Hi guys! I just wanna say thanks a lot to all of the readers who have been read until chapter 65. Btw, mungkin aku skrg aku bakal update sekitar 1-2 kali seminggu, atau bahkan bisa lebih tergantung kesibukan juga. Dan aku juga nerima kritik saran, kalian bisa komen aja kalau ada yang perlu kuperbaiki nextnya. Thank youu Ps: Jangan lupa tinggalin jejak dgn vote and comments.
“Kira-kira tambah fitur apa lagi, Kak?” tanya Nathan meminta usul.Hari ini sengaja ditiadakan pertemuan club detektif karena mereka sibuk dengan tugas masing-masing. Zach dan Aleysha yang memantau situasi terkini sedangkan Keenan dan Nathan tengah berkutat dengan robot nyamuk yang mereka buat. Sudah sekitar 80% jadi. Mereka mengerjakan di kamar Nathan untuk menghindari kebocoran rahasia.“Tembakan laser, pelempar granat, dan penyetrum,” jawab Keenan tak serius.“Isshh ini cuma buat mata-mata, bukan buat perang.”“Yaudah sih gak perlu tambahin apa-apa. Asal kita bisa pantau situasi dan denger suaranya aja udah cukup. Lo mau kasih apa lagi emangnya?”“Bener sih, cuma gue kepikiran kalau kita jalanin plan B, lo pasti butuh bantuan dan gue pengen robot ini bisa bantu walau gak seberapa.”“Yaudah kasih stun gun aja. At least bisa buat musuh kehi
Jadwal hari ini cukup padat. Akan ada beberapa penelitian praktikum di beberapa mata pelajaran yang Keenan ambil. Selain itu, ia mendapat tugas dari guru untuk menguji salah satu eksperimen. Sebenarnya bukan tugasnya, tetapi siswa asli yang ditugaskan sedang berhalangan hadir alhasil Keenan yang dimintai tolong.Begitupun dengan Zach dan Aleysha. Selain keperluan utama dengan mata pelajaran, mereka harus segera menghubungi pihak kepolisian dan guru-guru di Goldstone terkait kasus Mark dan Nessie. Kesulitannya mungkin saat mengajak kerjasama untuk menangkap basah perbuatan Mark dan Nessie. Intinya semuanya harus beres hari ini. Besok atau besok lusa tinggal eksekusi saja.“Huh … capeknya!!!” seru Keenan sembari merentangkan tangannya. Ia tengah bersantai di perpustakaan setelah selesai menguji eksperimen yang ditugaskan pada dirinya. Gedung ini cukup sepi karena masih banyak siswa yang sedang pelajaran.“Permisi, ini pesanannya,” ujar seseorang sembari menaruh nampan di meja. Satu milk
“Aduh, ini terlalu kecil, Kak!” seru Nathan yang sedang bersusah payah.“Ayo coba dulu bareng-bareng,” ucap Keenan meyakinkan.Keenan dan Nathan sedang berada di area apartemen Aleysha. Masih belum ada tanda-tanda kehidupan di dalam apartemen milik Aleysha dan Zach. Dari bawah mereka memainkan robot nyamuk menggunakan remote control. Robot itu masuk ke apartemen Aleysha melalui celah kecil. Sekarang berada di ruang rapat club detektif.Keenan berencana menyalakan tombol on-off speaker alat sadap yang terhubung dengan Mark menggunakan robot nyamuk miliknya dan Nathan. Namun, berkali-kali robot nyamuk itu gagal mengaktifkan. Ukurannya terlalu kecil dan kekuatannya juga tidak seberapa. Nantinya, suara yang terdengar dari alat sadap itu akan mereka dengarkan menggunakan alat sadap yang Nathan letakkan di dalam buku detektif milik Aleysha.“Kalau kaya gini bakal lama, lo harus coba cara lain.&rd
Tanpa berpikir panjang, beberapa polisi berhasil masuk ke panti asuhan. Menodongkan pistol mereka untuk berjaga-jaga. Anak-anak dalam panti asuhan berteriak ketakutan. Mereka berhamburan ke sana kemari. Ada juga ibu pemilik panti asuhan yang sedang berusaha menenangkan anak-anak. Ia sudah tidak bisa kabur kemana-mana.Robot nyamuk milik Keenan mengikuti Mark dan Nessie. Begitu terdengar suara polisi masuk, mereka berdua langsung berlari ketakutan. Bersembunyi di tempat yang sekiranya aman dari jangkauan polisi. Namun, usaha mereka sia-sia. Seekor robot nyamuk selalu mengikuti mereka kemanapun mereka pergi.Pihak sekolah ikut memantau keadaan melalui layar hologram dari remote control milik Keenan dan Nathan. Tadi setelah Nathan mengirimkan rekaman siaran langsung, pihak sekolah langsung memberikan respon dengan cepat. Karena dirasa sudah membahayakan siswanya, mereka menghubungi pihak kepolisian untuk membantu menangani kasus ini.“Polisi sebaikny
“Urusan Mark dan Nessie serahkan semua kepada kami dan pihak sekolah. Apapun itu kami akan tetap menegakkan hukum yang berlaku sesuai yang mereka perbuat,” ujar seorang polisi.“Baiklah kalau begitu. Saya dan teman saya juga sudah tidak mau terlibat lagi.”“Terima kasih atas kerjasamanya.” Polisi itu menjabat tangan Keenan dan Nathan secara bergantian.Keenan dan Nathan pamit. Keluar kantor polisi sambil bernafas lega. Setelah dimintai keterangan lebih lanjut, akhirnya kasus Mark dan Nessie sepenuhnya akan ditangani oleh pihak sekolah dan kepolisian. Dengan ini club detektif telah berhasil menyelesaikan satu kasus. Walaupun banyak plot twist yang terjadi, itu semua akan menjadi pengalaman untuk kedepannya.Mereka berdua kembali mengunjungi Zach dan Aleysha. Kabarnya Aleysha sudah boleh dikunjungi. Kondisinya cepat membaik setelah menjalani beberapa terapi.“Lo udah baikan, Al?” tanya
Hari-hari berlalu tanpa ada sesuatu yang menarik untuk diceritakan. Tanpa disadari ternyata sekarang sudah satu hari sebelum ujian tengah semester dilaksanakan. Persiapan siswa-siswa Goldstone juga tidak main-main. Hampir sama seperti di Silverleaf, hanya saja di sini ambisius para siswa lebih terbuka.Gedung perpustakaan selalu penuh selama satu pekan. Khusus hari-hari menjelang ujian, gedung perpustakaan dibuka 24 jam sehingga siswa bisa datang kapanpun mereka ada waktu luang. Hampir setiap sudut pasti ada orang, entah sedang membaca, mengerjakan soal, atau hanya sekadar bersantai sembari menikmati keramaian.Biasanya Keenan dan keempat temannya berkunjung saat tengah malam. Mereka memilih beristirahat dulu antara jam tujuh sampai sebelas, lalu saat sudah tengah malam mereka bisa menghabiskan waktu di perpustakaan. Umumnya jumlah pengunjung tidak sebanyak saat pulang sekolah. Hal yang membuat iri adalah pemilik ranking sepuluh besar karena mereka mendapat ru
Salah satu hal yang perlu dicermati saat melaksanakan ujian yaitu tata tertib. Dari awal guru sudah membacakan tata tertib selama ujian, tetapi tetap saja ada siswa yang bermasalah dengan itu. Di hari ketiga ujian, beberapa siswa yang seruangan dengan Keenan ketahuan bekerja sama. Bukan sembarang kerjasama seperti yang dilakukan oleh amatir, tetapi mereka terinspirasi dari film-film yang menceritakan tentang kecurangan dalam ujian.Mereka yang terlibat dalam kerjasama otomatis langsung diberi nilai nol. Bahkan, bisa saja Goldstone “mengeluarkan” siswa tersebut diam-diam. Namun, semua itu rahasia sekolah. Tidak ada yang tahu hukuman pasti yang diberikan.“Bagi siswa yang saya panggil namanya silakan tetap tinggal di ruangan ini. Siswa lain yang tidak saya panggil boleh langsung pulang,” ucap seorang guru.Guru itu mengambil kertas dari dalam saku. Kertas berisi daftar nama yang hendak dipanggil. “Eric, Matthew, Megan, dan Wanda silak
Nathan, Zach, dan Aleysha sedang fokus mendengarkan cerita dari Keenan. Cerita persoalan teror yang menghantuinya dan masih belum bisa terpecahkan hingga saat ini.“… Sampai sekarang gue gak tau siapa pelakunya, apa motifnya, apa kesalahan gue, dan intinya gak tau apa-apa. Aneh aja sih kalau dia dendam ke gue kenapa gak langsung to the point aja? Kenapa malah mempersulit keadaan gini,” tutur Keenan. Ia menceritakan semuanya termasuk project yang ia rahasiakan selama ini.“Hm sebenernya agak susah cari pelakunya karena gue sama Aleysha juga gak kenal temen-temen lo di Amerika, tapi kalau mecahin kodenya sih mungkin masih ada harapan.”“Menurut gue pelakunya perempuan, tapi kata Kak Keenan sendiri dia jarang punya temen perempuan,” ucap Nathan.“Segala kemungkinan pasti ada. Entah dari temen lo, keluarga, bahkan orang asingpun bisa ngelakuin itu tanpa dasar yang jelas,” ujar Aleysha.