“Jennie, bagaimana kalau Valerie terbangun dan menemukan kita adalah pelakunya?” Sebuah suara seorang pemuda terdengar, nadanya mengisyaratkan keraguan serta rasa takut yang dimilikinya.
“Apa yang kau takutkan?! Dia hanyalah anak haram dari Keluarga Meyer, anak dari seorang wanita jalang yang merebut suami orang lain. Kau ikuti saja perintahku, dia tidak akan bangun meskipun gempa bumi terjadu!!” Seorang gadis muda menghardik pemuda itu, membungkam suara protes dan juga keraguan yang dimilikinya.
Gadis itu menambahkan lagi. “Daripada takut dengan gadis jalang ini, lebih baik kita ikuti perintah dari Nona Muda yang sebenarnya. Kita bawa gadis jalang ini ke kamar orang itu, biarkan dia merasakan menjadi seorang pelacur seperti ibunya.”
Ucapan gadis itu terdengar begitu kasar, sama sekali tidak memiliki belas kasihan terhadap orang yang bernama Valerie tersebut. Tidak hanya ucapannya yang kasar, sorot mata tajam dan penuh akan kebencian pun juga tidak dia sembunyikan seperti sebelumnya.
“Hei, sebagai kekasihnya saja aku belum pernah menikmati tubuhnya, dan sekarang dia harus dikirimkan ke kamar Bos Walker untuk melayani pria tua itu. Terlalu murah bagi orang mesum seperti Bos Walker,” desah si pemuda yang diikuti oleh penyesalan kecil di sana.
“Diam, kalau kau ingin hidup baik dan masa depan yang dijanjikan oleh Nona Muda, aku sarangkan kau tidak memiliki pemikiran yang aneh-aneh tentang gadis ini?!” tunjuk si gadis dengan nada yang galak.
Pemuda itu tersenyum kikuk, dia dengan segera meletakkan Valerie di atas ranjang yang ada di kamar hotel itu. Melihat wajah cantik milik gadis yang masih tidak sadarkan diri itu, si pemuda menghela napas panjang, rasa penyesalan yang dia miliki sebelumnya kembali lagi. Bukan karena dia menyesal sebab telah mendorong Valerie ke neraka yang akan gadis itu hadapi, tetapi menyesal karena dia belum sempat meniduri gadis ini sebelum mengirimkannya ke kamar Bos Walker.
“Mana aku berani. Aku memilikimu yang jauh lebih seksi daripada Valerie. Oke, kita sudah selesai melaksanakan perintah Nona Muda dan bisa pergi sekarang juga,” bujuk si pemuda dengan senyum kecil.
Si pemuda segera menarik gadis galak itu untuk pergi menjauh, mereka tidak ingin Bos Walker datang dan mendapati mereka berdua masih ada di sana. Nona muda yang mereka maksud telah mengatur semuanya, mereka hanya memastikan Valerie terbius dan mengirimkannya ke kamar ini, setelahnya bukan lagi urusan mereka berdua.
“Kau ingat itu. Orang ini adalah seorang jalang, jangan memikirkannya lagi atau aku tidak akan memaafkanmu. Kau adalah kekasihku, bukan milik gadis jalang itu!!!” papar si gadis itu lagi.
“Oke…oke… aku akan mengingatnya. Ayo kita pergi sekarang!!” ajak si pemuda.
Suara mereka berdua semakin samar-samar terdengar setelah mereka pergi dari kamar itu. Saat pintu kamar hotel di depan sana terdengar tertutup, sosok gadis cantik yang tidak sadarkan diri di atas tempat tidur tadi tiba-tiba membuka kedua matanya, memperlihatkan sepasang mata biru langit yang begitu cemerlang.
Gadis cantik yang katanya dibius oleh dua orang tadi tidak sepenuhnya tertidur, pandangannya sedikit kabur karena efek obat itu masih ada dalam tubuhnya. Dia masih tersadar karena kontrol dirinya yang sangat kuat memaksa dirinya untuk tidak larut oleh efek obat bius yang diberikan padanya.
Perlahan-lahan kesadaran gadis cantik itu kembali pada dirinya, pengaruh obat bius yang diberikan padanya mulai memudar.
“Brengsek,” umpat gadis cantik itu. Suaranya yang merdu dan lirih itu pun terdengar dalam kamar hotel tempatnya berada.
Valerie Meyer menatap langit-langit kamar hotel mewah tersebut, kemudian dia menoleh ke arah gaun biru yang melekat pada tubuhnya. Gaun biru yang dikenakan Valerie terasa sangat asing tetapi secara bersamaan menggugah ingatan terdalam yang gadis itu miliki.
“Apa ini artinya aku kembali lagi?” tanya Valerie, dia menepuk kedua pipi lalu melihat dua tangannya.
Kabut delusi yang menyelimuti otak Valerie memudar, semua ingatan yang terkubur pun kembali dia ingat. Gaun biru yang tengah dikenakannya adalah gaun yang melekat pada tubuhnya untuk terakhir kalinya di kehidupan pertama.
Gadis itu masih ingat kalau di kehidupan pertamanya Valerie juga terbangun pada saat-saat seperti ini. Dia mendapati dirinya diberikan kepada Bos Walker, seorang CEO perusahaan real estate besar yang telah berusia lima puluh tahun dan terkenal sangat mesum. Bos Walker menyukai bermain dengan gadis-gadis muda seperti Valerie, bahkan dia tidak segan untuk menyiksa mereka sampai mati demi kesenangannya.
Valerie menoleh ke arah kaca jendela yang tidak jauh dari sana, dari pantulan kaca dia melihat sosok seorang gadis muda dengan paras cantik balik menatapnya. Rambut panjang bergelombang berwarna kecokelatan, lalu sepasang mata biru langit itu. Paras yang begitu familier untuknya menatap Valerie balik dari pantulan kaca jendela.
“Ini adalah dunia asalku, di mana seharusnya aku berada,” gumam Valerie kepada dirinya sendiri. Ada rasa penuh ketidakpercayaan muncul dalam hatinya, tetapi perasaan tersebut perlahan-lahan berubah menjadi sebuah keyakinan.
Valerie mengalami apa yang namanya reinkarnasi, dia kembali ke kehidupan awalnya setelah mengalami sebuah tragedi yang merenggut nyawanya di tempat pertama. Dan malam ini adalah awal mula tragedi dalam hidup Valerie terjadi.
Gadis yang mengatakan Valerie sebagai ‘jalang’ barusan adalah Jennifer, sahabat baik Valerie. Lalu pemuda yang bersama dengan Jennifer adalah Andy, kekasih Valerie yang sudah bersama dengannya sejak dua tahun yang lalu. Di kehidupan pertamanya, Valerie yang bangun telat pada waktu itu tidak mendengarkan pembicaraan Andy dan Jennifer beserta rencana mereka untuknya, tetapi hal itu berbeda sekarang ini.
Tidak ada yang menyangka kalau sahabat baik dan kekasihnya akan mengkhianati Valerie seperti ini. Mereka tega menjualnya kepada seorang bos mesum untuk dijadikan mainan.
Kalau Valerie yang mengetahui fakta ini adalah dirinya yang masih lugu dan tidak mengalami pahitnya tragedi yang melanda dirinya, kemungkinan besar Valerie akan merasa sedih karena pengkhianatan dua orang terdekatannya tersebut. Tetapi yang berada sekarang adalah Valerie yang telah mengalami reinkarnasi sebanyak dua kali, tiga kali dengan sekarang ini.
Valerie memejamkan kedua mata, dia mengambil napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Ketika Valerie membuka kedua matanya kembali, sepasang mata biru langit yang selalu terlihat lugu dan begitu bersih tersebut berubah menjadi dingin.
Namun semuanya belum terlambat, Valerie mengatakannya dalam hati. Dia bisa memberi mereka pelajaran yang tidak akan terlupakan nantinya. Tuhan memberinya kesempatan kedua untuk kembali hidup di dunia ini, tidak ada yang menyangka kalau Valerie akan terlahir kembali pada malam kejadian yang akan menewaskan dirinya terjadi.
Sebelum Valerie bisa berpikir jauh lagi, suara pintu terbuka dari depan mulai terdengar, lalu diikuti oleh langkah kaki yang terburu-buru datang ke sini. Valerie kembali memejamkan mata, berpura-pura tidur layaknya orang yang masih tidak sadarkan diri.
Area pinggir tempat tidur tertekan, seseorang duduk di sana dan tengah menatap Valerie dengan sepasang mata panas. Aroma alkohol yang cukup menusuk hidung juga tercium, bahkan napas yang begitu memburu dari orang itu tidak luput dari pendengaran tajam Valerie.
Dalam hati Valerie mengernyit penuh jijik, orang ini tidak lain adalah Bos Walker yang ingin menidurinya. Bos Walker adalah orang yang membuatnya terjun dari jendela untuk menjaga kesuciannya pada waktu itu.
“Gadis ini cantik sekali, begitu berbeda dengan orang-orang yang pernah kutiduri sebelumnya. Tubuh molek ini pasti nikmat sekali, aku sudah tidak sabaran lagi untuk menyentuhnya,” seru Bos Walker.
Wajah Bos Walker yang berminyak dan bengkak akibat lemak yang tertimbun kini merona merah, dan sepasang mata miliknya diselimuti oleh nafsu yang tidak lagi terbendung. Pria tua berbadan gemuk itu merasakan gairahnya memuncak ketika melihat sosok Valerie yang terbaring di atas tempat tidurnya.
Karena tidak sabaran untuk menyentuh gadis cantik ini, Bos Walker pun mengulurkan tangan ke depan untuk mengoyak gaun biru yang melekat di tubuh Valerie.
Sebelum tangan itu menyentuh gaun Valerie, sebuah tangan dengan jari lentik menggenggam pergelangan tangan Bos Walker, membuat sang bos terkejut setengah mati. Tangan itu begitu mungil bila dibandingkan dengan milik Bos Walker yang jauh lebih besar, namun yang begitu mengejutkan Bos Walker adalah cengkeraman tangan itu begitu kuat sampai dia tidak bisa melepaskannya.
Bos Walker meringis kesakitan, cengkeraman tangan yang begitu erat dan kuat tersebut memiting tangannya dengan sempurna, dan si pemilik tangan yaitu Valerie kini bangkit dari posisi tidurannya di atas tempat tidur.
“Apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganku aawww…..” jerit Bos Walker kesakitan.
Wajah berminyak milik sang bos meringis, mengungkapkan ekspresi penuh sakit akibat cengkeraman yang kuat dan terasa hampir mematahkan tangannya tersebut.
Bos Walker ingin berontak. Akan tetapi sosok gendut yang hanya tahu bersenang-senang saja tidak bisa dibandingkan dengan Valerie yang lebih muda dan enerjik. Walaupun tubuh Valerie jauh lebih lemah sekarang ini, tetapi dia tidak memiliki masalah untuk menghadapi Bos Walker yang mesum ini.
“Apa kau tahu siapa aku? Aku bisa membuatmu menderita. Akh.. akh.. akhh….” Ucapan yang keluar dari mulut Bos Walker terpotong oleh rintihan sakit. Wajahnya pucat dan bibirnya membiru. “Lepaskan… lepaskan… tanganku sakit!!!”
Valerie menendang Bos Walker dan membuat tubuh besar itu terlempar sejauh dua meter ke depan. Gadis itu beranjak dari tempat tidur, dia mengambil sebuah botol anggur yang terletak di atas meja nakas dan memecahkan ujung bawahnya. Warna merah anggur menghiasi area tajam botol yang tidak rata tersebut.
“James Walker, 58 tahun, seorang pengusaha di bidang real estate dengan omset lebih dari 200 juta dollar per tahun,” kata Valerie untuk pertama kalinya. Suara gadis itu begitu dingin seperti sebuah es yang tidak bisa melumer, tetapi dalam dinginnya es tersebut tersimpan sebuah nyala api yang membara.
Bos Walker yang ditatap oleh Valerie seperti itu langsung berkeringat dingin. Nafsu yang dimilikinya saat melihat Valerie pertama kali langsung menghilang entah ke mana, tergantikan oleh perasaan was-was yang berujung pada kekhawatiran. Dia melihat gadis itu berjalan ke arahnya dengan membawa pecahan botol anggur yang pinggirannya sangat tajam.
Valerie mengarahkan pecahan botol yang dipegangnya ke arah Bos Walker. Bibirnya menyunggingkan sebuah senyum miring, penuh dengan ancaman kalau Valerie tidak akan segan untuk melukai pria itu kalau dia menemukan Bos Walker mencoba untuk melawan.
“Bos Walker sama sekali tidak tahu malu, ingin menyentuh seorang gadis muda yang usianya pantas menjadi putrimu. Apakah ini yang disebut sebagai hilangnya moral manusia?” sahut Valerie.
Wajah Bos Walker memerah, matanya yang terlihat kecil akibat tertimbun lemak pipi menatap sosok Valerie dengan penuh amarah. Mulut gadis kecil ini sangat busuk, dia tidak akan memberi gadis ini ampun ketika sang gadis jatuh ke tangannya, pikir Bos Walker.
Valerie mengabaikan tatapan Bos Walker yang diberikan padanya. Langkah kaki Valerie tidak terburu-buru, pecahan botol di tangannya diayunkan perlahan-lahan layaknya sebuah mainan. Bos Walker yang melihat pecahan botol di tangan Valerie merasa ngeri.
“Apa kau mengetahui hal menarik apa yang kutemukan mengenai dirimu, Bos?” tanya Valerie setengah menggoda.
Bos Walker menelan ludah, sebuah perasaan tidak enak tiba-tiba saja muncul dalam hatinya saat pertanyaan itu dilontarkan padanya. Dan kilatan jenaka yang muncul di kedua mata biru langit milik Valerie semakin membuatnya takut.
“A-apa??” Bos Walker terbata ketika menjawab pertanyaan Valerie.
“Sepuluh tahun lalu untuk menutupi kegagalan proyek yang dibangun di sebelah utara Milford, Bos Walker tidak segan untuk menyuap pihak administrasi pembangunan kota. Manajemen perusahaan yang Bos Walker pimpin bisa dikatakan terlihat bagus tetapi bagian dalamnya sangat memprihatinkan. Penyuapan, korupsi, dan juga penunggakan pajak tahunan semuanya lengkap di dalamnya,” jelas Valerie, dia menjabarkan semua rahasia kotor dalam perusahaan real estate yang dimiliki Bos Walker.
Wajah pria itu memucat, kedua mata kecilnya juga membulat sempurna saat satu per satu rahasia yang perusahaannya miliki keluar dari mulut Valerie. Bagaimana gadis itu bisa tahu?
“Ahh… itu hanya sebagian kecilnya saja. Kehidupan pribadi Bos Walker sendiri juga penuh dengan warna, sampai aku yang mengetahuinya saja merasa ‘kagum’ dan memberikan tepuk tangan padamu,” imbuh Valerie.
Pecahan botol tajam diayunkan dengan begitu santai oleh Valerie, dan jarak bagian tajam tersebut kurang dari sepuluh sentimeter dari hidung Bos Walker. Ketika pria itu mencoba untuk menghindar dengan berjalan ke belakang, punggungnya bersentuhan langsung dengan dinding, dia tidak bisa menghindar lagi.
“Jangan main-main, yang kau ucapkan itu hanyalah omong kosong belaka. Kau tidak bisa menuduhku tanpa ada bukti yang jelas!!” sanggah Bos Walker yang mencoba untuk membela diri.
Jangankan merasa terpojok, senyum di bibir Valerie terlihat melebar, kemudian kilatan di kedua manik seindah birunya langit itu pun bertambah cemerlang.
“Bagaimana mungkin aku tidak mempunyai bukti, firewall di komputer perusahaan Bos Walker sangat mudah untuk dibobol dan aku menemukan banyak hal menarik di sana. Aku bisa mengirimkannya pada emailmu sekarang juga,” ujar Valerie dengan santai.
Setelah Valerie menyelesaikan kalimatnya, dia mengucapkan sebuah perintah dalam hati.
“Glory, kirimkan beberapa barang bukti yang kau ambil dari komputer pribadi pria tua ini ke emailnya sekarang!” pinta Valerie kepada Glory.
Glory adalah sebuah sistem yang telah menemani Valerie dalam petualangannya di beberapa dunia setelah gadis itu tewas di kehidupan pertamanya. Dan sistem tersebut masih melekat pada jiwanya setelah Valerie berhasil menyelesaikan misi terakhir dan kembali ke dunia asalnya ini.
Bos Walker tidak percaya dengan ucapan Valerie, dia beranggapan gadis itu hanya menggertak dirinya. Namun suara denting dari ponsel pintarnya mengubah segalanya, itu adalah suara notifikasi untuk memberitahukan kalau sebuah email masuk padanya. Pria itu mengambil ponsel pintarnya dari dalam saku celana, tetapi untuk membukanya dia masih ragu.
“Ayo dibuka!” bujuk Valerie. “Bos Walker tidak perlu malu.”
Dengan tubuh yang bercucuran keringat dingin serta hati yang begitu dingin, Bos Walker yang masih gemetaran pun membuka email yang barusan diterimanya di kotak masuk. Sebuah file singkat tercantum dalam email itu, dan ketika Bos Walker membaca email itu, dia merasa tubuhnya seperti jatuh dalam air es yang begitu dingin.
Sebagian kecil bukti penggelapan, korupsi, penunggakan pajak perusahaan beberapa tahun terakhir, dan masih banyak lagi tertera di sana. Bagaimana bisa gadis ini mendapatkan semua bukti ini? Bukankah seharusnya bukti-bukti yang bisa membahayakan perusahaan dan dirinya sudah dihancurkan?
Apabila semua ini jatuh ke pesaing perusahaannya apalagi pihak berwenang dari pemerintahan, Bos Walker sangat yakin dirinya akan berakhir dan perusahaan yang dia bangun mulai dari awal akan mengalami kebangkrutan.
Bukti penggelapan dan lain sebagainya yang Bos Walker terima tersebut jauh lebih efektif untuk membuatnya takut ketimbang pecahan botol tajam yang diacungkan padanya.
Kedua tangan Bos Walker bergetar, wajahnya pucat pasi seperti orang yang ingin pingsan saat itu juga, dan jantungnya berdetak begitu cepat. Dia ingin pingsan, menganggap semua ini tidak lebih dari sebuah mimpi buruk yang akan hilang ketika terbangun.
“Kalau Bos Walker berpikir untuk menghapus semua bukti-bukti dari sistem komputer perusahaan, aku sarangkan kau urungkan niat itu. Aku sudah mendownload semuanya, yang kukirimkan itu adalah versi sederhananya. Bos Walker bisa membayangkan bagaimana versi lengkapnya dan apa yang terjadi bila semua itu tersebar ke publik,” ujar Valerie.
Ucapan Valerie membuat Bos Walker kembali pada kenyataan, niatnya untuk menghapus semua bukti kejahatannya dari sistem komputer langsung ciut. Dia menatap gadis cantik bergaun biru di depannya itu dengan tatapan penuh ketidakpercayaan, bibirnya merengut dan ingin tertawa penuh ironi, namun ekspresi Bos Walker jauh lebih jelek dibandingkan ekspresi menangisnya.
“Ba-bagaimana kau bisa mendapatkan semua ini???” tanya Bos Walker, napasnya tercekat dan membuatnya hampir sulit bernapas akibat kejutan demi kejutan yang diterimanya.
Valerie meletakkan telunjuk kirinya di depan bibir, sementara tangan kanannya masih bergeming di tempat di mana dia tetap menodongkan pecahan botol di hadapan Bos Walker.
“Hush… kau tidak perlu tahu dari mana aku bisa mendapatkannya. Yang terpenting di sini, semua bukti sudah bisa Bos Walker lihat. Aku harap Bos Walker adalah orang yang bijak dan tahu mana yang harus dia pilih,” jawab Valerie.
“Apa yang kau inginkan?” tanya Bos Walker, pada akhirnya dia menyerah.
Bos Walker menyesal karena menuruti hawa nafsunya. Apabila Bos Walker tidak tergoda oleh bujukan anak bau kencur untuk bersenang-senang dengan seorang gadis yang sudah disiapkannya demi proyek, maka dia tidak akan berada dalam situasi seperti sekarang ini.
Tidak hanya Valerie tidak segan untuk melukainya, gadis ini juga memiliki bahan bukti yang bisa menghancurkan perusahaannya. Apabila Bos Walker bisa keluar dari kamar hotel ini dengan selamat, dia akan membuat perhitungan dengan rekan bisnisnya tersebut. Proyek yang ditawarkan pada Bos Walker oleh orang itu akan dia tolak, dia tidak suka dipermainkan seperti ini.
“Aku senang berunding dengan orang pintar seperti Bos Walker.” Valerie tertawa kecil, seolah-olah hal yang dia dengar barusan adalah sesuatu yang sangat lucu. Tidak sekali pun Valerie terlihat seperti seorang korban yang dikirimkan untuk menemani bos-bos mata keranjang seperti Bos Walker, tetapi lebih mirip seperti seorang iblis yang merenggut jiwa seseorang seraya tersenyum manis.
“Yang kuinginkan dari Bos Walker bukanlah sesuatu yang sulit. Bos Walker bisa melakukannya, bahkan dengan memejamkan mata sekali pun,” tambah Valerie.
“Katakan saja, Nona. Apa yang kau inginkan dariku? Kalau aku bisa melakukannya, aku tidak akan menolaknya,” ujar Bos Walker. Dia tersenyum canggung, mencoba untuk tidak merasa takut tetapi percuma.
“Aku ingin Bos Walker mematuhi semua perintahku, tidak ada pengecualian. Kalau Bos Walker tidak ingin perusahaannya mengalami kebangkrutan dan kau berdiam di balik jeruji besi, aku yakin Bos Walker bisa melakukannya dengan baik,” kata Valerie lagi.
Sorot mata biru langit tersebut terlihat begitu berbahaya, seperti sebuah belati tajam yang siap menikam sosok bos mesum tersebut. Karena Bos Walker masih sayang nyawa, pria itu langsung mengangguk dengan penuh antusias.
“Baik… baik… tidak masalah. Aku akan mematuhi semua perintah Nona,” putus Bos Walker.
Yang bisa dilakukan oleh Bos Walker adalah membuat Valerie senang untuk sementara. Setelah dia bisa keluar dari tempat ini, dia akan membuat perhitungan dengan gadis ini, salah satunya adalah membuat Valerie menyesal telah mengancam Bos Walker seperti sekarang.
PRAAANG….
Pecahan botol yang Valerie pegang dilemparkan oleh gadis itu ke arah Bos Walker membuatnya terbangun, benda itu menghantam dinding di belakang Bos Walker dan langsung pecah seketika. Beruntung sekali Bos Walker bisa segera menghindar karena refleknya yang cepat, kalau tidak begitu pasti kepalanya bocor akibat terkena pecahan botol yang dilempar ke arahnya.
Wajah pria itu semakin pucat pasi, dia tidak berani menatap ke arah Valerie dan hanya bisa berjongkok di atas lantai sambil memegang kepalanya menggunakan dua tangan.
Suara sepatu berhak tinggi yang membentur lantai terdengar. Bos Walker melihat sepasang kaki putih yang panjang dan mengenakan sepatu hak tinggi berdiri di depannya. Sebelum hatinya tergelitik akibat pesona kaki mulus itu, Bos Walker menemukan dirinya oleng ke samping dan rasa sakit menghantam dadanya. Bos Walker menemukan sebuah kaki bersepatu hak tinggi itu menekan dadanya, membuat Bos Walker hanya bisa berbaring pasrah di lantai dingin, tidak bisa bergerak.
“Aku sarankan kau tidak memiliki pemikiran yang aneh-aneh seperti mencoba untuk menghapus barang bukti yang ada atau melakukan pemberontakan. Aku memiliki seribu macam cara untuk menghancurkanmu, Bos,” ancam Valerie.
Gadis itu terlihat begitu dingin, tidak ada senyuman yang melintas di wajahnya seperti beberapa saat yang lalu. Baru kali inilah Bos Walker merasa terancam dan berpikir kalau situasinya jauh lebih berbahaya dari perkiraannya.
Valerie tidak memberi kesempatan pada Bos Walker untuk berpikir lebih jauh lagi, gadis itu menekan dada pria itu semakin keras menggunakan hak tinggi sepatunya, membuat Bos Walker kesakitan dan tidak berdaya di bawah sana.
“Maafkan aku… aku tidak berani untuk membangkang lagi. Kalau Nona memerintahkanku untuk pergi ke barat, aku tidak akan berani pergi ke timur mulai sekarang!!!” seru Bos Walker.
Melihat tidak ada kebohongan di wajah berminyak pria gendut itu, Valerie yang merasa puas pun melepaskan pijakan kakinya dari dada Bos Walker. Tidak lupa dia menendang pria itu sekali lagi sebelum mengambil jarak dari sosok yang memaksanya mati di kehidupan pertamanya.
“Aku ingin tahu siapa yang menyuruh Bos Walker ke tempat ini,” tunjuk Valerie.
“Seseorang menghubungiku untuk datang ke sini dan katanya telah mempersiapkan sebuah hadiah untukku. Orang itu juga mengatakan hadiah yang dimaksud adalah ucapan terima kasih karena aku mau menerima proyek yang William Meyer ajukan beberapa waktu yang lalu padaku!!” Bos Meyer memberikan pengakuan.
Valerie terdiam, dia bukanlah orang bodoh yang tidak mengerti maksud ucapan Bos Walker. Seseorang menjebaknya, dan semua ini berhubungan dengan proyek yang ditawarkan kepada Bos Walker oleh William. Mendengar hal itu, kedua mata Valerie kembali berkilat tajam.
“Hal pertama yang perlu kau lakukan adalah menolak proyek yang ditawarkan oleh William Meyer. Apapun yang William lakukan untuk mendapatkan persetujuan darimu, aku ingin Bos Walker menolaknya tanpa terkecuali,” perintah Valerie. “Untuk selebihnya, aku akan menghubungimu nanti. Aku harap Bos Meyer bisa menjadi orang pintar dan tidak mencoba-coba kesabaranku. Aku bukanlah orang yang sabaran.”
Tanpa memberikan kesempatan pada Bos Walker untuk mencerna kalimat yang diberikannya, Valerie yang tidak ingin berlama-lama bersama orang ini pun langsung beranjak pergi dari tempat itu. Dia tidak peduli kalau Bos Walker masih kesakitan atau merasa bingung dengan perintahnya, Valerie memutuskan untuk keluar dari kamar hotel tersebut.
Setelah Valerie keluar dari kamar hotel dan bersiap untuk pergi dari hotel ini, tiba-tiba saja kedua kaki Valerie terasa lemas. Valerie hampir terjatuh kalau dia tidak sigap berpegangan pada dinding di lorong hotel.
Tidak hanya kakinya yang melemas, tubuhnya pun juga terasa begitu panas dan juga tidak nyaman. Napas gadis itu tersengal-sengal, wajahnya pun juga merona merah.
“Glory, apa yang terjadi??” tanya Valerie kepada sebuah sistem yang telah menemaninya sejak dia mati di kehidupan pertama dan ikut dengannya sampai sekarang.
Tubuh Valerie panas sekali. Dia merasa gairahnya meluap-luap dan hampir membuatnya melihat gelap.
“Valerie, sistem ini mendeteksi adanya aphrodisiac dengan dosis tinggi dalam tubuhmu. Dan pengaruh obat itu kini mulai bekerja,” jawab sang sistem dengan kode Glory tersebut.
Aphrodisiac? Obat perangsang? Kedua mata biru langit Valerie membulat sempurna, shock dengan penemuan yang Glory beritahukan padanya. Namun kemampuan berpikir Valerie tidak bisa berfungsi untuk sementara karena rasa panas dalam tubuhnya semakin menjadi-jadi, membuatnya semakin tidak nyaman.
Napas Valerie memburu, api yang begitu membara seperti membakar tubuhnya dari dalam, membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Apabila kendali dirinya tidak kuat, sudah pasti Valerie akan menggeliat di atas lantai dingin untuk mencari sesuatu yang bisa membuat nyaman tubuhnya. Gairahnya yang meletup-letup juga menjadi masalah bagi Valerie, karena aphrodisiac inilah Valerie tahu kalau dirinya tengah terangsang hebat dan membutuhkan pelepasan.Keningnya dipenuhi oleh peluh, Valerie menghapusnya menggunakan lengan. Tidak jarang dia meremas rok gaun yang dikenakannya untuk mencoba membuat tubuhnya lebih rileks, sayangnya usaha tersebut tidak membuahkan hasil.“Glory, apa minuman yang Jennifer berikan padaku mengandung aphrodisiac selain obat tidur?” tanya Valerie dalam hati, ditujukan kepada Glory.[99% aphrodisiac yang ada dalam tubuhmu berasal dari minuman yang kau konsumsi, Valerie. Kita berdua baru saja kembali ke dunia ini di kamar hotel tadi, sehingga sistem ini tidak bisa memberikan h
Kamar 1709 adalah kamar yang sebenarnya dipesan oleh Glory untuk Valerie. Kalau saja pelayan hotel tidak membuat kesalahan dalam memberikan kunci kamar, sudah pasti insiden semalam tidak akan terjadi pada Valerie. Meskipun demikian, Valerie tidak memiliki penyesalan barang sedikit pun. Kalau bukan pemuda misterius yang tidur dengannya, kemungkinan besar dia akan menggunakan jasa gigolo yang sudah dipesankan oleh Glory untuknya.Setidaknya orang yang tidur dengannya sangat tampan, Valerie merasa tidak rugi. Tidak hanya itu juga, sang pemuda juga begitu antusias sampai hampir membunuh Valerie di tempat tidur.Valerie bersyukur tidak ada orang yang mengenalinya mengetahui hal ini, mau ditaruh di mana mukanya kelak kalau semua ini diketahui oleh mereka. Biarkan apa yang terjadi semalam menjadi rahasia.Karena kamar 1709 masih dipesan atas namanya, setelah keluar dari kamar 1708 Valerie segera masuk ke kamar hotel itu. Gadis itu menelepon pihak hotel untuk membelikan pakaian untuknya, tida
Bibir Valerie membentuk garis datar, keningnya mengernyit sesaat, dan kedua tangan gadis itu juga mengepal dengan erat. Wajahnya tidak menunjukkan emosi apapun, namun sepasang manik biru langit miliknya tersebut sudah cukup untuk memperlihatkan apa yang tengah dia rasakan. Valerie merasa kesal, seperti sebuah api besar yang terkurung dalam gunung es kembali tersulut dan ingin menghancurkan sesuatu.“Terus… nikmat sekali!!” Suara pekikan seorang perempuan terdengar lagi dari dalam.Tidak hanya suara seorang perempuan yang mendesah dengan panas terdengar dari dalam, sayup-sayup Valerie juga mendengar suara seorang pemuda bersamaan dengan suara desahan itu.“Sial… kau seksi sekali!!!”Andy! Nama itu muncul dalam benak Valerie.Valerie tahu Andy mengkhianatinya, pemuda itu berselingkuh dengan mantan sahabat baik Valerie di belakangnya, padahal Valerie dan Andy telah menjalin hubungan selama dua tahun. Valerie tidak tahu kapan pastinya hubungan gelap Andy dimulai, apakah barusan atau lebih
Di sebuah ruang kantor yang berukuran besar dengan desain modern minimalis dan terkesan dingin, seorang pemuda terlihat berdiri di depan jendela. Kaca jendela dengan ukuran besar dari langit-langit ruangan sampai ke lantai membuat pemandangan yang tersaji di belakangnya terlihat begitu jelas, bahkan dari sana pula pemuda itu bisa melihat betapa ramainya jalanan dan kendaraan yang berukuran begitu kecil di luar sana. Semuanya terlihat seperti semut kecil di bawah gedung bertingkat tersebut. Pemuda itu bergeming di tempat, wajah tampannya dengan ekspresi yang begitu tenang tidak menampakkan emosi apapun, begitu pula dengan sepasang mata kelabu yang terlihat di balik lensa kacamata yang dikenakannya. Pemuda ini adalah sosok yang tidak bisa dijangkau oleh siapapun, bahkan oleh orang yang mengaku dekat dengannya ataupun mereka yang sering bertemu dengannya. Si pemuda memiliki paras yang sangat tampan dan mampu membuat para wanita yang melihatnya tergoda padanya. Akan tetapi, semua hal it
Suara itu bagaikan mimpi buruk bagi Valerie di masa lalu. Gadis itu berjengit sesaat kala namanya dipanggil, reaksi tubuhnya jauh lebih jujur ketimbang kata hatinya.“Kelayapan ke mana saja kau ini?? Aku sudah menunggu lama di depan apartemen bobrokmu!!” keluh Regina, dia menyilangkan kedua lengan di depan dada seraya memberi Valerie sebuah tatapan yang bersifat ancaman.Regina Meyer, kakak perempuan Valerie yang berbeda ibu dengannya adalah anak perempuan kesayangan Tuan Meyer. Apabila dibandingkan dengan Valerie, maka Regina adalah buah hati yang begitu disayang dan dimanja dalam Keluarga Meyer, karena itulah sifat Regina menjadi sangat angkuh dan semena-mena, menganggap dirinya yang paling berkuasa dan yang lainnya harus tunduk padanya.Walaupun Regina memiliki sifat yang buruk, di mata Tuan Meyer dan Keluarga Meyer lainnya gadis itu tidak lebih dari anak kecil yang manis. Regina memiliki wajah cantik yang imut, kemudian dia juga pandai mengambil hati orang lain dengan tingkahnya y
“Akkkh!!!!” Suara teriakan yang melengking tinggi terdengar, menyuarakan kepanikan yang berasal dari mulut Regina. Wajah Regina pucat pasi, keringat dingin mengucur deras di punggung, dan kedua matanya terbuka lebar seraya menatap Valerie dengan penuh horor. Mulutnya yang tadi mengucapkan sindiran tajam dan menusuk ke arah Valerie, kini hanya bisa terbuka sebelum menutup layaknya seekor ikan. Regina tidak bisa mengatakan apa-apa karena rasa takut yang masih menyelimuti dirinya. “Kau… kau….” Ucapan penuh getar itu terbata-bata, tidak bisa menyusun kalimat yang lengkap. Regina mengangkat dagu, melihat ke arah Valerie dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. Sesaat setelah Regina menghina mendiang ibu kandung Valerie, entah karena kerasukan apa Valerie melemparkan sepatu hak tinggi yang dikenakannya ke arah Regina. Andaikata Regina tidak segera menghindar, bisa dipastikan ujung runcing hak tinggi dari sepatu yang Valerie lempar akan mengenai kepalanya. Celakanya lagi, Regina yang mela
“Tidak ada banyak barang yang harus dibereskan, sehingga proses pindahan kali ini jauh lebih sederhana dari yang kukira sebelumnya,” ujar Valerie kepada diri sendiri. Gadis itu melirik ke arah jendela kamar dan menemukan matahari sudah mulai condong ke barat, tidak terasa waktu berputar begitu cepat ketika dia melakukan pekerjaan singkat yang bernama membereskan barang. Valerie menarik kedua tangan ke atas, melepas penat yang menyelimuti dirinya sejak tadi. Setelah dia merasa tubuhnya rileks, barulah Valerie merasa sedikit lapar, makanan terakhir yang dia lahap adalah waktu sarapan tadi dan itu semua sudah berlalu berjam-jam yang lalu. “Glory, apa kau ada rekomendasi restoran yang bagus untuk makan malam hari ini?” tanya Valerie kepada sistemnya yang begitu multifungsi. [Ada banyak restoran yang terdaftar di Milford, mulai dari restoran dengan cita rasa autentik sampai mancanegara, dari yang kaki lima sampai restoran sekelas Michelin berbintang.] Valerie menyentuh dagunya, berpiki
Apa yang kamu lakukan ketika bertemu dengan orang asing yang dulu pernah tidur denganmu dan kamu anggap pula sebagai seorang gigolo? Pertanyaan itu langsung terngiang dalam kepala Valerie. Dia merasa kikuk, sedikit bersalah, dan juga malu pada saat yang sama. Rasa malu yang Valerie miliki sedikit bertambah saat dia mendapati sepasang mata kelabu dari wajah tampan itu mengamatinya dengan lekat, dan apakah itu sebuah keterkesanan yang Valerie lihat di kedua mata itu? Valerie mengedipkan mata, dia berdehem sesaat sebelum keteguhan hatinya membuat perasaan malu yang tadi memuncak kembali tertarik ke belakang. Untuk apa Valerie merasa malu, pada dasarnya pergulatan di atas ranjang saat itu tidak hanya dirinya saja yang berpartisipasi, pemuda di depan Valerie ini juga sangat antusias sampai hampir membunuhnya waktu itu. Mengingat hal itu sebenarnya membuat Valerie sedikit merasa marah. “Kau tidak perlu takut aku akan menculikmu, aku hanya ingin berbicara denganmu mengenai waktu itu,” kata
“Cedric, apa kau tahu siapa sopir di mobil box yang mencoba membunuh kita pada waktu itu?” Pada akhirnya Valerie melontarkan pertanyaan itu kepada Cedric, berharap sang pemuda bisa memberinya jawaban.Walaupun sebenarnya Valerie tahu identitas dan motif sang sopir mobil box yang mencoba membunuh mereka —terutama dirinya— pada waktu itu, Valerie ingin tahu jawabannya dari mulut Cedric sendiri. Mengingat Cedric memiliki koneksi yang kuat dan dia bisa dengan mudah mendapatkan informasi yang lebih lengkap dibandingkan dirinya, Valerie memutuskan untuk menanyakan hal itu pada suaminya. Dugaan Valerie tepat, Cedric tidak membuatnya menunggu lama, pemuda itu menganggukkan kepala sebagai jawaban positif.“Aku sudah mengurus semuanya. Orang yang berniat membunuh kita pada waktu itu adalah Bryan Mort, dan motifnya melakukan percobaan pembunuhan adalah uang. William Meyer, kakakmu, menyuruh Mort untuk membunuhmu dengan memberikan imbalan 200.000 dollar. Setelah polisi menangkap Mort di kediaman
“Nggh…”Erangan kecil yang tertahan terdengar dalam ruangan itu. Si pemilik suara yang telah tertidur sejak beberapa hari lalu pun mulai tersadar. Kedua matanya yang tertutup bergerak beberapa saat, kemudian mereka terbuka sedikit demi sedikit dan memperlihatkan sepasang mata biru langit yang begitu cemerlang. Si pemilik mata itu, Valerie, mengerjapkan matanya untuk beberapa saat untuk mengusir rasa lelah yang ia miliki.Pandangannya sedikit buram, membuatnya tidak bisa melihat dalam beberapa detik ke depannya. Hal ini tidak membuat Valerie panik, gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, dan kurang dari dua menit kemudian perlahan-lahan penglihatannya pulih.Hal pertama yang bisa Valerie lihat adalah warna putih. Warna itu mendominasi tempat di mana Valerie berada, bahkan perabotannya pun juga didominasi oleh warna putih. Aroma alkohol yang Valerie cium membuatnya tahu ada di mana dirinya sekarang. Gadis itu mengangkat tangan kiri, di sana ia menemukan adanya selang IV terhubung
Dalam waktu singkat, luka toreh di kening Cedric yang tadinya masih mengucurkan darah segar kini mulai tersegel, dan tidak menunggu waktu lama luka tersebut mengering —hanya meninggalkan bekas darah. Selain itu, wajah Cedric kembali berseri, suhu tubuhnya juga kembali normal, dengan begini Valerie harap trauma di kepalanya pulih setelah pemuda itu mengonsumsi setengah waktu kehidupan yang Valerie berikan padanya.[Analisa yang sistem ini lakukan sudah selesai. Kesehatan Cedric bertambah dan mencapai 80% setelah mengonsumsi waktu kehidupanmu. Trauma di kepalanya juga berangsur-angsur pulih, begitu pula dengan pendarahan di otaknya mulai menghilang. Kita tinggal menunggu waktu saja sampai dia bangun.]Valerie mengembuskan napas lega, gadis itu menganggukkan kepalanya sebagai balasan singkat atas informasi yang Glory berikan padanya. Kondisi Cedric sudah stabil dan tidak lagi berada dalam bahaya seperti sebelumnya, kali ini Valerie benar-benar merasa puas karena memiliki waktu kehidupan
Setelah keningnya menghantam dashbor dengan keras saat mobil terjun ke sungai, pandangan Valerie menggelap, kesadaran gadis itu menghilang selama tiga menit lamanya. Dalam kurun waktu yang singkat itu, mobil yang ditumpangi oleh Cedric dan Valerie tenggelam ke dasar sungai. Bagian body mobil penyok, area depan—belakang juga ringsek dan hampir tidak berbentuk. Beruntungnya kaca jendela mobil yang telah digantikan dengan kaca anti-peluru tidak pecah, sehingga air dari sungai tidak masuk ke dalam dan masih memberikan udara bagi kedua penumpang yang berada di dalamnya.[Valerie…]Sebuah suara memanggil nama Valerie. Suara itu terdengar panik dan terburu-buru, kepanikan yang dimiliki oleh sang sistem tersebut membuat kesadaran Valerie perlahan-lahan kembali pada tubuhnya.[Valerie, ayo bangun! Valerie!!]Lagi-lagi namanya dipanggil. Valerie mengernyitkan kening, kemudian desisan kecil ikut keluar dari bibirnya. Kedua mata Valerie tertutup mulai bergerak, lalu perlahan-lahan terbuka setelah
“Orang ini benar-benar nekat. Bagaimana mungkin ada orang yang berani melakukan percobaan pembunuhan di tempat ramai seperti ini?!!” Valerie mengatakan apa yang ada dalam pikirannya.Mobil yang mereka tumpangi berusaha untuk menghindari hantaman dari mobil box yang kini melaju di sebelah mereka. Beberapa kali Cedric memutar kemudi dan membantingnya, selain itu dia juga dengan cekatan menghandel gigi perseneling serta rem untuk menopang laju mobil. Melihat keahlian Cedric yang tengah mengemudikan mobil untuk bertahan hidup, Valerie bisa melihat kalau pemuda itu benar-benar ahli, bahkan tidak mustahil juga sebelum ini Cedric pernah melaju dalam trek balapan mobil ketika ia masih remaja.Tubuh gadis itu hampir terbanting kembali kalau bukan karena sabuk pengaman yang dikenakannya. Hantaman yang diberikan oleh mobil box itu diterima telak oleh mobil yang mereka tumpangi, Cedric tidak bisa menghindarinya, akan tetapi ia cukup cerdik untuk menambah laju kecepatan sehingga mobil mereka tidak
Ketika bulan Desember datang, musim dingin juga ikut datang bersamanya. Hampir tiap hari salju turun dari langit, butiran putih salju yang turun membuat warna Kota Milford menjadi lebih monoton dari biasanya, udara dingin pun juga terus menyerang sampai membuat orang enggan untuk keluar rumah atau sekedar menjalankan aktivitas mereka. Meskipun orang-orang ingin sekali meringkuk di bawah selimut untuk mencari kehangatan, di akhir bulan Desember terdapat perayaan akhir tahun dan juga menyambut pergantian tahun yang dinantikan. Banyak orang merasa antusias dengan hal itu.“Tidak terasa pergantian tahun akan segera terjadi,” gumam Valerie. Napasnya menghembuskan kabut tipis di depan, gadis itu beberapa kali bermain-main membuat kabut tipis tersebut, seperti seorang anak kecil yang menemukan mainan baru. “Tahun baru ada di depan mata.”Dengan tubuh yang dibalut oleh jaket tebal warna lavender dan syal hangat terikat di leher, Valerie menjulurkan kedua tangan ke depan. Butiran salju jatuh d
“A-apa?” Mulut Valerie terbuka, begitu pula dengan kedua matanya yang membulat sempurna. Apakah yang barusan didengarnya sebuah halusinasi? Valerie tadi mendengar kalau Joseph Meyer akan berurusan dengan polisi, apakah itu benar?Cedric yang melihat istrinya hampir terjungkal akibat keterkejutan yang diterima pun dengan segera menangkap tubuh gadis itu. Satu lengan memeluk pinggang Valerie, lalu dengan cekatan Cedric menarik gadis itu ke arahnya sampai tubuh keduanya menempel pada satu sama lainnya. Napas lega terdengar dari sang pemuda kemudian, matanya yang sedikit menggelap itu berkilau penuh akan kepasrahan. Pemuda itu tidak pernah membayangkan kalau Valerie memiliki kecerobohan seperti ini.Apabila Cedric tidak segera menangkap Valerie dan membantunya, pastinya sekarang ini gadis itu akan jatuh tersungkur di atas tanah berumput yang tumbuh terawat di area taman. Walaupun rumput di sana bisa mengurangi rasa sakit, tetap saja rasa sakit dan bahkan luka akan muncul ketika terjatuh.
Cerita Valerie mengenai Joseph Meyer yang meneleponnya tadi siang dan bagaimana telepon tersebut berjalan hampir satu jam lamanya meluncur begitu saja dari mulut Valerie. Bukan hal umum lagi kalau Joseph tidak menyukai Valerie yang dikiranya adalah anak haramnya, bahkan sebelum ini dia juga tidak memiliki inisiatif untuk menghubungi gadis itu. Namun, ketika dirinya sudah berada di ujung tanduk, hal pertama yang Joseph lakukan setelah hal lainnya tidak berhasil dilakukan adalah mencari Valerie, dan lucunya juga panggilan yang dilakukan pria itu berlangsung cukup lama.“Dan kau tahu, hampir satu jam lamanya dia menyuarakan komplain terus-menerus mengenai Bowen, lalu dia juga mengatakan kalau seharusnya dirinya mendepak Bowen dari perusahaan sejak lama.” Valerie menceritakan kembali apa yang dia tangkap dari telepon Joseph tadi siang. Ia cukup bersemangat ketika melakukannya —berbagi gosip dengan Cedric, terutama dengan Cedric sendiri yang memilih untuk menjadi pendengar setia ceritanya,
[Kakak? Jangan bercanda. Valerie tidak memiliki kakak, terutama setelah fakta mengatakan dia bukanlah bagian dari Keluarga Meyer.]Sebelum Valerie bisa memberikan komentar mengenai hal itu, Glory terlebih dahulu menyuarakan hatinya. Valerie tersenyum kecil, hatinya tidak berombak sedikit pun, bahkan dirinya bisa dikatakan sangat senang serta menunggu untuk melihat sebuah drama terulas di depan matanya. Ia tidak perlu menjadi orang pintar untuk menebak identitas orang yang mengaku sebagai kakaknya, kelihatannya Regina terlalu bodoh sampai dia berlari lagi ke tempat Valerie dan meneriakkan keberadaannya di sana.Apakah gadis itu sudah lupa dengan jebakan gagal yang dirancangnya untuk Valerie tempo hari? Bahkan karena itu Regina harus mengorbankan bidak catur yang telah bersusah payah ia letakkan di samping Valerie. Tidak hanya gagal sebagai hasilnya, Keluarga Meyer pun harus berhadapan dengan Cedric yang ingin membalaskan dendam istrinya.Dan tidak lama setelah hal itu berlalu, Regina t