Share

Ancaman

Penulis: 5Lluna
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-29 15:36:40

Sudah lewat beberapa buan sejak pertemuan Erika dan Ilona. Tidak ada yang berubah sejak saat itu. Sidang tetap berlanjut sesuai jadwal, bahkan bertambah alot karena menyeret beberapa pejabat dalam kasus suap. Dan Kaisar masih belum terlihat.

Bukan benar-benar tak terlihat, tapi pria itu menghindari Erika. Hal itu baru diketahui ketika Erika menghadiri sidang hari ini.

Mata Erika menatap punggung Kaisar yang hari ini duduk dan berbicara sebagai saksi. Kaisar tidak ditahan karena dia yang melaporkan semuanya, walau bisa dibilang perusahaan yang dia pimpin itu melakukan suap di masa lalu. Entahlah, Erika tidak terlalu tahu soal itu yang jelas sampai saat ini Kaisar masih bebas.

“Kau tidak harus memandangnya seperti.”

Erika menoleh karena suara itu datang dari sebelah kirinya. Dia cukup terkejut melihat Reino-salah satu sahabat Kaisar duduk di sana. Rasanya tadi bukan pria itu yang duduk di sana.

“Bagaimana kau bisa di sini?” tanya Erika dengan kening berkerut.

“Karena aku ingin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Berakhir

    Erika menunggu dengan gelisah di dalam kamarnya. Dia sudah berhasil mengirimkan ancaman untuk Kaisar dan Reino. Dua pria itu tadi tidak mengatakan apa-apa, sehingga Erika menutup teleponnya duluan. Namun dia tahu Kaisar pasti akan menghubunginya duluan. Kini hari sudah mulai menjelang malam dan sampai sekarang belum ada satu pun panggilan atau pesan dari Kaisar. Ini membuat Erika sangat kecewa. “Apa dia benar-benar tidak peduli lagi padaku?” gumam Erika dalam keremangan kamarnya. Dia belum menyalakan lampu. Namun ternyata apa yang ditakutkan Erika sama sekali tidak terbukti. Semenit setelah dia bergumam pelan, ponselnya berdenting pelan. Kaisar mengirimkan pesan. [Kaisar A. Jayantaka: Kudengar kau mencariku.] Erika menghembuskan napas kasar karena kesal melihat pesan yang sangat singkat itu. Padahal tadi dia sudah mengancam, tapi masa iya cuma itu yang dikatakan Kaisar. [Erika Cantik: Aku ingin bertemu.] [Kaisar A. Jayantaka: Maaf, tapi tidak bisa. Apapun itu, katakan lewat ch

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Curhat

    “Hei, Erika.” Erika tersenyum ketika melihat salah satu sahabatnya melambai. Dia bergegas mendatangi meja tempat 3 orang lainnya duduk. “Sorry aku terlambat,” gumam Erika seraya duduk di kursi kosong. “Ngerti kok. Sekarang kan sudah jadi selebriti full time,” ejek Vanessa dengan raut wajah sok kesal yang dibuat-buat. “Ck. Apaan sih,” gerutu Erika dengan bibir mencebik. “Aku bukan selebritis loh ya. Aku masih seperti yang biasa aja, cuma di media sosial.” “Tapi sekarang full time di sana kan?” Cinta bertanya. “Iya sih. Soalnya lagi males kerja kantoran.” Erika mengedikkan bahunya. “Emang. Kerja kantoran itu gak enak tau. Tiap hari kerjanya cuma lembur.” Giliran Lydia yang mengeluh. Mendengar keluhan dengan wajah cemberut itu, semua orang tertawa riang. Ini sangat menyenangkan bagi Erika, terutama karena sudah lama dia tidak tertawa seriang ini. Sudah lebih dari 7 bulan sejak kasusnya terungkap di publik. Dan sudah 4 bulan sejak pertemuan terakhir Erika dengan Kaisar. Pertemu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Keluarga

    Erika yang berbaring di atas ranjang masih menatap amplop yang diberikan Queenie. Isinya sangat mencengangkan, sampai dia perlu melihatnya beberapa kali. Seperti yang dilakuannya sekarang. “Ini gila,” gumam Erika membaca kertas itu sekali lagi. “Ini benar-benar gila.” Erika bangun dari posisi berbaringnya. Dia kembali membaca isi kertas tadi dengan seksama, tak lupa membandingkan dengan yang ada di internet. Sejujurnya, sebagian isi kertas itu sulit dimengerti Erika. Namun setidaknya ada kalimat kesimpulan yang masih bisa dicerna dan bagian itulah yang membuatnya tercengang. “Bagaimana bisa aku dan Queenie bersaudara?” pekik Erika melempar kertas itu ke sembarang arah. Ya. Amplop yang diberikan Queenie berisi hasil tes dna. Erika tidak tahu dari mana perempuan itu mendapat sampel untuk tes, tapi Erika curiga itu terjadi saat Queenie menginap di rumahnya. Melihat tanggal yang tertera pada hasil tes itu, Erika menjadi yakin dengan hipotesisnya. Tanggalnya sekitar 7 bulan lalu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-01
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Mengejar Kaisar

    Erika mendesah pelan. Dia sudah mendapat hasil tes DNA dirinya dan Queenie beberapa hari lalu. Hasilnya, tentu saja mereka saudara seayah. Tidak dapat dipercaya, tapi ternyata Pramudya Wiratama bukan pria sebaik itu. Lalu karena hal itulah Erika belakangan ini lebih banyak menyindiri. Dia sedang merenungkan, apakah sang ibu tahu kalau sesungguhnya sang ayah adalah pria beristri? Apakah sebenarnya semua pria di dunia ini brengsek? “Kurasa tidak. Masih ada Kaisar,” gumam Erika sambil menikmati green tea latte less sugar dengan low fat milk-nya. Kebetulan dia sedang duduk di cafe yang ada di mal. Erika kembali mendesah ketika mengingat kalau sebelumnya Kaisar itu cukup brengsek juga. Berselingkuh termasuk brengsek kan? “Permisi. Apa kamu Erika?” Seorang pria paruh baya mendekat dan bertanya. “Oh, iya. Ada yang bisa dibantu?” tanya Erika sopan. “Maaf, anakku di sana adalah penggemarmu. Bisakah dia berfoto bersama dan mendapatkan tanda tangan?” “Oh.” Erika cukup terkejut dengan pert

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Bertemu

    “Maaf, wawancara untuk pegawai barunya di sebelah mana ya?” Erika bertanya pada resepsionis gedung. “Oh, untuk marketingnya perusahaan manufaktur itu ya, Mbak?” Tanpa mendengar jawaban, si resepsionis langsung memberikan buku tamu untuk ditukar dengan akses masuk. “Lantai 3 ya. Nanti belok kiri ruangan paling ujung.” Tak lupa juga si resepsionis menjelaskan. “Makasih ya,” Erika menjawab dengan senyuman. Resepsionis itu melepas Erika dengan senyuman, namun dia terlihat sedikit bingung. Rasanya dia pernah melihahat perempuan barusan, tapi tidak ingat di mana. Sudah mendapat akses masuk, Erika pergi ke tempat yang diberitahu oleh resepsionis tadi. Dia yang hari ini berdandan maksimal bak seorang pencari kerja, mendapat perhatian orang-orang yang kebetulan lewat. Erika yang memang sudah cantik, tentu saja akan menarik perhatian. Apalagi ketika dia sudah berdandan dan menguarkan bau yang wangi. “Selamat pagi.” Erika menyapa orang-orang yang duduk menunggu giliran wawancara,

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Serpihan Masa Lalu

    Erika dan Kaisar pada akhirnya duduk berhadapan di sebuah café, tak jauh dari tempat wawancara tadi. Tak ada yang bicara dan itu membuat suasana makin canggung, terutama setelah apa yang tadi Erika katakan di lift. “Apa kau akan terus diam?” Erika yang akhirnya duluan berbicara, masih dengan raut wajah sedih dan sakit hati. “Memangnya apa yang perlu kita bicarakan?” Kaisar balas bertanya, kemudian menyesap smoothies yang tadi dia pesan. “Apa yang perlu dibicarakan?” Kedua alis Erika terangkat naik. “Kau serius bertanya soal itu?” Kaisar tidak menjawab. Dia hanya mengedikkan bahu, menccoba untuk terlihat santai saja. Padahal sesungguhnya Kaisar sedang menahan diri untuk tak memeluk atau mencium Erika. Jujur saja dia rindu, namun lagi-lagi pikiran konyolnya lebih mendominasi. Rasa bersalah kini memaksa Kaisar untuk tidak mengharapkan yang muluk-muluk. Hal yang selalu ditertawakan kedua sahabatnya, tapi itulah yang selalu Kaisar tekankan agar tidak lagi membuat Erika terluka. “

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Kontrak

    Erika merasa benar-benar merasa kesal. Perempuan yang baru sampai di rumah itu, melempar tasnya dengan sembarangan gara-gara emosi. Padahal tadi Erika sudah sempat pergi menenangkan diri dengan spa, tapi tidak mempan. Erika sungguh tak habis pikir dengan apa yang dipikirkan Kaisar, ditambah dengan kemacetan. Itu sungguh membuat dia sudah ingin memukul kepala pria itu dengan ujung heels-nya. “Tenang Erika, tenang. Kau masih punya rencana cadangan untuk membuatnya sedikit menderita,” gumam Erika pada dirinya sendiri. Tepat setelah Erika selesai bicara, ponselnya berbunyi. Walau sedang kesal, tapi Erika tetap mengangkatnya. Apalagi setelah melihat nama yang tertera pada layar ponselnya. “Ya, Om? Bagaimana apakah berhasil?” tanya Erika dengan lembut. “Kontrak kerjanya sudah terkirim? Jadi aku bisa mulai per kapan?” Senyum Erika makin merekah mendengar jawaban dari seberang sambungan teleponnya. Dia senang sekali bisa bekerja sama dengan orang ini, apalagi yang dia panggil om itu be

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Permintaan Erika

    “Aku tidak mau ikut,” gumam Kaisar malas-malasan. “Yang benar saja, Kai. Kita akan kena denda dalam jumlah yang besar kalau tidak datang,” keluah Reino memelototi sahabatnya. “Itu kan salahmu. Siapa suruh tanda tangan kontrak tanpa melihat baik-baik.” Kaisar yang berbaring di sofa, menghindari pandangan Reino. “Ya, mana aku tahu kalau dia akan berpikiran untuk semena-mena begitu.” Reino membela diri. “Mana mungkin Reino tahu kalau ternyata Erika seiseng itu. Lagi pula ini hanya pertemuan biasa, Kai. Kau tidak akan sendiri ada aku dan Rei juga.” Viktor ikut membujuk sahabatnya itu. “Jangan jadi penakut.” “Aku bukan penakut.” Kaisar langsung bangkit, ketika mendengar ejekan Reino barusan. Kalau hanya bertemu klien sungguhan, Kaisar tentu tidak akan takut. Masalahnya ini adalah Erika. Dia takut kalau tiba-tiba goyah dengan keputusannya, ketika perempuan yang sesungguhnya dia sayangi itu muncul lagi. Lagi pula, Erika sepertinya sudah berniat yang tidak-tidak dengan memanggil mere

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-22

Bab terbaru

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ekstra-Rikai (Ending)

    “Apa kau baik-baik saja?” “Tidak ada yang akan baik-baik saja, setelah keguguran, Nes.” Erika tersenyum pada sahabatnya. “Sorry.” Vanessa yang tadi bertanya, meringis dan merasa bersalah. “Tidak usah merasa bersalah. Itu tidak akan mengubah apa pun,” balas perempuan cantik yang baru saja memotong rambutnya jadi bob itu. “Tumben kau bisa bijak begitu.” Kali ini Lydia yang mengejek Erika. “Sebenarnya itu bukan kata-kataku, tapi kata-kata si dokter.” Kali ini, giliran Erika yang meringis. “Lagi pula, kantungnya juga kosong. Belum ada bayi di dalamnya.” “Bener juga sih, tapi kan harus tetap nunggu beberapa lama dulu kan?” Giliran Cinta yang bertanya. Empat perempuan yang bersahabat itu, kini tengah berkumpul di salah satu kafe kesukaan mereka. Walau semua sibuk dengan urusan rumah tangga masing-masing, tapi mereka menyempatkan diri berkumpul untuk menghibur Erika. “Ya, apalagi aku cuma diberikan obat dan bukan kuret. Jadi mungkin aku harus bertahan minimal tujuh bulan lagi.

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ekstra-Hamil 2

    “Erika.” Kaisar meneriakkan nama sang istri ketika dia tiba di rumah. “Sayang, kamu di mana?” Lelaki dengan pakaian kerja yang sudah berantakan itu, berlari menaiki tangga karena tidak mendapat jawaban. Dia juga tidak melihat sang istri di ruang tamu, maupun di dapur. Tinggal kamar yang belum diperiksa. “Sayang.” Kaisar langsung mendesah lega melihat istrinya meringkuk di atas ranjang. “Kamu kenapa?” Tidak ada jawaban dari Erika. Perempuan cantik itu bahkan tidak melepas pelukan pada lututnya. Dia bahkan belum mengganti baju, sejak pulang dari mengantar Queenie. “Erika.” Kaisar segera memeluk istrinya karena tahu ada yang tidak beres. Setidaknya, itu yang dikatakan sang kakak ipar. Lelaki yang terlihat makin matang itu, memang buru-buru pulang setelah mendapat pesan dari Queenie. Iparnya itu tidak mengatakan sesuatu yang spesifik, tapi Kaisar tahu ada yang salah. “Queenie ternyata hamil.” Akhirnya Erika bersuara dan mendongak, setelah cukup lama berdiam diri. “Padahal dia tidak

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ekstra-Hamil

    “Aku mohon.” Erika menggumamkan kalimat pendek itu, dengan mata terpejam dan kedua tangan terkatup. “Aku mohon kali ini berhasil.” Setelah sekali lagi menggumamkan kalimat serupa, si cantik itu membuka mata. Dia mengeluarkan stik yang sudah terendam beberapa menit pada cairan kuning dalam wadah kecil. Sayang sekali, hasilnya tidak membuat Erika senang. “Negatif lagi.” Erika mengatakan itu pada suaminya, ketika dia keluar dari kamar mandi. “Kamu tes lagi?” tanya Kaisar disertai dengan wajah prihatin. “Tentu saja aku akan terus melakukan tes, setiap kali kita selesai berhubungan,” jawab Erika dengan jujur. “Maksudku, tidak langsung juga.” “Sayang, tidak perlu buru-buru.” Selesai merapikan dasi, Kaisar langsung pergi memeluk istrinya itu. “Kita masih punya cukup banyak waktu untuk punya anak.” “Tapi ini sudah hampir dua tahun, Kai. Lydia saja sekarang sudah hamil anak kedua.” Tentu saja Erika akan mengeluh. Dia sudah sangat ingin menggendong malaikat kecil yang mirip dirinya atau

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Jangan Pernah Bosan

    “Selamat pagi, Pak.” Kaisar menunduk ramah pada lelaki di depannya. “Halo, Kaisar.” Seorang lelaki pria tinggi besar mengulurkan tangan untuk menjabat. “Saya senang karena masih bisa menghubungi kamu.” “Saya yang harusnya senang karena Pak Herdiyanto masih mau menghubungi saya dan menawarkan pekerjaan.” Tentu saja Kaisar akan menunduk sopan. “Itu karena akan sangat sayang kalau bakat sepertimu hanya bekerja sebagai ojek saja.” Pak Herdiyanto menjawab dengan senyum cerah. “Syukurnya saya melihat postingan tunanganmu kamu dan kebetulan juga ada yang baru mengajukan pengunduran diri.” “Sangat kebetulan, Pak.” Kaisar sedikit meringis ketika mendengar hal itu. “Tapi bagi saya, tidak ada kebetulan di dunia ini.” Melihat lawan bicaranya sedikit canggung, Pak Herdiyanto mengatakan hal itu diiringi dengan kedipan mata. “Semua pasti ada alasannya.” Tak ada lagi yang bisa dikatakan oleh Kaisar, selain mengangguk. Dia kemudian mengikuti pria paruh baya itu ke ruangannya dan melakukan wawanca

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Gara-Gara Media Sosial

    “Kenapa kau tidak pernah bilang tentang pekerjaanmu?” tanya Erika dengan mata melotot, tidak peduli kalau sekarang dia sedang berada di tempat umum. “Tunggu dulu Erika.” Kaisar yang tadinya masih duduk di atas motor, kini turun untuk menjelaskan. “Aku mohon jangan marah dulu. Aku punya alasan untuk semua ini.” “Yang benar saja?” Erika makin melotot. “Bagaimana mungkin aku tidak marah ketika kau menyembunyikan semua ini.” “Aku tidak berniat untuk menyembunyikan apa pun. Aku hanya ....” “Hanya ingin bersenang-senang dengan cara membonceng perempuan lain?” Erika memotong kalimat tunangannya itu dengan kedua tangan terlipat di depan dada. “Mana mungkin aku seperti itu, aku hanya .... Tunggu dulu.” Kaisar tiba-tiba saja menjadi bingung dengan apa yang dikatakan sang tunangan barusan. “Kau barusan bilang apa?” “Kau mau mengambil kesempatan dari penumpang perempuan kan?” tanya Erika tampak tidak mau menahan diri lagi. “Kau akan dengan sengaja mengerem mendadak agar nanti dada mereka b

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Kerjaan Baru

    “Kau itu bodoh atau apa?” tanya Viktor dengan kedua alis yang terangkat. “Mana bisa main menikah saja di catatan sipil dengan KTP saja?” “Aku hanya ... terburu-buru,” ringis Kaisar merasa agak malu juga. “Aku lupa kalau banyak yang harus diurus sebelumnya.” “Kau benar-benar bucin.” Viktor pada akhirnya hanya bisa menggeleng melihat temannya itu. “Bisa jangan terus menghina, Kai?” Setelah sekian lama diam, akhirnya Erika ikut berbicara. “Aku hanya mengatakan kenyataan, bukan menghina.” Viktor tentu akan membantah karena memang seperti itu dan membuat Erika mendengus kesal. Erika dan Kaisar memang langsung ke kantor Viktor si pengacara setelah dari DISDUKCAPIL dan ditolak. Tentu saja mereka datang ingin meminta bantuan dan bisa dengan mudah ditebak oleh Viktor. “Jadi mau dibantu nih?” tanya Viktor memainkan kedua alisnya, sekedar hanya untuk menggoda. “Kalau kau tidak sibuk dan mau,” jawab Kaisar rasional. Dia tahu sahabatnya itu cukup sibuk dan sebenarnya punya tarif yang m

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Ditolak

    “Aku gak jadi nikah.” Erika meneriakkan itu di depan ponselnya. “Hah? Maksudnya gimana?” Para sahabat Erika yang terhubung melalui panggilan video call, langsung memekik karena terkejut. “Aku udah balikin cincin yang dikasih Kaisar,” jawab Erika dengan wajah cemberut, siap untuk menangis. “Loh? Kenapa?” Cinta yang paling pertama bereaksi. “Perasaan baru berapa hari lalu kamu dilamar.” “Iya, tapi dia hanya asal ngelamar. Gak beneran mau nikah, apalagi dalam waktu dekat.” Erika menjawab dengan ekspresi kesal yang berlebihan. “Bentar-bentar.” Lidya langsung menghentikan sahabatnya yang baru mau menyambung kalimat itu. “Maksudnya gimana sih? Coba cerita yang detail.” Akhirnya, mengalirlah cerita Erika begitu saja. Tentu saja dia menceritakan itu dengan menggebu-gebu karena benar-benar merasa kesal. Tapi ternyata, itu membuat para sahabatnya jadi bingung. “Kenapa kau langsung minta pisah sih?” Vanessa yang bertanya dengan bingung. “Itu kan bisa dibicarakan baik-baik dulu.” “Aku su

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Putus

    “Erika.” Kaisar berteriak, sembari mengetuk pintu. “Kau belum makan.” Tentu saja tidak ada jawaban dari balik pintu. Perempuan cantik itu, bungkam dan tidak ingin berbicara pada sang kekasih. Entah Erika yang terlalu negatif atau apa, tapi dia merasa terkhianati. “Aku bukannya tidak ingin menikah.” Pada akhirnya, Kaisar kembali mencoba menjelaskan. “Aku tidak mempermainkanmu. Aku hanya meminta sedikit waktu, sampai aku cukup stabil untuk menghidupimu.” “Saat ini aku bahkan tidak pekerjaan, loh. Aku hanya bantu-bantu mama buat jualan dan itu pun masih baru merintis. Aku janji tidak akan lama-lama.” Seberapa banyak penjelasan yang diberikan Kaisar, tampaknya Erika enggan mendengar. Perempuan itu tetap bungkam dan mengunci diri di dalam kamar. Itu jelas membuat Kaisar menjadi makin sakit kepala. *** “Kenapa sih perempuan sulit sekali dimengerti?” Gagal membujuk Erika keluar kamar, pada akhirnya Kaisar berkunjung ke rumah temannya. “Kalau mereka mudah dimengerti, bukan perempuan

  • Mistress: Dendam Wanita Simpanan   Tarik Ulur

    “Kurasa aku akan menikah dalam waktu dekat,” ucap Erika dengan raut wajah riang. “Eh, kok bisa?” Vanessa yang paling pertama menyahut dengan raut wajah kaget. Kebetulan, mereka memang sedang melakukan panggilan video grup. “Lelaki mana yang akhirnya berani melamarmu?” Lydia juga ikut bertanya dengan nada antusias. “Padahal kupikir kau akan menunggu Kaisar sampai tua.” Cinta yang meledek, sambil menyuapi anaknya makan. “Aku dengan Kaisar kok,” jawab Erika masih dengan nada riang. “Tadi pagi dia melamarku.” Seruan bernada kaget langsung terdengar. Satu per satu sahabat Erika, mulai menanyakan banyak hal. Mereka tentu saja penasaran kenapa bisa Kaisar Arya Jayantaka pada akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Erika Wiratama. Tentu saja Erika tidak keberatan menceritakan lamaran yang sama sekali tidak romantis itu, tapi tetap berhasil membuatnya terharu. Dia bahkan memamerkan cincin tipis yang dibelikan Kaisar. “Cantik kan?” tanya Erika benar-benar tak bisa untuk tidak tersenyum

DMCA.com Protection Status