Share

Bab 111

Penulis: Lathifah Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-26 17:31:18

Bugh!

Arisha menghantam Alfian dengan siku.

"Akh! Sialan! Kau berani main kasar sekarang, Arisha!" Alfian meringis. Hantaman siku Arisha bersarang tepat di ulu hatinya.

Arisha berbalik. Jika dia tak bisa membuka pintu, maka dia harus berhadapan dengan Alfian. Mungkin memang sudah saatnya dia mempraktikkan ilmu bela diri yang diajarkan oleh Rasyad.

Alfian tegak lurus setelah nyerinya agak berkurang. Ia menyeringai.

"Rupanya kau memiliki banyak kemajuan setelah tinggal di kota, Arisha. Aku suka itu. Ayo bersenang-senang!"

"Pecundang! Beraninya melawan wanita," ejek Arisha seraya meludah ke lantai. "Aku semakin membencimu, Alfian!"

"Ssst! Jangan bilang benci, Arisha! Aku tidak suka itu. Sampai kapan pun, kau hanya boleh mencintaiku." Alfian merentangkan tangan. "Kemarilah! Aku sangat merindukan pelukanmu."

Arisha memasang kuda-kuda. Sepertinya otak Alfian tak lagi bekerja dengan baik.

"Kau tak mau?" Alfian meneleng. "Ah, kau mungkin malu. Baiklah, biar aku yang mendatangimu."

A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mommy untuk Daddy   Bab 112

    "Apa kamu masih belum ingin bercerita?" Dareen mendongak setelah ruam merah yang melingkari pergelangan kaki Arisha mulai terlihat memudar. Arisha tetap bungkam. Dia tidak mungkin menceritakan bahwa dirinya nyaris menjadi korban kebiadaban Alfian. Belum tentu Dareen akan percaya pada ceritanya. Bisa jadi juga lelaki itu akan berpikiran buruk tentang dirinya. "Baiklah. Aku tidak akan memaksa." Dareen menyerah. "Mulai sekarang, belajarlah untuk lebih hati-hati dan menjaga diri dengan baik!" Dareen memberi waktu kepada Arisha untuk menenangkan diri. Dia sungguh tak menyangka bahwa dia akan melakukan hal konyol karena seorang gadis. Ingatannya menapak tilas kejadian di mall. "Silla? Kenapa dia sama sopir?" Dareen urung membuka pintu mobilnya kala melihat sosok Silla berdiri menatap pintu masuk mall, hanya ditemani oleh sang sopir. Dareen mendekat. "Sayang, kok belum pulang?" "Daddy! Daddy juga di sini?" Wajah Silla berbinar cerah melihat kemunculan Dareen. "Iya. Kebetulan daddy ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-27
  • Mommy untuk Daddy   Bab 113

    "Tidak ada kebaikan yang dibawanya setiap kali wanita ular itu datang. Dareen, sebaiknya kau waspada. Oma tidak mau kejadian yang menimpa ayahmu juga terjadi padamu. "Wanita itu gila. Dia bisa melakukan apa saja untuk menyingkirkan Arisha dari rumah ini, seperti dia menyingkirkan ibumu." Perasaan Nyonya Hart terhadap Arisha benar-benar telah berubah. Semakin lama bergaul dengan Arisha, kasih sayangnya pada gadis itu kian tumbuh subur. Arisha sosok yang santun dan keibuan. Terbukti Silla sangat dekat dengannya. Nyonya Hart ingin menebus kesalahannya di masa lalu pada mendiang ibu Silla melalui Arisha. Dareen memperhatikan Nyonya Hart menikmati secangkir teh hijau dengan pikiran yang tak jauh berbeda. Ruang tengah itu hening untuk sesaat. Nyonya Hart menaruh cangkir tehnya ke atas meja. "Apa … rencanamu ke depan bersama Arisha?" "Bukankah Oma tak menyukainya? Sama seperti ibu Silla dulu?" Dareen berkata datar. "Jadi, masa depan seperti apa yang Oma harapkan antara aku dan Arisha?

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28
  • Mommy untuk Daddy   Bab 114

    Semilir angin malam berhenti berputar. Binatang malam pun tak lagi bernyanyi. Menyisakan kehampaan yang sunyi dan mencekam, dengan kegelapan tanpa pendar rembulan.Dareen menumpukan tangan pada pagar pembatas balkon. Kepalanya tertunduk, seakan terasa sangat berat, dipenuhi beban pikiran.Paak!Tiba-tiba ia memukul pagar pembatas itu dengan penuh emosi."Ini tidak bisa dibiarkan!"Dareen mengangkat wajah, melempar pandang pada kegelapan yang kian kelam. Tatapan tajamnya menembus pekatnya malam dengan kobaran api dendam.Penggalan obrolannya dengan Nyonya Hart menjadi minyak yang membuat nyala api itu kian membesar."Dareen, oma merasakan firasat yang tidak baik tentang Arisha. Gadis itu … mungkin dalam bahaya. Lindungi dia!"Oma gagal melindungi ibu dan adikmu, dan oma sangat menyesal. Oma harap kau tidak melakukan kesalahan yang sama seperti oma."Setiap kata yang diucapkan oleh sang nenek terus terngiang-ngiang di telinga Dareen.'Aku juga pernah gagal menyelamatkan kedua orang tua

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Mommy untuk Daddy   Bab 115

    "Tante, kapan aku tinggal di rumah, Kak Dareen? Masa aku nginap di hotel terus? Lama-lama habis nanti tabunganku?" Davina cemberut, kesal melihat isi rekeningnya mulai menipis."Sabar, Davina! Dareen itu keras kepala, sama seperti ibunya. Kita harus bisa bermain cantik. Kalau kamu berhasil menggaetnya, semua uangmu yang hilang ini akan balik berkali-kali lipat," bujuk Nyonya Rosalind.Davina adalah ujung tombaknya untuk mencapai tujuannya. Jika gadis itu menyerah, rencana yang telah disusunnya selama bertahun-tahun akan terancam gagal."Lagian nih ya … kenapa Tante nggak tendang langsung saja Kak Dareen dari perusahaannya, terus ambil alih. Kenapa harus nunggu aku nikah dulu dengannya? Aku capek diabaikan terus, Tante …."Davina memang jatuh cinta pada Dareen, makanya ia setuju untuk bekerja sama dengan Nyonya Rosalind. Akan tetapi, jika perasaan cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan, sungguh sangat menyiksa. Terbelenggu dalam penantian panjang dengan tanpa kepastian sangat melelahk

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Mommy untuk Daddy   Bab 116

    "Enak ya, sebentar masuk sebentar cuti. Kayak perusahaan ini milik sendiri!"Sindiran bernada pedas menusuk gendang telinga Arisha begitu kembali ke kantin, setelah dua hari tak masuk kerja."Kita yang repot, dia enak-enakan makan gaji buta!"Arisha mengabaikan bisik-bisik berhawa panas itu dan langsung fokus pada pekerjaan.Kesal lantaran merasa diabaikan, salah satu dari tiga koki yang sejak awal memang tak menyukai Arisha segera mendekat."Heh, kamu budek ya?" Perempuan itu menarik kasar sebelah pundak Arisha. "Kamu cuma numpang di kantin ini, jangan bersikap sok berkuasa, seolah-olah kamulah pemiliknya."Kalau memang restoran tempat kamu bekerja tidak mampu menyediakan tempat, putuskan saja kerja samanya! Jangan kami yang dijadikan budak!"Arisha diam saja. Menyimak curahan hati sang koki yang merasa tersaingi. Walau ia juga jengkel dengan sikap tidak bersahabat karyawan Dareen, Arisha cukup sadar diri untuk terus memeluk sabar agar tak lepas kontrol."Sudahlah, Mbak! Percuma bica

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Mommy untuk Daddy   Bab 117

    "Aaaah, Chef Tyas!" Koki wanita yang baru tiba tersebut melesat dan langsung menubruk Arisha, mendekapnya dengan sangat erat. "Akhirnya saya menemukan Anda, Chef. Saya senang sekali!" Arisha megap-megap. Pasokan oksigen di dadanya semakin menipis karena tergencet dekapan wanita itu. "L–lepas! A–aku tidak bisa bernapas." Arisha menepuk-nepuk lengan koki yang memagutnya. "Aduh! Maaf, maaf! Saya terlalu bersemangat." Koki wanita itu melepaskan pelukannya dan menapak mundur. "Apa sekarang Anda baik-baik saja?" Wanita itu merasa bersalah. Arisha menghela napas dalam-dalam. Memasok ulang persediaan oksigen ke dalam paru-parunya. Setelah merasa lebih baik, Arisha bertanya, "Apa kita … pernah bertemu sebelumnya?" Arisha tak menemukan arsip wajah wanita itu dalam memori otaknya. Entah mereka memang belum pernah bertemu atau ingatannya yang terlalu buruk. Air muka wanita itu berubah keruh. "Ah, saya bukan siapa-siapa. Tentu saja Anda tidak akan pernah mengingat orang seperti saya." Ari

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Mommy untuk Daddy   Bab 118

    'Tidak! Tidak mungkin Rasyad tega melakukan hal itu padaku!' Arisha syok. Jika benar apa yang dikatakan Dareen dan James, berarti Rasyad telah menjualnya kepada Dareen. Kenyataan ini lebih menyakiti perasaan Arisha daripada sakitnya luka yang disebabkan oleh pengkhianatan Alfian. Menyusuri koridor sunyi dengan rantang yang tak lagi tersusun rapi, air mata Arisha menitik. Rasa sakitnya sungguh tak terkira kala mengetahui dirinya dijadikan objek jual beli. Memasuki lift, Arisha tampak seperti raga kosong. Ia merenungi semua tingkah lakunya selama ini. 'Ya Allah, apakah dosaku melebihi jumlah buih di lautan hingga Kau uji aku bertubi-tubi?' Baru saja ia merasa damai dalam bekerja karena mendapat rekan kerja baru yang bersikap baik, sekarang ia harus kembali dihantam kecewa dari pahitnya sebuah kenyataan. Sosok yang selama ini ia agung-agungkan sebagai malaikat pelindung ternyata tak ubahnya seperti mucikari. Perbuatan Rasyad mengingatkan Arisha pada Hanna. Arisha tersenyum sinis

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • Mommy untuk Daddy   Bab 119

    "Astagfirullah!" Arisha terlonjak tegak, menoleh pada sekumpulan orang yang berlari ke satu titik.Ia ingin ikut mendekat, tapi suasananya terlalu ramai. Jadi, ia memilih untuk menonton dari jauh."Ada-ada saja. Kukira ada apa. Ternyata tuh anak cuma digigit kepiting," ujar seorang pemuda kepada rekannya."Iya. Kirain tenggelam. Bikin panik aja tuh anak. Emaknya ke mana lagi? Masa anak sekecil itu dibiarin main di tepi pantai sendirian."Arisha ikut merasa lega setelah mendengar obrolan dua pemuda yang melintas di dekatnya. Ia kembali duduk. Kali ini tak lagi di atas hamparan pasir yang terasa lembap karena pasang mulai naik, melainkan di atas bangku kayu sambil menikmati hamparan biru dengan ditemani es kelapa muda.Di kejauhan, Dareen mengulum senyum melihat Arisha mencicipi minuman yang disuguhkannya lewat tangan orang lain."Sekalian makanannya, Mbak." Gadis yang tadi mengantar minuman kepada Arisha datang lagi dengan membawa sepiring nasi dengan seafood."Ini … benaran gratis, Mb

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04

Bab terbaru

  • Mommy untuk Daddy   Bab 145

    "Sayang, kamu kembali? Aku mencemaskanmu." Dareen melesat menyongsong Arisha begitu mendengar derit pintu dibuka. "Jangan menyentuhku!" Arisha menepis tangan Dareen yang ingin memeluknya. "Ya Allah, Sayang … aku sudah mandi lho …." Arisha mendelik. "Mandi sana! Atau kamu tidur di sofa!" Dareen garuk-garuk kepala. Wanita kalau cemburu, semua jadi salah. "Ini sudah malam banget, Sayang. Nanti kalau aku masuk angin, bagaimana?" Arisha menulikan telinga. Ia naik ke atas kasur, lalu bersandar di kepala ranjang sambil bersedekap tangan. Tatapan tajamnya menembus manik kelabu milik Dareen. Dareen merasa semakin serba salah. "Serius … aku harus mandi lagi nih?" "Terserah. Aku nggak maksa." Dareen tersenyum lebar. Mudah sekali membujuk Arisha. "Terima kasih, Sayang!" "Tidur di sofa!" Arisha melempar bantal. Senyum Dareen lenyap. Terlalu cepat ia melakukan selebrasi. Ah, ternyata dia salah memahami makna kata terserah yang terucap dari bibir Arisha. "Ya, ya. Aku mandi lagi." Dareen

  • Mommy untuk Daddy   Bab 144

    "Heh, siapa yang menggoda suamimu? Della? Tidak mungkin. Dia bukan wanita murahan dan bodoh seperti kamu!"Ratih tak terima putri semata wayangnya dianggap sebagai wanita penggoda."Oh ya? Terus apa namanya kalau perempuan masuk ke kamar orang lain dan memeluk laki-laki yang bukan suaminya? Perempuan terhormat tidak akan menyerahkan diri pada laki-laki yang baru dikenal, Tante." Arisha menyeringai sinis. "Dia bahkan dengan tak tahu malu memanggil suamiku sayang. Apa begini hasil didikan, Tante?"Ratih mengeritkan gigi. Kesal lantaran Arisha kini berani melawan kata-katanya."Setelah meninggalkan hotel ini besok, Tante, terutama putri kesayangan Tante ini, jangan pernah muncul lagi di hadapanku!""Sombong kamu sekarang ya! Kamu lupa siapa yang merawat dan membesarkanmu selama ini? Kalau bukan karena tante yang menampungmu, kamu sudah jadi gembel di jalanan."Arisha mencebik. "Tentu aku tidak pernah lupa, Tante. A—""Bagus kalau kamu sadar. Pikirkan juga bagaimana caranya kamu membalas

  • Mommy untuk Daddy   Bab 143

    "K–kamu mengusir kami? Keluarga istri kamu sendiri?"Kenyataan yang terjadi tak semanis impian Ratih. Sungguh ia tak percaya Dareen akan mengusir dirinya dan Della."Saya rasa apa yang saya katakan sangat jelas. Ayo!" Dareen bangkit dan mulai mengayun langkah menuju pintu."Ma, bagaimana ini? Masa kita balik lagi ke kampung?" rengek Della, berbisik resah di telinga Ratih."Sudah. Ikuti saja dulu! Rencana selanjutnya bisa kita pikirkan nanti."Meski enggan, Ratih dan Della tak punya pilihan selain mengikuti Dareen ke hotel."Wah, Ma … akhirnya kita bisa merasakan tidur di hotel." Della tersenyum semringah, duduk mengempas-empaskan pantatnya pada permukaan kasur."Iya, tapi cuma malam ini," keluh Ratih dengan muka ditekuk masam. "Pasti anak pembawa sial itu menjelek-jelekkan kita di hadapan suaminya. Kalau tidak, mana mungkin suaminya itu mengusir kita. Argh, padahal mama sudah membayangkan hidup enak jadi nyonya besar."Ratih menjatuhkan bobot tubuhnya ke atas kasur. "Eh, benaran empuk

  • Mommy untuk Daddy   Bab 142

    Dua minggu kemudian, Arisha baru saja selesai dirias."Waah, Non Arisha cantik banget," puji Bi Minah dengan pupil yang membesar. "Tuan bakal makin klepek-klepek ini mah.""Apaan sih, Bi. Nggak jelas banget." Pipi Arisha merona merah jambu."Ho oh, Mommy. Mommy kayak princess. Sumpah!" Silla ikut mengacungkan dua jempol."Apakah pengantin wanita sudah siap keluar?" Seorang wanita masuk ke ruangan itu. "Acara akan segera dimulai.""Siap! Siap! Aman!" sahut sang penata rias.Arisha melangkah pelan dengan kepala tertunduk malu ketika MC memanggil dirinya dan Dareen untuk keluar dan naik ke pelaminan."Angkat kepalamu! Saatnya kamu bangga dengan diri sendiri," bisik Dareen, menghadirkan rasa geli di telinga Arisha. "Kamu wanita hebatku. I love you!"Tiga kata terakhir dari Dareen mampu memantik rasa percaya diri Arisha yang sempat tenggelam dilindas hinaan dan cacian oleh orang-orang di sekitarnya.Senyum lebar merekah di bibir Dareen. Menyaksikan Arisha mulai menerima diri sendiri sunggu

  • Mommy untuk Daddy   Bab 141

    "Sayang, Silla anak yang kuat. Silla akan sembuh." "Tapi … Mommy kok nangis? Semua orang juga pada nangis. Silla takut mati, Mommy." Arisha memeluk Silla dengan sebelah tangannya yang bisa bergerak bebas. "Cup, cup. Silla salah paham, Sayang. Mommy … dan semua yang ada di sini nangis, itu … karena terharu Silla akhirnya sadar dan akan segera sembuh." "Benarkah?" Silla memandangi wajah orang yang mengelilinginya satu per satu. Mereka kompak mengangguk tanpa sanggup mengucapkan kata-kata. Arisha mengambil gelang di tangan Dareen. "Lihat! Mommy punya dua gelang. Satu untuk mommy, satu untuk Silla. Silla mau?" "Mau, mau!" Silla menjawab antusias, lupa akan kesedihannya barusan. Sejenak Arisha memilah gelang mana yang akan diberikannya pada Silla. Akhirnya, ia memakaikan gelang bernama Arisha Ayuningtyas kepada Silla. "Di balik gelang ini, terukir nama mommy. Nanti, walaupun Silla nggak bisa melihat mommy karena terhalang jarak dan waktu, percayalah … mommy selalu ada di dekat Sil

  • Mommy untuk Daddy   Bab 140

    "Silla takut." Silla menarik tangan Dareen. Sementara matanya tertuju pada Bian. "Lho, kenapa takut, Sayang? Om itu bukan orang jahat kok. Justru Om itu telah mendonorkan darahnya untuk menyelamatkan Silla." Dareen mengelus lembut punggung jangan Silla. "Benarkah?" "Iya. Om itu saudara mommy." Silla kembali tenang dan memberanikan diri untuk membalas senyum Bian. "T–terima kasih, Om," ujar Silla, sedikit gugup. "Iya. Anak manis. Cepat sembuh ya …." Bola mata Bian terus bergerak memindai wajah Silla dan Arisha. Otaknya berpikir keras. Tidak mungkin ada begitu banyak kebetulan tentang kemiripan Silla dan Arisha. "Tuan Hart, bisakah kita bicara empat mata?" "Tentu. Mari kita ngobrol sambil minum kopi, tapi … tunggu sampai omaku tiba di sini. Tidak mungkin kita meninggalkan mereka berdua, bukan?" "Oh. Oke." Sepuluh menit berselang, Nyonya Hart datang dengan langkah tergesa-gesa. "Silla, Sayang. Oma senang kamu akhirnya sadar. Terima kasih. Kamu anak yang kuat!" Nyonya Hart men

  • Mommy untuk Daddy   Bab 139

    "Kamu masih marah? Maaf, aku tidak bermaksud untuk membohongimu. Aku … hanya belum menemukan waktu yang pas untuk menceritakan semuanya." Dada Dareen terasa sesak mendapat perlakuan tak acuh dari Arisha. Semenjak kejadian di dekat ruang ICU, Arisha masih melakukan aksi tutup mulut dengannya. Sekarang saja Arisha berbaring sambil membuang muka. Gadis itu bahkan menjauhkan tangannya saat merasakan jemari Dareen menyentuh kulitnya. "Arisha, kamu boleh memakiku, tapi tolong … jangan mendiamkanku. Aku akui aku salah karena tidak jujur sejak awal." Arisha mengerti Dareen tentu memiliki alasan untuk menyimpan jati diri Silla dari dirinya. Hanya saja, ia tetap merasa kecewa. "Kalau kamu tidak bisa memercayaiku, tidak ada alasan untuk mempertahankan pernikahan ini." Akhirnya Arisha mau juga bicara. Kepercayaan terhadap pasangan merupakan salah satu pilar utama bagi kokohnya mahligai rumah tangga, selain kejujuran, saling menyayangi, dan menjaga komunikasi. "Arisha, aku belum memberitah

  • Mommy untuk Daddy   Bab 138

    "James, kumpulkan karyawan yang sehat dan biasa mendonorkan darah! Silla butuh darah cepat." "Siap, Bro. Golongan darah apa?" "B negatif." "Kok bisa sama ya?" celetuk James dengan kening mengerut. "Apanya yang sama?" "Itu … golongan darah Silla. Kok sama dengan Arisha. Kebetulan yang aneh." Dareen termangu. Kenapa dia bisa lupa bahwa Arisha juga memiliki golongan darah B negatif. "Jangan ngaco! Walaupun golongan darah mereka sama, aku tidak mungkin meminta Arisha untuk mendonorkan darahnya. Dia bahkan masih dirawat." "Siapa yang butuh darah Arisha?" Dareen dan James menoleh kaget. "Tuan Bian," ucap keduanya serentak. "Ya. Aku sempat mendengar kalian menyebut nama Arisha." Bian menatap Dareen dan James bergantian. Akhirnya Dareen yang menjawab. "Putriku kritis dan butuh darah. Kebetulan golongan darahnya sama dengan Arisha." "Kalau begitu, izinkan aku membantu." "Tapi, Tuan … Anda belum lama mendonorkan darah pada Arisha." "Tidak masalah. Waktu itu cuma satu kantong. Lag

  • Mommy untuk Daddy   Bab 137

    "Aku berhasil mendapatkan rekaman CCTV dari bangunan di seberang sekolah," lapor James seraya menyodorkan ponselnya pada Dareen, yang sedang sibuk di belakang meja kerjanya. "Lihat ini! Hanya saja, gambarnya tidak begitu jelas." Dareen mengambil ponsel dari tangan James. Matanya menyipit, memperhatikan setiap detail gerak yang terekam dalam potongan video tersebut. "Aku seperti mengenali postur tubuh wanita yang mendekati Silla," komentar James, terlihat berpikir. "Tapi, aku tidak yakin tebakanku benar." "Anggita!" seru Dareen, terlonjak tegak. Mukanya menegang. "Aku yakin wanita dalam rekaman ini adalah Anggita. Walaupun dia memakai seribu topeng, aku tidak akan pernah salah mengenalinya." "Ah, pantas saja aku merasa tidak asing. Eh, bukankah kalian sudah putus?" "Dia gila!" Dareen mengirimkan rekaman tersebut ke ponselnya, lalu mengembalikan gawai milik James. "Ayo, ikut aku!" "Rasanya, tidak mungkin Anggita membawa Silla ke apartemennya." James meneleng seraya menggeleng tak

DMCA.com Protection Status