Pagi hari di salah satu sekolah elit swasta di hebohkan dengan beredarnya vidio mesum setengah badan, dengan seragam khas milik golden high school ini. Tapi sayangnya dua orang itu tidak terlihat wajahnya sama sekali. Vidio mesum itu berada di salah satu gedung sekolah ini lebih tepatnya di gudang. Dan mungkin saja si cowok dengan sengaja merekam semua ini.
Bahkan di dalam vidio itu terdengar desahan dan sedikit perdebatan di antara mereka berdua. Apa lagi si cewek yang nampak takut jika ada yang tau soal ini
Suaranya cukup lembut seperti memang sudah biasa melakukan hal itu. Posisi yang membuat mereka berdua sama sama mendesah.
Semua mata setuju pada caption di bawah vidio itu. Disana ada inisial dua nama cewek dan cowok yang sangat di kenal di sekolah ini.
"Ya ampun masa iya mereka sih." guman salah satu murid sekolah ini.
"Tapi ini kan tulisannya gitu, gue pikir dia ini cewek baik-baik lho. Lagian dia juga enggak pernah buat ulah."
"Iyuhh dasar jalang ternyata."
Masih banyak sekali cibiran yang keluar dari murid yang bersekolah disini. Bahkan sampai dua bocah yang baru saja datang, dan melewati koridor sekolah ini langsung mendapat cibiran dari banyak orang.
Banyak yang mencemoh mereka, meremehkan dan juga mencaci maki mereka.
Dasarnya mereka berdua ini gak tau apa yang terjadi. Akhirnya mereka pun hanya diam saja dan terus berjalan ke arah kelas mereka. Masih untung saja mereka sekelas.
Tapi sepanjang perjalanan dari gerbang depan sampai kelas pun, banyak yang terus mencibir mereka. Etah lah kenapa padahal juga gak punya salah .
"Driell mereka kenapa sih lihatin kita kayak gitu?" bisik Thea.
Namanya Anthea Orlien Damara dan juga Adriell Meshach Shuwan.
"Enggak tau." jawab Adriell cuek
Thea mendengus Adriell emang cuek dan gak peduli dengan sekitar. Bahkan apapun yang terjadi dia juga gak peduli, walaupun menyangkut nama dia juga. Katanya sih kabar burung di denger , ntar juga hilang sendiri .
Mendadak Thea jadi ngeri sendiri melihat banyak orang di sini. Apa lagi mereka semua seakan menatap Thea jijik Dan gak percaya.
Lagaian ada apa sih? pikir Thea.
"Ya ampun Thea untung aja elo datang." kata Aqilla heboh dan langsung duduk di depan Thea.
"Ada apaan sih Qil." tanya Thea bingung.
Aqilla menarik nafasnya lebih dulu sebelum berbicara. Dia pun langsung mengambil ponselnya dan memberikan pada Thea.
"lo lihat aja deh, enggak ngerti gue pokoknya."
Thea semakin bingung dia pun meraih ponsel Aqilla, dan menatap satu caption yang membuat mata Thea melebar sempurna.
Di sana tertulis dua orang remaja bersama Anthea Orline Damara dan juga Adriell Mechash melakukan tindakan asusila di gedung Golden high school.
"What apa-apaan ini, berita hoax siapa yang nyebarin." teriak Thea tanpa sadar.
Adriell yang di sampingnya pun langsung mengusap dadanya kaget. Apa lagi Aqilla yang langsung terjingkat kaget dan menatap Thea takut.
"Ini yang mau gue bilang, gue juga gak tau dapat dari anak kelas sepuluh. Gila kaget gue, itu beneran elo apa bukan sih?"
Thea menghembuskan nafasnya kasar, lalu memberikan ponsel Aqilla pada Adriell. Adriell langsung mengambil ponselnya dan menatap apa yang terjadi. Mengingat ini juga menyangkut nama Thea dan juga Adriell di sini.
adriell menatap vidio itu dan juga membaca tulisan besar di bawah vidio itu. Bahkan dengan volume kenceng Adriell mendengarkan suara di dalam vidio itu.
"Eh lo kan bisa kecilin itu suara? Sumpah ya telinga gue gak suci denger suara kayak gitu." omel Thea.
"Gak denger lah, gue gak bawa headset." jawab Adreill dengan mata yang masih fokus menatap vidio itu.
Thea menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya. Apa lagi Aqilla yang langsung menutup telinganya juga, agar tidak mendengar desahan dahsyat di sini.
"Desahannya bikin pengen." kekeh Adriell
Thea melotot apa lagi Aqilla yang mendengar ucapan Adriell. Bahkan dia berucap seperti itu juga tanpa dosa sama sekali. Membuat satu kelas ini kembali berbisik.
"Gue tau otak lo mesum maksimal, tapi please deh Driell itu nama gue di sana."
"Lo pikir nama gue gak ada di sini apa?" jawab Adriell santai.
Oh Ya Tuhan kalau saja dunia ini gak punya hukum, mungkin saat ini juga Thea akan membunuh Adriell di sini.
"Udah deh jangan berantem lo tinggal jelasin apa yang terjadi. Itu vidio benar lo berdua atau engak?" kata Aqilla melerai.
adriell dan juga Thea pun saling pandang, dan tidak ada yang berbicara satu sama lain. Mereka swdang mengingat apa yang terjadi di waktu itu.
*****
Waktu itu sore hari tepatnya sepulang sekolah karena hujan. Thea dan juga Adriell pun masih terjebak dalam sekolah. Akibat tugas dari Bu Diana yang belum selesai.
"Driell hujannya deres banget." kata Thea.
"Ya, terus kenapa?"
"Ya kan tugas kita belum selesai, kita selesaiin aja biar besok gak ada tanggungan."
Adriell menimang dia pun menatap genangam air hujan di depannya. Dia jadi ingat dengan gadis yang duluannya suka sekali dengan suara hujan, yang katanya membuat damai dan membuat pikirannya tenang. Tapi sayangnya orang itu telah pergi. Dan mungkin Adriell juga gak mungkin bisa bertemu dia lagi.
"Yaudah ayo." jawab Adriell.
Thea mengangguk semangat dia suka sekali dengan hal ini. Kalau tugas mereka selesai itu tandanya weekend besok dia bisa rebahan sepuasnya di rumah, atau tidak dia bisa pergi ke mall bersama dengan Aqilla seharian.
Adriell mengajak Thea ke arah perpus. Tapi saat melewati gudang, gang tak terpakai tiba-tiba saja Adriell menghentikan langkahnya dan menajamkan Pendengarannya.
"Kenapa Driell?" tanya Thea pelan apa lagi melihat Adriell yang nampak aneh.
"Ini suara apaan sih?"
Thea diam dan menajamkan telinganya, bahkan dia sampai menyibakkan rambutnya agar terdengar jelas suara itu.
Dan benar saja suara itu cukup dekat dan sangat jelas di telinga Thea. Bahkan kaki Thea dan juga Adriell pun, melangkah tanpa sadar ke arah pintu gudang di dekat mereka.
Sampainya di dekat jendela Thea yang lebih dulu mengintip. Matanya melebar begitu saja sampai dia pun menarik Adriell agar berjongkok di sampingnya.
"Apaan sih lo main tarik aja." bisik Adriell.
"Gimana gue gak narik lo, itu kakak kelas kita lagi enaena di sana." jawab Thea berbisik pula.
Adriell sempat tersedak ludahnya sendiri. Dia pun berdiri perlahan, dan menatap jendela kaca dan membulatkan matanya.
Benar kata Thea, disana ada kakak kelas yang sedang melakukan asusila di gedung sekolah dengan santainya. Cuaca sangat mendukung makanya setan dimana-mana.
"Gila , kita kabur aja Driell." kata Thea lagi.
"Kenapa kabur sih? Seru tau."
"Dasar sinting kalau elo gak mau pergi, gue aja yang pergi lo di sini aja."
Thea berdiri tapi tak sengaja dia menabrak tong sampah, hingga mengelinding dan menimbulkan suara.
Langsung saja akibat gerakan kecil Thea, aktivitas kakak kelas itu pun terhenti, dan langsung keluar gudang.
"Heh lo berdua --" seru seseorang.
Thea maupun Adriell pun menoleh kebelakang, dan menatap dua kakak kelas yang baru saja keluar dari gedung itu. Wajah si cewek memerah malu sedangkan satunya nampak biasa saja. Seolah ini udah makanan sehari-hari buat dia.
"Ngapain lo di situ?" tanyanya.
"Numpang lewat tadi nyariin cincin, kenapa?" jawab Adriell cuek, dan seakan dia sedang mencari cincin yang dia maksud.
Kedua kakak kelas itu pun mengangguk, lalu dua orang itu pun langsung melongos pergi. Setelah menatap name tag di seragam mereka.
Adriell tau itu seragam Golden High School, tapi perasaan sejak masuk ke sini Adriell belum pernah melihat mereka berdua di sini. Atau mungkin Adriell anak baru makanya dia belum hafal wajah semua murid disini.
"jadi ini bukan lo berdua kan?" kata Aqilla memastikan.
Thea mendengus, "Ya engak lah, gue masih inget banget wajah mereka berdua dan itu bukan gue." jawab Thea
"Kalau tau gini mending sore itu gue ikutan join, kan lumayan pas ujan lagi cuaca mendukung banget." sahut Adriell.
Mendengar kata Adriell yang horor pun, membuat Thea langsung memukul mulut Adriell agar terdiam sesaat membahas tentang hal hal yang fana.
"Thea, Adriell lo di panggil kepala sekolah." kata Kiran murid kelas ini juga.
Oke masalah cepatlah berlalu. Batin Thea.
*****
Setelah dari ruang kepala sekolah Thea memutuskan untuk pulang kerumah. apa lagi tadi dia sempat di ceramahi panjang lebar akibat sebuah vidio itu yang menyeret namanya.
Thea semakin bingung dia takut kalau kedua orang tuanya akan marah akan hal ini. Padahal dalam vidio itu bukanlah dirinya. Tapi walau pun ngeyel kayak apapun, yang namanya gak ada bukti tetap saja Thea kalah di sini. Apa lagi Adriell juga gak ada bukti sama sekali. Kalau pun ada saksi mata mungkin nama baik mereka masih bisa di perbaiki.
Sampainya di depan rumah Thea pun masuk ke dalam dengan langkah lunglai. Ya Tuhan masalah apa lagi ini tadi kenapa nama dia di seret seret sampai sini.
"Thea."
Suara barito itu membuat Thea menghela nafasnya berat. Dengan terpaksa dia pun langsung berjalan lunglai menuju ke arah papinya.
"Thea tau papi mau marah kan sama Thea soal vidio itu. Sebelum papi marah, Thea mau ngomong dulu sama papi." kata Thea lebih dulu saat tau papinya ini mau bilang sesuatu.
Jonny diam seakan menunggu ucapan Thea saat ini. Walaupun tadi dia juga kaget melihat vidio yang di kirimkan oleh kepala sekolah di sekolah Thea. Apa lagi vidio itu tentang vidio asusila, harusnya tadi Jonny datang. Tapi karena Jonny ada kerjaan membuat dia tidak bisa datang ke sekolah. Dan meminta pada kepala sekolah untuk mempulangkan Thea lebih awal.
"Itu vidio bukan Thea yang disana dan juga bukan Adriell tapi kakak kelas Thea. Dan gak tau namanya siapa. Pas itu Thea dan juga Adriell ada disana kok, kita lagi ngerjain tugas. Tapi gatau kenapa vidio itu nyebar atas nama Thea sama Adriell."
"Itu yakin bukan kamu sayang?" tanya Damara lembut.
"Iya mi bukan Thea kok."
"Tapi vidio itu udah nyebar, dan semua orang juga udah tau. Apa lagi nama kamu disana." kata Jonny pasrah.
Thea menunduk dia juga salah kenapa juga waktu itu ngajakin Adriell ke perpus. Dan harus lewat gudang itu padahal dia kan bisa lewat tangga lainnya. Mungkin kalau enggak lewat sana kejadian ini enggak mungkin terjadi.
Jonny memijat pelipisnya pusing bagaimana pun hal ini harus di luruskan. Enggak mungkin akan begini terus. Lagian Jony juga percaya jika itu bukanlah Thea dari postur tubuhnya saja Jonny hafal. Hanya saja dia enggak punya bukti, untuk membuktikan jika itu bukanlah Thea anaknya.
Ketukan pintu membuat Jonny maupun Damara menoleh. Damara yang lebih dulu berdiri dari duduknya dan menuju pintu depan.
"Selamat siang." sapanya
"Siang, maaf siapa ya?" ucap Damara sopan.
"Saya Dimas teman Jonny. Apa Jonny ada? Saya sudah membuat janji dengan beliau."
Damara mengangguk dia pun langsung mempersilahkan dimas dan juga istrinya, mungkin juga anaknya masuk ke dalam rumah dan di giring ke ruang tengah.
"Akhirnya kamu datang juga." kata Jonny memeluk Dimas sahabatnya ini.
"selalu , apa lagi masalah anak kita."
jonny mengangguk membenarkan ucapan Dimas . dia teman Jonny saat SMA, bahkan berteman baik. Dan sekarang bekerja sama di bidang properti. Apa lagi Dimas memiliki sekolah swasta penurunan dari papanya.
"Oke , kita bahas aja kapan mereka akan menikah." kata Jonny tiba-tiba.
Thea yang mendengar kata menikah pun, langsung mendongak menatap papinya tidak percaya. Siapa juga yang mau nikah lagian Tjea masih pengen sekolah, dan menikmati masa muda Thea sampai dia bosan.
"Secepatnya," jawab Dimas. "Nama baik taruhannya Jon, dan kita juga harus bisa menghapus vidio itu dari akun sosial media." lanjutnya.
"Pap---".
Thea ingin protes tapi di urungkan, saat dia menatap Adriell yang duduk di dekat sang mami. Mata Thea semakin melebar sempurna. Oke fiks ini gak adil dan jangan bilang kalau Thea harus menikah dengan Adriell akibat insiden ini.
"Papi itu kan bukan Thea ngapain juga Thea harus nikah?" protes Thea akhirnya.
"Dengerin Thea mi, Adriell juga gak mau nikah." sahut Adriell yang sependapat dengan Thea.
"Kalian mau di cap yang gak bener di sini. Vidio itu atas nama kalian sayang. Kalau kalian gak nikah mau jadi apa. Lagian vidio itu juga udah meluas dan gak mungkin kalau kalian gak nikah." jelas Maria.
"Tapi Tante kita bakal cari tau kok siapa pelakunya, tapi gak usah menikah." kata Thea memohon.
Maria menggelengkan kepalanya, "Maaf ya sayang, tapi kalian harus tetap menikah."
Swketika itu juga bahu Thea merosot. Dia mendesah kecewa lalu menatap Adriell, meminta agar cowok itu memberi pembelaan atas hal ini, dan membatalkan pernikahan mereka saat ini juga.
Ini bukan ulah mereka, dan mereka hanya korban tapi kenapa kecipratan getahnya juga .
TBC.
.Hihihi pertama kali nulis disini. Jangan lupa vote dan komen ya
Sore itu, sore dimana Thea dan juga Adriell melangsungkan pertunangan. Ya sore itu dalam keadaan Thea yang kacau, kedua orang tua mereka pun memaksa Thea dan juga Adriell tukar cincin. Dan mereka akan menikah satu minggu lagi .Dan sekarang lihatlah, Thea di kurung di dalam kamar, dan tidak di perbolehkan keluar sebelum mereka menikah.Bukan masalah di pinggit atau apapun itu. Media sedang mengincaar dia dan juga Adriell. Untuk klarifikasi soal Vidio mesum Thea dan juga Adriell yang lagi gencar.Padahal mereka tidak melakukan apapun, Thea masih ingat kok wajah kakak kelas yang melakukan hal itu. Tapi kenapa malah Thea yang di suruh nikah sih. Harusnya mereka yang melakukan hal itu yang di nikahkan, bukan Thea dan juga Adriell.Harusnya kan mereka semua mencari tau kebenaranya dulu, enggak langsung tergesa-gesa dan langsung nikah begini. Kan sayang masa muda T
Thea menatap banyak orang yang berlalu lalang di rumahnya. Mereka semua pada mendirikan panggung kecil di belakang rumah, padahal taman ini tidak terlalu lebar. Di tambah lagi ada kolam renang yang akan di hias dengan lilin, dan juga tulisan yang mengambang di atas air.Tinggal tiga hari lagi mereka akan menikah setelah itu— Ya Tuhan rasanya Thea belum siap. Dia ingin kabur dari rumah tapi kalau pun kabur, masalah tidak akan selesai yang ada malah tambah parah.Helaan nafas keluar dari mulut Thea. Dia pun bangkit dari meja makan dan ingin menuju kamar. Tapi langkahnya terhenti saat melihat pendeta datang kerumahnya."Selamat pagi Pak Daniel". sapa Thea sopan."Selamat pagi Thea, sudah siap?"Thea mengangguk dia pun menatap pintu yang terbuka. Dan Adriell yang baru saja datang dengan muka bantalnya. Mngkin dia baru saja bangun tidur dan langsung datang ke sini.&n
Hari-hari di lalui Thea dengan berat. Hari pernikahan dia semakin dekat, dan di pastikan dia merasa gugup saat ini.Dia memang masih sering bertemu dengan Adriell bahkan hampir setiap hari. Pagi dia pelajaran pernikahan, siang sedikit Thea hanya akan rebahan di kamar tanpa keluar kamar. Makan aja di kirim ke kamar enggak boleh keluar kamar sama sekali.Bosan.Tentu saja iya, dia cukup bosan jika hidup hampir satu minggu begini begini terus. Keluar juga dia bareng Aqilla, mungkin ke mall atau ke taman hanya sekedar menghibur hati. Walaupun nanti endingnya sama, dan enggak akan merubah nasip Thea.Seperti siang ini demi mengasamkan pikiran, Thea pun memilih pergi ke salah satu mall seorang diri.Aqilla sedang sekolah dan Adriell udah di pastiin kalau dia sedang tidur, kayak orang mati susah di bangunin dan harus teriak dulu baru dia bangun.Bayangin
Dengan gaun putih bersih dan juga kain fiel yang di buka, Thea pun turun dari mobil. Hari ini adalah hari dimana dia akan mengucap janji suci di hadapan Jesus. Bisa saja Romo di panggil ke rumah dan mereka melangsungkan janji suci, tanpa harus kegereja. Tapi Thea tidak mau, dia ingin datang ke greja dan meminta restu kepada Tuhan untuk memberkati pernikahannya.Seperti kali ini Thea di himpit oleh kedua orang tuanya dan juga kedua saksi. Jangan lupakan Aqilla yang berjalan di belakang Thea saat ini. Thea pun digiring masuk dan di depan pintu greja, disana sudah Adriell yang berdiri dengan gagahnya, dengan baju putih polos tanpa warna. Dari atas hingga bawah pun warna sama. Sama-sama putih, Thea baru tau kenapa Adriell ngotot ingin pernikahannya berwatna putih. Dia ingin pernikahannya sakral dan seperti di negeri dongeng, bahagia untuk selamanya.Dia tersenyum dan hal itu mampu membuat Thea gugup. Bahkan kalau saja tangan Da
Thea menatap cowok di sampingnya yang masih terlelap. Mungkin karena capek mengingat acara semalam sampai jam 12 malam. Di tambah lagi Thea dan juga Adriell harus berdebat dulu, masalah kamar dan juga malam pertama.Malam itu----Setelah acar selesai Adriell dan juga Thea masuk ke dalam kamar Thea. Tentu saja hal itu langsung membuat Thea menatap Adreill heran."Lo mau ngapain?" tanya Thea heran."Ngapain gimana maksud lo?" jawab Adriell bingung."Maksud gue lo mau ngapain masuk ke kamar gue. Gue kan mau ganti baju." jelas Thea dam membuat Adriell menghela nafasnya kasar.Ini orang lupa apa sih sampai masuk kamar aja harus di tanya ngapain? Pikir Adriell."Lo pikir gue juga enggak ganti baju apa? Gue juga mau ganti baju terus tidur." jawab AdriellThea melonggo dia
Hari pertama setelah menikah Thea harus bangun pagi menyiapkan sarapan, seragam sekolah miliknya dan juga milik Adriell. Memasukan beberapa buku ke dalam tas miliknya dan juga milik Adriell.Lalu Thea pun masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi lebih dulu. Setelah itu membangun Adriell yang tidurnya udah kayak kebo, susah di bangunin."Driell bangun udah pagi." ucap Thea sambil mengoyangkan tubuh Adriell untuk terbangun.Adriell yang merasa tergangu dalam tidurnya pun, menepis tangan Thea dan menarik selimut tebalnya agar menutup tubuhnya.Thea berdecak sebal dia juga tidak tinggal diam. Dia pun langsung menarik selimutnya dan mencubit pipi Adriell."Sakit The, apaan sih lo main cubit aja." dumel Adriell dengan mata tertutup."Bangun makanya, enggak bangun gue cubit lagi nih pipi lo."Adriell mendengus dengan mata t
"Lo belum cerita sama gue The soal malam itu." kata Aqilla.Siang ini setelah jam istirahat yang pertama Aqilla dan Thea pun, berada di taman belakang sekolah ini. Mereka tidak pergi ke kantin, yang katanya Thea lagi malas aja ke kantin yang nampak ramai.Dia di sini duduk menghadap lapangan basket sekolah ini, sambil menatap Gio yang sedang bermain basket dengan teman-temannya.Thea tersenyum saat dia pertama kali bertemu dengan Gio. Saat dia mengikuti MOS dan meminta tanda tangan kapten basket sekolah ini.Waktu itu Gio juga menyuruh Thea bernyanyi di hadapan Gio, kalau dia ingin tanda tangan dari Gio.Dan mau engak mau, dengan suara fals Thea pun bernyanyi lagu dari mata turun ke hati. Thea pikir Gio akan mencemoh atau menghina suaranya. Tapi dia malah memuji suara Thea yang katanya bagus dan merdu.Dia baik hati saat semua anak di hukum
Setelah Doa Pagi Thea dan juga Adriell pun langsung menuju meja makan. Setelah sarapan mereka langsung berangkat ke sekolah.Setelah menikah tidak banyak yang di lakukan oleh Thea. Dia hanya makan, tidur dan bekerja seperlunya saja, tanpa harus mengurus rumah dan masak. Yang terpenting kebutuhan Adriell terpenuhi.Adriell juga sekarang udah bekerja di kantor Papi nya sebagai staff magang. Tapi yang setiap bulan di gaji. Walau pun anak, tapi Adriell mau memulai dari nol. Tidak langsung jadi CEO atau manager di perusahaan sang Papi.Thea mendukung dia juga kadang jualan online, untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Apa lagi dia mengambil barang semua dari toko baju Maminya, yang memiliki cabang di salah satu mall elit di ibukota.Adriell juga enggak masalah tentang hal itu, yang penting Thea enggak kecapekan saja. Kalau pun sampai sakit, mungkin Adriell orang pertama yang meminta Ashley untuk stop