Hari-hari di lalui Thea dengan berat. Hari pernikahan dia semakin dekat, dan di pastikan dia merasa gugup saat ini.
Dia memang masih sering bertemu dengan Adriell bahkan hampir setiap hari. Pagi dia pelajaran pernikahan, siang sedikit Thea hanya akan rebahan di kamar tanpa keluar kamar. Makan aja di kirim ke kamar enggak boleh keluar kamar sama sekali.
Bosan.
Tentu saja iya, dia cukup bosan jika hidup hampir satu minggu begini begini terus. Keluar juga dia bareng Aqilla, mungkin ke mall atau ke taman hanya sekedar menghibur hati. Walaupun nanti endingnya sama, dan enggak akan merubah nasip Thea.
Seperti siang ini demi mengasamkan pikiran, Thea pun memilih pergi ke salah satu mall seorang diri.
Aqilla sedang sekolah dan Adriell udah di pastiin kalau dia sedang tidur, kayak orang mati susah di bangunin dan harus teriak dulu baru dia bangun.
Bayangin aja dulu nanti paa udah nikah, terus tiap hari Thea harus teriak-teriak. Udah di pastiin kalai tetangga bakalan kabur denger teriakan Thea yang tiap haro bangunin Adriell melulu.
Thea menyeruput tong-jie nya dengan santai, sambil menatap sekeliling mall ini. Siapa tau aja ada yang ngebuat Thea pengen dan beli. Tapi sayangnya enggak ada satu pun membuat Thea tertarik sedikitpun.
Manfaatkan waktu sebisa mungkin, apa lagi habis gini nikah. Dia udah enggak bisa lagi menikmati uang dari kedua orang tuanya. Yang ada setelah menikah dia menjadi tanggungan Adriell.
Tapi dalam kasus ini Thea bersyukur mereka hanya mencantumkan nama Thea saja. Dan Thea yakin enggak semua orang kenal Thea, kecuali lingkup sekolah dan juga keluarga. Sudah di pastikan kalau sedang keluar begini jarang yang kenal sama dia. Jadi intinya enggak ada yang tau jika nama Thea yang tercantum di vidio itu adalah Thea yang saat ini sedang menghabiskan waktu sedemikian rupa.
Thea memutuskan keliling mall ini untuk mengusik rasa bosan, dan menunggu Aqilla datang. Padahal Aqilla pulang jam empat sore, sedangkan ini masih jam dua siang. Masih ada dua jam lagi mencapai jam empat.
Tapi saat sedang asik berkeliling mall ini tiba-tiba saja mata Thea, menatap dua orang pasangan yang berjalan dengan saling berpelukan.
Thea tau Thea hafal dan dia juga masih ingat, wajah mereka berdua kayak apa. Itu adalah dua orang remaja yang terlibat dalam video asusila, yang menyeret nama Thea dan juga Adriell.
Langsung saja Thea menelponn Adriell. Tapi sayangnya tukang tidur ini enggak bangun-bangun. Dia kalau tidur udah kayak orang mati, susah di bangunin.
Entah berapa lali panggilan yang Thea tujukan pada Adriell. Dan tak ada satu pun yang Adriell angkat. Bahkan chat pun tak di balas oleh Adriell sama sekali.
Karena kesal Thea pun terus membuntuti mereka berdua, yang mulai naik ke dalam lift. Thea sedikit menjaga jarak agar tidak ketahuan mereka berdua. Sampai mana pun Thea akan terua mengikuti mereka.
Dengan jaket yang tudungnya di pake, semoga saja mereka berdua enggak kenal dan lupa dengan wajah Thea.
Drrtt... drtt....
Ponsel Thea bergetar tanda jika ada telepon masuk. Dengan cepat Thea pun menekan tombol hijau saat tau siapa yang telpon.
"Ada apaan sih lo telponin gue banyak banget." ucap Adriell dengan suara khas bangun tidur.
"gue ketemu sama orang yang bikin mesum di gudang." jawab Thea berbisik, takut kalau dua orang di sampingnya ini mendengar ucapan Thea.
"Lo ngomong apaan sih yang jelas, kerasan dikit kek enggak denger gue."
Thea mendengus dia pun langsung mematikan sambungan teleponnya, dan mengirim pesan pada Adriell.
Bersamaan dengan itu pintu lift pun terbuka mereka pun keluar. Thea berpura-pura mencari sepatu yang bagus, untung saja ada toko sepatu yang bagus di sini.
Tapi saat melihat mereka masuk ke dalam toko baju, Thea pun juga ikut masuk ke dalam toko baju yang sama, sambil mengintai mereka berdua .
"Thea."panggil seseorang dan menepuk bahu Thea.
Thea terjingkat kaget, dia pun langsung menoleh menatap Adriell yang datang dengan muka bantalnya. Udah di pastiin kalau dia ini enggak mandi mungkin. Apa lagi rambut nya berantakan walaupun penampilannya rapi dan keren.
Bahkan banyak orang di sini yang langsung menatap Adriell dengan memuja. Ya ampun apa bagusnya sih, perasaan juga enggak ada bagus-bagusnya sama sekali. Biasa aja bagi Thea.
"Mana orangnya, mau gue seret dia ke kantor polisi." kata Adriell.
"It----"
Ucapan Thea terpotong saat dua orang itu sudah pergi dari toko baju ini. Mungkin karena Adriell memanggil nama Thea makanya mereka kabur.
"Lo sih jadi kabue kan mereka." omel Thea.
"Lah gue juga enggk tau kali The, mana orangnya."
Thea langsung saja keluar mall,dan tidak menemukan mereka berdua di sekeliling mall. Apa mungkin meraka berdua tau, jika Thea ada disini makanya mereka langsung kabur.
"Kabur dianya." dengus Adriell.
"Lah terus lo enggak fhoto mereka?"
Seketika itu juga Thea menepuk jidatnya sendiri. Bahkan dengan benda canggih di dalam tasnya pun dia lupa mengunakannya.
"Lupa." cenghir Thea.
"Besok-besok hape lo ganti aja, pake Nokia 1600. Punya hape bagus enggak di gunain." dumel Adriell.
"Gue kan lupa, gue keburu telpon lo terus. Lonya malah tidur kayak orang mati sudah di bangungin."
"Nyalahin gue?"
"Kagak. Kalkulator mana ada yang salah sih."cibir Thea dan berlalu.
Adriell pun mendengus, lalu mengikuti Thea yang keluar dari mall ini.
Beda lagi dengan dua remaja yang terlibat dalam video mesum, yang bersembunyi di salah satu toko yang ramai. Saat dirasa Adriell dan juga Thea sudah tidak lagi di mall ini, mereka pun langsung keluar dari persembunyiannya dan pergi dari mall ini.
*****
Setelah dari mall dan di telepon oleh Maria—Mami Adriell. Meraka pun langsung menuju butik, untuk melihat gaun yang sudah di pesan oleh mereka berdua.
Tapi sampainya disana yang ada Thea dan juga Adriell berkelahi, masalah gaun yang akan di jadikan resepsi.
Damara memilih gaun berwarna biru. Sedangkan sampai di butik Thea, malah jatuh hati pada gaun berwarna gold. Yang indah dengan banyak bunga di bagian belakang, dan juga dada walaupun menonjolkan dadanya tapi masih dalam sewajarnya. Sedangkan Adriell dia ingin Thea memakai gaun berwarna putih, dengan bahu yang terekspos sempurna. Itu gaun kalau ditarik juga bakalan melorot.
"Gue kan maunya yang gold, Driell." protes Thea.
"Tapi gue suka yang white, suci. Kayak pernikahan kita nantinya suci tanpa noda."
"Gue Anthea bukan Suci." cibir Thea sebal.
"Dih bocah enggak nyambung banget sih lo."
"Udah dari pada debat aja, mending gue pake pink aja lo pake abu-abu." ucap Thea kesal.
"Enggak pokok lo sama gue pake putih. TITIK!!" ucap Adriell final.
Thea ingin protes tapi di urungkan saat Maria melerai mereka. Dan akhirnya dengan sangat terpaksa, Thea pun menyetujui gaun yang di pilihin oleh Adriell.
Thea tau maksud Adriell apa. Lagian gaun itu menunjukan bahu bidang Thea, jika Thea pakai dan sedikit belahan dada Thea akan terlihat pula.
Adriell memiliki otak mesum di atas rata-rata, jadi kalau baju kebuka begini dia paling suka. Orang lihat enaena di gudang aja, langsung dia pengen katanya mau ikutan join. Siapa lagi kalau bukan Adriell gila.
"Gitu kan enak kalau lo nurut."kata Adriell tersenyum lebar.
"Gue tau ya, apa yang ada di otak lo." jawab Thea sewot.
"Sewot amat neng, apaan coba." kekeh Adriell.
"Dasar otak mesum." dengus Thea dan berlalu.
adriell tertawa kecil lali menyusul Thea, yang ternyata masuk ke dalam mobil Mamimya. Itu tandanya Thea pulang bareng Maminya kan?
"Nak Adriell, Thea biar pulang aja ya sama Tante gak papa kan, kalau kamu pulang sendiri?" kata Damara pada Adriell .
"Eh enggak papa Tante, Adriell malah seneng kalau thyea ada yang anterin pulang. Malau jalan sendiri kayak gini malah buat Adriell kepikiran."
Ohhh mukanya pengen gue tampil!!. Batin Thea gegeretan.
Thea yang mendengar jawaban Adriell pun memutar bola matanya malas. Mungkin dia memiliki sikap merayu, agar semua orang suka padanya. Taunya padahal maa otak mesum tingkat dewa. Anjay....
Damara pun masuk ke dalam mobil, lalu tak lama mobil ini pun langsung neninggalkan parkiran butik ini. Sedangkan Adriell dia tak kunjung pulang dulu, dia lebih memilih menghubungi Galang temannya. Untuk bertemu dengan dirinya di cafe bawah jembatan.
Sampainya di cafe tersenyum Adriell menatap Galang, yang ternyata sudah di sama dengan segelas kopi di hadapannya.
"Perasana baru beberapa menit gue telepon, lo udah di sini aja." ucap Adriell saat sampai di samping Galang.
"Dari tadi gue di sini sama Bianca, tapi dia udah gue usir pulang."
Adriell tertawa temannya satu ini unik. Dia enggak suka di sukai banyak wanita. Bagi dia tugas cewek itu cuma nerima dan menolak, bukan mengejar atau memperjuangkan.
"Ngapain lo usir?"
"Males aja, lagian ribet hidup gue kalau dia di sekitar gue mulu. Enggak bisa bebas."
Adriell tertawa, dia pun mengambil satu batang rokok yang di sodorkan oleh Galang. Bukan perokok aktif hanya saja, kalau pengen atau lagi suntuk. Mereka akan merokok bahkan mabuk juga tanpa narkoba.
"Lo ngapain ngajakin gue kesini." tanya Galang.
"Suntuk abis fiting baju tadi sama Thea."
"Jadi lo beneran mau nikah sama dia?"
"gimana lagi, vidionya udah nyebar dan itu atas nama gue. Lo kan tau soal itu masak iya lo tanya. Kalau gue sih enggak masalah, tapi Thea? Nama baik dia tercemar gegara vidio sialan itu."
Ada nada kesal saat mengingat vidio mesum yang menyeret nama dia dan juga Thea. Kalau pun Adriell sih enggak masalah dia cowok, dia juga cuek dan enggak bakalan mikirin soal itu.
Kalau Thea? Dia cewek walaupun bukan kesalahan dia. Nama baik dia tercemar dengan adanya vidio itu. Lagian keluarga juga enggak bakalan mau, jika anaknya terkenal dengan kejelekan bukan kebaikan.
"Suka ya lo sama dia?" kekeh Galang.
Adriell tersenyum, "Inget kata gue. Gue enggak pernah bilang suka sama dia , gue juga enggak pernah bilang gue enggak bakalan jatuh cinta sama dia. Tapi satu Lang yang mau gue bilang. Perasaan bisa berubah kapan pun. Entah dengan siapa kita jatuh cinta, dan kapan gue mulai jatuh cinta gue juga enggak tau. Yang jelas gue serahin aja sama Tuhan. Dia tau yang terbaik buat gue." ucap Adriell dan membuat Galang melonggo.
*****
Keesokkan harinya Thea mengurung diri di dalam kamar. Hidupnya tinggal hari ini saja sebelum dia pergi dari rumah ini dengan status barunya.
Ya besok adalah hari di mana Thea dan Adriell mengucap janji suci, di depan romo dan juga pendeta agama. Dan kasus ini belum juga selesai sampai sekarang.
Dua remaja itu mungkin kabur saat Adriell meneriaki nama Thea. Dan mungkin saja mereka juga bersembunyi sampai situasi aman. Apa lagi saat di cari juga mereka kelihatan enggak ada sama sekali.
Adriell pun sudah pernah mencari keberadaan mereka, bahkan sampai di bantu oleh beberapa temen Galang. Tapi nyatanya tidak ada yang bisa menemukan mereka satu pun.
Mereka seakan di telan bumi dan tak ada kabar sama sekali. Bisa mencari mereka Kalau mereka udah masuk sekolah.
Jangan tanya kabar di sekolah kayak gimana. Semua sudah terkendali dan tidak ada yang menyinggung tentang vidio itu. Dan vidio itu juga mendadak hilang sendiri. Akun yang di buat up juga akun fake, jadi bukan asli milik orang yang berada di dalam vidio itu.
"Thea" . panggil Damara
Thea menoleh dengan alis yang naik satu, menatap Damara di ambang pintu, seakan tatapan itu berkata apa disini.
"Di bawah ada Adriell sama Qila, turun gih."
Thea mengangguk dia pun meraih sandal tidurnya dan turun ke bawah. Lagain malam malam begini ngapain dah mereka datang kesini
"Ngapain lo berdua malam malam begini kesini?" kata Thea cemberut.
"Mau ngasih tau soal vidio mesum lo, udah di hapus dan pelaku melarikan diri ke luar negeri." jawab Aqilla.
Thea tanya mengangguk sebagai jawaban, lagian mau di tangkap pun juga percuma undangan udah nyebar dan semua pun udah siap. Hari juga tinggal besok. Enggak mungkin juga di batalin akan ngebuat keluarga malu juga.
"Oh ya udah." jawab Thea seadanya.
"kok ya udah, kayaknya lo santai banget. Beneran lo mau nikah sama gue." sahut Adriell bingung.
Thea menghembuskan nafasnya kasar, lalu menatap Adriell dengan tatapan sendu. Dia juga enggk mau nikah muda kayak gini. Apa lagi kasusnya vidio yang enggak jelas asal usulnya kayak apa.
"Sekarang gini deh Driell. Lo udah tau keberadaan mereka dimana? Ddan lo juga udah punya bukti buat nyeret mereka ke hukum kan? Sekarang lo pikir pernikahan kita cuma tinggal besok aja. Besok kita udah mau ucapin janji suci, undangan juga udah nyebarsemua juga, lo bisa lihat semua ketata rapi. Semua udah di siapin, apa lo mau ngebatalin semua ini? Dan ngebuat orang tua kita kecewa dengan tingkah laku kita?" kata Thea panjang lebar.
Adriell maupun Aqilla pun memilih diam. Kalau di pikir pun apa yang di ucap Thea ada benarnya semua. Enggak mungkin dia nyakitin perasan Maminya dan dia enggk akan tega.
"Lagian info lo udah terlambat, semua udah 100%. Lebih baik kita lupain dan bika lembaran baru. Semoga saja kesialan cuma menimpa di awal kita ketemu. Dan kebahagian selalu menyelimuti kita sampai tua nanti." kata Thea lagi.
Adriell sempat tertegun dengan ucapan Thea, yang nampak pasrah dan nerima akan hal ini. Padahal Adriell juga tau kalau Thea belum siap dalam segi apapun.
"Lo yakin sama ucapan lo ? Maksud gue semua ini enggak bakalan mudah bagi lo buka lembaran baru bareng gue." jawab Adriell memastikan. Dia juga enggak mau kecewa dengan hal ini.
"Yakin, apapun bakal gue lakukan dan gue terima konsekuensinya cuma satu yang gue minta sama lo."
"Apa?"
"Kalau lo jadi suami gue jangan pernah bohong sama gue. Gue enggak suka pembohong. Kalau lo jadi suami gue, lo juga harus setia sama gue, enggak ada cewek lain selain gue." kata Thea posesif, dan membuat Adriell maupun Aqilla tersenyum kecil.
"Jadi lo udah mulai posesif ya The." kekeh Aqilla dan membuat Thea mendengus.
"Apaan sih gue enggak suka aja di khianatin. Kalau mau selingkuh inget Mami lo juga cewek." dengus Thea lagi.
"Yaudah kalau gitu, lo juga enggak boleh deket cowok lain selain gue, termasuk Gio." ucap Adriell, dan membuat tubuh Thea menegang apa lagi Aqilla yang langsung menatap Adriell tidak percaya.
TBC.
Dengan gaun putih bersih dan juga kain fiel yang di buka, Thea pun turun dari mobil. Hari ini adalah hari dimana dia akan mengucap janji suci di hadapan Jesus. Bisa saja Romo di panggil ke rumah dan mereka melangsungkan janji suci, tanpa harus kegereja. Tapi Thea tidak mau, dia ingin datang ke greja dan meminta restu kepada Tuhan untuk memberkati pernikahannya.Seperti kali ini Thea di himpit oleh kedua orang tuanya dan juga kedua saksi. Jangan lupakan Aqilla yang berjalan di belakang Thea saat ini. Thea pun digiring masuk dan di depan pintu greja, disana sudah Adriell yang berdiri dengan gagahnya, dengan baju putih polos tanpa warna. Dari atas hingga bawah pun warna sama. Sama-sama putih, Thea baru tau kenapa Adriell ngotot ingin pernikahannya berwatna putih. Dia ingin pernikahannya sakral dan seperti di negeri dongeng, bahagia untuk selamanya.Dia tersenyum dan hal itu mampu membuat Thea gugup. Bahkan kalau saja tangan Da
Thea menatap cowok di sampingnya yang masih terlelap. Mungkin karena capek mengingat acara semalam sampai jam 12 malam. Di tambah lagi Thea dan juga Adriell harus berdebat dulu, masalah kamar dan juga malam pertama.Malam itu----Setelah acar selesai Adriell dan juga Thea masuk ke dalam kamar Thea. Tentu saja hal itu langsung membuat Thea menatap Adreill heran."Lo mau ngapain?" tanya Thea heran."Ngapain gimana maksud lo?" jawab Adriell bingung."Maksud gue lo mau ngapain masuk ke kamar gue. Gue kan mau ganti baju." jelas Thea dam membuat Adriell menghela nafasnya kasar.Ini orang lupa apa sih sampai masuk kamar aja harus di tanya ngapain? Pikir Adriell."Lo pikir gue juga enggak ganti baju apa? Gue juga mau ganti baju terus tidur." jawab AdriellThea melonggo dia
Hari pertama setelah menikah Thea harus bangun pagi menyiapkan sarapan, seragam sekolah miliknya dan juga milik Adriell. Memasukan beberapa buku ke dalam tas miliknya dan juga milik Adriell.Lalu Thea pun masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi lebih dulu. Setelah itu membangun Adriell yang tidurnya udah kayak kebo, susah di bangunin."Driell bangun udah pagi." ucap Thea sambil mengoyangkan tubuh Adriell untuk terbangun.Adriell yang merasa tergangu dalam tidurnya pun, menepis tangan Thea dan menarik selimut tebalnya agar menutup tubuhnya.Thea berdecak sebal dia juga tidak tinggal diam. Dia pun langsung menarik selimutnya dan mencubit pipi Adriell."Sakit The, apaan sih lo main cubit aja." dumel Adriell dengan mata tertutup."Bangun makanya, enggak bangun gue cubit lagi nih pipi lo."Adriell mendengus dengan mata t
"Lo belum cerita sama gue The soal malam itu." kata Aqilla.Siang ini setelah jam istirahat yang pertama Aqilla dan Thea pun, berada di taman belakang sekolah ini. Mereka tidak pergi ke kantin, yang katanya Thea lagi malas aja ke kantin yang nampak ramai.Dia di sini duduk menghadap lapangan basket sekolah ini, sambil menatap Gio yang sedang bermain basket dengan teman-temannya.Thea tersenyum saat dia pertama kali bertemu dengan Gio. Saat dia mengikuti MOS dan meminta tanda tangan kapten basket sekolah ini.Waktu itu Gio juga menyuruh Thea bernyanyi di hadapan Gio, kalau dia ingin tanda tangan dari Gio.Dan mau engak mau, dengan suara fals Thea pun bernyanyi lagu dari mata turun ke hati. Thea pikir Gio akan mencemoh atau menghina suaranya. Tapi dia malah memuji suara Thea yang katanya bagus dan merdu.Dia baik hati saat semua anak di hukum
Setelah Doa Pagi Thea dan juga Adriell pun langsung menuju meja makan. Setelah sarapan mereka langsung berangkat ke sekolah.Setelah menikah tidak banyak yang di lakukan oleh Thea. Dia hanya makan, tidur dan bekerja seperlunya saja, tanpa harus mengurus rumah dan masak. Yang terpenting kebutuhan Adriell terpenuhi.Adriell juga sekarang udah bekerja di kantor Papi nya sebagai staff magang. Tapi yang setiap bulan di gaji. Walau pun anak, tapi Adriell mau memulai dari nol. Tidak langsung jadi CEO atau manager di perusahaan sang Papi.Thea mendukung dia juga kadang jualan online, untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Apa lagi dia mengambil barang semua dari toko baju Maminya, yang memiliki cabang di salah satu mall elit di ibukota.Adriell juga enggak masalah tentang hal itu, yang penting Thea enggak kecapekan saja. Kalau pun sampai sakit, mungkin Adriell orang pertama yang meminta Ashley untuk stop
"Omma ngasih hadiah tiket liburan." kata Adriell tiba-tiba .dengan pelan Thea pun menoleh ke arah Adriell, yang berdiri di ambang pintu, dengan tangan satu yang masuk ke saku celana. Sedangkan satunya lagi memegang dua buah tiket yang di jadiin kipas .Liburan di jam sekolah bukanlah mau Thea. Sebentar lagi mereka akan ujian kenailam kelas, dan absensi mereka cukup banyak yang alpha. Apa lagi alpha selama satu minggu acara nikah kemaren.Walau pun menjadi menantu pemilik sekolah, Thea enggak mau seenaknya sendiri. Apa lagi Adriell juga sudah mulai bekerja, jadi enggak mungkin juga tiket itu akan berlaku."Tiket liburan?" ulang Thea. "Mending tiketnya lo kasih Mami sama Papi aja, kita bentar lagi ujian, terus lo juga kerja. Kayaknya itu tiket enggk bakal berlaku deh Driell." jawab Thea."Kenapa? Ini tiket dari Oma. Tiket honeymoon kita lo nolak? Ini negara gue
"The bangun The."Adriell membangunkan Thea yang tertidur lelap di sampingnya. Apa lagi selimut tebal yang membungkus tubuhnya, hingga menyisakan beberapa helai rambut saja.Mungkin efek cuaca dingin, makanya Thea nyenyak dalam tidurnya. Mungkin Thea belum terbiasa dengan hawa dingin, atau enggak dia alergi dingin. Mengingat cuaca indonesia sangat panas, walau pun dingin tak sedingin disini yang akan turun salju beberapa hari lagi."Apaan sih Driell gue masih ngantuk." jawab Thea dengan suara khas orang tidur.Adriell tersenyum dan menyibakkan selimut Thea. Tapi kembali di tarik lagi oleh Thea hingga menutip kepalanya."The bangun dulu ini jan enam, lo enggak mau Doa Angelus bareng gue?" kata Adriell.Thea yang mendengar kata Doa Angelus pun, langsung bangkit dari tidurnya. Walau selimut itu masih membungkus tubuhnya.&nbs
Seperti hari-hari kemaren Thea bangun setelah Doa Angelus.Ya tadi jam enam dia bangun, lalu berdoa setelah itu dia kembali tidur.Tapi saat tangan kecil Thea meraih kasur sampingnya yang kosong, membuat Thea membuka mata sekaligus.Ranjang sampingnya kosong dan di pastikan Adriell sudah bangun lebih dulu. Dia selalu begitu saat disini, dia bangun lebih awal dan menyiapkan semuanya. Sedangkan dirinya seperti kata Adriell hibernasi enggak bangun-bangun.Cuaca disini tidak terlalu dingin seperti di Los Angeles. Salju pun sedikit hangat, tapi tetap saja bagi Thea ini dingin sekali.Thea bangun dan menatap bantal, yang dia tiduri tadi mengeluarkan bulu-bulu. Ya Thea baru tau kalau di Indonesia bantal berisikan drakon atau kapas. Lah disini malah di isi bulu-bulu yang lembut, dan membuat leher Thea enggak mau pisah dari bantal.Menatap sekeliling, dan enggak ada Adrie