Share

Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku
Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku
Author: Ayaa Humaira

Bab 1

Author: Ayaa Humaira
last update Last Updated: 2022-06-09 08:05:56

Misteri bedak war*ah dimobil suamiku

Terinspirasi dari kisah nyata

"Mama...mama...Dimas ikut ngantar oma ya". Bocah berumur 3 tahun itu menarik-narik dasterku.

"Iya sayang". Jawabku sambil memasukan keik pisang yang kubuat semalam untuk oleh-oleh ibu pulang ke Kampung.

Ibu sudah tiga hari menginap dirumah, rumah yang sudah 4 tahun ini kami tempati bersama mas Wira.

Ibu memang begitu katanya suka kangen sama Dimas, setiap satu bulan sekali selalu berkunjung.

Terkadang aku merasa bersalah karena mas Wira jarang sekali mengajakku berkunjung kerumah ibuku, padahal jarak tempuh kerumah ibu hanya 2 jam.

"Ma, Dimas naik mobil duluan ya". Teriaknya dan berlari kearah mobil. Aku tak lagi memperhatikan langkah Dimas.

"Mamaaaaa...."teriak Dimas sambil menangis.

"Kenapa sayang". Aku belari tergopoh-gopoh menghampiri Dimas yang telah digendong ibu.

"Dimas jatuh tadi dari mobil". Kata ibu sambil menenangkan Dimas yang masih menangis.

"Cup..cup..cup...udah ya. Ayo kita tukar baju dulu, katanya Dimas mau ikut". Bujukku.

"Iya ma". Dimas menghentikan tangisnya.

"Dimas tunggu disini dulu ya, mama masukan tas sama kue oma ke mobil".

"Iya ma".

Aku membuka pintu tengah mobil mas Wira, mobil inventaris dari kantornya, karena kerjaan mas Wira sangat beresiko jika harus keluar kota menggunakan motor.

Aku memasukan satu demi satu tas ibu kedalam jok belakang. Namun ketika melihat baw*h jok ada benda asing w*rna biru muda, setelah kuambil ternyata bedak padat merk w**dah.

"Hemmm....bedak siapakah ini?" Tanyaku dalam hati.

"Sepertinya ada yang bau bau selingkuh ini".

Aku memasukan bedak itu kedalam kantong dasterku.

"Serahkan tugas ini kepada detektif Kanaya, eh...". Aku tersenyum kecut.

Setelah merapikan barang bawaan ibu, aku bergegas mengganti bajuku.

Pulang mengantar ibu ke terminal, aku useng menanyakan siapa gerangan yang punya bedak w**dah itu, bedak yang sudah bolong tengahnya.

"Eh mas ini bedak siapa dibawah jok?" Aku pura-pura begok.

"Emmm...eh itu bedak Sinta tadi 'kan mas ngantar rombongan kantor jenguk anaknya mas Feri yang baru lahir.

"Oh...yakin ini bedak mbak Sinta mas?" Tanyaku penuh selidik.

"Iya bedak Sinta, emang kamu fikir bedak siapa?"

"Ya mana tau kan yang make mobilnya mas, aku kan gak make bedak itu."

"Hemmm... sepertinya ada yang mengkambing hitamkan seseorang ini, kata Mila mas Wira itu deket sama Heni, tapi kok, bahkan Mila curiga kalau mas Wira ada main sama Heni". Perang batinku dalam hati.

"Kok bengong?" Mas Wira membuyarkan lamunanku.

"Eh gak mas, kamu hari ini keluar kota lagi?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Iya nanti habis dzuhur mas berangkat".

Sesampainya dirumah mas Wira kangsung istirahat, sedangkan aku menidurkan Dimas dikamarnya

Kemudian aku melanjutkan pekerjaanku yang tertunda tadi. Setelah itu aku rebahan disamping mas Wira sambil berselancar didunia maya.

Ada beberapa orderan yang harus aku kirim sore nanti, aku menjadi ibu rumah tangga dan disambi jualan baju online.

"Sekalian belanja enak kali ya? Sebaiknya aku ajak Mila aja sepulang Mila kerja."

Mila adalah teman SMA ku dulu, dia ternyata satu kantor sama mas Wira, saat arisan kantor aku bertemu dengannya. Bagus ada Mila, dia bisa jadi mata-mataku.

Semenjak Mila kerja dikantor mas Wira, dia sering sekali cerita kalau mas Wira dikator suka kegatelan sama cewek-cewek disana. Aku rasanya tak percaya perkataan Mila, memang mas Wira dekat sama temen-temen ceweknya dikantor, bahkan sebelum kami menikah, namun mereka juga dekat denganku.

"Mas bangun, udah azan dzuhur tuh, mas shalat terus siap-siap katanya mau berangkat."

Mas Wira mengeliat dan bergegas kekamar mandi untuk mengambil wudhu. Dia kemudian ke musolah dekat rumah untuk menunaikan ibadah.

Akupun mengambil whudu dan shalat dirumah, karena Dimas lagi tidur, jadi aku tidak ikut ke musolah.

"Tapi mas Wira itu rajin sholat, rajin mengaji, masa iya sih dia ada main sama perempuan lain dibelakangku?" Lagi-lagi aku menjadi detektif dadakan.

"Tapi Mila gak mungkin juga dia bohong, kan dia teman baik aku, tapi kalau dia bohong untuk apa?" Dan lagi fikirkan berkecamuk, semenjak penemuan bedak w**dah itu.

Setelah selesai sholat dan tak lupa ku langitkan beribu doa untuk keluargaku teruma suamiku dan anakku agar tetap utuh rumah tanggaku.

[Mil ntar sore ada acara gak sepulang kerja, kalau gak kita belanaja yuk]

Tlung, tak lama balasan dari Mila pun masuk.

[Boleh juga, kamu bawa motor sendiri apa mau aku jemput]

[Aku bawa motor sendiri aja, soalnya aku nanti mau kirim paket dulu, nanti kita ketemu di mall aja]

[Ok]

Tak lama mas Wira pulang dari musolah. Dia langsung menuju meja makan, yang sedari tadi sudah aku sediakan sebelum mas Wira bangun.

"Mas nanti aku mau antar paket, sekalian mau belanja ya sama Mila."

"Iya hati-hati ya, jangan pulang malam-malam".

"Siap mas". Sambil mengadahkan tanganku kedepan mas Wira.

"Eh ini maksudnya apa ya".

"Duit...heheh...". Aku nyengir kuda tanpa merasa bersalah.

"Hemmm...ini ni...". Akhirnya mas Wira mengeluarkan 5 lembar uang merah.

"Cukup 'kan?"

"Cukup sangat, makasih mas sayang". Sambil kucium bolak balik pipi kanan kirinya.

"Kalau ada maunnya aja, habis pipi dicium." Gerutunya.

"Heheh...."

"Yaudah mas berangkat dulu ya, hati-hati dirumah ya, kalau ada apa-apa telfon mas, nanti mas meluncur pulang langsung."

"Yang bener mas?" Godaku sambil menaikkan kedua alisku.

"Eh gak deng, jauh."

"Yaudah mas hati-hati juga ya", aku mencium punggung tangan mas Wira, mmas Wira membala mencium keningku juga kening Dimas yang masih nyenyak tidur.

Sore itu aku siap berangkat antar paket dan belanja.

[Nay aku aku gak jadi ikut belanja ya, aku gak enak badan]

[Oh oke, nanti biar aku mampir kerumah, kamu mau dibawain apa]

[Gak usah repot-repot deh]

[Roti bakar mau]

[Mauuuu]

[Dasar ini anak, katanya tadi gak usah repot-repot, hemm]

Tiba-tiba Mila membatalkan janjinya. Aku yang sudah menunggu di mall tidak jadi melanjutkan aksiku. Aku memilih pergi kerumah Mila untuk melihat keadaannya.

Setelah selesai memesan roti bakar kesukaan Mila aku langsung meluncur kerumahnya.

Sesampainya dirumah Mila aku sangat terkuejut melihat wajah Mila yang merah-merah bentol-bentol, bahkan bibirnya udah dower. Rasanya aku ingin tertawa tapi eh.

"Kamu kenapa kok muka kamu gitu".

"Iya nih kok tiba-tiba gini, tadi aku pas mau pulang kan bedak aku ilang aku poles lagi pake bedak, pas dijalan aku lihat spion udah gini, makanya aku langsung pulang".

Eh kok Mila yang gatal-gatal, kan bedak itu katanya punya Mbak Sinta, sebelum aku balikan kebawah jok aku sudah menaburkan bubuk gatal kedalam bedak itu, aku ingin membuktikan siapa sebenarnya perempuan yang dekat dengan mas Wira, atau jangan-jangan....

***

Related chapters

  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 2

    Aku yang masih mikir keras tau-tau Mila mengambil roti bakar yang aku tenteng tadi. Gadis itu sibuk mencomot satu potong roti bakar dan memasukan kemulutnya"Ih kok bengong, sini ayo makan, ntar aku habisin lho.""Eh ini, aku jadi lupa.""Kamu udah ke klinik?""Udah tadi beli obat, udah aku olesi juga.""Apa katanya?" Tanyaku penasaran."Katanya alergi.""Oh....". Aku manggut-manggut, tanda aku kebingungan, udah kayak ayam jago lagi berkokok. Alergia apa dia? Selama berteman dengannya belum pernah aku mendengar sekalipun Mila alergi.7"Kamu gak cocok sama bedaknya kali, atau kamu tadi pake temen kantor?""Gaklah aku pake bedak itu terus kok. Dan aku yakin banget kalau itu bedakku, gak ketuker atau semacamnya, ini na bedaknya, coba cobain!" Mila menyodorkan bedak wa*dah itu kearahku.Kubalik bedak itu dan kuamati bagian belakang nya, fix ini bedak yang tadi aku temuin dimobil mas Wira. Karna dibawah bedak aku juga sengaja tandain pake spidol hanya setitik."Tapi kok mas Wira sempat-se

    Last Updated : 2022-06-11
  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 3

    Matahari sudah meninggi, aku sudah selesai menyiapkan sarapan, sedangkan mas Wira menemani Dimas bermain dihalaman depan.Hari sabtu mas Wira tidak bekerja, hanya menyerahkan laporan hasil penjualan dari luar kota."Mas sarapan sudah siap, ajak sekalian Dimas masuk". Panggilku dari dalam rumah, bapak dan anak itu berhamburan masuk kedalam.Pagi ini aku membuat sambal ikan asap, tumis kangkung dan perkedel jagung."Hemmm...enaknya." Mas Wira tak tahan ingin segera makan, mas Wira mendudukan Dimas disebelahku, sementara dia duduk diseberangku.Mas Wira sangat lahap sekali menyantap makanan yang aku masak."Mas wajah Mila kemarin kena alergi kayaknya, mukanya merah-merah, jadi kami gak jadi shopping.""Iya mas tadi antar dia ke dokter." Dengan santainya mas Wira terus mengunyah makanan yang ada dimulutnya."Hah... ngantar ke dokter." Mataku melotot seketika. Namun mas Wira nampaknya belum sadar apa yang dia bicarakan."Eh bukan anu..maksudnya tadi Mila udah minta tolong sama teman-tema

    Last Updated : 2022-06-11
  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 4

    Hari ini mas Wira full seharian mengajak mama dan Gina jalan-jalan, dari BIM (Bengkulu Indah Mall), Pantai Panjang dan sorenya mandi di pantai Zakat.Kami tinggal di kota Bengkulu sedangkan mama dan Gina di Sumatra Selatan. Di Bengkulu banyak sekali wisata pantai, karena memang sepanjang dari utara ke selatan langsung berbatasan dengan samudra Hindia.Setelah puas mandi pantai, kami makan dipusat kuliner yang ada di Jl. Kz Abidin, disana banyak sekali menjajakan makanan, dari nasi goreng, nasi Padang, gorengan, bandrek dan lain-lain. Mama dan mas Wira memesan nasi Padang, sedangkan aku dan Gina memesan mie tumis.Setelah megisi perut aku ajak mama beli oleh-oleh khas Bengkulu, aku belikan 5 kotak manisan terong, 1 kg lempuk durian dan sirup kalamansi. Karena esok pagi-pagi sekali mama dan Gina sudah harus pulang ke Sumatra Selatan, jadi beli oleh-olehnya diselesaikan malam ini juga.Lempuk durian itu dodol yang terbuat dari durian asli, tanpa campuran jadi rasanya sangat legit. Pusat

    Last Updated : 2022-06-11
  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 5

    Aku terus mengikuti pergerakan mobil mas Wira, mau kemana sebenarnya dia. Katanya tadi mau beli rok*ok.Tiba-tiba gerimis turun lumayan deras, aku agak kesulitan mengawasi kemana arah mas Wira melaju. Na'as pas dilampu merah aku terjebak. Ketika mobil mas Wira berhasil melalui lampu hijau, pas giliraku, aku kalah cepat dan kehilangan jejak kemana perginya mas Wira."Sial." Gerutuku kesal. Pasti aku diomeli netizen karena gak dilabrak pas mas Wira menaikkan perempuan tadi.Aku cuma tidak ingin aku yang kemakansalah paham, makanya aku akan ikuti kemana mas Wira pergi. Aku putar balik, takut nanti mas Wira sampai aku belum dirumah. Bisa gawat.Hujan turun agak deras, baju yang kukenakan sudah basah karena aku lupakan membawa mantel. Seluruh tubuhku basah kuyup. Sesampainya dirumah, aku langsung diberondong banyak pertanyaan dari mbak Gita."Gimana Nay, Wira pergi kemana?" Tanya mbak Gita khawatir, ntah khawatir atau kepo. Tapi mbak Gita orangnya baik, gak mungkin hanya sekedar kepo bela

    Last Updated : 2022-06-11
  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 6

    Part 6Seharian aku tidak konsentrasi dengan pekerjaan rumahku, dikit-dikit aku baper dengan sikap mas Wira tadi. Aku berfikir untuk menyadap Wa mas Wira. Apa apa gak terlalu berlebihan ya. Nanti coba aku minta pendapat mbak Gita dulu deh.Sesudah memandikan Dimas aku berencana mau antar paket, sore nanti ada acara arisan ibu-ibu RT dirumah bu Julia. Sekalian nanti mampir kerumah mbak Gita.Sambil nunggu waktu arisan aku selonjoran sambil upload foto jualan. Aku scroll beranda aplikasi berlogo F itu. Ada status yang menyita perhatianku.[Pagi-pagi udah ada malaikat bawain nasi uduk]Mana ada malaikat bawa nasi uduk, aneh ini orang.Aku kepo donk siapa pemilik akun, nama akun tersebut "myla chayang wr"Eh kok namanya kayak gak asing gitu. Jiwa kepoku meronta-ronta. Banyak status bucin disana.[Makasih sayang udah anterin ke klinik]Lho lho lho ini kayak akun Mila, apa dia punya pacar. Kok statusnya bucin gitu.Eh sebentar bukannya dia kemaren dianterin mas Wira. Tapi itu status beber

    Last Updated : 2022-06-13
  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 7

    Baju kemeja warna abu-abu polos melekat dibubuh kekar suamiku. Baju yang kemren Mila pilih-pilih ketika belanja denganku. Otakku benar-benar sakit harus memikirkan hal ini. Mas wira makin mendekat, aroma parfum laundry semerbak menggelitik hidungku. "Sayang, mas kangen". Seraya memelukku dan mendaratkan ciuman manis dikeningku. Dan beralih mencium Dimas."Baju baru mas? Tumbeh beli baju sendiri, biasanya nyeret-nyeret istri dulu kalau mau beli baju". Cecarku penuh rasa penasaran.Begitulah mas Wira tidak pernah mau beli baju sendiri, pasti dia akan mengajakku ketika dia suka baju yang dia lihat. Walaupun dia lihat itu ketika dia sendiri, tapi tidak langsung dia beli. Ntah besoknya dia mengajakku untuk membeli baju itu. Aneh bukan?"Eh ini kemarin mas lupa taroh laundryan, alhasih baju mas habis, kebetulan bener temen mas yang baru belajar jualan bawa sampel nya kekosan mas kemaren, jadi mas beli". Mas Wira menjelaskan namun tak mampu memandang mataku, dia berbicara sambil menggoda D

    Last Updated : 2022-06-15
  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 8

    Aku tak bisa diam saja memunggu kabar mas Wira, aku harus ke apotek membeli obat untuk Dimas, kulihat Dimas dikamar sudah tertidur, aku berlari kerumah mbak Gita untuk minta tolong jaga Dimas."Mbak, assalamualaikum." Panggilku, ketika sudah berdiri didepan pintu rumah mbak Gita."Walaikumsalam, ada apa Nay?""Mbak tolong jagain Dimas sebentar ya, dia demam, sedangkan obatnya habis, aku mau ke apotek dulu.""Lho, Dimas demam? Kapan mulai demam Nay?""Tadi pagi mbak, yaudah aku ke apotek dulu ya mbak, nitip Dimas sebentar.""Iya Nay."Tanpa fikir panjang aku langsung melajukan motorku ke ATM terdekat, karena aku sama sekali tidak memegang uang barang sepeserpun, nasib baik, isi bensin dalam motor masih full.Sesampainya di ATM, ada beberpa orang yang tengah mengantre. Sambil menunggu, kau terus mencoba menghubungi mas Wira, namun tetap tak diangkat. Sampai pada giliranku masuk ke bilik ber Ac itu. Kumasukan selembar kartu kedalam mesin, setelah menekan beberapa nomor pin, aku langsung

    Last Updated : 2022-06-15
  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 9

    Aku mondar-mandir menunggu kabar dari lab, mbak Gita terus menguatkanku, Setelah 30 menit berlalu hasil lab akhirnya keluar. Dan benar Dimas terkana DBD. Namun belum cukup parah, karena langsung dibawa ke rumah sakit, jadi bisa langsung ditangani.Setelah Dimas masuk ruang rawat inap Bu Julia izin pamit pulang dan diantar mas Sigit sekalian mengembalikan mobil. Sedangkan mbak Gita tetap menemaniku di rumah sakit."Nay kamu gak ngasih tau Wira kalian disini?"."Gak mbak, biar mas Wira cari tahu sendiri".Aku sengaja mematikan handphone agar aku bisa fokus mengurus Dimas dan melupakan kekesalanku pada mas Wira. Mas Wira benar-benar keterlaluan, sama sekali dia tak menghiraukan anaknya yang tengah sakit."Mbak kalau mbak mau pulang dulu gak apa-apa, mas Sigit pasti belum makan dari tadi mbak, mbak urus dulu mas Sigit".""Kamu gak apa-apa sendirian Nay?" Mbak Gita tampak khawatir. Dia tau aku sedang tidak baik-baik saja."Gak apa-apa mbak"."Yaudah kalau gitu mbak pulang dulu ya, sesuda

    Last Updated : 2022-06-15

Latest chapter

  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 98

    Beberapa bulan kemudian, setelah kegagalan Maya ber-taaruf dengan Kahfi, pemuda itu di kembalikan ke Palembang, ke tempat asalnya. Kiayi Abdurrahman sangat syok dan kecewa dengan perilaku Kahfi. Beliau tak menyangka jika anak asuhnya mempunyai prilaku seperti itu.Hatiku merasa lega, karena Lia akhirnya angakat suara tentang latar belakang Kahfi yang sebenarnya. Hampir saja Maya tertajuh ke dalam Pelukan laki-laki berprilaku menyimpang itu. Tidak bisa dibayangkan jika Lia sebagai mantan istirnya dulu tidak oernah menceritakan kisah kelamnya, sudah oasti Maya akan menjadi korban ke dua.Siang itu aku akan melakukan check di laboratorium mengenai penyakitku. Menurut dokter, pengobatan yang aku lakukan selama ini menunjukkan perkembangan yang begitu besar. Dan kemungkinan sel kanker itu sudah tidak ada di dalam tubuhku.Dengan harinyang sedikit cemas, aku mwnunggu Yuda mengantre untuk memgambil hasil cek laboratorium, setelah setengah jam memunggu, Yuda berlari tergopoh-gopoh mendekatik

  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 97

    Maya tak menghiraukan keberakan ustadz Kahfi disana. Gadis itu masih begitu saja menuju ruang tengah bersama Gina dan juga Dimas. Sementara Wira ikut duduk dengan Abdul Gani di ruang tamu.Harni tak melepaskan Dimas sedikitpun hingga mereka sampai di ruang tengah."Kangen beratkah, Oma?" ledek Dimas, laki-laki kecil itu mencium pipi omamya yang sudah mulai mengeriput."Tentu saja, anak baik." Harni menjawil hidung bangir milik Dimas."Sama aku gak rindukah?" Maya merajuk, bibirnya dimajukannya cukup panjang."Dikit," kata hari sambi membuat gerakan pada telunjuk dan jempolnya."Ih, ibu." Maya makin merajuk."MasyaaAllah, ada Gina." Harni baru sadar jika da sepasang mata yang memperhatikannya."Hehehe ... Ibu sehat?" ucao Gina kemudian."Alhamdulillah. Sini duduk dulu. Ibu buatkan teh hangat dulu ya."Harni bergegas ke belakang untuk membuatkan tamunya minuman hangat. Gina dan Maya mengekor wanita setengah baya itu. Sementara Dimas sudah sibuk dengan Cimoi--kucing kesayangan Kanaya."B

  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 96

    "Nay, Yuda ...." Wira menjeda ucapannya, dia mengatur nafas berkali-kali."Wira ada apa?" Yuda mengambil alih kamera."Tadi di toko bakery, kami ketemu dengan Anisa. Dia mengatakan hal buruk tentg Kanaya, yang membuat Dimas ketakutan.""Astaghfirullah," Kanaya membekap mulutnya."Terus gimana Wir?" Sambung Yuda tak kalah khawatir."Tadi Dimas sedikit ketakutan, tapi sekarang sudah ceria lagi." "Wir, tolong kalau Dimas audah di pesantren, sering-sering kamu jenguk ya." Ada rasa nyeri dalam hari Wira ketika mendengar perhatian Yuda yang begitu dalam terhadap Dimas, seandainya Lely pun begitu terhadap Dimas, mungkin Dimas tidak akan ketakutan seperti tadi, ketika bertemu dengan Lely."Sudah pasti, "ucap Wira."Anisa dan ibunya itu bisa dikatakan berhabaya Wir, beberapa kali Anisa mengirimkan oesan untuk Kanaya yang berisi ancaman.""Sampai separah itu?" Wira menanggapi."Aku tak tahu pasti bagaimana mereka, tapi dari cara ibunya Anisa membujuk ibuku agar aku bisa menikah dengan Anisa,

  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 95

    Dimas semakin dakam bersembunyi dibalik tubuh Gina yang tinggi. Sementara Wira membawa istrinya masuk kedalam kamar. Laki-laki yang selalu rapi itu tak habis pikir dengan tikah istrinya yang keterlaluan."Kamu bisa gak, jangan ngomong kasar begitu. Dari awal sebelum kita menikah, aku sudah kasih tahu kamu status aku. Aku punya anak, dan kamu setuju untuk mengganggap Dimas sebagai anak kamu sendiri, tapi kenapa sekarang begini?" ujar Wira dengan nada tinggi."Mas, itu dulu sebelum aku melihat wajah Kanaya, tapi setelah melohat wajah Kanaya, aku jadi merasa kalau kamu menikahiku karena aku mirip dengan Kanaya." Suara Lely tak kalah tinggi."Jadi apa mau kamu, hah?" Wira tak mampu menahan emosi."Aku mau bocah itu tidak pernah datang kesini, aku anggap kamu duda tanpa anak!""Lely ...." Wira mengangkat tangannya dan hampir menampar waja Lely, namun dengan sekuat tenaga dia menahan amarahnya."Apa mas? Mau nampar aku? Tapar aja!""Oke, aku akan bawa Dimas pergi, tapi jangan harap kamu aka

  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 94

    Maya masih syok dengan pengakuan Lia, dia kini terbaring didalam kamar yang ada di toko Kanaya. Lia kembali turun untuk bergabung dengan karyawan lainnya.Pemandangan aneh terlihat ketika Lia sampai di anak tangga dituruninya satu persatu. Dimas yang tengah merajuk sedang dibujuk olelh Wira."Mas Wira," panggil Lia seraya mendekat."Eh ... Lia. Mana Maya?" tanya Wira."Istirahat diatas Mas, mas Wira mau ngajak Dimas keluar?" "Iya, mau aku ajak nginap di rumah, tapi sepertinya dia sedang merajuk karena aku telat jemputnya," ucap WiraSebenarnya Wira sempat ke bandara, tetapi sampai disana Dimas dan Maya sudah tidak ada. Ternyata dari tadi dia mengabaikan pesan Kanaya, jika Dimas dan Maya sudah dijemput Lia."Papa ingkar janji!" desis Dimas. Mukannya ditekuk. Wira kembali mendekati Dimas yang duduk di sofa."Maaf ya sayang, tadi kerjaan papa gak bisa ditinggal," bujuk Wira."Dimas mau popcorn?" Sepertinya pertahanan Dimas mulai runtuh ketika mendengar makanan kesukaannya disebut."

  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 93

    Lianita alnama yang diberikan kedua orang tuaku, aku asli Palembang, dan merantau ke Bengkulu karena suatu hal yang mengharuskanku menjauh dari tempat yang sudah menorehkan luka menganga dihatiku. Luka itu bahkan hingga saat ini masih terasa sakit Aku menghubungi ayuk Gita--kerabat jauh mama, untuk mencari informasi pekerjaan di Bengkulu. Ayuk merupakan panggilan seperti mbak bagi orang Sumatra.Ayuk Gita sudah lama tinggal di Bengkulu ikut suaminya. Nasib baik tengah menghampiriku, ayuk Gita mempunyai sahabat bernama mbak Kanaya. Mbak Kanaya mempunyai toko baju yang sedang membutuhkan karyawan untuk tokonya.Dulu toko itu jaga sendiri oleh mbak Kanaya, karena semkain hari tokonya semakin ramai, makan dia memutuskan untuk mencari karyawan. Bukan karyawan sebenarnya, patner kerja kebih tepatnya. Karena mbak Kanaya tidak memperlakukan karyawannya seperti karyawan, tetapi seperti teman kerja. Tak segan-segan mbak Kanaya meminta pendapat kami jika mengalami masalah.Berkat rekomendasi da

  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 92

    Dimas berkali-kali menoleh kebelakang demi melihat Kanaya yang masih melambaikan tangan. Bocah yang kini sudah beranjak besar itu rasanya tak ingin lagi pisah dari Kanaya--ibunya, namun apalah daya, Kanaya harus menjalani pengobatan secara rutin karena sel kanker yang kemarin sudah diangkat, kini tumbuh lagi dan harus dilakukan kemoterapi.Kini Dimas dan Maya memasuki bandara, mwnuju pintu masuk pesawat, Dimas menggenggam erat tangan Maya, seoalh takut terpisah diataran ratusan orang yang tengah berdesakan."Tante, apa di pesantren Al Mukmin akan sama kayak di pesantren yang kemarin?" Dimas merasa cemas dan trauma atas apa yang menimpa diririnya beberapa bulan terakhir. Awalnya Dimas memang sekolah di SD berbasis Islam, namun karena keterbatasan penjagaan akhirnya Dimas dimasukkan ke pesantren, selain bisa belajar agama lebih dalam, tentunya Kanaya merasa aman karena tinggal di pesantren, ada yg mengawasinya.Sungguh malang yang menimpa Dimas, anak baik itu harus menerima perundungan

  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 91

    Tangisku kembali pecah ketika mendengar pengakuannya selama di pesantren. Hal yang paling menyedihkan ketika Dimas bilang dia tidak diizinkan tidur dikasur.Jadi selama ini Dimas hanya tidur dilantai beralaskan kain sarung. Bisa dibayangkan bagaimana dinginnya cuaca disana. Kembali kupeluk erat tubuh kurus anak baikku ini, aku baru sadar jika tubuhnya kini kurus. Aku terlalu memikirkan diriku sendiri. "Kenapa Dimas tidak cerita?""Karena Dimas tidak mau Mama sedih, apalagi Mama sedang saki," jawabnya polos."Sayang, maafin Mama ya! Besok mama sama ayah ke pesantren untuk mengurus kepindah Dimas. Untuk sementara Dimas sekolah didekat oma gak apa-apa kan?""Iya Ma, Dimas lebih senang dekat dengan oma.""Atau mau sekolah dekat papa?" tanyaku memberi pilihan. Bagaimanapun Dimas sudah besar, dia sudah mampu berpikir mana yang baik mana yang tidak.Dimas menggeleng, "deket sama oma aja Ma, Dimas gak tinggal sama tante Lely.""Iya gak apa-apa, besok kalau tante Maya pulang, Dimas sekalian

  • Misteri Bedak Wa*dah di Mobil Suamiku   Bab 90

    "Jangan ngaco May, Lia tahu darimana?""Aku juga gak tahu mbak, kemarin kan aku telfon mbak Lia, mau kasih tau dia kalau minggu depan aku mau pulang, terus minta tolong jemput di bandara, terus dia kan nanya-nanya tu, mau apa pulang. Ya Kau ceritakan kalau mau ketmeu ustat Kahfi. Terus tiba-tiba dia nanya, di cv ustadz kahfi statusnya apa? Gitu, y aaku jawab single." Maya manaruk nafas panjang dan membenarkan posisi duduknya."Terus apa lagi kata Lia?" Aku makin penasaran dengan cerita Maya tetang ustadz Kahfi."Mbak Lia bilang kalau sebenarnya ustadz kahfi udah pernah menikah.""Kamu percaya begitu aja dengan Lia?""Lho, bukannya selama ini Mbak Lia jadi orang kepercayaan Mbak dalam ngurusin toko, mada iya dia bohong mbak. Apa motivasinya coba dia bohongin aku."Kau berfikir sejenak, "iya juga ya May, atau mungkin kerabatnya Lia kenal siapa ustadz Kahfi. Tapi kan dia putranya kiayi Abdurrahman."Aku bingun sendiri dengan penuturan Maya. Kiyai Abdurrahman setahuku mempunyai empat anak

DMCA.com Protection Status