“Udah gue baca semuanya tanpa terlewat satu titik pun,” ujar Keenan.
“Gue juga,” tambah Zach.
“Nice. Sekarang kita bisa bahas kasus psikopat itu. Jadi awal—"
“Wait, gue mau tanya. Bukannya psikopat itu gangguan kejiwaan manusia? Emang tugas detektif nyelesaiin masalah begituan? Bukannya ini bukan suatu hal yang harus dipecahkan?”
“Iya sih lo bener. Gini gue jelasin dulu kenapa gue ambil kasus ini. Jadi gue denger-denger dari temen-temen, katanya si psikopat ini ngelakuin hal kriminal. Lo berdua udah baca kan semua buku? Pasti tahu ciri-cirinya psikopat. Nah, mereka itu suka banget sama perilaku antisosial yang membahayakan. Gue gak tau siapa orang pastinya dan ada berapa, cuma mereka mainnya rapi banget. Mereka dimanfaatin suatu oknum buat memperdagangkan data pribadi siswa Goldstone. Bayangin deh, pengawasan seketat Goldstone, mereka tetep bisa lewatin. Dan parahnya lagi, ada siswa y
“Hari ini gak ada kemajuan dari gue. Gue sebatas mantau pergerakan mereka-mereka yang gue curigai dan ya semuanya bersikap normal,” ujar Aleysha.Keenan sibuk menonton sesuatu dari layar ponselnya. Itu adalah rekaman dari kamera pengintai yang ditaruhnya tadi pagi.“Bahaya kalau lo asal masuk ruang GYO, apalagi lo bukan anggota mereka, bisa-bisa lo dicurigai.”“Ya maaf, gue tadi juga taruhnya di dinding deket pintu.”Zach menghela nafas. Ia juga belum menemukan petunjuk apapun hari ini. Menurutnya semua anggota GYO bersikap normal layaknya manusia biasa.“Lo punya informasi pendukung gak?” tanya Zach pada Alyesha.“Gak ada. Sebagai anggota club detektif, justru kita yang harus cari informasi tambahan.”“Wait guys, coba lihat sini.” Keenan menyuruh dua temannya itu mendekat. Melihat hasil rekaman dari kamera pengintainya. Namun, karena terlalu kec
Hari dimana club detektif melancarkan aksinya. Aksi untuk memata-matai orang yang dicurigai. Dengan perlengkapan yang sudah dibuatnya semalam yaitu sebuah alat berbentuk senter. Dengan sinar yang dipancarkan, alat itu dapat menduplikasi barang. Sudah diuji coba dan hasilnya sesuai ekspektasi.“Kita butuh ponselnya,” ujar Keenan di perjalanan sambil mengunyah permen karet.“Gue rasa kalau ponselnya yang kita duplikat terlalu berisiko,” jawab Aleysha.“Mending memory card,” usul Zach.Rencana awal mereka ingin menduplikat barang bawaan milik Nessie karena alat penduplikat itu sudah dilengkapi alat penyadap juga. Namun, setelah dipikir-pikir akan lebih efektif jika mereka mengetahui apa yang ada di ponsel milik Nessie. Kemungkinan besar informasi dapat diakses dari ponsel milik Nessie.“Kalau ponsel, risiko kita ketahuan jauh lebih besar. Mereka bukan orang yang bodoh dan gak peka. Misal ada
Sore hari sepulang sekolah, anggota club detektif sudah berkumpul di apartemen Aleysha. Mereka akan membongkar isi dari memory card yang sudah didapatnya kemarin. Walau ada tragedi, mereka tetap melanjutkan aksi.Zach memasukkan memory card ke dalam slot laptop dengan hati-hati. Setelah berhasil dipindai oleh sistem, semua file terlihat jelas. Zach menggerakan kursor. Masuk ke folder satu persatu. Keenan dan Aleysha di sampingnya ikut mengamati jika ada file yang mencurigakan.“Gue rasa bukan tergantung nama filenya. Mereka pinter, jadi pasti nama file sama isinya gak berhubungan,” kata Aleysha.“Iya bener. Lo harus cermat juga sama file-file yang dinamai tugas,” tambah Keenan.Zach mengangguk paham. Konsentrasinya memusat pada layar laptop. Hening. Hanya suara dari mouse yang terdengar. Berkali-kali keluar masuk file. Memeriksa secara mendetail dan pindah ke file selanjutnya.Hampir dua jam lamany
Jam istirahat dimanfaatkan club detektif untuk ke ruang kontrol CCTV. Petugas yang berjaga mengizinkan masuk. Zach meminta diputarkan rekaman kemarin lusa di sekitar gedung olahraga. Video berjalan. Terekam jelas saat rombongan kelas Nessie masuk ke gedung olahraga yang disusul oleh Aleysha. Keenan dan Zach juga terlihat berjalan santai dengan jarak agak jauh di belakang Aleysha.Layar komputer mendadak hitam setelah terakhir terlihat Keenan dan Zach masuk ke gedung olahraga. Tidak ada yang tahu penyebabnya, bahkan petugas yang berjaga juga kebingungan.“Ah udah gue duga,” ucap Keenan kesal.“Coba lihat rekaman dari dalam gedung, Pak.”Video kembali terputar dari sisi yang berbeda. Alurnya masih sama, ada rombongan kelas Nessie, Aleysha, dan yang terakhir Keenan dan Zach. Mati lagi tanpa sebab. Seperti sudah direncanakan matang-matang oleh pelaku yang mencekik Aleysha kemarin lusa.Aleysha beberapa kali minta diputa
“… Polaritas dari medan magnet bumi terekam dalam bebatuan dan pembalikan medan magnet bumi terekam di dalam garis-garis yang terbentuk ketika pembentukan bebatuan terjadi. Paleomagnetisme juga dapat menjadi sarana perekaman geokronologi batuan dan sedimen. Medan magnetik bumi juga menyebabkan bebatuan yang mengandung bijih tambang dari unsur ferromagnetik lebih mudah dicari karena menyebabkan anomali magnetik bumi,” tutur Keenan panjang lebar.“Lo kenapa sih motong jawaban gue?!” Aleysha protes dari meja samping. Nadanya sedikit tinggi yang membuatnya menjadi pusat perhatian di kelas.“Aleysha dan Keenan diharap tenang! Saya tidak mau ada keributan hanya karena rebutan jawaban. Masih banyak kesempatan menjawab pertanyaan,” seorang guru menengahi.Untuk membuat adil, akhirnya guru itu memberikan beberapa pertanyaan lagi. Akan tetapi, Aleysha sudah malas duluan. Mood-nya sedang tidak baik. Sampai akhir pelajaran
Hari ini adalah hari pertama diselenggarakannya festival Goldstone. Sejak kemarin seluruh pulau sudah selesai dihias dengan berbagai dekorasi. Ini akan menjadi sebuah festival yang meriah. Semua perlengkapan untuk memeriahkan acara ini juga sudah siap dipakai. Penduduk yang tinggal di pulau Goldstone pun turut meramaikan festival.Ribuan siswa Goldstone sudah mendaftarkan diri pada lomba-lomba yang diadakan sesuai instruksi Nash selaku Presiden GYO. Arga berhasil mendapatkan team untuk lomba dayung. Nathan memilih mengikuti lomba bowling karena dulu itu adalah olahraga favoritnya. Natashya sudah jelas mengikuti lomba fotografi. Annaliese mendaftar lomba petualangan yang diadakan di hutan, lomba ini kebanyakan diikuti oleh siswa yang gemar pelajaran biologi. Terakhir Keenan, karena sudah kehabisan kuota lomba yang diinginkan, akhirnya dengan terpaksa ia memilih lomba mencari harta karun. Lomba-lomba akan dilaksanakan pada hari kedua.Acara pembukaan di
Hari kedua festival Goldstone. Hari dimana lomba-lomba juga dilaksanakan. Ada puluhan lomba yang diadakan dan pesertanya hanya dari kalangan siswa. Penduduk hanya dapat menonton dan menyemangati.Pagi ini Keenan dan Natashya yang menyiapkan sarapan. Annaliese sedang di toilet karena kemarin banyak makan makanan pedas. Arga dan Nathan masih sibuk bersiap-siap di kamar.“Kak itu bahan-bahannya ditumis dulu nanti baru dikasih daging,” ujar Natashya sembari menyiapkan bahan-bahan lain.“Hm iya gue tau.” Keenan kemudian memasukkan beberapa bahan, seperti bawang putih, bawang bombay, cabai, dan lainnya.Aroma mulai menyeruak ke seluruh ruangan. Aglio olio hasil masakan Keenan dan Natashya. Porsinya sengaja dibuat banyak karena mereka berlima hari ini akan mengikuti lomba. Butuh banyak energi.“Aigoo, baunya sedep banget!” seru Nathan sembari menuruni anak tangga. Ia sudah diajarkan Rae beberapa kosakata bahasa
“Yasshh thank you, Nat.” Nathan baru saja menyerahkan gelang asli milik Mark kepada Keenan.Tadi siang setelah Nathan berhasil menduplikat gelang milik Mark, ia berpura-pura menemukan sebuah gelang yang terjatuh. Mark mengakui bahwa itu miliknya padahal gelang itu adalah gelang hasil duplikat yang telah dilengkapi alat sadap. Dengan perangkat yang terhubung, sekarang Keenan dan club detektif bisa mendengar semua percakapan sang target.“Sekarang gue berarti boleh tagih janji kan, Kak?” Ini hal yang ditunggu-tunggu Nathan dari awal.“Hm … lo mau apa?” Keenan pun sebenarnya penasaran dengan permintaan Nathan. Keenan sempat berpikir bahwa sepertinya Nathan tidak menginginkan suatu barang mahal ataupun barang langka. Namun, entahlah.“Um … kalau ditanya mau apa sebenernya banyak, cuma yang gue lagi pengen sih gabung ke club detektif.”Perhatian Keenan beralih ke so