Share

Bab 46

"Mbak Gitaaaaaaaa." Teriakku.

Perempuan itu lagi-lagi hanya menampakkan gigi rapinya yang putih.

"Iya iya." Kemudian dia pungut lagi kantorng kresek yang berserakan dilantai.

"Ada angin apa kamu kesini Nay?" Tanyanya penuh sindiran, pasalnya sudah hampir empat bulan aku tak berkunjung kesini, komunikasi hanya berbalas pesan.

"Angin puting beliung." Jawabku asal.

"Kalau gak boleh ya aku kesini, yaudah aku pulang, Dim..." Baru mau aku berteriak memanggil Dimas, mbak Gita membekap mulutku.

"Ssttt, anak perempuan gak bagus teriak-teriak, yuk kebelakang, mas Sigit buat taman dibelakang, tadi kebetulan mbak buat bakso."

"Wauuu...ayuk." seketika aku lupa pertengkaran barusan.

Aku berjalan mengikuti perempuan yang hampir paruh baya itu. Diruang tengah, Dimas dan Naswa sudah asyik bermain. Dimas sudah mengeluarkan semua ciki yang dia beli.

Mbak Gita menyiapkan empat porsi bakso dan membawanya ke lesehan dibelakang rumah, disekelilingnya banyak bunga kertas dengan berbagai warna. Makin indah di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status