanya Kiano“Ya apalagi kalau bukan sen
Mendengar ucapan Mama Kiano seketika Cassie tersadar dengan posisi Kiano dihadapan Mamanya. Cassie mengenang kebaikan Kiano dan keseriusan Kiano untuk menikahinya. Bagaimana Kiano menahan hasrat untuk tidak menodai kesucian Cassie, yang sudah tidak mampu menahan hasratnya.Sementara Cassie juga berpikir bahwa, kesalahan yang dilakukan Kiano bukanlah kehendaknya. Dan bukanlah sebuah kesalahan yang patal. Terlalu naif kalau Cassie terus menerus menolak menikah dengan Kiano hanya karena itu. Cassie juga berpikir, belum tentu dia menemukan lelaki yang lebih baik dari Kiano.Cassie berdiri dari duduknya, dihampirinya Mama Kiano dan dipeluknya sambil menumpahkan airmatanya,“Cassie sangat bahagia bisa menjadi bagian hidup Mama.. Cassie sangat mencintai Kiano dan Mama.” Ujar Cassie sambil berurai airmata.Mama Kiano pun tidak mampu menahan keharuannya. Meskipun masih dengan penuh tanda tanya dia membalas pelukan Cassie,&ld
Di lokasi shooting, Jovanca terus melakukan pendekatan pada Cassie. Dia berusaha untuk melakukan playing victim, seolah-olah dia menjadi korban dari isu tentang hubungannya dengan Kiano. Jovanca tetap ingin membuat Cassie tidak berpandangan negatif terhadap dirinya.“Cassie, aku sebenarnya merasa tersudutkan dalam kasus ini. Pandangan orang terhadap aku sangat negatif, aku dianggap sebagai pelakor.” Ujar Jovanca dengan akting sedikit memelas.Cassie menanggapi ucapan Jovanca itu dengan dingin, “Masak sih Jo? Kan tidak terjadi apa-apa? Kenapa kamu harus merasa bersalah? “ Tanya Cassie dengan ringannya.Jovanca merasa jawaban Cassie itu menohok dirinya, karena berdasarkan pengakuannya sendiri bahwa antara dia dengan Kiano tidak ada hubungan apa. Tapi, pada kenyataannya dia merasa jadi korban. Sementara sikap Cassie di depan Jovanca biasa-biasa saja.“Kamu gak beranggapan negatif sama aku kan? Kamu gak benci sama aku kan?” tanya J
“Cassie.. mumpung ada mas Kiano aku akan jelaskan semua.” Ujar Jovanca tiba-tiba.Jovanca menceritakan semua kronologisnya sesuai dengan apa yang dikatakan Kiano pada Cassie. Memang pada akhirnya Cassie percaya dengan cerita Jovanca, karena cerita Jovanca persis sama dengan penjelasan Kiano. Hanya saja kejadian Kiano memeluk Jovanca sampai ke mobil tidak masuk dalam cerita Jovanca.Cassie hanya terdiam mendengar kronologis kejadian yang diceritakan Jovanca. Sesekali Cassie menatap ke arah Kiano untuk melihat reaksi Kiano saat mendengar cerita Jovanca.“Cassie.. kamu sudah dengar Semua kan apa yang diceritakan Jovanca.” Tanya Kiano sambil menatap Cassie. Cassie hanya menjawab dengan anggukan kepala.Jovanca mengatakan kepada Cassie kalau dia sangat beruntung dicintai Kiano, karena menurutnya Kiano adalah laki-laki yang setia dan tidak mudah tergoda wanita lain.“Aku menjadi saksi Cassie bahwa, mas Ki
Cassie tanya Jovanca tentang petemuannya dengan Kiano, namun Jovanca tetap tidak ingin menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Jovanca tidak ingin masalah itu akan mengganggu karirnya, banyak yang dirahasiakan Jovanca."Aku sih gak sengaja ketemu, aku sudah duluan di toko parfum, eh.. gak lama aku lihat ada mas Kiano, ya aku ngobrol deh." Cerita Jovanca"Cuma ngobrol di toko parfum ya Jo?"Jovanca masih duduk di kursi lipatnya, begitu juga dengan Cassie. Jovanca menjawab pertanyaan Cassie dengan santai,"Ya cuma gitu deh.. habis itu aku pulang, mas Kiano masih di toko parfum."Berbeda antara ucapan dan kata hatinya, meskipun dia mengatakan tidak mempermasalahkan pertemuan Jovanca dan Kiano, tapi hatinya terus gelisah. Cassie sangat terganggu dengan firasat yang diterimanya.Cassie tidak percaya dengan cerita Jovanca, meskipun Jovanca sikapnya baik terhadapa Cassie. Dia merasa kalau Jovanca belum menceritakan tentang pertemuannya dengan Kiano secara leng