“Kira-kira tambah fitur apa lagi, Kak?” tanya Nathan meminta usul.
Hari ini sengaja ditiadakan pertemuan club detektif karena mereka sibuk dengan tugas masing-masing. Zach dan Aleysha yang memantau situasi terkini sedangkan Keenan dan Nathan tengah berkutat dengan robot nyamuk yang mereka buat. Sudah sekitar 80% jadi. Mereka mengerjakan di kamar Nathan untuk menghindari kebocoran rahasia.
“Tembakan laser, pelempar granat, dan penyetrum,” jawab Keenan tak serius.
“Isshh ini cuma buat mata-mata, bukan buat perang.”
“Yaudah sih gak perlu tambahin apa-apa. Asal kita bisa pantau situasi dan denger suaranya aja udah cukup. Lo mau kasih apa lagi emangnya?”
“Bener sih, cuma gue kepikiran kalau kita jalanin plan B, lo pasti butuh bantuan dan gue pengen robot ini bisa bantu walau gak seberapa.”
“Yaudah kasih stun gun aja. At least bisa buat musuh kehi
Jadwal hari ini cukup padat. Akan ada beberapa penelitian praktikum di beberapa mata pelajaran yang Keenan ambil. Selain itu, ia mendapat tugas dari guru untuk menguji salah satu eksperimen. Sebenarnya bukan tugasnya, tetapi siswa asli yang ditugaskan sedang berhalangan hadir alhasil Keenan yang dimintai tolong.Begitupun dengan Zach dan Aleysha. Selain keperluan utama dengan mata pelajaran, mereka harus segera menghubungi pihak kepolisian dan guru-guru di Goldstone terkait kasus Mark dan Nessie. Kesulitannya mungkin saat mengajak kerjasama untuk menangkap basah perbuatan Mark dan Nessie. Intinya semuanya harus beres hari ini. Besok atau besok lusa tinggal eksekusi saja.“Huh … capeknya!!!” seru Keenan sembari merentangkan tangannya. Ia tengah bersantai di perpustakaan setelah selesai menguji eksperimen yang ditugaskan pada dirinya. Gedung ini cukup sepi karena masih banyak siswa yang sedang pelajaran.“Permisi, ini pesanannya,” ujar seseorang sembari menaruh nampan di meja. Satu milk
“Aduh, ini terlalu kecil, Kak!” seru Nathan yang sedang bersusah payah.“Ayo coba dulu bareng-bareng,” ucap Keenan meyakinkan.Keenan dan Nathan sedang berada di area apartemen Aleysha. Masih belum ada tanda-tanda kehidupan di dalam apartemen milik Aleysha dan Zach. Dari bawah mereka memainkan robot nyamuk menggunakan remote control. Robot itu masuk ke apartemen Aleysha melalui celah kecil. Sekarang berada di ruang rapat club detektif.Keenan berencana menyalakan tombol on-off speaker alat sadap yang terhubung dengan Mark menggunakan robot nyamuk miliknya dan Nathan. Namun, berkali-kali robot nyamuk itu gagal mengaktifkan. Ukurannya terlalu kecil dan kekuatannya juga tidak seberapa. Nantinya, suara yang terdengar dari alat sadap itu akan mereka dengarkan menggunakan alat sadap yang Nathan letakkan di dalam buku detektif milik Aleysha.“Kalau kaya gini bakal lama, lo harus coba cara lain.&rd
Tanpa berpikir panjang, beberapa polisi berhasil masuk ke panti asuhan. Menodongkan pistol mereka untuk berjaga-jaga. Anak-anak dalam panti asuhan berteriak ketakutan. Mereka berhamburan ke sana kemari. Ada juga ibu pemilik panti asuhan yang sedang berusaha menenangkan anak-anak. Ia sudah tidak bisa kabur kemana-mana.Robot nyamuk milik Keenan mengikuti Mark dan Nessie. Begitu terdengar suara polisi masuk, mereka berdua langsung berlari ketakutan. Bersembunyi di tempat yang sekiranya aman dari jangkauan polisi. Namun, usaha mereka sia-sia. Seekor robot nyamuk selalu mengikuti mereka kemanapun mereka pergi.Pihak sekolah ikut memantau keadaan melalui layar hologram dari remote control milik Keenan dan Nathan. Tadi setelah Nathan mengirimkan rekaman siaran langsung, pihak sekolah langsung memberikan respon dengan cepat. Karena dirasa sudah membahayakan siswanya, mereka menghubungi pihak kepolisian untuk membantu menangani kasus ini.“Polisi sebaikny
“Urusan Mark dan Nessie serahkan semua kepada kami dan pihak sekolah. Apapun itu kami akan tetap menegakkan hukum yang berlaku sesuai yang mereka perbuat,” ujar seorang polisi.“Baiklah kalau begitu. Saya dan teman saya juga sudah tidak mau terlibat lagi.”“Terima kasih atas kerjasamanya.” Polisi itu menjabat tangan Keenan dan Nathan secara bergantian.Keenan dan Nathan pamit. Keluar kantor polisi sambil bernafas lega. Setelah dimintai keterangan lebih lanjut, akhirnya kasus Mark dan Nessie sepenuhnya akan ditangani oleh pihak sekolah dan kepolisian. Dengan ini club detektif telah berhasil menyelesaikan satu kasus. Walaupun banyak plot twist yang terjadi, itu semua akan menjadi pengalaman untuk kedepannya.Mereka berdua kembali mengunjungi Zach dan Aleysha. Kabarnya Aleysha sudah boleh dikunjungi. Kondisinya cepat membaik setelah menjalani beberapa terapi.“Lo udah baikan, Al?” tanya
Hari-hari berlalu tanpa ada sesuatu yang menarik untuk diceritakan. Tanpa disadari ternyata sekarang sudah satu hari sebelum ujian tengah semester dilaksanakan. Persiapan siswa-siswa Goldstone juga tidak main-main. Hampir sama seperti di Silverleaf, hanya saja di sini ambisius para siswa lebih terbuka.Gedung perpustakaan selalu penuh selama satu pekan. Khusus hari-hari menjelang ujian, gedung perpustakaan dibuka 24 jam sehingga siswa bisa datang kapanpun mereka ada waktu luang. Hampir setiap sudut pasti ada orang, entah sedang membaca, mengerjakan soal, atau hanya sekadar bersantai sembari menikmati keramaian.Biasanya Keenan dan keempat temannya berkunjung saat tengah malam. Mereka memilih beristirahat dulu antara jam tujuh sampai sebelas, lalu saat sudah tengah malam mereka bisa menghabiskan waktu di perpustakaan. Umumnya jumlah pengunjung tidak sebanyak saat pulang sekolah. Hal yang membuat iri adalah pemilik ranking sepuluh besar karena mereka mendapat ru
Salah satu hal yang perlu dicermati saat melaksanakan ujian yaitu tata tertib. Dari awal guru sudah membacakan tata tertib selama ujian, tetapi tetap saja ada siswa yang bermasalah dengan itu. Di hari ketiga ujian, beberapa siswa yang seruangan dengan Keenan ketahuan bekerja sama. Bukan sembarang kerjasama seperti yang dilakukan oleh amatir, tetapi mereka terinspirasi dari film-film yang menceritakan tentang kecurangan dalam ujian.Mereka yang terlibat dalam kerjasama otomatis langsung diberi nilai nol. Bahkan, bisa saja Goldstone “mengeluarkan” siswa tersebut diam-diam. Namun, semua itu rahasia sekolah. Tidak ada yang tahu hukuman pasti yang diberikan.“Bagi siswa yang saya panggil namanya silakan tetap tinggal di ruangan ini. Siswa lain yang tidak saya panggil boleh langsung pulang,” ucap seorang guru.Guru itu mengambil kertas dari dalam saku. Kertas berisi daftar nama yang hendak dipanggil. “Eric, Matthew, Megan, dan Wanda silak
Nathan, Zach, dan Aleysha sedang fokus mendengarkan cerita dari Keenan. Cerita persoalan teror yang menghantuinya dan masih belum bisa terpecahkan hingga saat ini.“… Sampai sekarang gue gak tau siapa pelakunya, apa motifnya, apa kesalahan gue, dan intinya gak tau apa-apa. Aneh aja sih kalau dia dendam ke gue kenapa gak langsung to the point aja? Kenapa malah mempersulit keadaan gini,” tutur Keenan. Ia menceritakan semuanya termasuk project yang ia rahasiakan selama ini.“Hm sebenernya agak susah cari pelakunya karena gue sama Aleysha juga gak kenal temen-temen lo di Amerika, tapi kalau mecahin kodenya sih mungkin masih ada harapan.”“Menurut gue pelakunya perempuan, tapi kata Kak Keenan sendiri dia jarang punya temen perempuan,” ucap Nathan.“Segala kemungkinan pasti ada. Entah dari temen lo, keluarga, bahkan orang asingpun bisa ngelakuin itu tanpa dasar yang jelas,” ujar Aleysha.
Semalam, Aleysha berhasil memecahkan satu kode. Lebih tepatnya, menyempurnakan analisis dari Nathan. Walau hanya dirubah tata letak kalimatnya, artinya sudah jauh berbeda. Namun, dari kode rahasia itu, sepertinya belum ada sesuatu yang dapat dipetik.“Menurut lo, bakal gimana kelanjutannya?” tanya Keenan sambil berjalan di koridor.Nathan mengedikkan bahunya. “Entah. Kan lo sendiri yang diprediksi bakal ngehancurin kehidupan orang.”“Isshh ya jangan sampai kejadian lah.”“Gue yakin sih ini berhubungan erat sama projet lo. Kita harus mulai bahas dalam cakupan itu aja. Kalau mikir hal yang jauh, nanti gak akan kelar.”“Gimana kalau enggak? Bisa aja pelakunya emang ngarahin kita buat fokus tentang itu, tapi kalau ternyata dia udah nyiapin rencana yang lain?”“Udah banyak buktinya, Kak. Di kode-kode itu juga ada kata-kata tentang ‘kehidupan, perlindungan, melumpuhka
Satu tahun pasca kejadian meteor jatuh di sebuah kota di Benua Amerika. Seluruh wilayah terdampak sudah kembali normal. Pelestarian alam dilakukan secara besar-besaran. Hutan yang gundul akibat tsunami kini sudah kembali ditanami oleh pepohonan yang rimbun. Kerusakan-kerusakan juga sudah diperbaiki sedemikian rupa. Di hari yang sama dengan kejadian itu, semuanya juga sudah terungkap. Mulai dari Keysha yang menjadi dalang dalam kasus teror hingga kisah-kisah rumit yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Hari itu juga merupakan hari dimana Keenan merasa lega karena project garapannya berhasil melindungi dari serangan bencana alam. Akan tetapi, rasa lega itu menjadi sirna saat Keysha menghancurkannya. Gadis itu memang tidak pernah main-main dengan ucapannya untuk menghancurkan hidup Keenan. Dengan sekali pencet pada remote di telapak tangannya, seluruh gedung langsung dipenuhi gas beracun berwarna ungu. Kode-kode dari teror itu benar-benar nyata terjadi, bukan ancaman belaka. Saat i
“Keysha?!” ucap Keenan yang kaget begitu topeng sang pelaku terbuka. Situasi sudah aman terkendali jadi ia bisa langsung pulang ke rumah untuk bertemu dengan pelaku teror. Kedua profesornya yang akan mengambil alih sementara sambil menunggu situasi benar-benar pulih. Di perpustakaan ini juga sudah ada Nathan, Zach, dan Alyesha.Keysha adalah gadis yang dulu menjadi pasangan prom night Keenan saat kenaikan kelas di Silverleaf. Ia juga yang pernah datang ke rumah Keenan untuk menanyakan project tongkat buatannya.“Arghh! Lepasin gue!!!” Keysha yang baru saja sadar langsung meronta-meronta. Kedua kaki dan tangannya sudah diikat oleh tali khusus.“Dia temen sekolah lo kan, Keen?” tanya Aleysha.“Iya, tapi gue sama sekali gak nyangka kalau dia pelakunya selama ini.”“Lepasin gue, Keenan!” Seluruh tubuhnya masih menggeliat berharap ada ikatan tali yang longgar lalu lepas.
Keenan dengan kapsulnya sudah menunggu di luar gedung. Begitu terlihat Zach dan Aleysha keluar, ia langsung memberikan kode agar kedua temannya masuk ke kapsul. Kondisi kapsul masih dalam mode invisible sehingga mereka bertiga bisa bebas kemanapun tanpa diketahui sang pelaku teror yang mengawasi melalui kameradrone.“Hai Zach, Aleysha, akhirnya lo berdua ketemu sama tubuh gue yang asli,” sapa Keenan sambil mengendarai kapsulnya.“Isshh pembelahan diri lo bikin gue serem bayanginnya,” balas Aleysha.“Yaudah gak usah lo bayangin. Btw, kalian udah susun rencana kan?”“Gak ada rencana. Kita cuma ngelakuin semuanya secara spontan,” jawab Zach.“Eh?! Lo berdua tau kan kondisinya sekarang? Tsunami aja belum reda dan pelaku itu bisa dengan mudah non-aktifin selaput pelindung.”“Iya gue paham. Lo kasih ke kita aja denah rumah lo, nanti kita pikirin cara
Satu persatu posisi drone yang semulanya membentengi dari gelombang tsunami kini berpindah untuk melindungi meteorit dari serangan tsunami. Jutaan volume air itu seperti mengamuk dan dalam hitungan detik menerjang kota. Hal yang mengerikan yaitu seluruh kota tenggelam karena ketinggian dari tsunami melebihi seluruh bangunan di kota, melewati atas kubah selaput.Selaput pelindung masih bekerja efektif walaupun keadaannya seperti berada di akuarium bawah laut. Barang-barang yang terseret ombak dapat terlihat dengan jelas. Untung saja selaput mampu menahan kekuatan tsunami dengan baik, sehingga hanya menimbulkan tetesan-tetesan seperti hujan.Seluruh penduduk bergidik ngeri melihat seluruh kejadian. Mereka seperti terperangkap di dalam sebuah dome di bawah air. Tidak bisa kemana-mana sebelum tsunami mereda. Apalagi ditambah ada hujan batu akibat proses pemecahan meteorit. Semuanya terlihat kacau.“Nathan, air tsunami bisa sampai kota sebelah
WHRROOMMM!!! Getaran hebat terjadi di setiap daerah yang dilintasi oleh meteorit itu. Api yang menyelimutinya sempat membuat sejumlah area di hutan yang dilaluinya terbakar. Orang-orang yang melihatnya menjadi terpaku di tempat.“Tiga puluh detik lagi satu meteorit mendarat di laut dan disusul meteorit yang menabrak kota dengan perbedaan waktu sekitar sepuluh detik!” seru Keenan dengan tegas.Gigi Nathan sampai menggeretak karena membayangkan apa yang akan terjadi. Ia juga belum bisa berbuat apa-apa selagi menunggu.Ratusan kilometer hanya dilalui dengan sekejap mata. Meteorit berukuran enam puluh meter itu sekarang sudah di depan mata. Melewati atas kota dan berakhir di arah tenggara. Lebih tepatnya jatuh di laut dan menimbulkan dentuman yang luar biasa hebat.Air laut di sekitar titik jatuh meteorit langsung menyebar ke segala arah. Membentuk gelombang raksasa yang jauh lebih besar daripada tsunami pada umumnya. Kekuatan dari
Zach sudah berkeliling lebih dari lima kali. Tidak ada jalan keluar selain pintu masuk utama. Maksudnya, semua pintu sudah terkunci rapat. Ia mulai pasrah dengan keadaan. Menghadapi beberapa penjaga tentu saja bukanlah hal yang mudah. Apalagi siatuasi sedang tidak mendukung seperti ini.“Gue mau pasrah, tapi gue kan udah janji sama diri sendiri kalau gue bakal bantuin Keenan. Arghh!!!” Zach meremas rambutnya. Membuat rambut yang sudah disisir menjadi berantakan.“Zach lo—” panggil seseorang dari belakang.“Udah gue bilang jangan ikutin gue!” seru Zach sembari menoleh ke belakang.“Gue gak ngikutin lo.”“Eh? Aleysha? S-sorry gue kira … ah lupain.”“Lo kenapa? Ada sesuatu yang ganggu lo, kah?” tanya Aleysha penasaran.“G-gue … gue gak nemu pintu lain untuk keluar selain pintu utama. Ada banyak penjaga yang berada di sana jadi gue b
Suara gemuruh mulai terdengar sayup-sayup. Dari langit, sesuatu dengan cahaya yang amat terang bergerak dengan kecepatan supersonik. Menjadikan pusat perhatian orang-orang yang berada di area sekitar. Sayangnya itu semua hanya bisa disaksikan dalam hitungan detik.“Perhitunganku akurat. Beberapa pecahan menyebar ke arah Samudra, dan ada satu yang berdiameter tiga belas meter hendak menabrak kota kita. Ah pastikan semua sistem bekerja dengan baik, waktu kita kurang dari satu menit!”Serangan meteorit pertama dimulai. Benda berkecepatan 25 km/detik itu melaju sangat cepat. Warna jingga kekuningan dari api menyelimutinya. Seluruh penduduk mulai panik mengetahui hal itu.“Semua sudah siap. Nathan, Keenan, pastikan semua sistem di pasak tidak terjadi error!”Ribuan drone meningkatkan ketajaman kameranya. Dari jarak ratusan kilometer dari posisinya, drone-drone itu sudah bisa merekam aktivitas meteorit itu. Sep
Beberapa menit yang lalu sistem kembali memberikan informasi bahwa meteor akan memasuki lapisan atmosfer dalam kurun waktu kurang dari lima jam. Lebih mengerikannya lagi, setelah diteliti lebih jauh, diprediksi akan ada pecahan meteor terbesar yang mendarat dua puluh kilometer di arah tenggara kota. Untung saja daerah itu adalah pantai, jadi tidak mengenai kota secara langsung, walau tentu saja efek yang ditimbulkan pasti akan luar biasa hebat.Berita di televisi nasional maupun internasional ramai membicarakan persoalan benda luar angkasa tersebut. Hampir di setiap saluran membahas hal yang serupa. NASA dan badan antariksa di seluruh dunia turut merilis berita-berita prediksi berdasarkan pengamatan. Hal demikian membuat penduduk mulai resah dan khawatir.Keenan dan profesor sudah bekerja sama dengan polisi setempat untuk menutup akses keluar kota. Para penduduk diimbau untuk tetap berada di dalam kota dan mendiami rumah masing-masing. Namun, jika mereka masih merasa k
Dengan sigap Keenan langsung mengambil tindakan. Kebocoran pada selaput dibagian barat dikarenakan ada bagian yang eror di salah satu pasak akibat ada hantaman air tsunami tadi. Sayangnya hal itu tidak bisa diperbaiki hanya lewat sistem, harus terjun langsung ke lapangan untuk bisa menambal kebocoran itu.Keenan menyerahkan control system kepada Profesor David dan Theresa. Meminta tolong kepada kedua profesor itu untuk tetap berusaha me-nonaktifkan simulasi itu lewat sistem. Sebenarnya bisa saja dimatikan lewat sistem, hanya saja pusaran tornado tidak akan langsung menghilang begitu saja. Diperlukan proses bertahap hingga ukurannya menjadi kecil.“Kak, waktunya kayaknya gak bakal cukup. Perjalanan kita ke lokasi aja udah makan waktu sekitar lima menit,” ujar Nathan saat mereka masih di basement hendak masuk ke mobil.“Terus gimana? Lo mau biarin gedung-gedung itu hancur gitu aja?!” tanya Keenan dengan nada agak tinggi.