Share

Nyaman

Penulis: Sehunata
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-24 00:44:37

Darius memasuki area restoran di hotelnya dan melihat sahabatnya, Moreno Nugraha, duduk menghadapnya sembari menyesap kopinya. 

Darius teringat kejadian beberapa hari lalu setelah acara dinner party Perusahaannya dan kembali merasa bersalah, namun kelihatannya Moreno yang terlibat masalah pada malam itu terlihat biasa saja. 

Moreno menangkap sosok Darius dan melambaikan tangan padanya. Darius menarik napas dalam lalu menghampiri Moreno.

"Hai, Bro," sapa Moreno ringan.

Angga yang melihat bosnya datang segera menyediakan kopi Vietnam Drip yang biasa diminum Darius jika ada meeting di restorannya.

"Tumben ada di Jakarta," sapa Darius.

"Biasa... Dipanggil meeting. Tapi habis ini juga gue balik ke Trawangan." Moreno teringat seseorang saat mengatakannya dan menyematkan senyum tipis.

"Kok buru-buru amat?" tanya Darius. Dia melambaikan tangan sebagai isyarat terima kasih pada Angga yang menyajikan kopinya.

"Ada yang harus diurus disana," jawab Moreno sambil tersenyum.

Darius menatap sahabatnya yang terlihat berseri-seri itu. "Lo lagi jatuh cinta?"

"Hah? Siapa? Gue?" tanya Moreno. Senyumnya masih mengembang di wajahnya.

"Lo senyam senyum kek gitu. Sebelum kesini lo abis 'main', ya?" cibir Darius.

Moreno terbahak. "Gue nggak segila itu, anjir!" 

Darius terkekeh kemudian menyesap kopinya.

"Apa kabar sekretaris lo?" tanya Moreno iseng.

"Lagi cuti dia," jawab Darius muram. "Hhhhhh... Ck... Gue masih ngerasa nggak enak sama dia."

Moreno terkekeh. "Gue sih enak-enak aja."

Darius melemparkan tatapan tajam. Moreno hanya nyengir lebar.

Darius dan Moreno kemudian terlibat percakapan mengenai bisnis dan rencana mereka untuk membuat bisnis baru diluar perhotelan. 

namun, ditengah percakapan Moreno tiba-tiba teringat dengan seseorang.

"Bro, kayaknya gue mesti cabut sekarang," potong Moreno kerika Darius sedang berbicara. "Gue lupa ada janji."

"Ooh... Oke..." 

Moreno bangkit lalu melambaikan tangan pada Darius dan berbalik menuju lift.

Moreno mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi sebuah nomor.

❤️❤️❤️

Arsyila merasa mulai bosan dengan suasana "liburan"nya. Dia memutuskan untuk bersepeda sambil mencari inspirasi untuk makan malamnya.

Arsyila berhenti di sebuah resort besar yang sedang mengadakan cocktail & BBQ party. Setelah memarkir sepedanya, dia masuk ke area restoran resort yang terbuka dan membayar untuk masuk. Arsyila mulai dengan menyantap makanan hingga kenyang lalu duduk di meja kayu dengan bangku tinggi yang menghadap pantai. 

Perasaan tenang namun sepi mengisi hatinya. Arsyila berpikir apa besok dia pulang saja?

"Hai, sendirian?" Seorang lelaki menghampirinya sembari menaruh segelas wine di depan Arsyila. "Gue juga sendirian, nih. Temenin gue minum?" 

Cowok itu tersenyum ramah yang menampilkan lesung pipi disebelah kiri. Arsyila memang pemuja pria tampan, tetapi dia tidak mudah jatuh untuk sebuh senyuman.

"Thanks, tapi gue nggak minum," jawab Arsyila.

"Oh, it's okay. Biar kupanggil waiter untuk digantin cola." Cowok itu memanggil waiter dan meminta segelas cola meskipun Arsyila menolaknya.

Duh, gimana caranya biar ini cowok pergi, ya?, batin Arsyila. Dia merasa risih namun tetap menanggapi cowok itu dengan ramah.

"Lo dari Jakarta?" Tanya cowok itu. 

Arsyila mengangguk.

"By the way, gue Chandra." Cowok itu mengulurkan tangannya.

Arsyila menerimanya dengan ragu, "Syila." 

Chandra lebih banyak membuka percakapan dengan Arsyila, namun gadis itu hanya menjawab seperlunya sebagai formalitas. Saat ini dia sedang nggak mood untuk beramah tamah dengan orang baru. Dia hanya ingin makan, bengong sendirian, pulang ke hotel, tidur.

"Eum, maaf Chandra, kayaknya gue harus balik ke hotel," Arsyila memotong Chandra yang sedang menceritakan kisah sukses coffee shop-nya di Jakarta.

"Oh, kalau gitu gue antar."

"Ng-nggak usah, gue bisa sendiri."

"Kata siapa sendiri?" Sebuah suara tidak asing membuat jantung Arsyila melonjak dan spontan menoleh. 

Moreno.

Moreno tersenyum miring sembari menghampiri Arsyila. "Sorry, gue telat." Moreno berdiri di sebelah Arsyila dan memeluk pinggang perempuan itu.

"Dan mas adalah...?" Moreno bertanya pada Chandra.

"Oh, gue Chandra. Tadi Syila kelihatan bengong sendiri jadi gue temenin." Chandra nampak salah tingkah. "Okay then, gue pamit. Bye Syila."

Arsyila hanya mengangguk sambil tersenyum.

Moreno memandang Arsyila tajam tanpa melepas tangannya dari pinggang Syila.

"Minum-minum sendirian, terus ditemenin cowok asing? Mau ngulang kejadian tempo hari?" Sindir Moreno.

Arsyila melotot. 

"Kalau mau minum ayo, gue aja yang temenin," kata Moreno lagi.

"Ih, you wish!" Gerutu Arsyila sembari memalingkan wajahnya yang memerah dari Moreno.

Moreno tersenyum. Dia melepaskan tangannya dan duduk di tempat Chandra sebelumnya. Moreno mengambil gelas wine Arsyila dan menyesapnya perlahan.

"Hmm, lumayan," gumam Moreno pada gelas wine-nya. "Lo nggak kepo gue kemana seharian ini?"

"Pengen banget gue kepoin?" Tanya Arsyila sarkas.

"Yaa... Kali aja lo kepo dan nyariin gue."

"Ckckck... Lo bisa-bisanya sih kepedean kayak gitu?" Desis Arsyila. 

Moreno terkekeh.

"Gue tadi ketemu Darius," ujar  Moreno. "Tapi tenang... Gue nggak ngasih tahu dia kalo lo di sini."

"Oh, lo mau gue ngucapin terima kasih?" Cibir Arsyila.

Moreno terkekeh. "Gue laper, nih."

"Ya... Makan sana."

"Temenin gue makan di hotel gue aja." Moreno menarik tangan Arsyila keluar dari restoran yang hiruk pikuk. "Disini terlalu berisik."

"Eh... Sepeda..." Arsyila berhenti seraya menunjuk sepedanya.

Moreno berbelok untuk mengambil sepeda. Dia menaiki sepeda dan mengisyaratkan agar Arsyila duduk di boncengan belakang. Dengan terpaksa Arsyila duduk di boncengan dengan memegang baju belakang Moreno.

Moreno melajukan sepedanya dan selang setengah jalan, sepedanya menginjang batu kerikil besar yang mengakibatkan oleng, namun Moreno dapat menahan agar sepedanya tidak jatuh.

Arsyila memukul punggung Moreno. 

"Bisa naik sepeda nggak, sih?" Omelnya. Jantungnya seperti mau terlempar saking kagetnya.

"Sorry, sorry... Gelap banget jalanannya jadi nggak kelihatan ada batu," kata Moreno. "Pegangan lagi." Dia menggowes pedal dan membawanya dengan perlahan menuju hotel miliknya yang malam ini terlihat tenang.

Arsyila melompat turun dari boncengan masih dengan jantung yang berdebar kencang.

"Kenapa melototin gue?" Tanya Moreno saat menghadapi Arsyila setelah memarikir sepeda.

"Masih jantungan, nih!" Dumel Arsyila. 

Moreno terkekeh. Dia merangkul Arsyila masuk ke hotel dan menuju restoran.

"Vin, minta bir, lime cocktail, sama pizza dua," Moreno memesan pada waiter yang mengekorinya.

"By the way, gue langsung ke kamar, ya. Capek." Pamit Arsyila.

Moreno menahan tangannya. "Temenin gue makan sebentar, ya. Hm?"

Arsyila mendengus lalu duduk di kursi samping cowok pemaksa itu. Entah kenapa Arsyila tidak terlalu keberatan menemani Moreno. Justru dia merasa senang karena tidak harus menghabiskan sisa malam ini sendirian dengan bengong.

"Bir dan cocktail. Gue air mineral aja," kata Arsyila begitu minuman dihidangkan.

"Jangan khawatir. Ada gue disini," sahut Moreno kalem.

"Justru karena ada lo," gerutu Arsyila. Moreno yang mendengarnya hanya tersenyum tipis.

Moreno menggeser gelas cocktail ke depan Arsyila. "Cuma cocktail... Nggak berasalah..."

Arsyila menghela napas tapi tetap menyesap minuman itu. Beberapa kali dia mendapati Moreno sedang memandanginya, jadi dia pura-pura sibuk dengan ponselnya. 

"Lo udah lama kerja sama Darius?" Moreno membuka percakapan.

"Lumayan."

"Nggak kepengen coba pengalaman di tempat lain?" Tanya Moreno. "Jadi sekretaris gue gitu misalnya."

"No, thanks." Arsyila menjawab cepat. 

Moreno tersenyum geli. "Lo tahu? Gue nggak pernah sepenasaran ini sama cewek."

Arsyila mengangkat pandangan memandang Moreno yang begitu tampan meskipun dengan cahaya temaram. 

"Tapi lo, selalu bikin gue penasaran."

"Why?" Tanya Arsyila bingung. Perasaan dia biasa-biasa aja. Moreno pun pernah "mencicipinya" dua kali. Jadi apa yang bikin penasaran?

"Nggak tahu. Mungkin lo unik." Moreno bersandar dan menyilangkan tangan di depan dada sembari matanya menilai Arsyila.

"Unik... Unik... Memangnya gue barang langka?" Semprot Arsyila.

Moreno terkekeh. "Hmm... Ini... Belum ada cewek yang galak sama gue kayak lo."

Arsyila mencibir.

"Gini aja, deh..." Moreno menautkan kedua tangannya di atas meja. "Gimana kalau kita coba saling terbuka? Mungkin setelah saling mengenal gue akan ilfil dan menjauh dari lo. Atau, lo yang akan semakin tertarik sama gue."

"Dih... Kepedean banget lo..." Arsyila hampir tak percaya dengan kepedean Moreno. "Ilfil sekarang aja... Gue nggak keberatan. Hush... Hush..."

Moreno menatap tajam Arsyila sembari tersenyum usil. "Kenapa? Lo takut?"

"Takut apa?"

"Takut kalo nantinya lo jatuh cinta sama gue?" 

Arsyila melotot. "Astaga lo kepedean banget. Asli!"

"So?"

Arsyila menyesap cocktailnya banyak-banyak untuk meredam emosinya. "Terserah lo aja, deh. Gue ngomong apa juga lo tetep bakal maksa."

Moreno tersenyum lebar. "Oke. Untuk mensahkan kerjasama kita, we need a seal for it."

"Seal?"

Moreno menarik belakang kepala Arsyila hingga bibirnya bersentuhan dengannya.

Sehunata

Haloooo... Bab baru setelah signed contract. Yeaaayyyy~ Hopefully you like this story guys! Please support me... Thank you so much

| 1

Bab terkait

  • Mistake in One Night   Let it Flow

    Arsyila mendorong badan Moreno agar bisa melepaskan diri dari ciumannya. Arsyila melotot pada Moreno yang hanya tersenyum jahil. "Lo... Benar-benar, ya!" Ujar Arsyila frustasi. "Seenaknya banget!" "Syil, just let it flow, okay?" Kata Moreno santai. "Let it flow gundulmu!" Maki Arsyila yang membuat Moreno terbahak. Perempuan ini menarik, batin Moreno. Entah kenapa gue betah berada di dekatnya. Moreno meneguk minumannya yang baru saja dihidangkan. Begitu pun dengan Arsyila yang menyedor habis minumannya. "Jadi? Bagaimana dengan tawaran gue?" Tanya Moreno. "Just forget it!" Arsyila mendesis kesal. Entah kenapa dia tidak bisa benar-benar kesal karena Moreno tiba-tiba menciumnya. Justru dia merasa senang? Astaga... Yang benar saja Arsyla! Lo padahal nggak minum alkohol, masa mabok, sih?, Arsila memaki dirinya dalam hati. Moreno memandanginya sambil tersenyum.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • Mistake in One Night   Seenaknya!

    Arsyila sudah siap berangkat ke kantor. Dia sudah rapi, cantik, dan wangi. Namun, sudah lebih dari setengah jam dia mondar mandir depan pintu apartemennya, menimang apa dia perlu ke kantor untuk bekerja atau tidak. Peristiwa seminggu lalu yang menyebabkan keributan antara dirinya dan Pak Bos membuatnya malu. Terlebih dia kabur selama seminggu dan tak memberi Darius kabar kecuali pemberitahuan cutinya. "Aduh gimana ini? Ke kantor atau enggak?" Arsyila berbicara pada pintu kayunya. "Kalau enggak ke kantor, gue masih butuh gaji. Kalo ke kantor, gue kok nggak punya muka depan Pak Darius?" Arsyila menghela napas dan menjitak kepalanga sendiri. "Udahlah... Duit lebih penting dari rasa malu. Rasa malu nggak bisa bayar biaya hidup gue bulan depan." Arsyila mengangguk yakin. "Semangat!" Arsyila membuka pintu dan dengan yakin berangkat ke kantor. *Darius sudah berada di ruangannya ketika Arsyila tiba. "Mbak Dety," Arsyila memanggil office boy yang k

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Mistake in One Night   Hati dan Logika

    Arsyila keluar lift dengan perasaan bimbang. Dalam hidupnya, dia belum pernah sebimbang ini. Memutuskan sesuatu Arsyila selalu penuh keyakinan, yes is yes, no is no. Tapi kali ini Arsyila tidak tahu harus memutuskan apa. Padahal pilihannya hanyalah ikut Moreno pergi atau tidak.Please, Syila... Apa susahnya sih kekeuh bilang nggak?, pikir Arsyila.Tapi ini Moreno yang ngajak..., hati Arsyila menyahut.Ya terus kenapa kalo Moreno???,otak Arsyila lagi-lagi mencoba membantah.Tetap aja dia cowok seenaknya yang nggak tahu malu!Biar gitu dia kan tanggungjawab di deket lo... Lagian Moreno ganteng dan kaya. Ngapain, sih, capek-capek nolak cowok sesempurna itu?,hati Arsyila menyuguhkan fakta tentang Moreno.Ting.Lift berdenting dan berhenti di lantai lobby.Arsyila tersadar dari lamunannya. Dia mencubit lengannya sendiri agar segera sadar."Arsyila.. 

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • Mistake in One Night   Next time

    Arsyila membuka matanya karena merasa kakinya keram tertindih sesuatu. Dia mencoba membiasakan matanya dengan kondisi ruangan yang masih remang-remang.Sebuah gerakan kecil membuat kesadarannya utuh; sebuah tangan memeluk pinggangnya dengan erat dan sebuah napas terasa di tengkuknya.Arsyila menoleh dan melihat Moreno masih tertidur pulas. Jantung Arsyila berdebar saat ingat kejadian semalam. Rasanya dia ingin menggali tanah dan mengubur dirinya sendiri karena malu. Semalam dia tidak mabuk tapi mengajak Moreno untuk bercinta!Apa kata dunia?"Good morning." Moreno terbangun dan menyapa Arsyila yang sedang melotot memandangi langit-langit kamarnya."Err... Good morning..."Moreno mengecup sekilas pipi Arsyila lalu mengeratkan kembali pelukannya dan memejamkan matanya."Jam berapa sekarang?" Tanya Moreno.Tangan Arsyila mencari ponselnya yang entah dimana."Lepas dulu, Ren, gue cari hp dulu," pinta Arsyila.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-07
  • Mistake in One Night   Pillow Talk

    Arsyila dan Moreno kini berada di supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan dan camilan. Mereka berencana untuk seharian marathon menonton serial Netflix."Syila, lo suka daging bagian mana?" Moreno bertanya saat mereka melewati bagian daging.Arsyila menatap deretan daging yang berada di dalam pendingin itu lalu menjawab, "gue suka semua jenis daging. Kenapa?""Lo belum ngerasain steak buatan gue, kan?""Lo bisa masak steak?" Arsyila bertanya sanksi.Moreno menyeringai dan melangkah menuju bagian daging yang hendak dibelinya. Arsyila hanya memandangi punggung Moreno dengan desiran aneh di dadanya.Kenapa sekarang gue sama dia jadi kelihatan seperti pengantin baru? Belanja groceries bareng di supermarket dengan seorang Moreno Nugraha?,Arsyila membatin. Apa gue biarkan aja semua ini mengalir tanpa memikirkan apapun? Logika dan hati nggak akan pernah bertemu. Seringkali saat logika lo berkata 'tidak', hati lo ju

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-18
  • Mistake in One Night   Persiapan

    Arsyila mencabut diska lepas dari laptop dan bergegas masuk ke ruangan Direktur Utama sekaligus anak dari pemilik Irdham Hotel & Resort, sebuah grup perusahaan hotel mewah yang tersebar di kota besar di Indonesia, yang telah menjadi atasannya sejak tujuh tahun lalu.Arsyila mengetuk pintu kaca ruangan Darius Irdham tiga kali untuk memberi tanda bahwa dia datang kemudian membuka pintu tersebut."Pak Darius, ini file yang Bapak minta," ujar Arsyila seraya menyerahkan diska lepas miliknya pada atasannya yang masih muda itu. Usia Darius dan Arsyila hanya terpaut lima tahun."Makasih, Syil."Arsyila hendak pamit ketika Darius menoleh padanya, "sebentar.""Ya, Pak?""Untuk acara dinner party nanti malam aman? Tamu-tamu VIP sudah dikonfirmasi hadir?" Tanya Darius."Sudah, Pak," jawab Arsyila. "List tamunya sudah saya taruh di meja Bapak tadi pagi." Arsyila menghampiri meja Darius dan mencari kertas yang dimaksud dalam tumpukan berkas di

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Mistake in One Night   Dinner Party

    Jam enam kurang lima belas para tamu telah berdatangan, termasuk tamu VIP yang berasal dari kolega keluarga Irdham, para pengusaha hotel, dan para pejabat pemerintahan.Arsyila muncul lima menit kemudian bersama Darius. Perempuan itu mengenakan lace navy dress dengan lengan sepanjang siku dan leher sabrina dipadukan dengan sepatu high heels 9 cm berwarna senada. Sementara Darius mengenakan setelan jas mahal berwarna navy dengan kemeja biru muda tanpa dasi.Siapapun yang melihat keduanya pasti setuju kalau pasangan Bos dan sekretaris itu sangat serasi. Namun sayang Arsyila selalu menekankan bahwa hubungannya dengan Darius hanya sebatas profesionalisme kerja.Sementara Darius sebenarnya tidak keberatan jika dapat memiliki hubungan lebih dengan Arsyila walaupun dia sudah memiliki tunangan."Siapa saja yang sudah hadir, Syil?" Tanya Darius begitu keluar lift.Arsyila menyebutkan nama-nama yang dilaporkan Angga padanya."Hmmm... Nanti i

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Mistake in One Night   Gara-Gara Alkohol

    Suara bel yang berulang kali ditekan dari luar tidak juga membangunkan dipemilik kamar. Keributan pun beralih pada ponsel yang selalu diatur dalam volume cukup tinggi agar dapat segera cepat tanggap bila ada keadaan darurat.Arsyila mendapatkan kesadarannya dan seketika rasa sakit menghantam kepalanya. Arsyila mengerang sambil tangannya berusaha menggapai ponselnya di nakas.Tanpa melihat nama penelepon, dia sudah tahu siapa yang menghubunginya pagi-pagi begini dari suara ringtone yang dia atur khusus untuk Pak Bos Darius Irdham."Halo, Pak," Arsyila menjawab dengan suara parau."Saya tahu kamu di dalam. Buka pintunya." Suara Darius terdengar tenang namun tajam."Hm? Ada apa ya, Pak?" Tanya Arsyila sambil menjambaki rambutnya untuk mengurangi rasa sakit yng menghantam kepalanya.Darius berdeham. "Syila, dengar. Kamu coba buka mata perlahan dan jangan berteriak.""Hah?" Arsyila yang tidak paham ucapan Darius mencoba membuka matanya per

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02

Bab terbaru

  • Mistake in One Night   Pillow Talk

    Arsyila dan Moreno kini berada di supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan dan camilan. Mereka berencana untuk seharian marathon menonton serial Netflix."Syila, lo suka daging bagian mana?" Moreno bertanya saat mereka melewati bagian daging.Arsyila menatap deretan daging yang berada di dalam pendingin itu lalu menjawab, "gue suka semua jenis daging. Kenapa?""Lo belum ngerasain steak buatan gue, kan?""Lo bisa masak steak?" Arsyila bertanya sanksi.Moreno menyeringai dan melangkah menuju bagian daging yang hendak dibelinya. Arsyila hanya memandangi punggung Moreno dengan desiran aneh di dadanya.Kenapa sekarang gue sama dia jadi kelihatan seperti pengantin baru? Belanja groceries bareng di supermarket dengan seorang Moreno Nugraha?,Arsyila membatin. Apa gue biarkan aja semua ini mengalir tanpa memikirkan apapun? Logika dan hati nggak akan pernah bertemu. Seringkali saat logika lo berkata 'tidak', hati lo ju

  • Mistake in One Night   Next time

    Arsyila membuka matanya karena merasa kakinya keram tertindih sesuatu. Dia mencoba membiasakan matanya dengan kondisi ruangan yang masih remang-remang.Sebuah gerakan kecil membuat kesadarannya utuh; sebuah tangan memeluk pinggangnya dengan erat dan sebuah napas terasa di tengkuknya.Arsyila menoleh dan melihat Moreno masih tertidur pulas. Jantung Arsyila berdebar saat ingat kejadian semalam. Rasanya dia ingin menggali tanah dan mengubur dirinya sendiri karena malu. Semalam dia tidak mabuk tapi mengajak Moreno untuk bercinta!Apa kata dunia?"Good morning." Moreno terbangun dan menyapa Arsyila yang sedang melotot memandangi langit-langit kamarnya."Err... Good morning..."Moreno mengecup sekilas pipi Arsyila lalu mengeratkan kembali pelukannya dan memejamkan matanya."Jam berapa sekarang?" Tanya Moreno.Tangan Arsyila mencari ponselnya yang entah dimana."Lepas dulu, Ren, gue cari hp dulu," pinta Arsyila.

  • Mistake in One Night   Hati dan Logika

    Arsyila keluar lift dengan perasaan bimbang. Dalam hidupnya, dia belum pernah sebimbang ini. Memutuskan sesuatu Arsyila selalu penuh keyakinan, yes is yes, no is no. Tapi kali ini Arsyila tidak tahu harus memutuskan apa. Padahal pilihannya hanyalah ikut Moreno pergi atau tidak.Please, Syila... Apa susahnya sih kekeuh bilang nggak?, pikir Arsyila.Tapi ini Moreno yang ngajak..., hati Arsyila menyahut.Ya terus kenapa kalo Moreno???,otak Arsyila lagi-lagi mencoba membantah.Tetap aja dia cowok seenaknya yang nggak tahu malu!Biar gitu dia kan tanggungjawab di deket lo... Lagian Moreno ganteng dan kaya. Ngapain, sih, capek-capek nolak cowok sesempurna itu?,hati Arsyila menyuguhkan fakta tentang Moreno.Ting.Lift berdenting dan berhenti di lantai lobby.Arsyila tersadar dari lamunannya. Dia mencubit lengannya sendiri agar segera sadar."Arsyila.. 

  • Mistake in One Night   Seenaknya!

    Arsyila sudah siap berangkat ke kantor. Dia sudah rapi, cantik, dan wangi. Namun, sudah lebih dari setengah jam dia mondar mandir depan pintu apartemennya, menimang apa dia perlu ke kantor untuk bekerja atau tidak. Peristiwa seminggu lalu yang menyebabkan keributan antara dirinya dan Pak Bos membuatnya malu. Terlebih dia kabur selama seminggu dan tak memberi Darius kabar kecuali pemberitahuan cutinya. "Aduh gimana ini? Ke kantor atau enggak?" Arsyila berbicara pada pintu kayunya. "Kalau enggak ke kantor, gue masih butuh gaji. Kalo ke kantor, gue kok nggak punya muka depan Pak Darius?" Arsyila menghela napas dan menjitak kepalanga sendiri. "Udahlah... Duit lebih penting dari rasa malu. Rasa malu nggak bisa bayar biaya hidup gue bulan depan." Arsyila mengangguk yakin. "Semangat!" Arsyila membuka pintu dan dengan yakin berangkat ke kantor. *Darius sudah berada di ruangannya ketika Arsyila tiba. "Mbak Dety," Arsyila memanggil office boy yang k

  • Mistake in One Night   Let it Flow

    Arsyila mendorong badan Moreno agar bisa melepaskan diri dari ciumannya. Arsyila melotot pada Moreno yang hanya tersenyum jahil. "Lo... Benar-benar, ya!" Ujar Arsyila frustasi. "Seenaknya banget!" "Syil, just let it flow, okay?" Kata Moreno santai. "Let it flow gundulmu!" Maki Arsyila yang membuat Moreno terbahak. Perempuan ini menarik, batin Moreno. Entah kenapa gue betah berada di dekatnya. Moreno meneguk minumannya yang baru saja dihidangkan. Begitu pun dengan Arsyila yang menyedor habis minumannya. "Jadi? Bagaimana dengan tawaran gue?" Tanya Moreno. "Just forget it!" Arsyila mendesis kesal. Entah kenapa dia tidak bisa benar-benar kesal karena Moreno tiba-tiba menciumnya. Justru dia merasa senang? Astaga... Yang benar saja Arsyla! Lo padahal nggak minum alkohol, masa mabok, sih?, Arsila memaki dirinya dalam hati. Moreno memandanginya sambil tersenyum.

  • Mistake in One Night   Nyaman

    Darius memasuki area restoran di hotelnya dan melihat sahabatnya, Moreno Nugraha, duduk menghadapnya sembari menyesap kopinya. Darius teringat kejadian beberapa hari lalu setelah acara dinner party Perusahaannya dan kembali merasa bersalah, namun kelihatannya Moreno yang terlibat masalah pada malam itu terlihat biasa saja. Moreno menangkap sosok Darius dan melambaikan tangan padanya. Darius menarik napas dalam lalu menghampiri Moreno. "Hai, Bro," sapa Moreno ringan. Angga yang melihat bosnya datang segera menyediakan kopi Vietnam Drip yang biasa diminum Darius jika ada meeting di restorannya. "Tumben ada di Jakarta," sapa Darius. "Biasa... Dipanggil meeting. Tapi habis ini juga gue balik ke Trawangan." Moreno teringat seseorang saat mengatakannya dan menyematkan senyum tipis. "Kok buru-buru amat?" tanya Darius. Dia melambaikan tangan sebagai isyarat terima kasih pada Angga yang menyajikan kopinya. "Ada yang

  • Mistake in One Night   Arti

    Moreno terbangun karena suara isak tangis perempuan. Dia mengerjapkan matanya dan melihat Arsyila sedang duduk memeluk lutut di sampingnya dengan memperlihatkan punggung telanjangnya. Moreno mengelus punggung Arsyila lembut. "Kamu kenapa?" Moreno bertanya panik. Dia ikut terduduk dan mengelus rambut Arsyila. "Sakit?" Arsyila diam tak menjawab dan terus menangis. Moreno menyandarkan kepalanya ke bahu telanjang Arsyila dan menciuminya lembut. Tapi Arsyila kemudian bergerak menjauhi Moreno. "Hey... Kenapa? Bilang dong..." Ucap Moreno lembut. "Kamu... Nyesel?" Isakkan Arsyila makin kencang. Moreno menghela napas lalu menarik tubuh Arsyila ke dada telanjangnya dan merebahkan diri. Moreno mengelus lembut kepala Arsyila dan menempelkan pipinya di kepala Arsyila. "Nikah, yuk, Syil," ucapan Moreno yang tiba-tiba dan datar membuat isak Arsyila terhenti. Perempuan itu melepaskan diri dan memukul dada Moreno. "Ah! Sakit..." "

  • Mistake in One Night   Restart

    Arsyila berendam di bathtub dengan busa beraroma musk untuk menenangkan pikirannya dari kejadian di kolam tadi.Romanya kembali meremang saat ingat rasanya Mr. P milik Moreno menekan perutnya. Arsyila gelisah... Putingnya mengeras dan bagian bawahnya berkedut."Sial..." Rutuk Arsyila frustasi.Dia menyentuh dadanya dengan tangan kanan dan menyentuh bagian bawahnya dengan tangan kiri. Seketika Arsyila merasa terbang. Dia terus menggesekkan jarinya untuk mencapai klimaksnya. Disela desahannya, dia teringat malam dimana dia kehilangan keperawanannya. Bagaimana Moreno memberinya kenikmatan yang belum pernah dia rasakan.Moreno memang berpengalaman dan Arsyila membenci itu.Arsyila menghentikan kegiatan masturbasinya dan memikirkan Moreno membuatnya hilang nafsu. Arsyila akui Morena memang cukup hot, namun fakta itu membuatnya semakin nelangsa.Seharusnya dia melakukan itu dengan pria yang juga baru pertama kali melakukannya. Bukan dengan p

  • Mistake in One Night   Too Hot To Forget

    Arsyila marah dan kecewa dengan semua orang. Dia memutuskan untuk cuti sejenak dari kantor dan mengambil jatah cutinya selama satu minggu.Arsyila terlalu malu untuk bertemu Darius dan terlalu marah untuk bertemu Angga.Mungkin bagi sebagian orang kehilangan keperawanan adalah hal yang biasa, namun tidak bagi Arsyila yang dibesarkan dengan norma agama yang cukup kuat oleh orangtuanya. Meskipun tidak munafik dia pernah pacaran dan berciuman bahkan melakukan petting namun belum pernah ada dari mantannya yang berhasil mengambil keperawanannya.Arsyila marah pada alkohol, Angga, Tio, Darius, dan Moreno. Namun dia lebih marah pada dirinya sendiri karena bisa lost control.Arsyila menyeka peluh yang membasahi wajahnya. Dia baru sadar kalau matahari sudah tinggi dan udara sudah cukup panas. Dia memutuskan menyudahi sesi olahraga paginya dan kembali ke hotel.Saat ini Arsyila sedang melarikan diri dari realita. Tanpa mengabari siapapun dia terbang ke

DMCA.com Protection Status