Kiano menghadapi pilihan yang sulit, satu sisi dia membutuhkan kemampuan dan populeritas Cassie untuk mendongkrak produktivitas rumah produksinya, tapi di sisi lain dia juga membutuhkan Cassie sebagai isterinya. Sementara baik Mama Kiano, atau pun ibu Cassie, tidak ingin Cassie menjadi seorang artis.
Demi produktivitas rumah produksinya, Kiano rela menunda pernikahannya dengan Cassie, dengan alasan belum mendapatkan restu ibu Cassie. Kalau pada awalnya Kiano sudah melamar Cassie, namun belum direstui ibu Cassie, sekarang justeru Kiano tidak lagi berusaha untuk melamar Cassie.
Kiano sedang mempersiapkan produksi barunya, dengan bintang utamanya juga Cassie, hanya saja pada judul baru ini, pemain utama prianya adalah juga seorang bintang baru, sama seperti Cassie.
Bintang utama prianya bernama Ragasa Paundra, yang biasa disapa dengan 'Raga'. Raga berusia 25 tahun, tinggi badannya 180 sentimeter, kulitnya sawo matang, dan tubuhnya sangat atletis. Sebagai sosok bintanProduksi baru Kiano sudah mulai screen test, banyak sekali love scene antara Cassie dan Raga, sementara Kiano menyaksikan dan menikmati adegan demi adegan yang diperagakan Cassie dan Raga sebagai pemain utama wanita dan Pria. Sebagai kekasih Kiano, Cassie protes,Cassie menghampiri Kiano di ruangan casting manager, di sebelah set lokasi screen test,"Mas.. ini skenarionya gak salah? Kok terlalu banyak love scene-nya!!?" protes Cassie"Ya gak apa-apa, yang penting chemistry kamu dan Raga secara emosional bisa dirasakan penonton." kilah KianoCassie menarik salah satu kursi yang ada di ruangan itu dan dia duduk dihadapan Kiano,"Mas sendiri menyaksikan adengan love scene itu secara emosional merasakan gak?" tanya CassieKiano sadar kalau pertanyaan Cassie itu ingin menguji perasaannya, "saya merasakan Cassie, dan saya cemburu .. tapi justeru saya juga menikmati adegan itu, karena kamu memerankannya sangat pas." jawab KianoKiano mer
Dengan tetap percaya diri, Cassie terus mengikuti shooting, karena dia sendiri merasa sehat. Scene pertama di eksekusi dengan aman sampai selesai. Cassie pun merasa cukup tenang, karena scene awal bisa dikerjakan secara tuntas.Begitu juga dengan scene kedua dan ketiga, semua berjalan dengan lancar, tanpa ada hambatan apa pun, Cassie juga terlihat senang-senang saja. Kekuatiran terhadap kondisi kesehatan Cassie, akhirnya sirna begitu saja. Crew pun sangat mendukung kesigapan Cassie dalam pelaksanaan shooting.Baru mau memulai pengambilan gambar scene ke empat, tiba-tiba Cassie jatuh ambruk, pingsan tidak sadarkan diri. Seketika semua panik, karena tidak ada yang mengira hal itu akan terjadi, karena Cassie sendiri terlihat sehat-sehat saja.Pimpinan Produksi langsung minta shooting di hentikan, Cassie segera di bawa ke ruang kesehatan, dimana sudah tersedia tenaga medis, yang dikhususkan untuk penanggulangan di lokasi shooting. Pimpro mengabarkan pada Kiano, dan Kiano
Dengan kondisi Cassie yang sedang sakit, shooting tetap harus berlangsung, kebutuhan tayang untuk besok harus tetap terpenuhi. Ancaman finalti dari stasiun tv senilai 500 juga rupiah sudah di depan mata. Tim kerja perusahaan Kiano berpikir keras untuk mengatasi ancaman finalti itu.Itu kalau tidak tayang satu hari, bisa dibayangkan kalau tidak bisa tayang selama 3 atau 4 hari, berapa yang harus di tanggung perusahaan. Kiano harus memeras otaknya untuk mengatasi persoalan tersebut, dia sudah berusaha meeting dengan line producer dan produser pelaksana di kantor, namun tidak menemukan solusinya.Kiano mencoba untuk menghubungi tim penulis, dan penulis menyarankan untuk meeting dengan tim produksi di lokasi. Pada intinya, penulis mensiasati dengan tidal menghadirkan Cassie pada beberapa episode kedepan, masalahnya secara teknis orang-orang di lapangan lebih memahami.Akhirnya Kiano memutuskan untuk mengatakan meeting di lokasi, dari kantor dia langsung menuju ke lokasi s
Setelah dianggap sehat Cassie di izinkan untuk pulang, namun karena jatuh sakit seperti itu akibat shooting, akhirnya Cassie dilarang ibunya untuk shooting. Sebagai anak yang sangat patuh sama ibunya, Cassie harus hati-hati menanggapi larangan ibunya,"Kesih.. kamu harus stop dulu shootingnya, ibu kasihan sama kamu kalau sampai sakit." ujar ibu Cassie"Aku di kasih waktu buat istirahat kok bu sampai aku sembuh, kalau aku terus-terusan gak shooting kasihan mas Kiano bu, dia harus bayar denda 500 juta setiap hari." jawab Cassie"Ibu lebih kasihan sama kamu nak, soal pak Kiano biar aja jadi tanggung jawabnya."Kesih berusaha untuk memberikan pengertian sama ibunya, dengan nada suara yang sangat mengiba,"Ibu, kita juga harus peduli sama orang yang sudah peduli sama kita.." ucap CassieDi luar dugaan Cassie dan ibunya, ternyata Kiano mendengar semua pembicaraan Cassie dan ibunya. Kiano diam-diam datang ke rumah Cassie, tanpa di ketahui siapa pun,"Gak
Cassie merasa kalau dia pembawa sial bagi Kiano, dia merasa kasihan sama Kiano, karena sejak dia tidak bisa shooting, sinetron yang dibintanginya di stop penayanganya oleh stasiun.Ada keinginan Cassie untuk mengakhiri karirnya di dunia film, tapi Kiano belum boleh, karena populeritasnya sedang menanjak. Buktinya stasiun tidak mau lanjutkan kontrak, kalau bintangnya bukan Cassie.Cassie sampai memohon pada ibunya, agar diberikan izin untuk shooting,"Bu.. Kasih jadi kasihan sama mas Kiano, dan Kasih sendiri merasa sangat tertekan bu," ujar Cassie"Tertekan kenapa? Kan kamu masih sakit?" tanya ibunya"Ya tertekan karena gak bisa bantu mas Kiano bu, harusnya Kasih sudah bisa shooting sekarang."Cassie terus berusaha untuk membujuk ibunya, dengan sangat mengiba, dia meminta izin dan restu dari ibunya agar di berikan waktu untuk kembali shooting.Namun ibu Cassie tetap keukeuh pada pendiriannya, tidak peduli dengan apa yang dika
Dalam judul, "Hati yang Terpisah" Cassie adu akting dengan Raga, seorang pemain pria yang baru ditemukan Kiano. Raga adalah lulusan sekolah akting di Amerika. Meskipun peranakan indo, bahasa Indonesia Raga cukup lumayan.Shooting hari pertama, Cassie kembali bertemu dengan Raga. Raga belum tahu kalau Cassie kekasih Kiano, sehingga dia tidak membuat jarak dengan Cassie. Raga secara profesional berusaha untuk membangun chemistry dengan Cassie, begitu juga dengan Cassie.Shooting hari pertama, Raga di kawal oleh kekasihnya, Charlotte, sehingga dia tidak terlalu leluasa melakukan pendekatan dengan Cassie. Sebelum shooting dimulai, Raga memperkenalkan Charlotte pada Cassie,"Pagi Cassie.." sapa Raga saat Cassie sedang membaca skenario di ruang kostum"Pagi juga Raga, baru datang ya?" tanya CassieRaga menghampiri Cassie, "iya nih .. kenalin teman aku, dia juga sekolah di Amerika." ujar RagaCassie mengulurkan tangannya pada Charlotte, "aku
Setelah crew yang kesurupan bisa diatasi, Kiano pun melaksanakan acara selamatan produksi. Semua sesi acara berjalan dengan lancar. Tujuan utama Kiano datang ke lokasi bukan semata untuk acara selamatan produksi, tapi ada hal yang lebih penting harus dia katakan pada Cassie.Sebelum shooting di mulai, Kiano mengajak Cassie bicara serius di ruangan khusus Cassie,"Cassie.. Mama sudah mendesak aku untuk menikah sama kamu," ujar Kiano dengan mimik dan ekspresi penuh beban"Bagus dong mas, Kok kamu malah kurang gembira gitu mas? Kamu gak suka ya dengan permintaan Mama kamu?" tanya CassiePikiran Kiano berkecamuk, satu sisi dia senang mendapat restu dari Mamanya, tapi disisi lain dia masih membutuhkan Cassie di produksinya."Bukan gak suka Cassie, aku masih butuh kamu di produksi, kalau kita menikah itu artinya kamu harus stop shooting." jawab Kiano"Aku ikhlas dan siap menjadi ibu rumah tangga seutuhnya mas, kalau memang harus begitu."
Malam telah larut saat Kiano menjemput Cassie. Kiano menganggap tidak ada mata yang menatap ke arah mereka, ketika Kiano dan Cassie naik ke mobil yang di parkir di depan ruangan Cassie.Tanpa mereka sadari di kejauhan Raga dan Charlotte menatap ke arah mereka. Raga tidak menyangka kalau Cassie memiliki kedekatan khusus dengan Kiano."Itu gak salah produser kamu jalan sama Cassie?" tanya Charlotte"Biasa aja kali artis jalan sama produser, emang ada yang aneh?" Raga balik bertanya"Ya gak sih itu hak mereka, bisa aja mereka memang punya kedekatan khusus sih.""Udah yuk kita pulang, ngapain juga membahas urusan orang lain." Raga mengajak Charlotte pulangDi dalam mobil Kiano menceritakan semua peristiwa, saat dia menemui Mamanya. Cassie dengan antusias mendengar cerita Kiano.Merasa Cassie sudah menjadi calon isterinya, Kiano memeluk erat Cassie di dalam mobil. Hatinya sangat bahagia, karena apa yang di idam-idamkannya selama ini sudah hampir ter
Cassie mencoba menghubungi nomor ponsel pengirim video tersebut. Namun, tidak bisa tersambung. Berkali-kali Cassie mencoba menghubunginya. Tapi, hasilnya tetap sama, tidak bisa dihubungi sama sekali.Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Mata Cassie semakin sulit untuk terpejam. Cassie benar-benar dalam kebingungan, rencana pernikahannya sudah diujung tanduk. Dari tampilan video yang dikirim kepadanya, rasanya sudah sulit dia bisa memperbaiki hubungan dengan Kiano.Dalam video itu tersajikan Kiano sedang memeluk Jovanca di parkiran sebuah Mall. Seperti apa yang dilihat Regina saat memergoki Kiano memeluk Jovanca. Kejadian itu merupakan bagian dari peristiwa saat Kiano menolong Jovanca yang sakit. Berdasarkan cerita Kiano dan Jovanca hanyalah memberikan kesan Kiano hanya menolong Jovanca.Bahasa verbal yang disampaikan jelas berbeda penyampaiannya dengan visual, karena secara visual akan memberikan berbagai penafsiran. Inilah yang membuat Cassie sanga
Malam sudah larut saat Kiano antar Cassie pulang, meskipun mereka pasangan yang sebentar lagi menikah ibu Cassie tetap khawatir dengan Cassie. Di hadapan Kiano ibu Cassie mempertanyakannya,“Kok larut malam pulangnya nak Kiano?” tanya ibu Cassie. Kiano menjawab apa adanya pertanyaan ibu Cassie, “maaf bu.. tadi pulang shooting saya ajak Cassie ngobrol soal acara lamaran.” Jawab Kiano.Ibu Cassie tidak terima begitu saja jawaban Kiano, namun mengingatkan Cassie dan Kiano; “kalian kan bulan depan menikah, harus hati-hati menjaga hubungan. Hubungan kalian sangat rentan kalau tidak diwaspadai.” Nasehat ibu Cassie.Setelah Kiano pamit pulang, ibu Cassie kembali mencecar Cassie, “emang gak bisa dibicarakan di rumah soal lamaran itu, Kasih? Kenapa harus larut malam pulangnya?” ceca ibu Cassie. Cassie minta maaf sama ibunya,“Maaf bu.. aku yang ajak mas Kiano untuk bicara di kapal pesiarnya, kar
Saat tim produksi dan artis melakukan rembukan Kiano datang ke lokasi tanpa pemberitahuan. Kedatangan Kiano yang tiba-tiba membuat suasana menjadi ramai, karena Kiano langsung nimbrung di tengah-tengah crew dan pemain. “Ada apa nih? Lagi gak pada shooting ya? “ Tanya Kiano memecah keramaian. Robby sebagai sutradara langsung menjawab pertanyaan Kiano, “kebetulan nih bapak ada.. kita sedang membahas ritme kerja yang sedang menurun pak.” Jawab RobbyDengan antusias Kiano pun ingin mendengar apa yang menjadi persoalannya, “oke.. saya suka kalian peduli terhadap hal ini, saya akan menjadi pendengar dari semua yang akan kalian kemukakan.” Ujar KianoMelihat kehadiran Kiano Jovanca hatinya berbunga-bunga, sebaliknya Cassie malah biasa-biasa saja. Robby meneruskan pembicaraan, “Tadi Jovanca sudah mengemukakan apa yang merusak mood-nya, begitu juga dengan Cassie.” Tambah RobbyDengan tanpa perasaan sunkan Jovanca menghampiri Kiano, dia mengemukakan tentang apa yang meru
Hubungan antara Jovanca dengan Cassie dan Kiano seperti api dalam sekam. Di permukaan terlihat baik-baik saja, namun secara diam-diam Jovanca tetaplah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rencana pernikahan Cassie dan Kiano. Sehari-hari di lokasi antara Jovanca dan Cassie terlihat harmonis, tidak ada yang tahu kalau Jovanca tidak saja antgonis dalam perannya di sinetron. Saat tibanya waktu sholat Jovanca pun sholat bersama Cassie. Sehingga tabiat jahatnya Jovanca tidak akan ada yang menduganya. Wajahnya cantik dan ayu, tutur katanya juga lembut layaknya orang baik-baik, tapi di balik itu semua Jovanca tidak segan untuk menggunting dalam lipatan. Karakter aslinya Jovanca perlahan-lahan mulai kelihatan di mata Cassie, sejak dia terlalu kepo dengan hubungan Cassie dan Kiano. Cassie menegur Jovanca yang mulai terlalu jauh mencampuri hubungannya dengan Kiano. Dia mengkoreksi dandanan Cassie yang di matanya terlalu biasa. “Cassie.. Kiano pernah protes gak dengan pe
Di kantor, Kiano sedang berbicara dengan Regina untuk melanjutkan pembicaraan yang tertunda.“Kamu serius gak tahu apa yang direncanakan Regina? Masak sih kamu sepolos itu Kiano?” Tanya Regina membuka pertanyaan. Kiano berpikir keras mendengar pertanyaan Regina. Dia mencoba mengingat kembali peristiwa saat ketemu Jovanca.“Aku sih gak berpikir negatif pada Jovanca, Gin.. karena pertemuan itu tidak disengaja.” Jawab Kiano“Pertemuannya memang kebetulan Kiano, tapi masak iya tiba-tiba ketemu kamu Jovanca sakit? Logis gak menurut kamu?”Kiano sebetulnya tahu kalau Jovanca hanya pura-pura sakit, karena pada kenyataannya setelah sampai di apartemen dia sehat – sehat saja. Dan Kiano sangat sadar kalau Jovanca sudah masuk perangkap Jovanca, hanya saja dia tidak mungkin mengakui itu pada Regina.“Aku sih sebetulnya tahu kalau Jovanca pura-pura sakit Gin, yang aku gak tahu itu apa motifnya melakukan semua itu?” Tanya Kiano“Ya apalagi kalau bukan sen
Mendengar ucapan Mama Kiano seketika Cassie tersadar dengan posisi Kiano dihadapan Mamanya. Cassie mengenang kebaikan Kiano dan keseriusan Kiano untuk menikahinya. Bagaimana Kiano menahan hasrat untuk tidak menodai kesucian Cassie, yang sudah tidak mampu menahan hasratnya.Sementara Cassie juga berpikir bahwa, kesalahan yang dilakukan Kiano bukanlah kehendaknya. Dan bukanlah sebuah kesalahan yang patal. Terlalu naif kalau Cassie terus menerus menolak menikah dengan Kiano hanya karena itu. Cassie juga berpikir, belum tentu dia menemukan lelaki yang lebih baik dari Kiano.Cassie berdiri dari duduknya, dihampirinya Mama Kiano dan dipeluknya sambil menumpahkan airmatanya,“Cassie sangat bahagia bisa menjadi bagian hidup Mama.. Cassie sangat mencintai Kiano dan Mama.” Ujar Cassie sambil berurai airmata.Mama Kiano pun tidak mampu menahan keharuannya. Meskipun masih dengan penuh tanda tanya dia membalas pelukan Cassie,&ld
Di lokasi shooting, Jovanca terus melakukan pendekatan pada Cassie. Dia berusaha untuk melakukan playing victim, seolah-olah dia menjadi korban dari isu tentang hubungannya dengan Kiano. Jovanca tetap ingin membuat Cassie tidak berpandangan negatif terhadap dirinya.“Cassie, aku sebenarnya merasa tersudutkan dalam kasus ini. Pandangan orang terhadap aku sangat negatif, aku dianggap sebagai pelakor.” Ujar Jovanca dengan akting sedikit memelas.Cassie menanggapi ucapan Jovanca itu dengan dingin, “Masak sih Jo? Kan tidak terjadi apa-apa? Kenapa kamu harus merasa bersalah? “ Tanya Cassie dengan ringannya.Jovanca merasa jawaban Cassie itu menohok dirinya, karena berdasarkan pengakuannya sendiri bahwa antara dia dengan Kiano tidak ada hubungan apa. Tapi, pada kenyataannya dia merasa jadi korban. Sementara sikap Cassie di depan Jovanca biasa-biasa saja.“Kamu gak beranggapan negatif sama aku kan? Kamu gak benci sama aku kan?” tanya J
“Cassie.. mumpung ada mas Kiano aku akan jelaskan semua.” Ujar Jovanca tiba-tiba.Jovanca menceritakan semua kronologisnya sesuai dengan apa yang dikatakan Kiano pada Cassie. Memang pada akhirnya Cassie percaya dengan cerita Jovanca, karena cerita Jovanca persis sama dengan penjelasan Kiano. Hanya saja kejadian Kiano memeluk Jovanca sampai ke mobil tidak masuk dalam cerita Jovanca.Cassie hanya terdiam mendengar kronologis kejadian yang diceritakan Jovanca. Sesekali Cassie menatap ke arah Kiano untuk melihat reaksi Kiano saat mendengar cerita Jovanca.“Cassie.. kamu sudah dengar Semua kan apa yang diceritakan Jovanca.” Tanya Kiano sambil menatap Cassie. Cassie hanya menjawab dengan anggukan kepala.Jovanca mengatakan kepada Cassie kalau dia sangat beruntung dicintai Kiano, karena menurutnya Kiano adalah laki-laki yang setia dan tidak mudah tergoda wanita lain.“Aku menjadi saksi Cassie bahwa, mas Ki
Cassie tanya Jovanca tentang petemuannya dengan Kiano, namun Jovanca tetap tidak ingin menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Jovanca tidak ingin masalah itu akan mengganggu karirnya, banyak yang dirahasiakan Jovanca."Aku sih gak sengaja ketemu, aku sudah duluan di toko parfum, eh.. gak lama aku lihat ada mas Kiano, ya aku ngobrol deh." Cerita Jovanca"Cuma ngobrol di toko parfum ya Jo?"Jovanca masih duduk di kursi lipatnya, begitu juga dengan Cassie. Jovanca menjawab pertanyaan Cassie dengan santai,"Ya cuma gitu deh.. habis itu aku pulang, mas Kiano masih di toko parfum."Berbeda antara ucapan dan kata hatinya, meskipun dia mengatakan tidak mempermasalahkan pertemuan Jovanca dan Kiano, tapi hatinya terus gelisah. Cassie sangat terganggu dengan firasat yang diterimanya.Cassie tidak percaya dengan cerita Jovanca, meskipun Jovanca sikapnya baik terhadapa Cassie. Dia merasa kalau Jovanca belum menceritakan tentang pertemuannya dengan Kiano secara leng